APLIKASI STRENGTH-DURATION CURVE DALAM KLINIS ABDURRASYID,SSt. FT

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BIOLISTRIK Heru santoso wahito nugroho
Advertisements

3. Elektrokardiogram normal Erkadius Kuliah PBL Blok 1.2 Minggu III/2010.
KELISTRIKAN DAN KEMAGNETAN DALAM TUBUH
SISTIM SYARAF.
SUSUNAN SARAF SENSORIK
CONCEPT NEUROMUSCULAR PADA OLAH RAGA
FARMAKOLOGI MOLEKULER
Mikturisi dan Gangguannya
Posterior Interosseous Neuropathy: Electrodiagnostic Evaluation
Perkembangan Fungsi Irfan. Perkembangan menjadi bagian unik dari kehidupan Dalam keadaan normal perkembangan manusia dipengaruhi oleh interaksi antara.
SISTEM SARAF IX / I Standart Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
fiSIOLOGi DAN FISIKA pendengaran 2 LEONARDO W. PERMANA, DR., MARS
ELECTROCARDIOGRAF DERMAWAN D
Arus Diadinamis.
SANTI KARTIKASARI,dr SISTEM SARAF.
Perubahan-Perubahan Pada Sistem Saraf
BIOFISIK DALAM FISIOTERAPI
FISIOLOGI NYERI (PAIN) Suzy Rahardja.
Kelompok 8 Idham Ilhami Gumilar Rani Sri Yulianti Regina Bilqis
Sensasi dan Persepsi Akademi Perawat Panti Waluya.
PERKEMBANGAN OTOT DAN FUNGSI
Dr. Rr. Retnanaingtyas Sugma Y.
Biofisika Muthiah Munawwarah.
Bab IV Balok dan Portal.
Proses Transmisi Impuls
PARTOGRAF Partograf : Alat untuk mencatat / memantau info / kemajuan persalinan berdasarkan observasi / riwayat dan pemeriksaan fisik ibu dalam persalinan.
Selamat Siang...
Pertemuan 3 – Metode Garis Leleh
Sumber Medan Magnetik.
PENGANTAR FISIOLOGI MANUSIA
KELISTRIKAN JANTUNG IRMA NUR AMALIA, M.KEP.
Perubahan-Perubahan Pada Sistem Saraf
SEL SARAF DAN IMPULS SARAF
ANATOMI SISTEM SARAF BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng
KELISTRIKAN DAN KEMAGNETAN DALAM TUBUH
PERKEMBANGAN OTOT DAN FUNGSI
SISTEM GERAK DAN OTOT TEAM TEACHING: Dra. Hj. Aseptianova, M.Pd.
Pengukuran Nyeri.
1. Aktifitas listrik jantung
Dasar Dasar ELEKTROKARDIOGRAFI
BIOLISTRIK Kelistrikan dan Kemagnetan di Dalam Tubuh Manusia
Efek Substitusi dan Efek Penghasilan
SDC SEBAGAI SARANA DIAGNOSIS DALAM FISIOTERAPI
SEL EKSITABLE DAN MEKANISME BIOFISIKANYA
Kelainan pada sistem saraf
SISTEM SARAF TEAM TEACHING: Dra. Hj. Aseptianova, M.Pd.
PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK
SISTEM GERAK DAN OTOT TEAM TEACHING: Dra. Hj. Aseptianova, M.Pd.
ASKEP ANAK DENGAN FEBRIS KONVULSI
POTENSIAL MEMBRAN SEL.
2. SISTEM KONTROL DALAM PERILAKU IKAN
SDC SEBAGAI SARANA DIAGNOSIS DALAM FISIOTERAPI
Nerve Cells and Nerve Impulses
Kompetensi Dasar Ke 9 SISTEM SYARAF.
Kedudukan skala sebuah mikrometer sekrup yang digunakan untuk mengukur diameter sebuah bola kecil seperti gambar berikut : Berdasarkan gambar tersebut.
GARIS EKUIPOTENSIAL.
SISTEM KOORDINASI MANUSIA
PERIPHERAL NERVOUS SYSTEM
ELEKTROKARDIOGRAFI
Neuron merupakan unit dasar dari sistem syaraf , terdiri atas :
Carpal Tunnel Syndrome
Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS)
KERJA OTOT LURIK Otot rangka adalah masa otot yang bertaut pada tulang yang berperan dalam menggerakkan tulang-tulang tubuh.
BAB 9 Sistem Koordinasi.
POTENSIAL AKSI DAN POTENSIAL MEMBRAN
Kompetensi Dasar Ke 9 SISTEM SYARAF.
dr. Nurtakdir Setiawan, Sp.S
NEURON DAN IMPULS SARAF
BIOLISTRIK TUBUH Menik Dwi kurniatie, S.Si., M.Biotech Program Studi Teknik Biomedis Universitas Dian Nuswantoro 2019.
KELISTRIKAN DAN KEMAGNETAN DALAM TUBUH Pertemuan ke-5.
Transcript presentasi:

APLIKASI STRENGTH-DURATION CURVE DALAM KLINIS ABDURRASYID,SSt. FT

Neurophysiological principle Saraf  ibaratkan kabel dlm tubuh yg saling terhubung 1 dgn lainnya Saraf memberikan informasi dgn adanya perubahan muatan listrik (+/-)  Potensial Aksi Saraf dibawah normal ada keseimbangan antara bagian dalam dan luar serabut saraf  Resting Potential Seimbang  hasil dari perbedaan konsentrasi ion di sekitar membran

jika 'sesuatu' merangsang serat saraf, daripada konsentrasi ion mulai mengubah di lokasi rangsanganKarena perubahan ini, potensial membran menjadi kurang negatif (depolarisasi). Segera setelah potensial membran mencapai tingkat sekitar -50 mV (ambang batas), reaksi otomatis diatur dalam gerak. Membran potensi kemudian dengan cepat berubah dari -50 mV menjadi sekitar +30 mV. Setelah itu kembali ke nilai potensial membran istirahat potensinya. Potensial aksi dapat dianggap sebagai 'ECG' saraf.

Otot & saraf Strength Duration Curve (SDC) Dpt diberikan stimulus elektrik Kekuatan stimulus x durasi : stimulus kecil Strength Duration Curve (SDC) u/ melihat kemampuan kontraksi otot pd cedera saraf tepi (traumatik/lesi LMN), dijelaskan pada gelombang persegi (square waves)/triangle pulse

Pada otot itu membutuhkan energi lebih banyak Pada otot itu membutuhkan energi lebih banyak. Inilah sebabnya mengapa dalam situasi normal serabut saraf selalu bereaksi pertama. Melalui serabut saraf AP akan mencapai serat otot dan menghasilkan kontraksi. Serat otot hanya dapat dirangsang secara langsung jika tidak ada serabut saraf yang hadir (atau jika terpotong).

HASIL DARI S-D CURVE Hasil dari kurva grafik S-D Curve tergantung dari derajat gangguan sensorik, terutama pada paraesthesiadgn melihat rangsangan taktil yg ditimbulkan oleh stimulus listrik Arus minimal yang diperlukan untuk menghasilkan sensasi kulit juga dengan sangat panjang saat ini (rheobase) dicapai oleh jangka waktu pulsa sekitar 10 ms Menurut Bunsen-Roscoe, hukum Bloch energi pada tingkat ambang tetap konstan untuk durasi stimulus kurang dari "durasi kritis" khusus untuk modalitas sensorik.

Melihat kemampuan daya rangsang saraf terhadap otot ialah dgn melihat nilai dari Rheobase & Chronaxie Penerapan SDC ini dgn melihat kontraksi otot minimal (pada otot yg dpt dilihat dan dipalpasi)

Peristiwa listrik pada saraf perifer dan otot skelet

Tujuan SDC dlm penerapan Fisioterapi Untuk mengetahui derajat lesi saraf perifer Sebagai parameter stimulasi otot (pulse, Frequency, & intensitas) Memberikan informasi tingkat pemulihan saraf tepi

Merusak otot yg sehat disekitarnya Kontraksi minimal pada arus rectangular durasi pendek dan durasi panjang Tidak merangsang serabut otot langsung terinervasi dan denervasilebih mudah digunakan Melalui motor neuron Pada sisi kanan dalam 1 garis datar  motor unit dgn ambang rangsang relatif sama Pada sisi kiri tidak dalam 1 garis datar  tidak ditentukan motor unit Nilai chronaxie & temps utile terlalu tinggi Butuh intesitas besar Merusak otot yg sehat disekitarnya

Kontraksi minimal pada arus triangular durasi pendek dan durasi panjang merangsang serabut otot dan saraf motorik Bentuk kurva pada sisi kiri lebih tinggi dan pada sisi kanan terdapat kenaikan kurva yg menjadi datar  krn akomodasi saraf motorik, dimana perubahan intensitas yang makin lambat makin sulit Depolarisasi sehingga perlu intensitas yang tinggi untuk dapat depolarisasi kembali Pada saraf sehat nilai AQ = 2-6 Jika rendah saraf Hyposensitif (sulit dirangsang Jika tinggi saraf Hypersensitif (sensitif rangsang)

Tidak seperti serabut saraf, serat otot tidak memiliki kemampuan untuk mengakomodasi. The TIC (kurva B, gambar bawah) akan terlihat persis seperti RIC tersebut. Perbedaan antara serat saraf dan serat otot yg terlihat kemungkinan untuk membedakan antara serat otot innervated dan denervated.

Jika terjadi kemiringandenervasi parsial Jika pada titik tertentu melewati TIC normalotot derveasi Stimulus hrs durasi yg panjang pd satu titik Hz

Dalam kasus denervasi total (misalnya dalam kasus pecahnya saraf) kurva pulsa persegi panjang (RIC) akan bergeser ke sisi kanan dan ke atas. Kurva segitiga (TIC) akan menunjukkan bahwa kemampuan untuk mengakomodasi telah hilang. Jika kurva mulai bergeser ke bawah dan ke kiri. Kemudian kembali ke normal  reinnervation otot telah dimulai. Pemulihan klinis kadang-kadang dapat diamati sebanyak 6 sampai 8 minggu kemudian.

hasil S-D Curve Normal

Peroneal nerve

Median nerve

Pada Kondisi patologis ditandai dengan adanya peningkatan secara keseluruhan dalam ambang rangsang yg menjadinkan pergeseran kurva. Hal ini karena peningkatan ambang serabut saraf tipe A, atau rangsangan kuat mungkin diperlukan untuk merekrut peningkatan jumlah serabut saraf tipe A untuk sensasi minimal. Kemungkinan lain adalah bahwa pulsa kuat dapat memberikan eksitasi jenis lain dari serabut aferen selain serabut saraf tipe A

pemeriksaan sistematis sensorik SDC memberikan bantuan yang berguna dalam diagnosis. Menurut temuan sebelumnya serat dengan diameter besar memiliki kecepatan lebih cepat dan batas rendah dari serat dengan diameter kecil Fakta bahwa ambang sensorik sebagian besar terpengaruh dengan lesi aksonal menunjukkan pelengkap yang berharga untuk teknik elektrodiagnostik konvensional.

The TIC memberikan informasi lebih lanjut tentang kondisi otot denervated dan parameter perlakuan dibanding RIC tersebut. Otot Denervated harus dirangsang dengan pulsa segitiga. Harap dicatat bahwa degenerasi dari serabut saraf tidak dapat dicegah. Demikian pula, baik persegi panjang maupun pulsa segitiga dapat mempercepat proses reinnervation!

referensi Prentice. WE, 2005, Therapeutic Modalities in Rehabilitation-3rd, USA, The McGraw-Hill Companies Meyer. M, Friedli. WG, 1984, Strength Duration Curve: a measure for assessing sensory deficit in peripheral neuropathy, Switzerland, Journal of Neurology, Neurosurgery, and Phsychiatri 1984;47:184-189, download Sept 19, 2012, jnnp.bmj.com Den Adel. R.V, Luykx. R.H.J, 2005. Low and medium Frequency electrotherapy, Netherlands, Enraf Nonius STRENGHT-DURATION CURVES (S/d curves or I/t curves), download Sept 6, 2012, http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CCUQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.mtr-ag.ch%2FHEALTH%2Fmedia%2Fdocs%2Fsd-kurve-6er-serie.pdf&ei=Php0UPL4DoXPrQfw7IHYCg&usg=AFQjCNFhFunf_lZoA8M2Y4Ojj2nVjGZW5Q&sig2=MtTilckWNMRcMkLSpgOsoQ