BAB III KUALITAS TESIS
Kualitas Tesis ketajaman analisis model analisis yang digunakan Konsistensi Originalitas temuan (finding) kemampuan prediksi atau generalisasi implikasi yang dihasilkan
1. Ketajaman Analisis (1) kedalalaman analisis pada setiap masalah yang dibahas, pada tabel yang ditampilkan, serta hasil dari model yang digunakan (2) kemampuan penulis dalam mengkaitkan antara hasil analisis satu dengan lainnya sedemikian sehingga temuan-temuan penting dapat dihasilkan dari analisis tersebut.
ketajaman analisis tidak ditentukan oleh tingkat kecanggihan model yang digunakan namun model yang canggih sudah merupakan ’credit point’ bagi sebuah tesis
Kedalaman analisis yang dilakukan oleh penulis tesis antara lain sangat ditentukan oleh pengalaman penulis baik pengalaman penelitian maupun dalam menulis karya ilmiah lain (skripsi, paper, laporan, dan lain-lain). Penguasaan teori juga menentukan kedalaman analisis seorang penulis tesis kedalaman analisis juga ditentukan oleh banyaknya referensi yang digunakan (dan dikuasai)
Kemampuan penulis juga menjadi sangat berarti dalam menghasilkan analisis yang tajam. Kemampuan ini ditentukan oleh tingkat intelektualitasnya, prestasi akademik, talenta dalam menulis, serta intensitas membaca referensi.
Temuan-temuan penting pada umumnya hanya dapat dihasilkan dari tesis yang memiliki ketajaman analisis yang tinggi. Oleh karena itu temuan-temuan penting dapat dijadikan sebagai tolok ukur apakah suatu tesis dikatakan memiliki analisis yang tajam atau tidak yang pada akhirnya akan menentukan kualitas tesis yang dihasilkan
2. Model Analisis yang Digunakan Kehandalan model analisis dapat dilihat dari sejauh mana model tersebut dapat mengakomodasi serta memecahkan masalah penelitian yang sedang dihadapi oleh penulis tesis Suatu model juga dikatakan handal sepanjang dapat memberikan solusi tehadap tujuan-tujuan penelitian ataupun hipotesis-hipotesis yang telah ditetapkan oleh penulis tesis
Model analisis yang sederhana ini tidak selalu identik dengan rendahnya kualitas disertasi Kesederhanaan model bisa ditutupi dengan ketajaman analisis penggunaan model yang canggih belum tentu dihasilkan suatu disertasi yang berkualitas apabila tidak disertai oleh analisis yang tajam
Tesis yang menggunakan model-model analisis kuantitatif, hasil analisisnya sangat bergantung pada kecanggihan program serta ketelitian alat pengukuran yang digunakan. Kemajuan teknologi komputasi yang ada saat ini dapat mengatasi kendala tersebut
Ilmu yang berkaitan dengan analisis tersebut juga wajib dikuasai oleh penulis tesis seperti ekonomi matematik, ekonometrik dan statistik Sangat sulit bagi penulis tesis untuk melakukan pembahasan yang baik tanpa penguasan ilmu yang mendasari piranti analisis tersebut.
3. Konsistensi Konsistensi dalam tesis dapat dilihat dari dua aspek yakni konsistensi isi dan konsistensi logika (alur fikir) Konsistensi isi menyangkut keterkaitan hubungan antar bab serta antar sub bab dalam setiap bab Konsistensi logika berkaitan dengan masalah yang dibahas dimana masalah yang dibahas antar sub bab satu dengan sub bab lainnya hrs “nyambung“ (gayut)
penting bagi penulis tesis untuk selalu cermat dalam memilih “tema“ pada setiap bab maupun sub bab bahkan pada sub dari sub bab sekalipun pemilihan “tema“ yang tepat seringkali harus dilakukan secara berkali-kali (semacam trial and error) mengingat prosesnya tidak selalu “sekali jadi“ Ini yang dalam tata cara penulisan ilmiah dikenal dengan istilah fitting the title
konsistensi isi mencerminkan keselarasan isi baik antar bab maupun antar sub bab serta sub judul dibawahnya lagi keharmonisan isi tesis ini seperti sebuah orkestra
Konsistensi dari sebuah tesis juga bisa ditinjau dari sisi alur pikir ditunjukkan oleh kemampuan penulis tesis dalam meramu ide-ide yang tertuang dalam setiap bab dan sub bab sedemikian sehingga ide-ide tersebut “mengalir” mulai dari pendahuluan hingga kesimpulan Hindari lompatan-lompatan antara paragraf satu dengan paragraf lainnya
tesis harus memiliki alur logika mulai dari judul, latar belakang, tujuan penelitian, kajian pustaka dan teori, metode analisis, pembahasan, kesimpulan dan saran
4. Keaslian (originalitas) Keaslian (originalitas) sebuah tesis dapat dilihat dari: (1) topik atau tema yang diteliti (2) metodologi yang dipakai (3) teori yang diadopsi (4) lokasi atau daerah penelitian yang digunakan (5) ruang lingkup yang diteliti (6) sifat penelitian
sebuah tesis dapat dikatakan “original“ sepanjang memiliki satu atau dua aspek yang berbeda dengan penelitian lain Suatu tesis yang memiliki kesamaan dengan penelitian orang lain disebut “plagiasi“.
Topik penelitian secara eksplisit tercermin pada judul tesis tidak memiliki kesamaan yang ’kongruen’ (sama dan sebangun) dengan penelitian lain yang lebih dulu dilakukan
Metode yang digunakan dikatakan berbeda dengan metode pada karya ilmiah lain jika bersifat baru atau berupa pengembangan dari metode penelitian sebelumnya (yang sudah ada) penulis tesis yang melakukan modifikasi pada metode atau model sebelumnya juga bisa dikatakan sebagai sesuatu yang original
penggunaan model yang sama persis dengan yang digunakan peneliti sebelumnya akan tetapi data yang digunakan berbeda juga tidak menghapuskan aspek originalitas yang dimaksud
Teori yang digunakan teori juga bisa digunakan sebagai tolok ukur keaslian suatu tesis.