KEPEMIMPINAN DIRI & KELOMPOK SAMSU, S.Pd.I SMP NEGERI 215 SSN JAKARTA
KEPEMIMPINAN adalah suatu kegiatan mempengaruhi perilaku orang banyak agar mau bekerjasama untuk mencapai sesuatu tujuan tertentu. PERAN PEMIMPIN 1. Berkomunikasi. 2. Membudayakan mutu. 3. Mengadakan inovasi. 4. Menampung aspirasi pelanggan. 5. Menetapkan struktur lembaga, tanggung-jawab dan wewenang. 6. Mengoreksi kebijaksanaan. 7. Mengatasi kendala. 8. Mengembangkan tim-tim kecil. 9. Mengembangkan mekanisme pemantauan dan evaluasi keberhasilan. 10. Mengadakan kaderisasi. 11. Memberdayakan anggota (Empowerment) 12. Memotivasi anggota.
SYARAT-SYARAT PEMIMPIN 1. Memiliki visi. 2. Kemampuan dan kemauan kerja keras. 3. Tekun dan tabah 4. Disiplin. 5. Memiliki sikap kepelayanan : Care (Kepedulian) Courtesy (Sopan, Berbudi) Concern (Kepedulian) Friendliness (Sikap bersahabat) Helpfulness (Sedia membantu)
SIFAT-SIFAT IDEAL PEMIMPIN H SIFAT-SIFAT IDEAL PEMIMPIN Imtaq Sabar Jujur Bertanggung-jawab Disiplin Berani Terampil Cerdas Tegas Terbuka Toleran Adil Obyektif Sederhana Sehat Memiliki rasa humor
PEMIMPIN PERLU MEMILIKI WAWASAN VISI (VISION) * Pandangan jauh ke depan, angan-angan * Impian, idaman, cita-cita. Misalnya : Melaksanakan tugas dengan standar kinerja tinggi. Membersihkan unsur-unsur KKN di daerah. Mencerdaskan kehidupan bangsa. Membangun SDM yang mampu bersaing dan bersanding dengan bangsa lain. Menjadi teladan bagi daerah lain. Membangun masyarakat yang adil dan sejahtera.
MISI (MISSION) PEMIMPIN DALAM ISLAM Acuan dan Tujuan kepada Allah SWT Terkait dengan visi. Membedakan lembaga yang satu dari yang lain. Pelaksanaan tugas jangka panjang. Dapat fleksibel. PEMIMPIN DALAM ISLAM Acuan dan Tujuan kepada Allah SWT Sebagai Amanah Berpegang teguh pada Syariat dan Akhlak Islam
TUJUAN (GOAL) Apa yang ingin dicapai dibawah kepemimpinannya. Tujuan yang dapat diraih sesuai dengan kemampuan. * Realistis sesuai sikon. Dapat diukur dan dinilai.
KOMPONEN-KOMPONEN KEPEMIMPINAN UNTUK MERAIH MUTU Menurut W. Edwards Deming P E M I M P I N seharusnya : 1. Memahami dan mengutarakan pada orang-orangnya makna sesuatu sistem : menjelaskan tujuan-tujuan sistem, dan pentingnya kerja kelompok untuk mencapai tujuan. 2. Membantu orang-orang memandang diri mereka sendiri sebagai komponen-komponen dalam suatu sistem: untuk membangun kerjasamake arah optimasi usaha-usaha untuk mencapai tujuan.
3. Mengerti bahwa orang-orang berbeda satu dengan lainnya : berusaha menciptakan minat, tantangan, dan kegembiraan bagi setiap orang dalam pekerjaan. Berusaha mengoptimasikan latar belakang keluarga, pendidikan, pengalaman, keterampilan, harapan, dan kemampuan setiap orang. Bukan meranking orang-orang, melainkan mengakui adanya perbedaan-perbedaan, dan berusaha menempatkan setiap orang pada posisi siap berkembang. 4. Adalah pengarah (coach) dan penasihat, bukan hakim. Mendorong orang yang dipimpin untuk selalu mencari perbaikan prestasi, bukan mencari-cari kesalahan dan menghukumnya. 5. Belajar tanpa henti. Mendorong orang-orang agar belajar. Lembagakan sistem pendidikan dan pelatihan untuk selalu meningkatkan kemampuan kerja orang-orang. Mendorong adanya pendidikan berkelanjutan.
6. Memahami sistem yang stabil 6. Memahami sistem yang stabil. Ia mengetahui bahwa kiner-ja setiap orang yang bisa mempelajari sesuatu ketrampilan akan sampai pada suatu keadaan stabil, dan pelajaran-pelajaran lebih lanjut tidak akan meningkatkan kinerjanya. Dalam keadaan stabil, jika orang tersebut diberi tahu mengenai suatu kekeliruan, perhatiannya akan terbelokkan ke arah lain. 7. Ia mempunyai tiga sumber kekuatan : otoritas jabatan; pengetahuan; dan kepriba-dian, daya persuasi, serta ketaktisan. Para pemimpin sering mengembangkan dan mengguna-kan yang kedua dan yang ketiga, tapi jarang me-ngandalkan yang pertama. Namun demikian dia me-ngemban kewajiban menggunakan otoritas jabatan untuk mengubah proses -- peralatan, bahan-bahan, metode-metode -- untuk mewujudkan peningkatan. ( W. Edwards Deming )
8. Mempelajari/menilai hasil-hasil kinerja dengan tujuan meningkatkan kinerjanya sebagai pengelola orang-orang. Apakah dirinya berhasil mengelola orang hingga orang-orang itu mampu bekerja dengan sungguh-sungguh dan hasil yang baik. 9. Berusaha menemukan siapa, kalau ada, di dalam sistem yang membutuhkan bantuan khusus. Adanya individu-individu yang menghadapi hambatan sehingga gagal da-lam melaksanakan tugasnya. Bantuan khusus mungkin dalam bentuk pengaturan kerja yang baru. 10. Menciptakan kepercayaan. Ia menciptakan lingkungan yang mendorong kebebasan dan inovasi. ( W. Edwards Deming )
11. Tidak terlalu mengharapkan kesempurnaan 11.Tidak terlalu mengharapkan kesempurnaan. Tak ada orang yang sempurna, tetapi semua harus bisa menyadari kekurangannya dan mau berusaha memperbaiki diri. 12. Mendengarkan dan belajar tanpa menjatuh-kan palu hakim pada orang yang ia dengar-kan. Belajar mendengarkan bawahan untuk diana-lisa dan dikoreksi, tanpa marah-marah dan menghu-kumnya. 13. Melakukan percakapan informal, spontan, santai dengan setiap orang setidak-tidaknya sekali setahun, bukan untuk menghakimi, melainkan hanya untuk mendengarkannya. Tujuannya adalah untuk mengembangkan pema-haman mengenai orang-orangnya, tujuan-tujuan mereka, harapan-harapan serta kekhawatiran-kekhawatiran mereka.
14. Ia memahami keuntungan-keuntungan kerja sama dan kerugian-kerugian dari persaingan antara orang-orang dan antara kelompok-kelompok. Dorong orang-orang untuk berkerjasama, saling bantu dan tolong-menolong, serta hindari adanya persaingan yang tak perlu. ( W. Edwards Deming, )
KEPEMIMPINAN YANG BAIK Pemimpin yang baik memiliki lima kebiasaan dan sepuluh tekad. KEBIASAAN T E K A D 1. Menantang adanya Proses 1. Mencari kesempatan 2. Mencoba dan Ambil Risiko. 2. Berbagi visi dengan orang 3. Berfikir Jauh kedepan lain 4. Mengajak orang lain 3. Memberdayakan orang lain 5. Lakukan Kerjasama untuk bertindak 6. Memperkuat orang lain 4. Membuat Model 7. Memberi contoh 8. Meraih kemenangan kecil 5. Memberi semangat 9. Mengakui Sumbangan Anggota / Orang lain 10. Rayakan Keberhasilan
BERFIKIR PIMPINAN TENTANG MUTU PIMPINAN KONVENSIONAL PIMPINAN MUTU Perbaikan Mutu perlu uang dan waktu. Perbaikan Mutu menghemat waktu dan uang. Pekerjaan adalah sistem terpadu dari beberapa proses. Pekerjaan adalah rangkaian peristiwa. Kuantitas sama pentingnya dgn kualitas. Tanpa kualitas, kuantitas tiada arti. Mutu berarti mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya . Mutu berarti Perbaikan yang berkelanjutan. 95% betul adalah cukup bagus. Hanya 100% usaha terbaik yang cukup. Mutu adalah hasil dari pemeriksaan yg baik. Mutu menyatu dengan cara kerja dari awal. Untuk mendapatkan mutu kita perlu karyawan yang lebih baik. Mutu dapat dicapai melalui pelatihan yang lebih baik bagi karyawan kita plus kepemim- pinan yang bermutu. Mgs/MMT/96
PEMIMPIN, BUKAN MANAJER !! 1. Tunduk pada konteks. 1. Menguasai konteks. 2. Mengurus / Mengelola organisasi. 2. Memperbarui organisasi. 3. Salinan / Turunan. 3. Asli. 4. Mengembangkan organisasi. 4. Memelihara organisasi. 5. Fokus pada sistem dan struktur. 5. Fokus pada orang. 6. Didasari oleh rasa percaya diri. 6. Menyandarkan diri pada struktur.
PERBEDAAN ANTARA PEMIMPIN DAN KEPALA * Dipilih * Ditunjuk, diangkat * Kepercayaan kelompok * Kekuasaan atasan * Pencetus ide, koordinator * Penguasa * Tanggung-jawab terhadap * Tanggung-jawab terhadap atasan dan kelompok. atasan. * Berasal dari kelompok * Bisa bukan berasal dari kelompok * Punya kelebihan * Belum tentu punya kele- bihan
PEMBERDAYAAN KEPADA BAWAHAN Beri tugas yang jelas tujuannya. Beri kebebasan mencari cara kerjanya. Beri fleksibilitas kerja yang diperlukan. Beri pendidikan & pelatihan yang diperlukan. Sediakan fasilitas yang memang diperlukan. Akui dan hargai segala usahanya. Ciptakan suasana kerja yang mendukung.
PERBEDAAN : KEPEMIMPINAN DAN KEMANAJERAN KEPEMIMPINAN KEMANAJERAN + Fokus pada kelompok. o Fokus pada individu. + Melimpahkan wewenang untuk o Mengendalikan proses ambil keputusan. keputusan. + Merangsang kreativitas. o Memaksakan ide lama. + Memberi semangat/motivasi, o Mempertahankan kebiasaan inisiatif dan inovasi. lama. + Memikirkan program penyertaan o Usulan program sendiri. bersama. + Proaktif (Pencegahan masalah) o Reaktif. + Memperhatikan SDM. o Memperhatikan bisnis. + Bicara tentang persaingan ketat. o Sedikit tentang persaingan. + Membina karakter, budaya, dan o Tidak penting, bukan tugas- iklim organisasi. nya. + Kepemimpinan tersebar. o Kepemimpinan terpusat.
WILAYAH INTERAKSI ANTARA PIMPINAN DAN BAWAHAN GAYA KEPEMIMPINAN ATASAN OTORITER DEMOKRATIK DAERAH KEKUASAAN PIMPINAN WILAYAH INTERAKSI ANTARA PIMPINAN DAN BAWAHAN DAERAH “KEBEBASAN” BAWAHAN 1 2 3 4 MEMERINTAH MEMBIMBING MEMPERMUDAH MENDELEGASIKAN GAYA KEPEMIMPINAN ATASAN
SEKIAN TERIMA KASIH