VERMICOMPOSTING/VERMICULTURE

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
K O M P O S T I N G Corie indria prasasti Dept. kesehatan lingkungan
Advertisements

SUMBER DAYA ALAM.
PENGOLAHAN LIMBAH PETERNAKAN (kompos)
TEKNIK INDUSTRI B UNIVERSITAS MERCUBUANA
Kandungan Gizi Pada Talas
SUBKELAS HIRUDINEA.
K O M P O S T I N G.
SUBKELAS OLIGOCHAETA Berasal dari bahasa Yunani Oligos = sedikit dan chaete = duri. Oligochaeta yang terkenal adalah cacing tanah dan tubifex. Berbeda.
Ciri-ciri Daging Oleh : Ristiawati.
Teknologi Biobriket.
PENCEMARAN LIMBAH PADAT DAN SAMPAH
Keragaman metabolit sekunder
PEMBUATAN KOMPOS YANG DIPERKAYA
Tentang Saya Nama : Eko Widayanto Nugroho, S.Pi Tempat/tgl Lhr : Temanggung, 14 Juni 1983 Kantor : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Brebes Jl. Yos Sudarso.
Cara praktis membuat /membiakkan EM4 (Efektif mikroorganisme yang bermanfaat)
Pengelolaan limbah organik, kompos dan biogas
*) Klik di kotak untuk membuka slide
Teknologi Biogas.
Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri
DEKOMPOSISI BAHAN ORGANIK By
MINERAL MINERAL : SENYAWA ANORGANIK YANG DIBUTUHKAN TERNAK DALAM JUMLAH YANG SEDIKIT, UNTUK MENGATUR BERBAGAI PROSES DALAM TUBUH AGAR BERJALAN NORMAL.
Pascapanen Cabe Teknologi Penanganan Pascapanen AET 303
Metabolisme NUTRISI PENGHASIL ENERGI Karbohidrat Lemak Protein MAKRO-
Assalammu’alaikum Wr.Wb
K ARANG AKTIF.
TEKNIK PENYIMPANAN UMBI-UMBIAN
Pengolahan dan pengawetan susu
Serapan Hara Daun.
SIFAT SIFAT DAGING.
PENGOLAHAN LIMBAH KAKAO
KOMPOS Kompos merupakan pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman dan kotoran hewan yang telah mengalami proses dekomposisi atau pelapukan.
PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK PADAT DENGAN PROSES AEROB
Oleh kelompok 6 (kelas F)
PENGOMPOSAN KOMPOSTING.
“SUSU” KOMPOSISI MIKROBIOLOGI SUSU
AIR.
Memahami polusi dan dampaknya pada manusia dan lingkungannya
Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)
PEMELIHARAAN TANAMAN BUDIDAYA
Bioplastik Dari Kulit Pisang
Limbah Industri Minyak Kelapa sawit
INDUSTRI MINYAK SAWIT.
PENYAKIT TUMBUHAN YANG DISEBABKAN NEMATODA
EUTROPHICATION DISUSUN OLEH :
SISTEM EKSKRESI PADA Hewan Avertebrata
OM SWASTIASTU Gusti Ayu Made Indah Setiawati G/II.
EKOLOGI DAN PENCEMARAN ilustrasi DEFINISI & PERANAN
Pakan Non-Ruminansia Eko Widodo.
Bio-conversion of organic wastes for their recycling in agriculture: an overview of perspectives and prospects Dedy Setyawan Niswa Fitri.
VERMICOMPOSTING/ VERMICULTURE
ENERGI BIOMASSA.
Nematoda Yuni Widyawati,S.Pi FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
Nama : Andre J Ifnia Asrilia M. Jaelani M Ryan Ilham Yulia.S
KOLAM STABILISASI.
TANAH TUGAS PRESENTASI KIMIA DASAR KELOMPOK 1.
STRUKTUR BUMI DAN LAPISAN TANAH
STAR.
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
OLIGOCHAETA Disampaikan oleh : Kelompok 15 Corry Febrika
BUDIDAYA JAMUR KUPING Disampaikan pada Penyuluhan Petani Jamur Kuping
METODA PENGOMPOSAN SAMPAH
SIMPLISIA JULIYANTY AKUBA.
LALAT By : HAJIMI, SKM, M.Kes..
Oleh : 1. Amik Gendro S.(04) 2. Gita Tamara(10) 3. Hani Safitri(11) 4. Heni Aulia L.(12) 5. Kiki dyah Ayu(15) 6. Megalina(18) 7. Nurul Ulfinana(22) JENIS-JENIS.
(Matakuliah: Teknologi Hasil Perikanan 1)
KOMPOS SKALA RUMAH TANGGA
LA ODE TASRUN, SKM., M.Kes. Pengertian Limbah organik adalah limbah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob Limbah.
Oleh Yana Suryana. Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan yang dapat hidup dalam kondisi linkungan yang memiliki toleransi tinggi terhadap kualitas.
Persiapan kolam Ikan Gurami Persiapan kolam Ikan Gurami Disusun oleh: Kang Sudik.
1 MEMAHAMI KANDANG TERNAK Kompetensi Keahlian : Agribisnis Ternak Ruminansia.
Transcript presentasi:

VERMICOMPOSTING/VERMICULTURE

Berasal dari istilah Latin vermis, artinya cacing. Vermicompsting = konsumsi bahan organik oleh cacing tanah mempercepat proses dekomposisi dan menyediakan produk akhir yang kaya nutrisi vermicompost atau kascing

Pada dasarnya, cacing tanah berfungsi sebagai bioreaktor alami. Penggunaan cacing sebagai pembusuk limbah dan memperbaiki struktur tanah sudah dilakukan berabad abad silam.

Cacing tanah di dunia telah teridentifikasi sebanyak 1.800 spesies. 2 Spesies, yaitu Lumbricus rubellus (cacing eropa atau introduksi) dan Pheretima aspergillum (cacing kalung atau di long), yang banyak digunakan dalam pengobatan tradisional. L. rubellus telah banyak dibudidayakan di Indonesia, sedangkan Ph. aspergillum belum banyak dibudidayakan.

Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak mempunyai tulang belakang (invertebrata). Termasuk kelas Oligochaeta. Famili terpenting : Megascilicidae dan Lumbricidae Genus Lumbricus, Eiseinia, Pheretima, Perionyx, Diplocardi dan Lidrillus.

Spesies cacing dan Reproduksi Spesies cacing tanah yang digunakan untuk kompos komersial atau budidaya cacing : Lumbricus rubellus Alasan : tinggi toleransi tinggi terhadap variasi lingkungan, produktivitas tinggi (PBB, produksi telur/anakan dan produksi “kascing”) serta tidak banyak bergerak

Lumbricus rubellus Bentuk tubuh pipih cokelat kemerahan atau ungu kemerahan, bagian punggung berwarna-warni, dan bagian perut berwarna kuning pucat. Ukuran : panjang 3-10 cm dengan sekitar 95-105 segmen.

Biasanya jenis ini kalah bersaing dengan jenis yang lain sehingga tubuhnya lebih kecil, tetapi bila diternakkan besar tubuhnya bisa menyamai atau melebihi jenis lain.

Pheretima aspergillum segmennya mencapai 95-150 segmen. Klitelumnya terletak pada segmen 14-16 Tubuhnya berbentuk gilik panjang dan silindris berwarna merah keunguan

Perionyx excavatus Cacing biru berasal dari pergunungan Himalaya. Ukuran tubuh kecil antara 1.15 - 2.75 inci. Mampu menghasilkan kira-kira 20 ekor anak seminggu dan hanya membutuhkan 3-5 minggu kemudian untuk matang.

Eisenia foetida Eisenia fetida (ejaan lama: foetida), dikenal dengan berbagai nama-nama umum seperti redworm, cacing harimau dan cacing jentik-jentik merah, cacing tanah California merah Sifat: menyerupai Lumbricus rubellus. Hewan asli Eropa

Cacing tanah bersifat hermafrodit cacing jantan dan betina masing-masing dapat memproduksi telur dan membuahi telur-telur yang dihasilkan oleh cacing lain. Kapsul telur tahan terhadap kekeringan, dan menetas ketika ada cukup kelembaban di dalam tanah.

Dalam kondisi optimal bibit cacing dewasa akan menghasilkan telur setiap 7-10 hari, masing-masing berisi lebih dari 1 lusin anakan. Pertumbuhan membutuhkan waktu 14-21 hari. Setelah menetas, cacing muda mencapai kematangan 4-6 minggu populasi cacing mungkin dua kali lipat setiap bulan. Secara teori, 1 kilogram cacing dapat meningkat menjadi 1.000 kilogram (sekitar satu juta cacing) dalam setahun.

HABITAT Secara alamiah Lumbricus rubellus tinggal di tanah dataran tinggi atau di limbah organik/kotoran . Cacing tanah membutuhkan kelembaban tanah dan porositas yang cukup untuk pertukaran gas . Persyaratan lainnya : faktor abiotik seperti pH : 5,5-8,7 dan suhu : 510 F (10,60C ).  

Kadar air : 10-17% Sebagian besar spesies cacing tanah photonegative untuk sumber cahaya yang kuat

KONTROL POPULASI Kondisi yang dapat mengontrol populasi cacing tanah : ketersediaan pakan, kebutuhan ruang untuk tumbuh, lingkungan. Kepadatan cacing yang berlebihan akan mengganggu produksi kokon/telur. Eksresi cacing yang berlebihan akan meracuni kehidupan cacing. Pada kondisi lingkungan yang optimal, cacing dapat hidup sampai 10 tahun.

KASCING Cacing mendegradasi limbah dibantu oleh mikroorganisme dan organisme lain, menyerap nutrisi yang mereka butuhkan dan mengeluarkan sisanya KASCING

Vermikompos dapat dibuat dalam skala kecil (sederhana) maupun skala besar (industri). Pada pembuatan skala kecil digunakan kotak dari papan kayu atau kotak plastik. Stirofoarm atau logam tidak dianjurkan untuk dibuat kotak proses pembuatan vermikompos, karena dapat mengeluarkan racun di sekitar lingkungan hidup cacing, sedangkan logam dapat menyerap panas, mudah berkarat, dan mengeluarkan logam berat ke dalam vermikompos.

Proses pembuatan vermikompos dilaksanakan melalui tiga tahap : (1) pengadaan bahan organik; (2) perbanyakan cacing tanah; dan (3) proses pengomposan.

KANDUNGAN NUTRIEN KASCING Vermicompost sebagian besar terdiri dari kotoran cacing ditambah sebagian bahan organik yang membusuk. Dalam kondisi ideal cacing dapat mengkonsumsi bahan organik sebesar berat tubuhnya sendiri setiap hari.

Bila dibandingkan dengan tanah, kascing mengandung: Nitrogen 5 kali lebih banyak ; Fosfor 7 kali lebih banyak ; Kalsium 1,5 kali lebih banyak ; Kalium 11 kali lebih banyak; Magnesium 3 kali lebih banyak.

Kascing juga kaya asam humid yang mengkondisikan tanah sehingga mempunyai pH yang seimbang. Mempunyai growth factors

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN CACING Bedding material Temperatur Sinar matahari

PEMANENAN Dicium/dibaui Kompos yang sudah matang berbau seperti tanah dan tidak berbau. Apabila kompos tercium bau yang tidak sedap berarti terjadi fermentasi anaerob dan menghasilkan senyawa-senyawa berbau yang mungkin berbahaya bagi tanaman. Apabila kompos masih berbau seperti bahan mentahnya berarti kompos belum matang. Warna cokelat kehitam-hitaman.

Setelah proses vermikomposting selesai, volume material akan jauh berkurang, kemungkinan turun sampai 10% dari volume awalnya. Tes kantong plastik Contoh kompos diambil dari bagian dalam tumpukan. Kompos kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik, ditutup rapat, dan disimpan di dalam suhu ruang selama kurang lebih satu minggu. Apabila setelah satu minggu kompos tidak berubah bentuk (tidak meggumpal), tidak berbau atau berbau seperti tanah berarti kompos sudah matang.

Suhu Suhu kompos yang matang mendekati suhu awal pengomposan atau suhu kamar. Suhu kompos yang masih tinggi atau di atas 50oC menandakan bahwa proses degradasi masih berlangsung aktif.

TEKNIK PEMISAHAN Pemisahan cahaya Pemisahan sideaway Pemisahan vertikal Transfer bertahap Penyaringan