Master data Management Abc Analysis
ABC Analysis Setting ABC Analysis base on MRP-1 ABC indicator :Indicator that classifies a material as an A, B, or C part according to its consumption value. This classification process is known as the ABC analysis. The three indicators have the following meanings: o A - important part, high consumption value o B - less important part, medium consumption value o C - relatively unimportant part, low consumption value
Material Master
ABCD Cycle account Setting ABCD Cycle count in plant data / stor. 1 Physical inventory indicator for cycle counting: Indicates that the given material is subject to the cycle counting method of inventory. The indicator also defines at which time intervals a physical inventory is to be carried out for the material. Cycle counting is a method of physical inventory where inventory is counted at regular intervals within a fiscal year. These intervals (or cycles) depend on the cycle counting indicator set for the materials. ABC you can used with cycle counting or without cycle counting for reporting
ABCD Cycle account All the material may not be important for cyclic count purpose, it may be required to count some items frequently and some items rarely. A cyclic count indicator A or B or C or D is allocated to material in the material master based on either consumption value (consumption X rate) or forecast value (forecast quantity X rate). The item with more consumption value are classified as A, and with minimum as D. “A” indicator items will be counted frequently (say every month), D will be less frequently (say every 6 months or every one year). Daily a number of items will be taken for count, some may be with A indicator, some with B and so on. Mark all materials that are to be included in cycle counting with a cycle counting indicator in the material master record (storage data). The cycle counting indicator is used to group the materials together into various cycle counting categories (for example, A, B, C, and D). There is an option in SAP to have a fixed indicator for a material say A for a material which does not have a high consumption value but it is important to count it every month, then the material can be marked as A indicator in material master with indicator “fixed”
ABCD Cycle account For example :- In the given plant, 200 materials are subject to the cycle counting physical inventory procedure. In Customizing for Inventory Management, the following percentage allocation has been defined for the plant: A materials: 50% B materials: 25% C materials: 15% D materials: 10% ---- 100%
ABCD Cycle account In the cycle counting analysis, the materials are sorted by consumption. After completion of the analysis, the cycle counting indicator is assigned as follows: The first 3 materials (sorted in descending order according to consumption) represent 50% of the consumption and have the indicator A. The next 12 materials represent 25% of the consumption and have the indicator B. The next 49 materials represent 15% of the consumption and have the indicator C. The remaining 136 materials represent the rest (10%) of the consumption and have the indicator D.
ABC Analysis By Eris Kusnadi “Pola distribusi pendapatan penduduk pada dasarnya sama di seluruh negara dan di sepanjang sejarah. …hanya sebagian yang sangat kecil dari penduduk memiliki sebagian besar dari pendapatan seluruh penduduk, dan sebaliknya pula, sebagian besar penduduk hanya memiliki sebagian saja dari pendapatan seluruh penduduk.” – Vilfredo Pareto, Ekonom dan Sosiolog Italia Analisis ABC adalah metode dalam manajemen persediaan (inventory management) untuk mengendalikan sejumlah kecil barang, tetapi mempunyai nilai investasi yang tinggi.
ABC Analysis Analisis ABC didasarkan pada sebuah konsep yang dikenal dengan nama Hukum Pareto (Ley de Pareto), dari nama ekonom dan sosiolog Italia, Vilfredo Pareto (1848-1923). Hukum Pareto menyatakan bahwa sebuah grup selalu memiliki persentase terkecil (20%) yang bernilai atau memiliki dampak terbesar (80%). Pada tahun 1940-an, Ford Dickie dari General Electric mengembangkan konsep Pareto ini untuk menciptakan konsep ABC dalam klasikasi barang persediaan.
ABC Analysis Berdasarkan hukum Pareto, analisis ABC dapat menggolongkan barang berdasarkan peringkat nilai dari nilai tertinggi hingga terendah, dan kemudian dibagi menjadi kelas-kelas besar terprioritas; biasanya kelas dinamai A, B, C, dan seterusnya secara berurutan dari peringkat nilai tertinggi hingga terendah, oleh karena itu analisis ini dinamakan “Analisis ABC”. Umumnya kelas A memiliki jumlah jenis barang yang sedikit, namun memiliki nilai yang sangat tinggi.
ABC Analysis Dalam hal ini, saya akan menggunakan tiga kelas, yaitu: A, B, dan C, di mana besaran masing-masing kelas ditentukan sebagai berikut (Sutarman, 2003, pp. 144–145): Kelas A, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 15-20% dari total seluruh barang, tetapi merepresentasikan 75-80% dari total nilai uang. Kelas B, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 20-25% dari total seluruh barang, tetapi merepresentasikan 10-15% dari total nilai uang. Kelas C, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 60-65% dari total seluruh barang, tetapi merepresentasikan 5-10% dari total nilai uang.
Gambar 1. Kurva Analisis ABC ABC Analysis Besaran masing-masing kelas diatas akan membentuk suatu kurva sebagaimana terlihat pada gambar 1 dibawah ini Gambar 1. Kurva Analisis ABC
ABC Analysis Adapun langkah-langkah atau prosedur klasikasi barang dalam analisis ABC adalah sebagai berikut: Menentukan jumlah unit untuk setiap tipe barang. Menentukan harga per unit untuk setiap tipe barang. 3. Mengalikan harga per unit dengan jumlah unit untuk menentukan total nilai uang dari masing-masing tipe barang. Menyusun urutan tipe barang menurut besarnya total nilai uang, dengan urutan pertama tipe barang dengan total nilai uang paling besar. Menghitung persentase kumulatif barang dari banyaknya tipe barang. Menghitung persentase kumulatif nilai uang barang dari total nilai uang. Membentuk kelas-kelas berdasarkan persentase barang dan persentase nilai uang barang. Menggambarkan kurva analisis ABC (bagan Pareto) atau menunjuk tingkat kepentingan masalah.
ABC Analysis Adapun langkah-langkah atau prosedur klasikasi barang dalam analisis ABC adalah sebagai berikut: Menentukan jumlah unit untuk setiap tipe barang. Menentukan harga per unit untuk setiap tipe barang. 3. Mengalikan harga per unit dengan jumlah unit untuk menentukan total nilai uang dari masing-masing tipe barang. Menyusun urutan tipe barang menurut besarnya total nilai uang, dengan urutan pertama tipe barang dengan total nilai uang paling besar. Menghitung persentase kumulatif barang dari banyaknya tipe barang. Menghitung persentase kumulatif nilai uang barang dari total nilai uang. Membentuk kelas-kelas berdasarkan persentase barang dan persentase nilai uang barang. Menggambarkan kurva analisis ABC (bagan Pareto) atau menunjuk tingkat kepentingan masalah.
ABC Analysis Dengan analisis ABC, kita dapat melihat tingkat kepentingan masalah dari suatu barang. Dengan begitu, kita dapat melihat barang mana saja yang perlu diberikan perhatian terlebih dahulu