PERUBAHAN PARADIGMA PEMBANGUNAN Tidak Berorientasi pada Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi tetap penting, tetapi sekedar salah satu alat untuk mencapai tujuan pembangunan. Pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi tidak mendorong produksi pangan. Kalau pun produksi pangan meningkat, pangan menjadi komoditi global dengan harga global. Perubahan dalam statistik yang digunakan untuk mengukur pembangunan.
Model Lama Sektor Keuangan Pertumbuhan Ekonomi Variabel Ekonomi Marko Modal Manusia Modal Alam/ Lingkungan Sektor Keuangan Variabel Ekonomi Marko Pertumbuhan Ekonomi Good Governance
PEOPLE CENTRED DEVELOPMENT ENVIRONMENTALLY FRIENDLY DEVELOPMENT Model Baru PEOPLE CENTRED DEVELOPMENT GOOD GOVERNANCE ENVIRONMENTALLY FRIENDLY DEVELOPMENT Financial Sector Limited Speculation Economic Growth and Other Macro Economic Variables
Hindarkan Pangan sebagai Komoditi Politik dan Spekulasi Demand: Hindarkan Pangan sebagai Komoditi Politik dan Spekulasi
Demand: efisiensi konsumsi Perbaiki efisiensi konsumsi beras (dan juga makanan lain). Misalnya, jangan menyia-nyiakan beras. Kalau makan jangan disisakan, jangan dibuang. Kalau makan, jangan sampai kenyang. Berhenti sebelum kenyang. Kunyah makan yang lama (32 kali?). Penyerapan makanan menjadi sempurna. Minum setengah jam sebelum dan sesudah makan.
Demand: Konsumsi Buah, Sayur, dan Biji Biji Lain Makan buah dan sayur sebelum “makan” akan mengurangi “nafsu” untuk makan nasi. Makan buah dan sayur sebelum nasi dan “yang keras seperti daging” itu menyehatkan. Dorong konsumsi biji bijian yang lain.
Demand: Kurangi Konsumsi Daging, Telur dan Susu Dengan mengurangi konsumsi daging , pertumbuhan produksi peternakan akan berkurang. Sumber daya yang semula untuk peternakan dapat dialihkan untuk menghasilkan produksi pangan (biji bijian, buah, dan sayur) secara langsung. Harga lebih murah. Proses produksi lebih pendek. Dan lebih sehat. Lebih ramah lingkungan
Supply: Pilihan teknologi Bisa memakai teknologi tinggi, untuk menghasilkan produksi masal. Harga mahal, keuntungan tinggi karena dijual di pasar dunia. “Bisa Dewek”. (Dari Prof. Yunita Winarto) Menggunakan teknologi lokal yang sudah dikenal oleh masyarakat. Cari yang ramah lingkungan. Pertanian organik perlu dikembangkan.
Adaptation to Climate Change Supply: Adaptation to Climate Change
Bagaimana Menghasilkan Surplus 10 Juta Ton Beras? Kesimpulan: Bagaimana Menghasilkan Surplus 10 Juta Ton Beras?
Apa Perlu? Dari sisi pasar, suatu komoditi bisa mengalami defisit pada tingkat harga tertentu. Bisa pula mengalami surplus pada tingkat harga yang lebih tinggi. Surplus hanya akan terjadi pada tingkat harga yang terlalu tinggi. Apakah kita akan menentukan harga beras pada harga yang amat tinggi? Dari sisi produksi, kita harus mengawasi konsumsi tiap orang, agar tak seorang pun mengkonsumsi melebihi daripada kebutuhan yang telah ditentukan. Kalau pun kita dapat menghitung kebutuhan ini, akan muncul untuk mendistribusikan ke tiap individu, memastikan bahwa tiap individu mendapatkan yang “dibutuhkan”.
Yang Perlu Dilakukan Ubah Paradigma Pembangunan. Produksi pertanian tidak berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, tetapi pada penyediaan pangan (makanan, air, dan udara) yang membuat penduduk sehat. Surplus bukanlah tujuan. Mengapa takut impor, kalau harga jadi lebih murah, dan penduduk lebih bahagia? Kita berani menaikkan harga minyak, mengapa tidak berani menurunkan harga pangan?
“Kesalahan” yang Sering Terjadi Peningkatan produksi pertanian otomatis berarti mengurangi kemiskinan, karena para petani orang miskin. Pertanyaannya: Siapa yang memperoleh keuntungan dari produksi pertanian? Para petani mendapat berapa?
Tiga Sisi Penting Manfaatkan mekanisme pasar. Jangan anti impor pangan. Lakukan impor kalau dapat menurunkan harga pangan, yang akan membuat penduduk (konsumen) menjadi lebih sehat dan bahagia. Tingkatkan produksi pangan dalam negeri. Tujuannya adalah penyediaan sehat dan murah untuk penduduk di Indonesia. Ekspor janganlah dijadikan tujuan utama peningkatan produksi.
Untuk Beras Jangan anti impor beras, kalau impor ini dapat menurunkan harga beras. Harga beras yang lebih rendah membuat penduduk (konsumen) lebih bahagia. Para petani adalah juga konsumen beras. Harga beras yang tinggi sering menguntungkan pebisnis beras, bukan petani. Modifikasi konsumsi, tingkatkan efisiensi konsumsi. Tingkatkan produksi beras, terutama dengan teknologi lokal, yang ramah lingkungan, dan menyehatkan. Tingkatkan cadangan, yang dilakukan oleh pemerintah, yang dapat menstabilkan harga beras, seperti yang dilakukan oleh Bulog di jaman Order Baru.
Krisis Global dan Pangan Krisis global yang disebut di awal presentasi amat mungkin mempengaruhi ketahanan pangan di Indonesia. Krisis ekonomi/ keuangan dunia dapat mengakibatkan ekspor Indonesia menurun. Akibatnya, kemampuan Indonesia mengimpor beras juga akan menurun. Krisis politik dunia dapat menyebabkan negara negara enggan menjual beras mereka. Beras mereka prioritaskan untuk meredam konflik politik di negara mereka. Perubahan iklim mengancam usaha peningkatN produksi pangan di Indonesia.
Selamat Mengkonsumsi Pangan yang Sehat, Ramah Lingkungan, dan Diproduksi dengan Good Governance Terimakasih Banyak