Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PRODUKSI BENIH HIBRIDA

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PRODUKSI BENIH HIBRIDA"— Transcript presentasi:

1 PRODUKSI BENIH HIBRIDA
Hibrida (hybrid) adalah hasil persilangan dua tetua atau F1 Varietas hibrida adalah F1 yang mempunyai sifat heterosis

2 Heterosis yaitu F1 yang mempunyai penampilan yang lebih baik dibandingkan dengan penampilan :
- rata-rata kedua tetuanya - lebih baik dari tetua terbaiknya F1> ½ (P1+P2) atau F1 >P1>P2

3 Heterosis terjadi karena
- Teori dominansi (dominance) - Teori dominan lebih (overdominan)  resesif memebri efek 1 dan dominan 1 ½ AAbbCCdd x aaBBccDD  AaBbCcDd

4

5 Hybrid vigor

6 LANGKAH Membuat lini murni untuk tanaman menyerbuk sendiri dan lini inbred untuk tanaman menyerbuk silang dengan silang diri (selfing) sampai diperoleh individu yang homosigot

7 Selfing pada tanaman menyerbuk silang akan mengakibatkan tekanan silang dalam (inbreeding depression) Semakin berlanjut generasi selfing , keseragaman populasi semakin meningkat Dengan selfing akan terjadi pengelompokan sifat yang sesuai dengan komposisi genetiknya dalam kondisi homozigot

8 Pembuatan Hibrida jagung
Memilih tanaman yang baik dari populasi kemudian dilakukan penyerbukan sendiri (selfing) Tongkol hasil selfing dipanen terpisah dan diberi nomor Pada musim berikutnya nomor terpilih ditanam kembali secara terpisah kemudian diselfing kembali

9 Nomor terpilih dari setiap generasi dilanjutkan dengan selfing sampai generasi 7 atau 8’
Pemilihan hasil selfing dari generasi ke generasi didasarkan pada penampilan (fenotip)  seleksi visual Setelah dihasilkan lini inbred (inbred line) dilakukan pembuatan varietas hibrida

10 Berdasarkan jumlah galur inbred yang digunakan, dikenal adanya
Persilangan single cross (silang tunggal) yaitu persilangan antara dua lini inbred AxB Persilangan three way cross (tiga jalur) yaitu persilangan yang melibatkan tiga lini inbred AxBxC

11 Persilangan double cross (silang ganda) yaitu persilangan yang melibatkan empat lini inbred (AxB) x (CxD) Penampilan hasil persilangan tergantung sifat atau kemampuan masing-masing tetuanya (daya gabung) Daya gabung umum (DGU) adalah penampilan rata-rata dari suatu lini inbred yang disilangkan dengan beberapa lini inbred lain

12 Daya gabung khusus (DGK) adalah penyimpangan penampilan persilangan suatu lini inbred dengan lini inbred yang lain terhadap daya gabung umumnya Mogea (1981) DGU  hasil aksi gen aditif DGK  hasil aksi gen dominan, epistasi dan aditif

13 DGK merupakan hal yang sangat penting dalam rangka pembuatan varietas hibrida
Dengan DGK dapat diketahui kombinasi dua lini inbred yang superior

14 CARA PRODUKSI BENIH HIBRIDA
Penyerbukan dapat menjadi masalah dalam produksi benih hibrida Untuk menghasilkan hibrida, penyerbukan harus betul-betul terkontrol Pada tanaman menyerbuk sendiri emaskulasi (membuang bunga jantan) merupakan masalah bagi produksi benih hibrida

15 Cara penyerbukan Manual :
lini inbred A dan B ditanam pada baris secara berselang-seling Sebelum bunga jantan mekar, lini inbred yang digunakan sebagai betina harus dipotong (detaseled) Biji yang digunakan untuk benih hibrida adalah biji dari tetua betina

16 Penggunaan jantan mandul (male sterility)
Male sterility adalah tidak berfungsinya gamet jantan karena faktor genetik Operasional di lapang sama dengan cara manual, hanya dalam hal ini, tetua betina harus merupakan lini inbred yang memiliki bunga jantan mandul Proses pembuatan lini inbred mandul jantan memerlukan ketelitian yang lebih cermat

17 PRODUKSI BENIH NON HIBRIDA
Produksi benih non hibrida meliputi : inbrida untuk tanaman menyerbuk sendiri bersari bebas/open pollinated (OP) untuk tanaman yang menyerbuk silang Proses produksi lebih sederhana, karena hampir sama dengan budidaya untuk konsumsi

18 Hal yang perlu diperhatikan :
Sumber benih harus mempunyai kelas yang lebih tinggi dari kelas benih yang akan diproduksi Dalam produksi benih harus memperhatikan faktor genetik dan lingkungan yang berpengaruh

19 No Sumber Benih Benih yang Dihasilkan 1 Benih Penjenis Benih Dasar 2 Benih Pokok 3 Benih Sebar

20 PRODUKSI BENIH PRINSIP GENETIK 
adalah pengendalian mutu internal agar tidak terjadi kemunduran genetis PRINSIP AGRONOMIK  adalah praktek budidaya tanaman untuk benih

21 PRINSIP GENETIK Kegiatan yang dilakukan meiputi :
Menggunakan lahan yang diketahui sejarah penggunaan sebelumnya, sehingga bebas voluntir (benih asing) dan memenuhi syarat isolasi

22 PRINSIP GENETIK Menggunakan sumber benih yang tepat kelas atau kualifikasi mutunya - Breeder Seed/Benih Penjenis (BS) - Foundation Seed/Benih Dasar (FS) - Stock Seed/Benih Pokok (SS)

23 PRINSIP GENETIK Menggunakan isolasi yang sesuai - isolasi jarak
- isolasi waktu

24 PRINSIP GENETIK Melakukan roguing - Mencabut tanaman asing
Menghindari kontaminasi mekanis Menggunakan wilayah adaptasi yang sesuai

25 1. SEJARAH LAPANG Voluntir biasanya berasal dari pertanaman sebelumnya di lahan yang sama Untuk menghindari dapat dilakukan : - pengolahan tanah secara sempurna - periode antar pertanaman yang cukup lama

26 1. SEJARAH LAPANG Menumbuhkan tanaman untuk benih pada lahan yang sama dalam dua musim berturut-turut diizinkan asal kultivarnya sama. Kepastian sejarah penggunaan lahan sebelumnya dapat dipelajari pada waktu pemeriksaan pendahuluan

27 2. SUMBER BENIH Penggunaan benih dari kelas yang sesuai sangat diperlukan dalam produksi benih Sumber benih harus berasal dari benih bersertrifikat dengan kelas yang lebih tinggi :

28 contoh Produksi benih kelas Benih Dasar harus menggunakan sumber benih dari kelas Benih Penjenis Produksi benih kelas pokok harus menggunakan sumber benih kelas benih dasar Produksi benih kelas sebar harus menggunakan sumber benih kelas benih pokok

29 2. SUMBER BENIH Sumber benih harus memenuhi persyaratan :
Diketahui asal usulnya dan murni Bebas dari benih lain, gulma dan penyakit terbawa benih

30 3. ISOLASI Dilakukan dengan tujuan  menghindari persilangan dengan serbuksari lain

31 3. ISOLASI Kontaminasi dapat disebabkan oleh :
Persilangan alamiah dengan tanaman di sekitarnya Pencampuran mekanis saat di persemaian, panen, pengolahan dan penanganan benih Penyakit terbawa benih yang berasal dari lahan di dekatnya

32 3. ISOLASI Isolasi yang baik dapat mengurangi terjadinya :
Tercampurnya benih dari varietas berbeda Penyerbukan silang antar pertanaman yang berbeda Penyebaran hama dan penyakit dari tanaman inang Ada dua teknik isolasi : yaitu Jarak dan Waktu

33 Isolasi waktu Dilakukan dengan memberikan selang waktu tanam yang berbeda antara dua varietas yang berbeda sehingga saat berbunga berbeda (padi, jagung 30 hari, kentang 35 hari, kedelai, kacang hujau, kacang panjang 15 hari)

34 Isolasi jarak Dapat dilakukan dengan : (1) mengosongkan tanah antar dua blok; (2) menanamnya dengan tanaman lain; (3) tanpa isolasi, namun tanaman diantara dua batas pada jarak untuk persyaratan isolasi dikeluarkan dari calon benih

35 Pertiumbangan utama dalam menentukan jarak adalah apakah tanaman menyerbuk sendiri atau menyerbuk silang Jarak aktualnya apakah serbuksari terbawa angin atau serangga.

36 Jika ada barier, jarak isolasi dapat dikurangi
Isolasi jarak juga dipengaruhi oleh kelas benih yang diproduksi. Arah angin juga menentukan isolasi jaraknya

37 Agar isolasi efektif hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
penetapan arah petakan (tegak lurus arah angin), penetapamn bentuk petakan (mendekati bujur sangkar), pembuangan tanaman pinggir ,

38 penetapan ukuran kebun dan petakan (menyatu dan luas),
penanaman tanaman penghalang (rimbun dan tinggi)

39 Teknik isolasi lain (rumah kasa)
Contoh isolasi jarak (padi, kacang hijau, kacang tanah 3 m, kedelai 8 m, jagung 200 m, kentang 350 m, terong 250 m)

40 4. ROGUING Merupakan teknik untuk menjaga kemurnian benih
Dalam produksi benih, kehadiran tanaman lain tidak diinginkan Tanaman lain ini disebut rogues  kehadirannya tidak dapat diterima dalam pertanaman benih

41 4. ROGUING Rogues dapat berupa gulma, tanaman spesies lain, kultivar lain atau tipe simpang (tanaman yang memiliki karakter berbeda)

42 4. ROGUING Tipe simpang dapat terjadi :
Tanaman memiliki keragaman morfologi Benih yang digunakan berasal dari hasil persilangan

43 Roguing dilakukan dnegan cara peemriksaan dan membuang tanaman yang memiliki ciri berbeda dengan varietas yang sedang diperbanyak

44 Pelaksana roguing harus mengetahui:
Deskripsi varietas yang diusahakan Karakteristik tipe simpang Penyakit terbawa benih Gulma berbahaya, kurang berbahaya dan lazim tumbuh

45 Tanaman lain yang biasa ditemukan
Ketidaknormalan tanaman (stres nutrisi, suhu dankelembaban tanah) Pengambilan contoh dan cara perhitungan yang berlaku.

46 Efektivitas roguing tergantung pada perbedaan rogue dan ketrampilan pembuangannya.

47 Roguing harus dilakukan beberapa kali pada tahap pertumbuhan yang berbeda.
Waktu terbaik adalah saat pembungaan penuh. Pada tanaman menyerbuk silang roguing dilakukan sebelum bunga mekar

48 Upaya meningkatkan efisiensi roguing :
Ditanam sedemikian rupa sehingga tanaman dapat dilihat/diamati per individu Berjalan secara sistematik melalui pertanaman yang ada, sehingga setiap tanaman dapat terlihat

49 Seluruh bagian tanaman rogue dicabut dan dibung
Usahakan pemeriksaan mebelakangi matahari, sepagi mungkin Jangan ditunda palaksanaannya

50 Catat semua tanaman yang dicabut
Gulma dan tanaman liar yang dapat menyerbuk silang dicabut dan dibuang Tanaman dan gulma terinfeksi penyakit dicabut dan dibuang

51 5. PENCEGAHAN KONTAMINASI MEKANIS
Menghindari tercampurnya benih asing pada semua proses produksi Semua alat dan wadah harus dibersihkan antar operasi yang berbeda (traktor, alat pengolahan tanah, mesin tanam, mesin potong, perontok, lori, pengering, wadah simpan).

52 Setelah panen kelompok benih harus dijaga terpisah satu sama lain

53 6. PENANAMAN DI WILAYAH ADAPTASI
Untuk menghindari kemunduran varietas perlu diusahakan di wilayah adaptasinya Kadang diperlukan produksi beih di luar adaptasinya agar dapat memelihara pasokan benih bermutu baik dengan tetap

54 Perlu juga menghasilkan benih dalam wilayah yang diketahui bebas dari penyakit terbawa benih yang dapat menyulitkan

55 PRINSIP AGRONOMIK PRODUKSI BENIH
Praktek budidaya tanman untuk benih dan konsumsi pada dasarnya sama Produksi benih memerlukan perhatian khusus

56 Secara agronomik, produksi benih melaksanakan hal-hal sebagai berikut :
Pemilihan dan penyiapan lahan produksi Penumbuhan tanaman Pemanenan tanaman Penanganan benih agar siap salur

57 1) Pemilihan dan penyiapan lahan
Dalam pemilihan lahan hal-hal yang perlu diperhatikan adalah : Adaptasi tanaman terhadap lingkungan produksi Sejarah pertanaman sebelumnya Rotasi tanaman Kemudahan tempat bagi jaringan transportasi antar wilayah

58 Produsen benih hendaknya memilih lapang produksi yang sesuai dengan tanaman yang akan diusahakan
Sejarah lapang penting untuk menghindari banyaknya voluntir

59 Penyiapan lahan untuk pertanaman dimulai dalam waktu yang baik untuk menjamin pengolahan tanah telah dilakukan secara baik

60 Tahap penyiapan lahan meliputi :
Pembersihan Perataan Irigasi dan drainase Pemberian bahan organik Pemberian unsur hara

61 2) Penumbuhan tanaman PENANAMAN
Tanaman yang tidak memerlukan persemaian terlebih dahulu Benih dlaam satu lubang jangan terlalu banyak Kedalaman tanam tergantung ukuran benih dan waktu tanam (musim hujan lebih dalam)

62 Cara tanam berbaris lebih disarankan
Semua petakan harus diberi tanda dengan jelas dan dicatat tata letaknya

63 Tanaman yang memerlukan persemaian
Persiapan bedengan persemaian Lokasi persemaian mudah dijangkau sehingga memudahkan pengairan ,penaungan, Penyesuaian tanaman Pemindahan tanaman

64 MELIHARAAN Penjarangan  bahan tanamnya berupa benih Pendangiran  untuk menghindari pemadatan tanah Pengendalian gulma  karena merupakan pesaing tanaman pokok (nutrisi, cahaya, unsur hara, ruang)

65 Irigasi  mengurangi masalah kekurangan air
Pemupukan  membangun struktur tanaman Pengendalian hama dan penyakit  penyebaran penyakit dapat dikurangi dengan cara meroguing tanaman berpenyakit

66 Penegakan lanjaran/para-para  untuk spesies merambat
Pemangkasan  pada tanaman untuk membentuk tajuk Membantu penyerbukan  tanaman yang penyerbukannya melalui serangga dengan melepas serangga

67 Perlindungan tanama dari kontaminasi serbuksari asing

68 3) Pemanenan Saat tanman menghasilkan benih bermutu tinggi dalam jumlah maksimal Agar produksi dapat dicapai maksimal maka : Tegakan tanaman yang tumbuh baik dan seragam

69 Proses pematangan berlangsung dalam waktu yang tidak terlalu laam atau terlalu pendek
Tingkat keberhasilan penyerbukan dan pembuahan tinggi

70 Penentuan saat panen Dipanen saat masak fisiologis, penundaan sesaat untuk mengurangi kadar air Penundaan terlalu lama dapat meningkatkan kehilangan benih, benih terlalu kering mudah pecah saat perontokan, vigor menurun

71 Jika panen sebelum fase pemasakan, akan mengakibatkan keriput jika dikeringkan, sulit dipisahkan saat perontokan sehingga rentan kerusakaan saat perontokan, sulit dikeringkan, tidak tahan simpan, vigor rendah Panen terbaik adalah panen dini dan pengeringan buatan

72 Sistem panen Ada dua operasi yaitu pemotongan dan perontokan Mesin yang mampu melaksanakan dua operasi sekaligus disebut combine harvested

73 Beberapa spesies panen dilakukan dengan pemetikan oleh tangan  unutk benih yang matangnya tidak seragam Saat pemotongan kadar air masih terlalu tinggi, sehingga dibiarkan sementara agar kadar air turun

74 Kondisi benih ketika dipanen berpengaruh terhadap daya simpannya
Cuaca saat panen sangat berpengaruh terhadap kualitas benihnya

75 Hilangnya viabilitas selama penyimpanan umumnya karena kerusakan mekanis saat panen dan pengolahan
Keberhasilan penyimpanan tergantung terutama pada kadar air benih ketika akan disimpan.

76 Pengeringan merupakan bagian penitng dalam proses pemanenan

77 4) Penanganan benih siap salur
Teknik penyiapan benih siap salur harus sesuai dengan sifat daya simpan benih yang diproduksi. Sebelum disimpan, benih harus dibersihkan, dikeringkan, dikemas

78 Ada dua tipe benih berdasarkan daya simpannya yaitu ortodoks dan rekalsitran.
Tipe ortodoks memerlukan kadar air dan kelembaban rendah untuk peyimpanannya sebaliknya untuk rekalsitran


Download ppt "PRODUKSI BENIH HIBRIDA"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google