KELOMPOK Sekumpulan dua orang atau lebih yang satu dengan yang lain berinteraksi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara bersama – sama dalam suatu wadah tertentu
MENGAPA PERLU DIBENTUK KELOMPOK Resiko ditanggung kelompok Sumber lebih banyak, dan terjadi proses belajar dari kelompok lain. Kelemahan individu teratasi oleh kelompok Kemampuan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan lebih akurat
MANFAAT KERJA TIM Peningkatan produktifitas kerja Penggunaan sumber daya yang efektif. Pemecahan masalah yang lebih tepat Perbaikan mutu produk dan jasa Tumbuhnya kreatifitas dan inovasi Pengambilan keputusan yang lebih berkualitas
THE SEVEN HABITS (Steven Covey, 1997) Pro aktif. Mendahulukan yang utama Selalu memulai dengan tujuan akhir Pendekatan menang – menang Berusaha mengerti orang lain sebelum dimengerti oleh orang lain. Selalu menciptakan sinergi, keterpaduan dan kebersamaan. Selalu mengasah dan mengembangkan diri baik fisik, sosial maupun nilai – nilai.
CIRI – CIRI TIM YANG EFEKTIF Terdapat tujuan / sasaran kelompok yang jelas (visi, misi, tujuan, tugas ditetapkan bersama. Iklim yang tidak formal (sejuk, santai, tidak ada kejemuan / ketegangan) Anggota terdorong berperan aktif. Anggota mampu menjadi pendengar yang baik dan menyimpulkan bersama Anggota kelompok tetap nyaman meski terjadi ketidak sesuaian pendapat Keputusan diambil secara konsensus. Komunikasi keterbukaan Terdapat kejelasan peran tiap anggota dalam penyelesaian Kepemimpinan dalam kebersamaan meski ada pemimpin formal Kelompok dapat mengadakan hubungan dengan pihak luar. Kelompok terdiri dari berbagai anggota yang mempunyai sifat dan karakteristik “pemain tim” yang berbeda tetapi solid Secara periodik kelompok melakukan “self assessment
SYARAT SUKSESNYA KERJA KELOMPOK System Thinking (berpikir holistik, saling keterkaitan / ketergantungan). Personal mastery (kondisi fisik sehat, jasmani / rohani, produktif, komunikatif, konsentrasi, kreatif, inovatif dll) Team Learning (kebersamaan, toleransi, koordinasi, tolong menolong, diskusi dll) Mental model (keterbukaan, kesetia kawanan, keberanian, jujur, tidak egois, tenggang rasa, pengorbanan) Shared vision (unity of direction, persamaan persepsi, visi bersama)
RESAPKAN / GELORAKAN One for all, All for one We are not the best, but we will be the best United we stand, devided we fall Come to learn, leafe to serve Plan your work and work your plan There a will there’s a way Love minimalize difference, not difference minimalize love.
HAMBATAN KELOMPOK KERJA Beberapa orang tidak mau berpartisipasi Semangat kerja rendah Ada yang tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Beberapa orang memonopoli pembicaraan Ingin menonjolkan diri Apatis / acuh tak acuh Menolak norma yang berlaku
THE POWER OF SEVEN (Learning Principle) Basic principle Big thinking Deep thinking Visioner Do Do the best Check dan rechek
KEIZEN PRINCIPLE (Improvement Sustainable) Ambil yang baik Buang yang buruk Cari yang baru (Nabi S.A.W : Hari ini harus lebih baik dari kemarin, hari yang akan datang harus lebih baik dari sekarang)
E T I K A Ethos : Kebiasaan watak Pola perilaku atau kebiasaan yang baik dan dapat diterima oleh lingkungan pergaulan seseorang atau suatu organisasi tertentu
M O R A L Morale (Inggris) : semangat / dorongan batin dalam diri seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu Moralitas : Merujuk pada nilai – nilai yang diyakini dan menjadi semangat dalam diri seseorang atau suatu organisasi untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu
Motto : Hari esok lebih baik dari pada hari ini BUDAYA KERJA APARATUR Budaya nilai – nilai ; Kerja kegiatan menghasilkan Budaya kerja : 1. Kerja bermutu makin lebih baik 2. Pembelajaran makin cerdas / terampil Dasar 1. Ungkapan nilai 2. Kreativitas / sistem berpikir 3. Kelompok / Team works 4. Menemukan solusi Motto : Hari esok lebih baik dari pada hari ini
Menggali kekuatan alamiah : KITA HARUS BERUBAH PRODUK PEMBELAJARAN Pengalaman Pendidikan formal / non formal Pendidikan tinggi / latihan Otak kiri otak kanan 3 dimensi Ya – tidak – mungkin Lamban Linear Parsial Kausal / logis PRODUK BUDAYA KERJA Orientasi proses Berpikir efektif : logis – kreatif – reflektif Peta berpikir – imajinatif Otak kanan otak kiri Menggali kekuatan alamiah : Menyerap / informasi Mengolah Mengungkapkan kembali Cepat Tanggap Holistik sistemik
CARA BERPIKIR YANG BENAR Linear Thinking (ingat dengan) Jeruk Asam Jawa dst Timur matahari siang Radiant Thinking (hubungan dengan) hitam kotor tikus Mickey mouse keju mencuri busuk
THINKING MAP (cepat – efektif – kreatif) terpusat partai ideologi Politik organisasi otonomi Krisis Nilai - nilai budaya bebas ekonomi pendidikan terpimpin
GAYA – GAYA KONFLIK (conflict styles) SANG PENYU NAN PEMALU Menarik diri untuk menghindari konflik Bersedia mengorbankan hasrat, kepentingan pribadi serta hubungan pergaulan Menjauhkan dari persoalan – persoalan yang bisa menimbulkan konflik : demikian juga menghindari orang – orang lain dengan siapa ia terlibat konflik. Merasa pesimis terhadap berhasilnya usaha penyelesaian konflik Merasa tak berdaya dan merasa lebih mudah baginya untuk menghindar diri dari pada harus menghadapi konflik
II. SANG SINGA NAN PERKASA Berusaha mengungguli lawan dengan jalan memaksanya untuk menerima cara penyelesaian konflik yang diajukan. Hasrat dan tujuan pribadi sangat dipentingkan, sedangkan hubungan balik tidak begitu berarti baginya Sekuat tenaga berusaha mencapai tujuannya Kurang memperhatikan kepentingan orang lain Tidak peduli apakah orang lain senang atau tidak senang kepadanya. Mempunyai anggapan bahwa dalam konflik pada akhirnya harus ada pemenang dan yag kalah Senantiasa ingin menang dan tak mau kalah, kemenangan merupakan prestise baginya. Sebaliknya kekalahan akan menimbulkan perasan malu, lemah dan serba gagal. Berusaha mencapai kemenangan dengan jalan mengungguli, menguasai dan bahkan intimidasi.
III. SANG ANGORA YANG BAIK Hubungan baik dengan orang lain sangat berarti baginya dan dianggap lebihpenting daripada kepentingan dan tujuan pribadi Ingin senantiasa disukai dan diterima di lingkungan Beranggapan bahwa konflik sebaiknya dihindari demi keharmonisan hidup dan menganggap bahwa konflik tidak boleh dibiarkan terungkap, karena akan merusak hubungan antara pribadi Merasa sangat cemas bila konflik berlangsung terus, karena akan menimbulkan sakit hati pada salah satu pihak. Mampu berkata demikian : “SAYA BERSEDIA MENUNDA DAN MENGORBANKAN KEPENTINGAN DAN CITA – CITA SAYA DAN SILAHKAN ENGKAU MENDAPATKANNYA DENGAN HARAPAN ENGKAU AKAN TETAP SENANG KEPADAKU”
IV. SANG RUSA NAN SERBA WAJAR Memiliki perhatian yang wajar terhadap cita – cita, kepentingan dan tujuan pribadi dan juga terhadap hubungan baik dengan orang lain. Senantiasa berusaha mencari kompromi Bersedia untuk menyerahkan / mengorbankan sebagian dari kepentingannya, dan menyakinkan orang yang terlibat konflik untuk bertindak seperti itu. Mencari penyelesaian konflik, sedemikian rupa sehingga masing – masing yang terlibat konflik dapat memperoleh keuntungan yang wajar – wajar saja. Mereka bersedia mengorbankan sebagian kepentingan pribadi dan juga hubungan – hubungan baik demi mencapai kesepakatan.
V. SANG GAJAH NAN BIJAK Kepentingan pribadi dan hubungan – hubungan yang baik sangat berarti baginya. Menganggap konflik sebagai masalah yang harus diselesaikan dan berusaha mencari cara penyelesaian yang bisa memuaskan kedua belah pihak. Dalam arti bisa memenuhi kepentingan masing – masing dan menjaga hubungan baik antara keduanya. Konflik dianggap berfaedah untuk meningkatkan hubungan baik dengan jalan mengurangi ketegangan antara kedua belah pihak. Mengambil inisiatif untuk memulai pembicaraan mengenai konflik yang sedang berlangsung dengan keyakinan bahwa konflik senantiasa dapat diselesaikan. Merasa tak puas bila belum mendapatkan cara penyelesaian konflik yang dapat terpenuhinya kepentingan dan hubungan kedua belah pihak juga merasa tak puas bila ketegangan dan perasaan negatif belum dapat diselesaikan.