Prosedur Seleksi Massa Populasi Campuran Seleksi Tanaman yang Sama Biji Campuran Uji Pendahuluan Petak Pembanding (var lokal/galur tetua) Diamati sifat penting (umur, tinggi, ketahanan penyakit) Pengujian Lanjutan Petak Pembanding Perbanyakan Biji Varietas Baru
Prosedur Seleksi Galur Murni Pop Campuran Tan Selfing Th-1 Th-2 Th-3 Th4-7 Th-8 Seleksi tan 2000 - 1000 Ditanam dalam barisan Biji dlm baris ditanam 1 petak Petak pembanding Pengujian Lanjutan Perbanyakan Biji Varietas Baru
METODE SELEKSI SELFING 1. Seleksi Pedigree (Silsilah) Pencatatan dilakukan pada setiap anggota populasi bersegregasi dari hasil persilangan. Persilangan dimulai dari sepasang tetua homosigot yang berbeda dan diperoleh F1 yang seragam, terjadi selfing dihasilkan F2 kemudian diseleksi F1 6-8 biji akan dihasilkan 1000 biji F2 (500 biji ditanam, hanya 10% diseleksi = 50 tanaman untuk F3). Perbandingan seleksi 10 : 1 F2 ke F3 (tergantung banyaknya sifat)
1. Seleksi Pedigree (Silsilah)…lanjutan Generasi F3 penting untuk mengetahui heterosigot (AA, Aa), ditanam 30 tan/baris. Seleksi individu pada tanaman terbaik pada barisan. F4 seperti F3, tetapi dari famili terbaik. Seleksi famili efisien karena diketahui barisan yang lebih seragam (dipilih 2 atau lebih tanaman/famili) F5-F7 tiga baris per petak (seleksi individu pada fam terbaik) F8 pengujian pendahuluan (beberapa lokasi dan musim) F9 pengujian lanjutan (galur harapan menjadi varietas unggul baru)
Metode Seleksi Pedigree P Galur A X Galur B F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 F9 Seleksi Individu Ditanam dlm brs Barisan Famili Barisan Famili Barisan Famili Barisan Famili Uji Pendahuluan Uji Lanjutan Metode Seleksi Pedigree
Modifikasi Pedigree untuk Evaluasi Produksi Generasi Awal P Galur A X Galur B F1 F2 F3 F4 Seleksi Individu Ditanam dalam barisan Seleksi Individu Uji Produksi dlm skala kecil utk tan F3 dan F4 Seleksi Individu Modifikasi Pedigree untuk Evaluasi Produksi Generasi Awal
2. Metode Bulk Tidak dilakukan seleksi pada generasi awal, tetapi pada generasi lanjut setelah homosigositas tinggi Prosedur : 1. F2 ditanam dalam petak dalam jumlah besar 2. Diulangi sampai 6-8 tahun (homosigositas tinggi), seleksi individu 3. Biji pilihan ditanam dalam petak --- galur harapan 4. Uji galur harapan di beberapa lokasi dan musim Keuntungan : penanganan tidak memerlukan tenaga yang banyak untuk pencatatan individu Kelemahan : individu tidak menonjol di populasi campuran, tetapi produksi tinggi bila ditanam tanpa campuran
Metode Bulk P Varietas A X Varietas B F1 Petak bulk F2 F3 Petak bulk Ditanam berjarak Baris kepala Uji pendahuluan Uji Hasil Metode Bulk
3. Metode Silang Balik (Back Cross) Penerapan : 1. Varietas unggul memiliki kekurangan satu sifat atau lebih yang diinginkan 2. Tersedia var donor sifat yang diinginkan (ketahanan) 3. Sifat yang dipindahkn mempunyai heritabilitas tinggi Varietas yang ditambah sifat (Recurrent), sedang varietas pemberi sifat diinginkan (Non Recurrent/Donor) Prosedur : 1. F1 disilangkan kembali dg Recurrent Parent 2. Setelah SB/BC dilakukan seleksi sifat dari donor (hanya ditinggalkan keturunan dg sifat yang diinginkan) 3. Pelaksanaan sampai BC8 (tgt sifat diinginkan) Kegunaan : merakit varietas tahan h & P, lingkungan fisik Linkage sifat dinginkan dan tdk diinginkan, peluang menyingkirkn sifat tdk diinginkn tgt dari kekuatan linkage dan banyaknya BC
1 – (1- p) p = pemecahan komb.baru m = jumlah BC Rumus : m-1 1 – (1- p) p = pemecahan komb.baru m = jumlah BC Pengaruh linkage pada peluang menyingkirkan gen tidak diinginkan Pemecahan komb baru Peluang meng- tdk diinginkan gunakan gen 5 BC 5 Selfing 0,5 0,98 0,2 0,74 0,1 0,47 0,02 0,11 0,01 0,06
Metode Silang Balik Dominan Resesif Galur X Varietas Galur X Varietas Donor Penerima Donor Penerima (D) (R) (D) (R) DD dd rr RR F1 X R F1 X R dd RR SB1 Dd : dd RR : Rr rr SB2 B2 X R B1 X R Dd : dd rr : RR SB6 Dd : dd RR : Rr 1 DD : 2 Dd : 1 dd di SB6 Uji Resiten Selfing utk resistensi
4. Metode Single Seed Descent (Satu Biji Satu Baris) Dimulai dg suatu persilangan dua tetua berbeda. Keturunan tidak diseleksi, tetapi diambil satu biji secara acak dari setiap tanaman Pengambilan biji dan penanaman dihentikan jika telah diperoleh banyak galur homosigot --- diperbanyak --- lokasi pengujian (2-3 tahun) Biasanya dilakukan di laboratorium Keuntungan : 1. Kebutuhan ruangan sempit 2. Tenaga dan waktu panen lbh sedikit 3. Pengamatan/pencatatan lbh sederhana 4. Efektif utk seleksi sifat dg herit tinggi 5. Memungkinkan menumbuhkan sejumlah generasi tiap tahun Kelemahan : 1. Kurang efektif utk seleksi sifat dg herit rendah 2. Identitas tan unggul dari F2 tdk diketahui
Prosedur Single Seed Descent Varietas A X Varietas B F1 F2 F2 diambil banyak biji secara acak Diambil 1 biji dari satu tanaman Individu yg berasal dari 1 biji Keturunan F5 ditumbuhkan secara bulk