PARIWISATA KEPARIWISATAAN REKREASI INDUSTRI PARIWISATA OBJEK WISATA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PERATURAN KONSERVASI Fredinan Yulianda, 2009.
Advertisements

Di ekosistem hutan, biasanya konflik konservasi muncul antara satwa endemik dan pengusaha HPH (Hak Pengusahaan Hutan). Karena habitatnya menciut dan kesulitan.
PERATURAN KONSERVASI Fredinan Yulianda, 2010.
RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN BANYUASIN
Eksplorer dunia barat/ timur ke Indonesia
Klasifikasi tata guna lahan
SUAKA MARGASATWA Suaka margasatwa (Suaka: perlindungan; Marga: turunan; satwa: hewan) adl Hutan suaka alam yg ditetapkan sbg suatu tempat hidup margasatwa.
1. Kawasan Hutan sebagai ODTW
KONSEP DASAR EKOWISATA
Definisi Protected Areas An area of land and/or sea especially dedicated to the protection and maintenance of biological diversity, and of natural and.
Perencanaan Tata Guna Lahan
TAMAN NASIONAL SEMBILANG SEBAGAI KAWASAN PARIWISATA DAN EKONOMI
TAMAN NASIONAL Taman Nasional adl perlindungan alam yg meliputi daerah luas, tanpa adanya tempat tinggal & biasanya berfungsi sbg tempat rekreasi Menurut.
ASSALAMU’ALAIKUM KELOMPOK 6: 1. Lian Yustiatin
Oleh Cecep Kusmana Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan IPB
Pokok Bahasan 3 KATEGORI KAWASAN KONSERVASI
Pengelolaan dan Pengembangan Hutan Rakyat
DAMPAK PARIWISATA TERHADAP LINGKUNGAN DAN BUDAYA
Munandar, A (2007) Kebijakan dan Pengeloaan Ekowisata 1 DAMPAK LINGKUNGAN, EKONOMI DAN SOSIAL BUDAYA Hand-out Mata Kuliah Kebijakan dan Pengelolaan Ekowisata,
CREATED BY: WICKY BARIREZA Xi ips
Dampak Pariwisata dan Lingkungan Binaan
Disusun oleh : YULIA WIJAYANTI 23 XAP.  Keanekaragaman hayati adalah keseluruhan variasi berupa bentuk,penampilan,jumlah dan sifat yang dapat ditemukan.
PENDAHULUAN.
PERENCANAAN PERJALANAN ECOTOURISM
KONSEP MODERN KAWASAN DILINDUNGI BAGI OBYEK EKOWISATA
Disampaikan oleh: ACHMAD SATIRI (Kabag Hukum, Organisasi, dan Humas)
SISTEM KEPARIWISATAAN
PERENCANAAN PEMANFATAN LAHAN; ZONASI LAHAN & PERWILAYAHAN KOMODITAS
PERTEMUAN – 3 M.K. EKONOMI WISATA (ESL 332)
KRITERIA KAWASAN KONSERVASI
Oleh: DIAN ARDI WAHYU AJI MICHAEL
Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian
DAMPAK PEMBANGUNAN PARIWISATA
Perencanaan Hutan Berbasis Ekosistem
PENANGANAN TERPADU DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DI WILAYAH PESISIR, LAUTAN DAN PULAU.
Pengantar Pariwisata Mendeskripsikan jenis dan ciri produk dari objek wisata Mengevaluasi berbagai objek wisata yang ada di indonesia.
RENCANA KERJA DINAS KEHUTANAN TAHUN 2017
KONSERVASI LANSKAP : BENTANG ALAM EKOSISTEM PESISIR DAN PULAU KECIL
Sumber Daya Alam yang Berhubungan dengan Aspek Geografi
FUNGSI HUTAN.
I. PENDAHULUAN Rumusan 'ecotourism' sebenarnya sudah ada sejak 1987 yang dikemukakan oleh Hector Ceballos-Lascurain yaitu sbb:
KRITERIA KAWASAN KONSERVASI
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
Kelompok 2 (M02) Rizka Okti Maulani Rohmatul Uma Luthfia Hikmah
SUMBERDAYA PERIKANAN Kuliah Ke-4.
NATURAL TOURISM, ECO-TOURISM, AND SUSTAINABLE TOURISM
ASAS PENGELOLAAN KONSERVASI
KEANEKARAGAMAN HAYATI
KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM
Usaha-usaha daya tarik wisata
Dikutip dari berbagai sumber
Eksplorer dunia barat/ timur ke Indonesia
1. Kawasan Hutan sebagai ODTW
Manajemen Destinasi Pariwisata
Tugas geografi pemanfaatan sumber daya alam
Oleh: Rahilla Apria Fatma, S.Kom., MT.
Pariwisata Bekelanjutan
ANALISA SWOT PERKEMBANGAN PARIWISATA INDONESIA
STIEPAR YAPARI AKTRIPA BANDUNG
KULIAH HUTAN LINDUNG (4) PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG
Bagian 4 Hukum dan Undang-Undang Kepariwisataan
DINAS KEHUTANAN PROV. SULAWESI SELATAN. “MEWUJUDKAN HUTAN LESTARI, PERKEBUNAN PRODUKTIF MASYARAKAT SEJAHTERA MANDIRI ”
PEMANFAATAN KEANEKARAGAMAN HAYATI INDONESIA KONSERVASI FLORA DAN FAUNA
Di ekosistem hutan, biasanya konflik konservasi muncul antara satwa endemik dan pengusaha HPH (Hak Pengusahaan Hutan). Karena habitatnya menciut dan kesulitan.
KEPARIWISATAAN.
PENATAAN RUANG 14/01/ :10.
Strategi Pengembangan Desa Wisata Kabupaten Badung (Studi Kasus Desa Wisata Pangsan, Banjar Sekar Mukti Pundung, Kecamatan Petang ) Program Magister Arsitektur.
Plasma Nutfah & Konservasi
PELATIHAN DASAR TEKNIS BIDANG SUMBER DAYA AIR
PELATIHAN DASAR TEKNIS BIDANG SUMBER DAYA AIR
Transcript presentasi:

PARIWISATA KEPARIWISATAAN REKREASI INDUSTRI PARIWISATA OBJEK WISATA ECOTOURISM PARIWISATA KEPARIWISATAAN REKREASI INDUSTRI PARIWISATA OBJEK WISATA

ECOTOURISM (EKOWISATA) perjalanan yang berguna bagi lingkungan alam untuk mengerti kebudayaan dan sejarah lingkungan, mengagumi, meneliti dan menikmati pemandangan yang indah dan tumbuh - tumbuhan serta binatang liar, memperdulikan dan bukan untuk mengubah integritas ekosistem serta memberikan kesempatan ekonomis pada daerah konservasi sumberdaya alam untuk masyarakat lokal (The Ecotourism Society, 1991

Beberapa Definisi Ecotourism Ecotourism is responsible travel to natural areas which conserves the invironment and improves the welfare of lokal people. Ecotourism is about creating satisfying a hanger for nature, about exploiting tourism’s potential for conservation and development and about averting it’s negative impact on ecology, culture and aesthetics. Ecotourism is a subset of nature tourism in which conservation and tourists interest work together to conserve environmental quality while naturally protecting tourism.

Ekowisata sebagai bentuk usaha atau sektor ekonomi wisata alam yang dirumuskan sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan (Wood, 2002). Secara umum ekowisata sebagai kegiatan perjalanan wisata yang dikemas secara profesional, terlatih, dan memuat unsur pendidikan, sebagai suatu sektor atau usaha ekonomi yang mempertimbangkan warisan budaya, partisipasi dan kesejahteraan penduduk lokal serta upaya-upaya konservasi sumberdaya alam dan lingkungan (Iwan, N. 2004)

Ekowisata merupakan wisata alam yang berfokus didaerah konservasi (protected areas), yang memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat lokal, konservasi dan pendidikan. Ekowisata sbg wisata berbasis alam yang berkelanjutan dengan fokus pengalaman dan pendidikan tentang alam, dikelola dengan sistem pengelolaan tertentu dan memberi dampak negatif paling rendah pada lingkungan, tidak bersifat konsumtif dan berorientasi lokal. Dengan berbagai definisi tersebut menunjukkan bahwa para peneliti, akademisi dan praktisi belum memiliki kesepakatan mengenai definisi ekowisata.

Ada enam prinsip dasar ekowisata yang disepakati untuk membedakan kegiatan ekowisata dg wisata alam : Memberikan dampak negatif yang paling minimum bagi lingkungan dan masyarakat lokal. Memberikan kesadaran dan pengetahuan baik pada pengunjung maupun penduduk lokal. Berfungsi sbg bahan utk pendidikan dan penelitian baik utk penduduk lokal maupun wisatawan termasuk peneliti dan akademisi. Semua elemen yg berkaitan dg ekowisata hrs memberikan dampak positif berupa kontribusi langsung utk kegiatan konservasi yg melibatkan semua aktor yg terlibat dalam kegiatan ekowisata. Memaksimalkan partisipasi masyarakat lokal dalam proses pengambilan keputusan berkaitan dg pengelolaan kawasan ekowisata. Memberi manfaat ekonomi bagi penduduk lokal berupa kegiatan ekonomi yg bersifat komplemen thd kegiatan ekonomi tradisional.

Ekowisata harus mengandung bbrp komponen sbb : Mampu memberikan kontribusi terhadap konservasi alam dan keanekaragaman hayati. Mampu meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat lokal Mengikutsertakan pengalaman dan pembelajaran kepada wisatawan. Menekankan partisipasi masyarakat lokal dalam kepemilikan dan aktifitas pariwisata yang dikembangkan. (UNEP, 2000).

Wisata bahari : kegiatan pariwisata yang berorientasi pada alam dan menekankan pada tujuan lingkungan dan budaya yang ditekankan pada kecintaan atau minat khusus terhadap laut dan segala sesuatu yang berkaitan dengan laut. Wisata bahari : perjalanan yang berguna bagi lingkungan alam untuk mengerti lingkungan pesisir serta perairan, mempedulikan dan bukan untuk mengubah integritas ekosistem daerah pesisir, memberikan kesempatan ekonomis pada daerah konservasi sumberdaya alam perairan untuk masyarakat lokal.

Lima Manfaat yang dapat diperoleh dari wisata bahari Menjadi sumber pemasukan untuk konservasi keanekaragaman, khususnya dalam area dilindungi. Area yang dilindungi dapat menjadi sumber perekonomian masyarakat lokal. Alternatif ekonomi untuk masyarakat lokal dapat mereduksi over ekploitasi pada lingkungan yang dilindungi dan sumber daya cagar alam. Wisata bahari dapat memperluas wawasan konservasi dan keanekaragaman lingkungan hayati. Wisata bahari menjadi daya dorong untuk upaya konservasi keanekaragaman hayati ekosistem itu sendiri.

Kriteria ekowisata bahari : Sinar matahari sepanjang tahun Pantai pasir putih Kejernihan air Luas area Jenis biota Kepadatan ikan Aneka terumbu karang

PARIWISATA Pariwisata : Segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dibidang tersebut. Kepariwisataan : adalah segala sesuatu hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata.

WISATAWAN Seseorang yang terdorong oleh sesuatu atau beberapa keperluan melakukan perjalanan dan persinggahan sementara di luar tempat tinggalnya untuk jangka waktu lebih dari 24 jam tidak dengan maksud untuk mencari nafkah. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.

KEPARIWISATAAN Segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Usaha Pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan objek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata, dan usaha lain yang terkait dibidang tersebut.

Kawasan Pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata. Objek Wisata adalah perwujudan dari pada ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya, serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisatawan. Objek Wisata alam adalah objek wisata yang daya tariknya bersumber pada keindahan sumberdaya alam dan tata lingkungan. Rekreasi adalah kegiatan aktif atau pasif, yang dilakukan dengan bebas dan kreatif dalam waktu senggang sebagai selingan pekerjaan sehari-hari sesuai dengan bakat dan kegemarannya.

Kawasan Perlindungan dan pelestarian satwa (wildlife refuge) adalah daerah perlindungan margasatwa yang dicadangkan untuk tempat-tempat penghidupan (habitat) bagi jenis margasatwa tertentu didalam pengelolaan hutan. Taman Laut adalah kawasan dilaut yang mempunyai ciri dengan keindahan alam dan keunikan yang diperuntukkan secara khusus untuk dibina, dipelihara dan dimanfaatkan guna kepentingan rekreasi, pariwisata, pendidikan dan kebudayaan.

Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang terdiri atas zona inti dan zona-zona lain yang dimanfaatkan untuk tujuan pariwisata , rekreasi dan pendidikan serta sekaligus berfungsi sebagai penyangga zona inti. Hutan Suaka Alam ialah kawasan hutan karena sifatnya yang khas diperuntukkan secara khusus untuk perlindungan alam hayati dan atau manfaat lainnya, yaitu : a. Hutan Suaka Alam yang berhubungan dengan keadaan alamnya yang khas termasuk alam hewani dan nabati, perlu dilindungi untuk keperluan ilmu pengetahuan dan kebudayaan, disebut Cagar Alam b. Hutan Suaka Alam yang ditetapkan sebagai suatu tempat hidup margasatwa yang mempunyai nilai khas bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta merupakan kekayaan dan kebanggaan nasional disebut Suaka Margasatwa.

INDUSTRI PARIWISATA adalah sesuatu kegiatan usaha dengan maksud untuk mencari keuntungan dalam ruang lingkup penyediaan dan penyelenggaraan fasilitas perjalanan berupa angkutan, akomodasi, restoran termasuk catering, hiburan, souvenir, atraksi kebudayaan, serta fasilitas-fasilitas lainnya yang diperlukan bagi wisatawan.

POTENSI SUMBERDAYA ALAM UNTUK WISATA ALAM (ECOTOURISM) Ekosistem Darat, Pantai dan Laut Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah. Ekosistem yang spesifik dapat ditemukan didarat (pegunungan, lembah, ngarai, pesisir) Ekosistem Perairan darat (sungai, danau, waduk, rawa,) Ekosistem Laut dan Pantai (marine dan submarine serta ekosistem pesisir/pantai) Semua dapat dikembangkan untuk objek wisata karena hal itu merupakan potensi yang sangat bagus untuk wisata alam (ecotourisme)

Beberapa Ekosistem di Indonesia Wilayah / ekosistem Luas Keterangan Seluruh wilayah Indonesia (batas 12 mil laut) Seluruh Daratan Seluruh Laut Laut teritorial (jalur 12 mil) Perairan pedalaman/kepulauan Landas kontinen (kedalaman 200 m) ZEE Indonesia Total garis pantai Jumlah pulau Panjang wilayah Indonesia Hutan tropika 5 x 106 km2 1,9 x 106 km2 3,1 x 106 km2 0,3 x 106 km2 2,8 x 106 km2 1,5 x 106 km2 2,7 x 106 km2 81.791 km 17.508 buah 5.000 km 143 juta ha 62 % dari seluruh wilayah berupa ekosistem laut 10 % dari seluruh laut 90 % dari seluruh laut 48 % dari seluruh laut Ekosistem pantai Ekosistem daratan Membentang sepanjang katulistiwa Ekosistem hutan dengan banyak ekotipe

Dari berbagai ekosistem yang dimiliki Indonesia tsb diatas masih terdapat banyak ekosistem yg penuh misteri. Ekosistem hutan tropika yg merupakan 75 % wilayah daratan mempunyai banyak informasi tentang keanekaragaman hayati. Pada tahun 1993 telah ditunjuk kawasan konservasi seluas 15,4 juta ha untuk mencapai sasaran 18,7 juta ha. Untuk ini masih diperlukan 3,3 juta ha lagi. Upaya pengembangan kawasan konservasi laut juga diperlukan untuk melindungi ekosistem perairan, khususnya untuk ekosistem perairan laut. Pada saat ini yg telah ditunjuk sebagai konservasi laut adalah 2,7 juta ha dan masih harus ditetapkan seluas 7,3 juta ha. Dari kawasan konservasi laut ini terdapat Taman Wisata Laut di 8 lokasi seluas 73. 630 ha.

Atraksi Wisata Alam Ekosistem (Biotik dan Abiotik) merupakan atraksi wisata yang dapat dikembangkan untuk objek wisata alam (ecotourism) Kegiatan wisata alam : - Ecotourism - Agrotourism - Villagetourism - Geotourism Atraksi wisata alam Atraksi wisata budaya Keuntungan Ganda

Tipologi Jenis Wisata Ekowisata Wisata Alam Wisata Etnik Wisata Budaya Wisata Sejarah

Konsep Pendekatan Perencanaan Pariwisata Konsep Pariwisata : “Ecotourism Sustainability Development” - Nasional - Regional - Kawasan “Matching” and “Adjustment” “Supply” and “Demand” - Kuantitas - Kualitas - Harga

Pendekatan Keterpaduan Perencanaan dari bawah dan dari atas (top down and bottom up planning) Pendekatan Intersektoral Holistik (perencanaan comprehenshive) “SWOT analysis” Pendekatan Pariwisata Berkelanjutan (sustainability) mengembangkan pertumbuhan dan pengembangan secara berkelanjutan

Pentahapan Perencanaan Pariwisata Diagnosis Kebijakan yang ada dan Assesment Tahap 2 Pengembangan Kerangka Umum (Makro) Tahap 3 Analisis pada tiap Rencana Sektoral Terkait Tahap 4 Koordinasi Antar Rencana Sektoral Terkait Penyusunan Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Kawasan Tahap 5 Tahap 6 Penyusunan Rencana Induk dan Program Tahap 7 Penyusunan Strategi Implementasi

Prinsip Pengembangan Pariwisata Keseimbangan aspek pelestarian dan pengembangan serta berorientasi kedepan (jangka Panjang) Penekanan pada nilai manfaat yang besar bagi masyarakat setempat Pengelolaan sumberdaya yang tidak merusak (sosial, budaya, ekonomi) Keselarasan/sinergis antara kebutuhan wisatawan, lingkungan hidup dan masyarakat lokal (monitoring yang ketat) Mampu mengembangkan apresiasi masyarakat terhadap warisan budaya dan lingkungan hidup.

Pariwisata sebagai Pengembangan Masyarakat dan Wilayah Memajukan tingkat hidup masyarakat sekaligus melestarikan identitas budaya dan tradisi lokal Meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan kesejahteraan pada penduduk lokal Berorientasi pada pengembangan wirausaha (entrepreneurship) dengan daya serap tenaga kerja, dengan teknologi kooperatif. Memanfaatkan pariwisata seoptimal mungkin sebagai agen penyumbang tradisi budaya dengan dampak negatif yg seminimal mungkin

Penawaran Pariwisata Regional Regional Situation Analysis Environment Analysis Resource Analysis Analysis the environment to identify treats and region and the tourist business unit in the region Analysis the region resources and capabilities to identify strengths, weaknesses, and distinctive competencies

Pariwisata Produk yang eksotis Eksotisme yang ditawarkan pada intinya ingin menggiring orang kedalam suatu bentuk penjelajahan, petualangan, dan penemuan baru Suatu perjalanan wisata selalu terselip pesan sebuah petualangan untuk menemukan dunia baru Eksotisme sebuah daerah tujuan wisata(tourism) sering kali ditampilkan sebagai sesuatu yang masih asli dan membuat orang yang besangkutan bertambah harga dirinya Wisatawan berlomba untuk mencari sesuatu yang asli, setiap penemuan dianggap sebagai sebuah prestasi tersendiri. Panorama keindahan alam, situs kebudayaan, sikap hidup dll, yang belum terjamah wisatawan merupakan hal yang paling dicari Berwisata adalah sebuah pemenuhan kebutuhan (kebutuhan harga diri/esteem). Harga diri muncul dari keinginan seseorang menaklukkan dan berkuasa atas apa yang sudah ditaklukkan, sekalipun hal ini terjadi hanya dalam bayangan atau angan-angan.

Tiga syarat obyek wisata yang menarik Apa yang dapat dilihat (something to see) Apa yang dapat dilakukan (something to do) Apa yang dapat dibeli (something to buy) +++ Promosi dan informasi

Land capabilities for tourism infrastructure

Kreteria Kelas Kemiringan Lereng No. Besar Sudut (%) Kemiringan Lereng Har kat Kelas 1. 0 - 2 Datar 5 Sangat Baik 2. 2 - 8 Landai 4 Baik 3. 8 - 30 Miring 3 Sedang 4. 30 - 50 Terjal 2 Jelek 5. > 50 Sangat Terjal 1 Sangat Jelek

Tingkat Erosi Permukaan No. Kriteria Harkat Kelas 1. Tidak ada kenampakan erosi 5 Sangat baik 2. Kenampakan erosi ringan 4 Baik 3. 3 Sedang 4. Kenampakan erosi beret 2 Jelek 5. Kenampakan erosi sangat berat 1 Sangat jelek

Kriteria Kelas Kedalaman Batuan Dasar No. Kedalaman Harkat Kelas 1. < 50 cm 5 Sangat baik 2. 50 – 100 cm 4 Baik 3. 100 – 150 cm 3 Sedang 4. 150 – 200 cm 2 Jelek 5. > 200 cm 1 Sangat jelek

Kriteria Tingkat Kelapukan Batuan No. Kriteria tingkat kelapukan btuan Harkat Kelas 1. Batu segar, tdk tampak tanda pelapukan batu sesegar kristal 5 Sangat baik 2. Lapuk ringan, pelapukan hanya terjadi pada diskontinuitas terbuka yang menimbulkan perubahan warna, dapat mencapai 1 cm dari permukaan diskontinuitas 4 Baik 3. Lapuk sedang, sebagian besar batuan berubah warna, belum lapuk (kecuali batuan sedimen yg tersemen baik, diskontinuitas ternoda/terisi bahan lapukan 3 Sedang 4. Lapuk kuat, pelapukan meluas keseluruh keseluruh masa batuan, sebagian besar masa batuan lapuk, tidak mengkilat, seluruh batuan berubah warna, mudah digali dg palu geologi 2 Jelek 5. Lapuk sempurna, seluruh batuan berubah warna dan lapuk, kenampakan luar seperti tanah 1 Sangat jelek

Daya Dukung Tanah No. Kriteria Material Permukaan Harkat Kelas 1. Gravel dan tanah bergravel 5 Sangat baik 2. Pasir dan tanah berpasir 4 Baik 3. Debu dan lempung < 50 % 3 Sedang Debu dan lempung > 50 % 2 Jelek 5. Tanah organik 1 Sangat jelek

Tingkat kembang kerut tanah (nilai COLE) Kembang Kerut Tanah Indeks COLE (Coefisiential of linear extensibility) No. Tingkat kembang kerut tanah (nilai COLE) Harkat Kelas 1. Tidak kembang kerut, kandungan montmorilonit sangat sedikit, dengan nilai COLE < 0,01 5 Sangat baik 2. Sedikit kembang kerut, kandungan montmorilonit sedikit, dengan nilai COLE 0,011 – 0,030 4 Baik 3. Kembang kerut sedang, tanah dengan kandungan montmorilonit cukup, nilai COLE 0,031 – 0,060 3 Sedang 4. Kembang kerut kuat, tanah dengan kandungan montmorilonit banyak, nilai COLE 0,061 – 0,090 2 Jelek 5. Tanah sangat kembang kerut, dengan kandungan montmorilonit sangat banyak, nilai COLE > 0,090 1 Sangat jelek

Drainase Permukaan Tanah No. Kriteria drainase permukaan Harkat Kelas 1. Lahan selalu kering, peresapan air kedalam tanah sangat cepat, tanah tidak pernah jenuh air. 5 Sangat baik 2. Lahan dengan drainase baik walaupun habis hujan, peresapan air kedalam tanah cepat, penjenuhan tanah hanya sebentar. 4 Baik 3. Lahan dengan drainase sedang, peresapan air kedalam tanah tidak begitu cepat, dengan sedikit terpengaruh oleh air tanah dangkal dan banjir. 3 Sedang 4. Lahan dengan sedikit masalah drainase, tergenang sementara setelah turun hujan atau naiknya air tanah dangkal. 2 Jelek 5. Lahan dengan drainase jelek, seperti rawa (selalu tergenang air) 1 Sangat jelek

Kriteria Kedalaman Air Tanah No. Kriteria Kedalaman Air Tanah Harkat Kelas 1. Kedalaman muka air tanah > 3,5 meter 5 Sangat baik 2. Kedalaman muka air tanah 3,5 – 2,5 meter 4 Baik 3. Kedalaman muka air tanah 2,5 – 1,5 meter 3 Sedang 4. Kedalaman muka air tanah 1,5 – 0,5 meter 2 Jelek 5. Kedalaman muka air tanah < 0,5 meter 1 Sangat Jelek

ekowisata Ekowisata Sebuah wisata alam tanpa merubah alam : - tanaman - hewan - alam - budaya Penunjang : - Souvenir - handycraf Peluang usaha : usaha ekonomi produktif (UEP) Pondok ekowisata/ecohotel : hotel wisata berbasis alam Berkembangnya bidang seni dan budaya ekowisata