GAMMA CAMERA TANGGAL 13 Maret 2014.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Direktorat Keteknikan dan Kesiapsiagaan Nuklir
Advertisements

CT Scan Andi Nuruljihad D
CAMERAS. The dark cloth covering the photographer and the box body of the camera blocks out undesirable light, which might otherwise interfere with the.
CHAPTER 3 : ELECTRIC ENERGY AND ELECTRIC POWER
MAINTENANCE AND REPAIR OF RADIO RECEIVER Competency : Repairing of Radio Receiver.
Light Proximity Sensor.
FLOW INJECTION ANALYSIS (Analisis dalam sistem aliran)
POSITRON EMISSION TOMOGRAPHY-Scan
Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto FISIKA DASAR II GEOMETRIC OPTICS.
2. Introduction to Algorithm and Programming
PENGOLAHAN CITRA DIGITAL
Halo bulan disebabkan oleh pembiasan cahaya bulan yang merupakan cermin sinar matahari, dari kristal es di bagian atas atmosfer. Kristal es ini berasal.
Penerapan Health Level 7 (HL7) pada Radiology Information System (RIS)
Pada fotografi, ada dua bagian penting yang mengatur masuknya cahaya pada kamera, yaitu diafragma dan rana.
PENGENALAN PEMANFAATAN RADIOGRAFI INDUSTRI
Rumus-rumus ini masihkah anda ingat?
KELOMPOK 2 Adnan Fatahillah Ahmad Yanuar Hidayat Nugroho Adi Saputro Saripudin
Proses Stokastik Semester Ganjil 2013/2014
Presented By : Group 2. A solution of an equation in two variables of the form. Ax + By = C and Ax + By + C = 0 A and B are not both zero, is an ordered.
Propagasi Gelombang Pertemuan 8 Matakuliah: H0122 / Dasar Telekomunikasi Tahun: 2008.
INSTRUMEN OSEANOGRAFI
Citra Digital dan Pengolahannya
Basics in Telecommunication Technology. The fundamental problem of communication is that of reproducing at one point either exactly or approximately a.
Gelombang Elektromagnetik
Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto FISIKA DASAR II Oleh : Mukhtar Effendi.
COURSE VI : DETEKTOR OPTIK SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK
ARUS BOLAK - BALIK Arus bolak balik.
Kuliah Pengelolaan Air untuk Pertumbuhan Tanaman
Jartel, Sukiswo Sukiswo
PERTEMUAN KE 4.
Mekanika Fluida Minggu 04
Hydraulic Sytem for Motorcycle
G e o m e t r i F o t o U d a r a ?.
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
Proses astrofisika i SENSITIVITY TO INITIAL CONDITIONS
KOMUNIKASI DATA Materi Pertemuan 2.
Konsep pemrograman LOOP
MOVING AVERAGES.
OPTIK GEOMETRI.
Kode Hamming.
Title Pengenalan Robotika.
Counter / Pencacah.
dr. evi artsini sp.rad (K)
Pert 3 Sensor.
FASILITAS KEDOKTERAN NUKLIR
dr. Evi Artsini Sp.Rad (K)
Sensor dan Tranduser Klasifikasi Sensor Akuisisi Data
Kelompok 6 Nurlia Enda Hariza NiMade Mahas
Teknik Produksi Kamera.
Refleksi From high speed to low speed (low density to high density)
M E K A N I K A.
Disusun Oleh Ningsih Rizky Rodhiyah Asjhar P
SOAL EVALUASI GELOMBANG ELEKTRO MAGNETIK
Dasar - Dasar Pemeriksaan CT Scan
Bab II Media Transmisi & Diteksi dan Koreksi Kesalahan
Master data Management
Pertemuan 4 CLASS DIAGRAM.
RANGKAIAN LISTRIK 1.
SMK KESEHATAN SAMARINDA
Teknologi Sensor dalam Penginderaan jauh
BONE SCAN NUCLEAR MEDICINE
FISIKA KESEHATAN “ FISIKA NUKLIR DALAM KEDOKTERAN “ DOSEN PENGAMPU : Dra. Astalini, M.Si OLEH : Ramadani Dwi Lestari (A1C315003) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN.
UJI KEBERTERIMAAN (ACCEPTANCE TEST) RADIODIAGNOSTIK OLEH: KELOMPOK 2 FENIA SITI HADRIANI MUH. KHAIDIR ALIM DARWIS RADEN ASRISAL Supervisor: Dea Ryangga,
Machining operation and machine tools
Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-X Radiografi Umum
By kelompok 3. EKA NOVIANTI HAYDA ZUHRO MAHDIYANA GHAZIYAH AL WAFA NURUL FAAZA HAPSARI KUSUMA DIYANY REYHAN ANNAFIS DWIKKI RAHARDIAN YULISTYADI AFLAKHUZ.
BERNOULLI EQUATIONS Lecture slides by Yosua Heru Irawan.
UNIPOLAR JUNCTION TRANSISTOR
Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-X Peralatan Uji
K3 DALAM KEDOKTERAN NUKLIR DI ERA SOCIETY 5
Transcript presentasi:

GAMMA CAMERA TANGGAL 13 Maret 2014

Gamma Camera (Planar) Pesawat Rongent R/F Fungsi Imejing Emisi Komponen utama: Detektor (+PMT) Collimator Komponen Elektronik : ADC, PHA,SCA Tindakan QA/QC (protokol NEMA) Uniformitas (homogenitas) Test Resolusi Spatial Test Linearitas Spatial Multi-energy spatial Test Resolusi Energi Test Efficiensi Count rate capability Pesawat Rongent R/F Fungsi Imejing Transmisi Komponen utama Pembangkit sinar-x (+ x-RAY Tube) Grid dan diaphragma Komponen elektronik : step up –step down trafo, mA & kV selector Tindakan QA/QC Test kebocoran Test Alignment berkas sinar Kalibrasi komponen eksposi Test komponen mekanik - elektrik

Perkembangan Teknologi Gamma Camera Gamma Camera (Planar) SPECT Gamma Cammera SPECT-CT PET-CT

Detektor : Kristal NaI(Tl), berbentuk lempengan dengan ketebalan pada umumnya 3/8”, diubungkan dengan rangkaian susunan PMT  (37, 61, atau 91 PMT).

COLLIMATOR Fungsi kolimator : Pengarah dan pemilah berkas Sinar gamma yang mengarah (menuju) permukaan detektor. Kolimator dipasang/ditempatkan pada permukaan detektor (antara pasien yang akan diperiksa dan detektor) Jenis Kolimator (menurut arah kisi-kisi) : Parallel Hole, Fan Beam/ Divergen, Cone Beam/convergen, Pin holle Jenis kolimator (menurut kemampuan memilah berkas E sinar gamma : LE : LEGP/LEAP  E< 150 keV ME (Medium Egergy)  E >150 s/d 300 keV HE (High Energy)  E > 300 keV

Collimators (1) Between the patient and the crystal is a lead collimator, which is basically a piece of lead with holes passing through it, in such a way as to only let gamma ray photons from a certain direction, reach the crystal.   The difference between the use of a collimator in nuclear medicine and a grid in radiography is that in radiography the source of radiation is effectively a point source and will produce an image, even if a grid is not used. The grid is basically used to stop scatter and clean up the image.

Jenis Kolimator  

Parallel hole collimator: (1) Merupakan jenis kolimator yang sering digunakan (general-purpose imaging) berbagai jenis/type gamma camera. Tidak menyebabkan perubahan bentuk dan ukuran (image distortions). Modifikasi (perubahan) ukurang lubang, ketbal kisi/septa, dan tinggi-rendah septa (kisi) akan menyebabkan perubahan sensitivitas dan resolusi spatial dari gamma camera.

Parallel hole collimator: (2) Untuk meningkatkan resolusi, dipilih diameter holes (lubang) yang lebih kecil atau ukuran septa/kisi lebih tinggi sehingga lubang lebih dalam, TETAPI akan berakibat penurunan sensitivitas. Untuk meningkatkan sensitivitas ukuran lubang dipilih yang lebih lebar atau lebih dangkal, TETAPI kepampuan resolusi spatial gamma camera akan menurun.

Pinhole collimator: Ukuran Image yang dihasilkan mengalami pembesaran dan inverted (terbalik) Sering digunakan untuk imejing obyek yang berukuran kecil (mis. Kelenjar Tiroid dan sendi panggul)   Karena hanya single hole, menghasilkan derajat sensitivitas yang tidak terlalu baik.

Converging Collimator: Seperti halnya kolimator pinhole, image yang dihasilkan mengalami pembesaran (magnifikasi) tetapi tidak terjadi inverted. Jenis kolimator ini sudah jarang digunakan akibat adanya pesatnya perkembangan teknologi gamma camera.

Diverging collimator: Penggunaan Jenis kolimator diverging menyebabkan ukuran image obyek mengecil (minified image). Sering digunakan apabila obyek berukuran besar (mis. Paru-paru), Atau untuk pemeriksaan whole body image. Penggunaan kolimator jenis ini akan menyebabkan penurunan resolusi spatial.

Perihal penting yang harus di ketahui tentang Kolimator :(1) Selalu terbuat dari timbal (lead) Bentuk lubang (Holes) bulat, triangular atau hexagonal. Dinding antar lubang (kisi) dikenal sebagai septa. Kolimator Parallel hole menghasilkan image dengan ukuran dan bentuk yang sama dengan obyek pemeriksaan walaupun jarak obyek pemeriksaan berubah.  LEGP/LEAP, digunakan untuk pencitraan dengan radiofarmaka energi rendah. Resolusi Kamera akan menurun apabila jarak obyek ke kolimator bertambah. . Radionuklida dengan kandungan energi tinggi memrlukan kolimator high energy. Kolimator high energy memiliki septa yang lebih tebal.

Perihal penting yang harus di ketahui tentangKolimator : (2) Kolimator converging menghasilkan pembesaran image yang derajad pembesaranya dipengaruhi oleh jarak dan luas permukaan detektor.. Kolimator diverging menghasilkan pengecilan image yang pengecilanya dipengaruhi oleh jarak dan luas permukaan detektor.. Kolimator Pinhole menghasilkan pembesran image dan inverted.   Kolimator High sensitiv memiliki ukulah holes lebih besar Kolimator High resolution memiliki ukuran lubah yang lebih kecil dan lebih dalam

Kalibrasi Energi : Intrinsic dan Extrinsic. Intrinsic measurements : Apabila dilakukan tanpa kolimator, Extrinsic measurements : Apabila dilakukan dengan kolimator terpasang

UNIFORMITY Merupakan basic-test dan sangat penting untuk dilakukan karena menjadi salah satu indikator performance pesawat. Prosedur test disebut flood-field uniformity  Apabila hasilnya tidak uniform, harus segera dilakukan koreksi.

Test Linearity & Spatial Resolution Merupakan penyebab utama terjadinya Non Uniformity  disebabkan karena gangguan deteksi signal.  Dapat terjadi karena setting PMT tidak seimbang (balance). Koreksi memerlukan alat dan prosedur khusus dan biasanya dilakukan oleh teknisi manufactur pesawat

ZLC is a trademark of Siemens, and stands for: Energy (Z) and Linearity (L), correction (C).

Image menggunakan Linearity Phantom

MRS – minimum resolvable spacing MRS for a modern camera will be around 2.0 – 3.0 mm.

Kontrol Kualitas Gamma Camera

PROSEDUR UMUM PENCITRAAN MENGGUNAKAN KAMERA GAMMA (1) Secara Umum terdapat 3 hal prinsip yang harus diingat pada setiap pemeriksaan menggunakan kamera gamma yaitu : Persiapan Radiofarmaka : Pemilihan jenis radiofarmaka yang sesuai jenis pemeriksaan yang akan dilakukan. Persiapan Dosis yang tepat menggunakan ”Dose calibrator”

PROSEDUR PEMERIKSAAN/PENCITRAAN MENGGUNAKAN KAMERA GAMMA (2) Persiapan Alat (pesawat) Memilih jenis kollimator yang akan digunakan. Kollimator harus dipilih sesuai dengan energi jenis radiofarmaka yang akan dipakai untuk pemeriksaan. Untuk radio farmaka yang memiliki kandungan energi tergolong rendah ( E  200 keV) digunakan kolimator jenis LEGP (low energy general purpouse). Sedang untuk radiofarmaka yang mengandung energy tergolong tinggi digunakan kollimator jenis HE (high energy). Dilakukan setting window energy (sesuai dengan energy radiofarmaka yang digunakan)

PROSEDUR PEMERIKSAAN/PENCITRAAN MENGGUNAKAN KAMERA GAMMA (3) Untuk skening menggunakan kamera gamma, lamanya waktu pengambilan citra (akuisisi data) dapat ditentukan atau dipilih preset-time atau preset-counts. Setting window energy sesuai dengan kandungan dan jenis energi radioisotop yang ada didalam radiofarmaka, pada umumnya 20%

PROSEDUR PEMERIKSAAN/PENCITRAAN MENGGUNAKAN KAMERA GAMMA (4) Persiapan Pasien Secara umum tidak diperlukan persiapan khusus sebelum pemeriksaan/ pencitraan dilakukan, tetapi untuk jenis pemeriksaan tertentu terkadang terdapat rekomendasi (anjuran) yang perlu disampaikan. Dijelaskan secara ringkas tatalaksana pemeriksaan agar supaya pasien dapat ”memahami” dan ”kooperativ” selama proses pemeriksaan berlangsung. Dianjurkan untuk memberikan penjelasan kepada pasien tentang tahapan pencitraan dan posisi pengambilan citra dan diminta untuk tidak melakukan gerakan bagian tubuh yang diperiksa selama pemeriksaan berlangsung, karen dapat mempengaruhi kualitas hasil pencitraan. Positioning pasien sesuai SPM yang berlaku.

Terimakasih