Ekologi tumbuhan “Populasi Tumbuhan” Nama : anggirda tiara azizah 1205015002 asmada sari 1205015091 erna evi dayamatna 1205015006 Ida farida hariani 1205015085 sulfiana 1205015024
Faktor penghambat pertumbuhan populasi Sifat-sifat atau karakteristik populasi Ciri-ciri Pengertian
Pengertian dari Populasi Populasi adalah sekumpulan individu dengan ciri-ciri yang sama (spesies) yang hidup menempati ruang yang sama pada waktu tertentu. Anggota-anggota populasi secara alamiah saling berinteraksi satu sama lain dan bereproduksi di antara sesamanya. Back
Ciri-ciri Dasar Populasi 1. Ciri-ciri biologi Merupakan ciri-ciri yang dipunyai oleh individu-individu pembangun populasi itu. Seperti halnya suatu individu, suatu populasi pun mempunyai ciri- ciri biologi, antara lain: Mempunyai struktur dan organisasi tertentu, yang sifatnya ada yang konstan dan ada pula yang berfluktuasi dengan berjalannya waktu (umur) Ontogenetik, mempunyai sejarah kehidupan (lahir, tumbuh, berdiferensiasi, menjadi tua=senessens, dan mati) Dapat dikenai dampak lingkungan dan memberikan respons terhadap perubahan lingkungan Terintegrasi oleh faktor- faktor hereditas oleh faktor- fektor herediter (genetik) dan ekologi (termasuk dalam hal ini adalah kemampuan beradaptasi, ketegaran reproduktif dan persistensi. Persistensi dalam hal ini adalah adanya kemungkinan untuk meninggalkan keturunan untuk waktu yang lama. 2. Ciri- ciri statistic Ciri- ciri statistik merupakan ciri- ciri kelompok yang tidak dapat di terapkan pada individu, melainkan merupakan hasil perjumpaan dari ciri- ciri individu itu sendiri, atau ciri uniknya sebagai himpunan atau kelompok individu-individu yang berinteraksi satu dengan lainnya, antara lain: Kerapatan (kepadatan) atau ukuran besar populasi berikut parameter- parameter utama yang mempengaruhi seperti natalitas, mortalitas, migrasi, imigrasi, emigrasi. Sebaran umur Komposisi genetik Dispersi (sebaran individu intra populasi) Back
Sifat-sifat atau karakteristik populasi a. Kerapatan/kepadatan populasi (densitas) Kerapatan atau kepadatan populasi merupakan besaran atau parameter tentang banyaknya individu atau biomassa per satuan ruang atau tempat, misalnya kerapatan/kepadatan 300 batang pohon jati (tectona grandis). Kerapatan atau kepadatan populasi jarang bersifat tetap (statis). Besar populasi dapat diukur dari : Kelipatan Kepadatan jumlah Kepadatan biomassa Terdapat 2 macam kepadatan populasi tumbuhan yaitu : Kepadatan kotor (crude density Kepadatan ekologi (ecological density) Contoh: tumbuhan cassia tora (ketepeng kecil). Next
Kepadatan populasi dapat diketahui berdasarkan rumus berikut : D = (n / a) / t D = kepadatan/kerapatan populasi N = jumlah individu A = area T = unit waktu b. Angka kelahiran/perkecambahan biji (natalitas) Natalitas dapat dihitung dengan rumus berikut : 𝐵= 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎ℎ𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑖𝑗𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 B = rata-rata natalitas Terdapat 2 jenis pertambahan individu baru melalui natalitas atau perkecambahan biji, antara lain : Natalitas maksimum atau biotik/reproduksi potensial Natalitas ekologi c. Angka kematian (mortalitas) 𝑀= 𝐷 𝑡 D = jumlah kematian individu dalam satuan waktu t Mortalitas dapat dinuyatakan dalam 2 cara, yaitu : Mortalitas minimum/potensial atau mortalitas spesifik Mortalitas ekologi atau kematian nyata Next
3. Kurva diagonal atau kurva lurus (C) Dari berbagai data harapan hidup individu-inividu populasi kemudian dapat disusun suatu kurva yang dinamakan kurva keberhasilan hidup (survival curve) yang dapat mengetahui kecenderungan laju mortalitas suatu polusi tumbuhan. Terdapat 3 jenis kurva tersebut, yaitu : 1. Kurva cembung (A) Misalnya tumbuhan phlox drummondii (bunga flox tahunan) atau rhododendron maximus (bunga azalea). 2. Kurva cekung (B) Pohon oak (quercus sp.) Atau meranti (dipterocarpus sp.). 3. Kurva diagonal atau kurva lurus (C) Tumbuhan ranunculus acris (bunga cangkir emas) . 1 2 3 Next
Persen dalam kelas umur d. Penyebaran umur dan pertumbuhan populasi Populasi tumbuhan yang berkembang dengan cepat cenderung dikuasai oleh individu tumbuhan muda, populasi dengan pertumbuhan tetap (stasioner) akan mempunyai pengelompokkan umur merata Menurut shuklas dan chandel (1996) terdapat 3 fase kelompok ekologi yaitu : Fase sebelum reproduksi (pre-reproduksi) Fase reproduksi Fase sesudah reproduksi (pos reproduksi) Jagung (zea mays), kacang hiijau (phaseolus radiatus) dan sagu (metroxylon sago) mempunyai fase post reproduksi yang pendek. Sedangkan tumbuhan pada umumnya memounyai fase reproduksi yang panjang, sebaliknya tumbuhan sisal (agave sisalana) tidak mempunyai fase post reproduksi karena individunya mati tak lama setelah berbiak. Dari ketiga fase tersebut, suatu populasi masyarakat tumbuhan dapat dikatakan populasi sedang tumbuh, populasi dewasa atau stabil dan populasi yang sedang mengalami penurunan, maka terbentuklah 3 piramida umur, yaitu : Persen dalam kelas umur Next
1. Piramida dengan dasar lebar (bentuk segitiga) (N > M) ilalang. 2 1. Piramida dengan dasar lebar (bentuk segitiga) (N > M) ilalang . 2. Piramida bentuk genta (lonceng) (N = M) Misalnya liatris ecidota. 3. Piramida bentuk kendi (N < M) Misalnya pohon acer sp. (Pohon mapple ). Next
e. Potensi biotik dan bentuk pertumbuhan populasi Kemampuan populasi tumbuh membentuk kurva eksponensial disebut dengan potensi biotik. Potensi biotik menunjukkan laju pertumbuhan teoritis yang tidak sesuai dengan kenyataan di alam. Terdapat 2 jenis kurva pertumbuhan yaitu : Kurva pertumbuhan bentuk eksponensial Kurva pertumbuhan bentuk sigmoid atau logistik f. Fluktuasi atau naik turunnya populasi Terdapat 3 ,acam variasi dalam pola dasar perubahan populasi, yaitu : Tidak berfluktuasi (non fuktuasi) Siklik (cyclic) Terganggu (irruptive) g. Penyebaran populasi (population dispersal) Penyebaran populasi di alam berlangsung menurut 3 cara, yaitu : Emigrasi adalah perpindahan keluar dari area suatu populasi. Imigrasi adalah perpindahan masuk ke dalam suatu area populasi dan mengakibatkan meningkatkan kerapatan Migrasi adalah menyangkut perpindahan (gerakan) periodik berangkat dan kembali dari populasi. Next
h. Struktur individu dan pola distribusi populasi Distribusi spasial atau sebaran anggota populasi secara horizontal pada umumnya mempunyai 3 pola dasar, antara lain : Pola distribusi acak (random) Pola distribusi teratur (seragam, unity) Pola sebaran berkelompok (teragregasi, clumped) i. Karakteristik genetika, adaptasi dan reproduksi Berdasarkan konsep tersebut pengelompokkan spesies tumbuhan berdasarkan sifat adaptasi terhadap habitat dan lingkungan ke dalam 4 tipe, yaitu : 1). Ekopen / ekad / bentuk habitat Spesies-spesies tumbuhan yang variasi jenisnya ditentukan oleh habitat dan lingkungannya. Misalnya euphorbia hirta (patikan kebo) atau dichantium caricosum (rumput lamuran). Next
2). Ekotipe/ecotype Beberapa karakteristik ekotipe antara lain: Next Dapat mempertahankan keistimewaan asalnya bila ditanam dalam habitat lain Ekotipe didasarkan sifat-sifat genetis Suatu spesies dengan ekologi yang luas dibedakan atas dasar sifat-sifat morfologis, fisiologis dalam habitat yang berbeda Dapat terjadi dalam tipe habitat yang jelas. Ekotipe benar-benar mempunyai ciri khas dengan perbedaan sebagian ekotipe yang lain. Ekotipe baru dapat dihasilkan melalui metode: Hebridisasi Ini dihasilkan oleh persilangan alami dari spartina stricta dengan spartina alterriflora, hibrid yang baru spartina townsendii, hasil persilangan kedua induk dari habitat alami. Mutasi Hibrid-hibrid baru juga dapat dihasilkan dari mutasi alami dan rekombinasi, gen pool kecil mengumpul dalam jumlah populasi yang lebih baik adaptasinya. Dalam habitat atau lingkungan yang istimewa (khusus) beberapa ekotipe baru timbul karena penanaman (pengolahan) atau dijaga adanya seleksi kompetisi. Pertukaran kromosome (chromosonal changes) Hilangnya atau penambahan segmen kromosome menghasilkan pertukaran genotipe diikuti oleh pertukaran fenotipe hasil dari pembentukan ekotipe baru karena poliploid-poliploid hampir tidak menunjukkan toleransi ekologi seperti induknya. Next
Next Ekotipe terbagi menjadi 5 macam-macam kondisi lingkungan, yaitu: Klimatik ekotipe . (Pengaruh iklim)Turesson (1930) telah menyelidiki klimatik ekotipe misalnya: leontodon auntumnalis. Edhaphik ekotipe . (Perbedaan kondisi tanah), Misa dan rao (1948) telah mempelajari lindenbergia polyantha dan rankishman (1961) mempelajari euphorbia thymifolia. Klimatik adhapik ekotipe. (Faktor iklim dan tanah) Pandey dan jayan (1970) mempelajari cenchrus ciliaris. Altitudinal dan latitudinal ekotipe . (perbedaan tinggi daerah, dan garis lintang), Cassia tora, anagallis arvensis, pinus dan gymnospermae lain. Fisiologik ekotipe. (perbedaan fisiologis) Bouteloua curtipendula. Next
j. Dinamika populasi dan suksesi 3). Ekospesies Unit pengelompokkan ekologi gen yang mempunyai satu atau lebih ekotipe yang fertil tetapi tidak akan menghasilkan keturunan jika dilakukan persilangan dengan ekotipe dari ekospesies yang lain. 4). Kunospesies Ekospesies yang berbeda yang populasi jenisnya biasanya dapat disilangkan tetapi tidak menghasilkan keturunan dan tidak dapat saling memindahkan gen dengan populasi lainnya. j. Dinamika populasi dan suksesi Proses perubahan jenis tumbuh-tumbuhan dalam suatu komunitas yang sedang berlangsung adalah suatu sistem yang hidup dan tunbuh, yang memperlihatkan adanya dinamika populasi tumbuhannya. Proses perubahan yang berlangsung menuju satu arah secar teratur dinamakan suksesi.
Back
Faktor pembatas pertumbuhan populasi : Iklim Bencana alam Penyakit Distribusi sumber daya Perilaku sosial (pada hewan) Suhu Kelembaban Cahaya Struktur tanah dan nutrient Kimia air, ph, dan salinitas
Selesai