KEBUDAYAAN SUMATERA UTARA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
DASAR-DASAR SENI BUDAYA. Adaptif Pengertian Kebudayaan dan Seni.
Advertisements

Matakuliah : R0772 – Arsitektur Tradisional
Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas IV semester I
Suku Asmat: Sosok Budaya Indonesia di Papua
MASYARAKAT HUKUM ADAT INDONESIA
ANEKA WARNA MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
HUKUM WARIS ADAT Perkawinan, selain bertujuan memperoleh keturunan juga untuk dapat bersama-sama hidup pada suatu masyarakat dalam suatu perikatan (keluarga).
Galih Danariyanto Pend. Sosiologi B
Universitas Islam “45” Bekasi
Suku Sasak Suku Sasak adalah suku bangsa yang mendiami Pulau Lombok dan menggunakan bahasa Sasak. Suku ini berasal dari Jawa dan Bali. Sebagian besar masyarakatnya.
Pertemuan > Matakuliah: >/ > Tahun: 2007 Bina Nusantara Keluarga Jepang Dewasa Ini.
TUGAS SOSIOLOGI SUKU TENGGER SMA NEGERI 1 WARU 2011.
FOLKLOR Akhmita Uzma Ferdian Ardhi Krisdian Putra Siti Marhamah
KEBUDAYAAN BATAK DAN SUNDA
2. Ginting terdiri dari Suka dan Munte.
KEBUDAYAAN TIONGHOA DI INDONESIA Pertemuan 13 Matakuliah: G0542/Indonesian Culture & Society Tahun: 2007 Versi: Revisi 6.
SENI RUPA TIMUR SENI – SENI ASIA TENGGARA Pertemuan 13
Diferensiasi Sosial Artinya klasifikasi masyarakat secara mendatar/horizontal/tidak menimbulkan kelas-kelas sosial. Misalnya perbedaan agama, suku, klan,
Hukum keluarga.
Penelaahan deskriptif dan grafis rumah tradisional Pertemuan
MENGENAL SUKU BADUY DARI BANTEN
SISTEM HUKUM WARIS ADAT DI DESA TRUNYAN DAN TENGANAN BALI
Pendidikan Agama Islam
DIFERENSIASI SOSIAL.
Menelisik Jejak Migrasi Purba
Mata Kuliah Keluarga dan Kewarisan Adat
MKI TUGAS AKHIR.
Kebudayaan Minang Pertemuan 7
PENATAAN UPT. PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN PENGELOLAAN STANDAR DINAS DI LINGKUNGAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA PEMERINTAH.
KEARIFAN LOKAL SUKU ASMAT
ANTROPOLOGI Sejarah – Pengertian - Cabangnya
BAB 9 KARAKTERISTIK DEMOGRAFI, EKONOMI DAN SOSIAL KONSUMEN
BAB I Kompetensi Dasar: Mahasiswa dapat menjelaskan tentang sejarah perkembangan dan eksposisi perkembangan bahasa Indonesia Bahasa Indonesia berasal.
Pengantar Penjaringan Minat dan Desk Verifikasi Dokumen
Kebudayaan Jepang.
By Hukum 2012 A Kelompok Perkawinan
Gambaran Surveilans PD3I Di Provinsi Sumatera Utara
ILMU BUDAYA DASAR Yanti Trianita S.I.Kom.
Upacara Perkawinan Adat Banjar
Assalamu’alaikum .. WeLcOme.
KEBUDAYAAN ACEH Pertemuan 10
Ruang lingkup antropologi
BAGI GURU SEKOLAH DASAR
Kebijakan Fiskal Indonesia
Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia
Struktur Masyarakat.
Istilah Antropologi Hukum
ETNOGRAFI.
ZAMAN MEGALITIKUM Di susun oleh Taufik Silvan W. Rengganis Rilisia D.
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Perkembangan Arsitektur
BAB 2 PERKEMBANGAN AGAMA KRISTEN DI INDONESIA
Keragaman Suku Bangsa di Indonesia
PERKAWINAN HUKUM ADAT 1 ASALAMUALAIKUM WR WB.
Universitas Mercu BuanaYogyakarta
Kelompok 3 (timur) Kebudayaan suku asmat XI-IPS.
Ritual Pada Tradisi “HOMBO BATU” Nias
TOKOH-TOKOH SEJARAH PADA MASA HINDU-BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA
Nama : AINA LIESYEIFILLA HABIBAH Npm :
RTRW PROVinsi SUMatera Utara
SISTEM KEKERABATAN Dasar kekerabatan masyarakat Asmat adalah keluarga inti monogami, atau kadang-kadang poligini, yang tinggal bersama- sama dalam rumah.
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL 2015
JURUSAN FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI.
Oleh : PUTRI RAHAYU XI IPS 2
Interaksi masyarakat di berbagai daerah dengan tradisi Hindu-Budha
Tujuan Materi Latihan Profil Referensi X X Tujuan Materi Latihan Profil Referensi X X Untuk mengubah judul media dan alamat hyperlink pada menu utama,
Keberagaman Masyarakat Indonesia Dalam
PENTINGNYA PENCEGAHAN PERNIKAHAN ANAK/DINI DARI ASPEK KESEHATAN WINDA DARPIANUR, M.Kep, Ns, Sp.Kep.An KABID KESEHATAN MASYARAKAT DINAS KESEHATAN KAB. TAPANULI.
CREATED BY ANDIKA PRATAMA. Menurut para ahli bahasa, kata pariwisata berasal dari bahasa Sanskerta dan terdiri dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata.
TRADISI MAANTAR PATALIAN/JUJURAN PADA MASYARAKAT ADAT BANJAR OLEH: ARIE SULISTYOKO.
Transcript presentasi:

KEBUDAYAAN SUMATERA UTARA Nama kelompok : Siti Asiah 201214500121 Dahlia Rahmaiar 201214500177 Denisa Kartika Sari 201214500179 Deni Priatman 201214500185 Dody H 201214500

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU ANTROPOLOGI PENGERTIAN KEBUDAYAAN ANTROPOLOGI

Pengertian Antropologi Antropologi adalah ilmu tentang manusia, masa lalu, dan kini yang menggambarkan manusia melalui pengetahuan ilmu sosial dan ilmu hayati (alam), dan juga humaniora. Antropologi berasal dari kata Yunani anthropos yang berarti ‘manusia’ atau ‘orang’ dan logos yang berarti ‘wacana’ (dalam pengertian “bernalar”, “berakal”) atau secara etimologis antropologi berarti ilmu yang mempelajari manusia. Antropologi bertujuan untuk lebih memahami dan mengapresiasi manusia sebagai spesies homo sapiens dan makhluk sosial dalam kerangka kerja yang interdisipliner dan komprehensif.

Pengertian Antropologi Ilmu antropologi mengenal juga ilmu-ilmu bagian, yaitu: Antropologi Fisik dalam Arti Luas, yaitu : Paleo-antropologi dan Antropologi fisik. Antropologi Budaya, yaitu : Etnolinguistik, Prehistori, dan Etnologi.

Sekilas Tentang Sumatera Utara Sumatera Utara adalah provinsi dengan ibukota Medan, berada di Pulau Sumatera berdekatan dengan Provinsi Aceh. Suku bangsa di Sumatera Utara sangat beraneka ragam antara lain: Batak (Batak Toba, Karo, Mandailing, Simalungun, Pak-Pak, Angkola), Nias, Melayu, Tionghoa, Minangkabau, Banjar, dan lain-lain. Nama suku bangsa bangsa “ Batak “ itu sebenarnya bukan terjadi begitu saja, didalam buku “hang tuah” cetakan ke III yang diterbitkan oleh Balai Pustaka (1956) disebutkan bahwa perkataan “Negeri Batak” telah dijumpai juga ditanah melayu (mungkin sebelum ada terjadi kesultanan Malaka). “Bataha” adalah salah satu diantara kampong atau negeri dibunna siam dahulu yaitu negeri asal orang batak sebelum berkembang ke kepulauan Nusantara. Maka dari kata “Bataha” inilah berubah menjadi Batak

Sejarah Perkembangan Ilmu Antropologi Koentjaraningrat menyusun perkembangan ilmu Antropologi menjadi 4 fase, sebagai berikut : Fase Pertama (sebelum 1800) Fase Kedua (Kira-kira Pertengahan Abad ke-19) Fase Ketiga (Permulaan Abad ke-20) Fase Keempat (Sesudah Kira-kira 1930)

Kebudayaan Sematera Utara Sistem Kemasyarakatan Sistem Pencaharian Sistem Kemasyarakatan Sistem Reliigi Kesenian Bahasa Upacara Adat

Kebudayaan Sumatera Utara 1. Sistem Mata Pencaharian Pada umumnya mata pencaharian masyarakat Batak adalah bertani, beternak, menangkap ikan bagi masyarakat yang tinggal disekitar pinggir Danau toba dan kerajinan tangan. 2. Sistem Kemasyakaratan Stratifikasi sosial orang batak dalam kehidupan sehari-hari mungkin tidak jelas kelihatan, namun dapat kita golongkan berdasarkan 3 prinsip : Perbedaan usia, Pendidikan, Materi (kekayaan)

Kebudayaan Sumatera Utara 3. Sistem Religi Sebaran agama di Sumatera Utara adalah sebagai berikut: Islam : dipeluk oleh suku Melayu, Pesisir, Minangkabau, Jawa, Aceh, Mandailing, Angkola, sebagian Karo, Simalungun dan Pakpak Kristen (Protestan dan Katolik) : terutama dipeluk oleh suku Batak Toba, Karo, Simalungun, dan Nias. Hindu : terutama dipeluk oleh suku Peranakan di Perkotaan Buddha : terutama dipeluk oleh suku Peranakan di Perkotaan Parmalim : dipeluk oleh sebagian suku Batak yang berpusat di Huta Tinggi Animisme : masih dipeluk oleh suku Batak, yaitu Pebelegu Parhabonaron dan kepercayaan sejenisnya.

Kebudayaan Sumatera Utara 4. Kesenian Seni pada masyarakat Batak umumnya meliputi : Seni Sastra : Seni sastra dikalangan suku bangsa Batak meliputi Sastra lisan dan tulisan yang terdiri dari prosa, prosa lisan dan puisi. Seni Musik : Musik tradisional Batak Cuma mengenal 5 nada. Seni Tari : Nilai seni tari (tor-tor) pada semua orang batak adalah sama. Tarian ditujukan kepada tuhan dan orang tua. Seni tari juga dapat bernilai gerak badan untuk menyehatkan jasmani ataupun memperlihatkan gerak keindahan.

Kebudayaan Sumatera Utara (Kesenian) Seni Bangunan : Bangunan didirikan dengan bahan-bahan yang banyak dijumpai di tanah Batak. Tempat kediaman diperbuat dari kayu dengan tiang-tiang besar dan kokoh. Atapnya dari ijuk dan dindingnya dari papan. Seni Kerajinan Tangan : Seni kerajinan tangan ulos dikaitkan dengan angka, warna dan struktur sosial religious.

Kebudayaan Sumatera Utara 5. Bahasa Bahasa yang digunakan secara umum adalah Bahasa Indonesia Suku Melayu Deli mayoritas menuturkan Bahasa Indonesia Pesisir Timur seperti wilayah Serdang Bedagai, Pangkalan Dodek, Batubara, Asahan, dan Tanjung Balai, memakai Bahasa Melayu dialek “o” begitu juga di Labuhan Batu dengan sedikit perbedaan ragam Kabupaten Langkat masih menggunakan Bahasa Melayu dialek “e” yang sering juga disebut Bahasa Maya-maya Masyarakat Jawa di daerah perkebunan, menuturkan Bahasa Jawa sebagai pengantar sehari-hari.

Kebudayaan Sumatera Utara (Bahasa) Di Medan, orang Tionghoa lazim menuturkan Bahasa Hokkian selain Bahasa Indonesia. Di pegunungan, masyarakat Batak menuturkan Bahasa batak yang terbagi atas empat logat (Silindung-Samosir-Humbang-Toba). Bahasa Nias dituturkan di Kepulauan Nias oleh suku Nias orang-orang di pesisir barat seperti Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Tengah, dan Natal menggunakan bahasa Minangkabau

Kebudayaan Sumatera Utara 6. Upacara Adat a. Upacara Kematian Dalam tradisi Batak, orang yang mati akan mengalami perlakuan khusus, terangkum dalam sebuah upacara adat kematian. Upacara adat kematian tersebut diklasifikasi berdasarkan usia dan status orang yang meninggal dunia, yakni: Untuk yang meninggal ketika masih dalam kandungan (mate di bortian) belum mendapatkan perlakuan adat (langsung dikubur tanpa peti mati). Mati ketika masih bayi (mate poso-poso) Mati saat anak-anak (mate dakdanak) Mati saat remaja (mate bulung) Mati saat sudah dewasa tapi belum menikah (mate ponggol)

Kebudayaan Sumatera Utara (Upacara Adat) Upacara adat kematian semakin sarat mendapat perlakuan adat apabila orang yang mati: Telah berumah tangga namun belum mempunyai anak (mate di paralang-alangan/mate punu) Telah berumah tangga dengan meninggalkan anak-anaknya yang masih kecil (mate mangkar) Telah memiliki anak-anak yang sudah dewasa, bahkan sudah ada yang kawin, namun belum bercucu (mate hatungganeon) Telah memiliki cucu, namun masih ada anaknya yang belum menikah (mate sari matua) Telah bercucu tapi tidak harus dari semua anak-anaknya (mate saur matua).

Kebudayaan Sumatera Utara (Upacra Adat) b. Upacara Pernikahan Mangaririt : ajuk-mengajuk hati atau memilih gadis yang akan dijadikan menjadi calon istrinya sesuai dengan kriterianya sendiri dan kriteria keluarga. Mangalehon Tanda : memberikan tanda yang apabila laki-laki sudah menemukan perempuan sebagai calon istrinya, maka keduanya kemudian saling memberikan tanda. Marhusip : perundingan atau pembicaraan antara utusan keluarga calon pengantin laki-laki dengan wakil pihak orang tua calon pengantin perempuan, mengenai jumlah mas kawin yang harus di sediakan oleh pihak laki-laki yang akan diserahkan kepada pihak perempuan

Kebudayaan Sumatera Utara (Upacara Adat) Martumpol : Acara pertunangan namun secara harafiah martupol adalah acara kedua pengantin di hadapan pengurus jemaat gereja diikat dalam janji untuk melangsunkan perkawinan. Marhata Sinamot : perkenalan resmi antara orang tua laki-laki dengan orang tua perempuan. Martonggo Raja : orang tua calon pengantin akan mengumpulkan semua anggota keluarga di rumah mereka masing-masing

Kebudayaan Sumatera Utara (Upacara Adat) Marunjuk : saat berlangsungnya upacara perkawinan, upacara perkawinan pada masyarakat Batak Toba ada dua macam yaitu alap dan taruhon jual. Paulak Une : langkah agar kedua belah pihak bebas saling kunjung mengunjungi setelah beberapa hari berselang setelah upacara perkawinan yang biasanya dilaksanakan seminggu setelah upacara perkawinan, pihak pengantin laki-laki dan kerabatnya, bersama pengantin pergi ke rumah pihak orang tua pihak pengantin perempuan Maningkir Tangga : Upacara ini pihak perempuan pergi mengunjungi pengantin dirumah pihak laki-laki, dimana mereka makan bersama melakukann pembagian jambar