Produksi Protein Sel Tunggal (PST) RIA AGUSTINA 11017006 BIOLOGI FMIPA
Pengertian Protein Sel Tunggal Protein Sel Tunggal (PST) merupakan sel kering atau biomassa mikroorganisme seperti khamir, bakteri, dan ganggang yang dapat digunakan sebagai sumber protein untuk pangan dan pakan (Wuryastuti, 1992; Naiola, 1998; Madigan et al., 2000). PST merupakan salah satu alternatif untuk pemenuhan kebutuhan protein di masa depan, karena selain mengandung protein tertentu, juga mengandung karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan nutrien lain yang dibutuhkan manusia (Kuswardani dan Wijajaseputra, 1998; Amaria dkk., 2001).
Keunggulan Mikroba Sbg PST Mikrobia lebih menguntungkan bila dikembangkan sebagai sumber protein atau sebagai protein sel tunggal karena : Kecepatan pertumbuhan lebih cepat dibandingkan hewan dan tumbuhan b. Pemeliharaannya tidak tergantung musim, lahan, pengairan dan sebagainya.
Kelemahan PST Kelemahan protein sel tunggal adalah : kandungan asam nukleat tinggi, padahal manusia bila mengkonsumsi protein sel tunggal berlebihan, maka asam nukleat akan terakumulasi sehingga menimbulkan gangguan pencernaan, ginjal, kulit.
Substrat dan mikrobia untuk PST Substrat untuk produksi PST dapat rnenggunakan Iimbah industri, limbah pertanian baik bentuk padat dan cair. Limbah cair meliputi melase, cairan whey susu, sulfite liquor. Limbah pertanian berbentuk padat misalnya limbah pabrik tahu, limbah pertanian yang mengandung selubiosa, gula. CO2 dapat digunakan sebagai sumber karbon bagi algae dan hidrogen bakteri. Bakteri dan fungi tertentu (Graphium, Trichoderma) dapat menggunakan methan dan methanol. Pati dari hasil sisa pembuatan kertas dapat ditumbuhi Endomycopsis fibuliger dan Candida utilis dapat rnenghasilkan amilase.
Kondisi Kultur Garam ammonium atau nitrat biasanva digunakan untuk mempelajari kebutuhan sumber nitrogen oleh mikrobia. Kemudian pH medium untuk pertumbuhan khamir perlu diatur asam (4,5-5,5), untuk bakteri membutuhkan pH netral (6,0-9,5), sedang untuk bakteri hijau biru, Spirulina maxima memerlukan pH basa (9-11). Temperatur optimum untuk pertumbuhan mikrobia bervariasi, ada yang tumbuh baik pada suhu antara 28-40° C. Produksi khamir ada media minyak gas dipreparasi dalam kondisi tidak steril, demikian juga algae yang ditumbuhkan di dalam danau terbuka, selalu terjadi kontaminasi bakteri dan protozoa. Apabila produksi protein sel tunggal menggunakan substrat hidrokarbon akan timbul banyak masalah karena kemungkinan bersifat karsinogenik. Problemnya antara lain solubilitas hidrokarbon rendah.
Nilai nutrisi protein sel tunggal
Produksi PST Mengg. Mikroba Pengaruh Media Tumbuh terhadap Kadar Protein Saccharomyces cerevisiae dlm Pembuatan PST Media : YEPD : campuran ekstrak khamir, pepton, dekstrosa, dan akuades. Semua bahan Beker gelas aduk Masukkan kedlm botol selai sampai vol 150 ml Tutup dg busa & Aluminium Foil Sterilkan
Pembuatan medium limbah tahu-air kelapa Limbah cair tahu dan air kelapa dengan 3 macam perbandingan (2:1 ; 1:1 ; 1:2) sampai volume 150 mL. Kedua bahan ditambah ampas tahu sebanyak 1,5 g dan 2,5 g. Ketiga bahan tersebut diaduk hingga homogen, disaring, dan dimasukkan ke dalam botol selai Sterilkan dgn autoklaf suhu 121 C. Tutup botol Selai dgn Busa
Penumbuhan S. cerevisiae pada medium YEPD dan medium limbah tahu-air kelapa S. Cerevisiae disuspensikan dalam akuades steril dengan kepadatan 10 pangkat 6 sel/mL. Masing-masing medium dalam botol jam diinokulasi dengan 1 mL suspensi tersebut. YEPD & limbah tahu tahu-air kelapa diinkubasi di dalam inkubator pada suhu 30oC selama 20 jam. Kemudian medium tersebut diukur pH dan dihitung populasi sel S. Cerevisiae setiap 24 jam selama 4 hari.
Pengukuran pH medium dgn pH meter pada jam ke- 24, 48, 72, dan 96. Penghitungan jumlah sel S. cerevisiae menggunakan Hemositometer dan Mikroskop Cahaya
Pembuatan serbuk sel-sel S. cerevisiae Sel-sel S. cerevisiae dipanen dengan di sentrifugasi 3000 rpm sebanyak 2 kali masing-masing selama 10 menit. Endapan dicuci dengan cara diberi akuades dan disaring dengan kertas saring Whatman no.40. sel dikeringkan pada suhu 50-60oC selama 3 hari. Setelah kering, dilakukan penggerusan sel serbuk yang dihasilkan ditimbang berat kering selnya dan dianalisis kandungan proteinnya.
Analisis kadar protein metode Lowry 1. Serbuk sel sebanyak 0,5 g dihaluskan dan ditambah akuades sampai volume 100 mL. 2. larutan disaring dan ditambah 100 mL akuades. Larutan diambil 1 mL dan ditambah 1 mL Lowry D, digojog dengan vortex 3. Didiamkan selama 15 menit pada suhu kamar + ditambah 3 mL Lowry E, digojog dengan vortex 4. didiamkan selama 45 menit pada suhu kamar dan segera diukur absorbansinya pada λ 590 nm. 5. dibuat kurva standart Bovine Serum Albumine dengan konsentrasi 0,06; 0,12; 0,18; 0,24; 0,3 mg/mL 6. diperoleh garis regresi hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi protein
Hasil dan Pembahasan
Produksi PST Mengg. Algae Spirulina Upstream Processing
Serbuk Sprulina Kapsul Sprulina
Produk PST Yang Beredar Di Pasaran Chorella Crypto Power Chorella utk Kosmetik