BIOFLOCK TECHNOLOGY AND SUSTAINABLE AQUACULTURE DEVELOPMENT MUHAR OKTIANDAR C151114111 Tugas Kuliah Pengembangan Akuakultur Lanjutan
Latar belakang Akuakultur memiliki peran penting dalam pengembangan banyak ekonomi nasional dan memainkan peranan penting dalam pembangunan pedesaan di Asia-Pasifik termasuk Indonesia Petani di kawasan Asia Pasifik memberikan kontribusi lebih dari 80 persen produksi perikanan budidaya dunia, dengan China memproduksi 50 persen produksi global (Haylor dan Bland 2001)
Latar belakang Pada tingkat global, akuakultur merupakan salah satu sektor makanan tercepat produksi tumbuh (9,6 persen / tahun dalam dekade terakhir), suatu fakta yang pada akhirnya akan mengubah cara yang dianggap sebagai makanan (Josupeit et al 2001.) Di Indonesia, produksi Akuakultur meningkat dari 994.962 ton (2000) menjadi 1,4 juta ton (2004) atau meningkat pada tingkat 10,36 persen per tahun
permasalahan Dampak perluasan produk perikanan: Kelestarian lingkungan Dampak perluasan produk perikanan: Kelestarian lingkungan Kualitas dan keamanan pangan Regulator
Permasalahan Ekpansi budidaya intensif di Taiwan telah menimbulkan masalah penyakit yang serius dan memburuknya kualitas air Penebangan hutan mangrove secara besar- besaran untuk dijadikan tambak juga telah menimbulkan gangguan atas keseimbangan ekologis disejumlah pesisir, menurunkan produktifitas perairan, dan membatasi daerah pemijahan (breeding ground) dan pengasuhan (nursery ground) jenis-jenis ikan penting dan kehidupan akuatik lainnya.
Permasalahan Di Australia, potensi kemungkinan terjadinya eutrofikasi karena beban limbah nutrien yang dikeluarkan oleh aktifitas akuakultur telah menjadiperhatian (Jamandre, 1988). Di Negros, Philipina juga telah terjadi perdebatan antara pabrik gula dan industri akuakultur karena limbah yang dikeluarkan pabrik gula tersebut ke sungai yang airnya dipakai untuk akuakultur, dilaporkan meningkatkan temperatur dan menurunkan pH sehingga merusak usaha tambak udang (Cayco, 1988).
Solusi? Peningkatan teknologi budidaya dan sistem manajemen proses produksi ramah lingkungan yang menjamin keamanan makanan bagi keberlangsungan akuakultur
KEBIJAKAN KKP DJPB MENUMBUHKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA BARU YANG PRODUKTIF DAN EFISIEN PENGEMBANGAN USAHA UNTUK MENCAPAI PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA SEBESAR 16,8 JUTA TON PADA TAHUN 2014 (PENINGKATAN 350%) MENINGKATKAN KAPASITAS USAHA PEMBUDIDAYA IKAN MENJADI USAHA YANG BANKABLE
ARAH KEBIJAKAN Pro poor Pro growth Pro job Pro sustainability
PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA DUNIA DAN POSISI INDONESIA
Pembudidaya ikan indonesia (2011) Jenis Budidaya Tahun Kenaikan rata-rata (%) 2007 2008 2009 2010 2011*) 2007-2010 2009-2010 Total 2.357.063 2.586.462 2.493.193 3.351.448 na 13,52 34,42 Budidaya Laut Budidaya tambak Budidaya kolam Budidaya keramba Budidaya di KJA Budidaya sawah 232.274 481.980 1.166.138 72.113 41.335 363.223 282.607 469.201 1.362649 79.325 43.204 349.476 278.613 470.828 1.332.782 87.766 39.958 283.246 498.001 553.325 1.725.283 104.917 62.692 407.230 33,00 5,07 14,70 13,39 17,97 7,01 78,74 17,52 29,45 19,54 56,89 43,77
Dasar hukum KonferensiAquaculture di Milenium Ketiga di Bangkok (Februari 2000), mencatat bahwa ada kebutuhan untukmengembangkan dan mengadopsi kebijakan dan praktek-praktek yang menjamin keberlanjutan lingkungan, dan juga sebagai kesadaran konsumen, produsen akuakultur, pemasok dan prosesorakan perlu meningkatkan kualitas produk dan meningkatkan keamanan produk dan nilai gizi (NACA /FAO 2000 UU Perikanan IndonesiaNo 31 (2004) menyebutkan antara lain bahwa Manajemen Perikanan Indonesia harus dilakukan untuk kesempatan kerja, dan untuk nelayan, petani dan kesejahteraan masyarakat yang terkait, dan juga untuk perikanan sumber daya dan kelestarian lingkungan
Akuakultur berkelanjutan Produk dari perikanan budidaya harus memenuhistandar mutu dan produk keselamatan. Faktor yang paling penting untuk mencapai budidaya yang berkelanjutan di Indonesia adalah ketersediaan benih berkualitas baik, praktek yangbaik dalam sistem tumbuh-out, lingkungan budidaya, manajemen kesehatan ikan, kualitas produk dan pemasaran
Blue economy Dalam konsep blue economy, difokuskan pada kelautan dan perairan, juga menekankan keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan daya dukung lingkungan yang akan berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat luas. Prinsip blue economy, ditinjaklanjuti; mensinergiskan pengelolaan ekosistem laut dan pesisir dengan ketahanan pangan, strategi pembangunan ekonomi dan sosial, serta mendorong transisi ekonomi, pasar, industri dan masyarakat sustainable terhadap sda perikanan dan kelautan
Hil DAN MUSTAFA (2011)
BERT (2007)
Teknologi bioflok Teknologi Bioflok adalah sebuah teknologi alternatif mencoba mentretament limbah budidaya secara langsung didalam petak budidaya dengan mempertahankan kecukupan oksigen Tehnik pengolahan limbah cair untuk makroagregat yang dihasilkan dalam sistem lumpur aktif Lumpur aktif dapat pula diibaratkan sebagai sub mikroba yang terbentuk dari pemberian aerasi terus menerus pada biomassa tersuspensi dan mikroorganisme pengurai dalam limbah cair
Teknologi bioflok Bioflok terdiri atas: bioflocculant: mikroorganisme (bakteri,ragi, fungi, protozoa, fitoplankton) dan limbah bioflocculant: Zooglearamigera, Escherichia intermedia, paracolobacterium aerogenoids, Bacilus subtilis, Bacilus cereus, Flavobacterium, Psedomonas alcaligenes, sphaerotilus natans, tetrad dan tricoda, Escheria intermedia.
Proses terbentuknya bioflok Mikroorganisme seperti bakteri dengan kemampuan lisis bahan organic memnfaatkan detritus sebagai bahan makanan Sel bakteri mengsekresikan lender metabolit, biopolymer (polisakarida, peptide dan lipid) atau senyawa kombinasi dan terakumulasi disekitar dinding sel serta detritus Kesalingtertarikan antara dinding sel bakteri menyebabkan munculnya flok bacterial
Aplikasi Teknologi bioflok Tehnik Bioflok pada intinya mereduksi bahan- bahan organik dan senyawa beracun yang terakumulasi dalam air pemeliharaan ikan. Dengan sistem self-purifikasi didapat hasil akhir meningkatkan effisiensi pemanfaatan pakan dan peningkatan kualitas air.
kualitas bioflok Faktor penentu kualitas bioflok: nilai nutrisi, aman dan palatable untuk dikonsumsi dan berukuran cukup besar sehingga layak dimakan oleh udang/ikan.
Keberhasilan bioflok Keberhasilan teknik bioflok telah diklaim beberapa tempat, seperti Israel (dengan komoditas Tilapia), Indonesia (Vannamei), Belize, Amerika Tengah (vanname), dan Australia (Windu). Penggunaan teknik di Indonesia pada budidaya vannamei mampu menurunkan FCR sebesar 20% dan menghasil 50 ton udang/ha dengan panen bertahap.
kesimpulan Bioflok adalah tehnik pengolahan limbah cair untuk makroagregat yang dihasilkan dalam sistem lumpur aktif Bioflok merupakan agregat diatom, makroalga, pelet sisa, eksoskeleton organisme mati, bakteri, protista dan invertebrata juga mengandung bakteri, fungi, protozoa dan lain-lain yang berdiameter 0,1-2 mm. Bahan-bahan organik itu merupakan pakan alami ikan dan udang yang mengandung nutrisi baik, yang mampu disandingkan dengan pakan alami, sehingga pertumbuhan akan baik bahkan jumlah pakan yang diberikan bisa diturunkan.(Probiotik). Indonesia memiliki peluang yang sangat besar di sektor perikanan budidaya, dimana sumber daya perikanan dapat memenuhi hajat hidup masyarakat dan memiliki potensi dijadikan sebagai penggerak utama (prime mover) ekonomi nasional.
saran Kepada Pemangku Kebijakan ; Indonesia wajib memiliki strategi pembangunan dengan basis sektor perikanan yang sustainable guna pemanfaatan optimal SDA perikanan demi peningkatan ekomomi masyarkat perikanan/pesisir Perlunya penyampaian informasi yang tepat dan benar kepada pelaku utama mengenai sistem teknologi biofloc Kepada Pelaku usaha dan pelaku utama diharapakan mampu menyerap teknologi biofloc guna peningkatan hasil panen