Oleh : Hery Kuswanto 02/156323/PN/09314 SEMINAR 1 SKS PROSES PENYAMAKAN KULIT KAKAP MERAH (Lutjanus spp.) DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN PENYAMAK MIMOSA DAN SYNTAN Oleh : Hery Kuswanto 02/156323/PN/09314
Latar Belakang Ekspor ikan dalam bentuk ikan segar, ikan kaleng dan sebagainya menghasilkan devisa cukup besar bagi negara setiap tahunnya. Di antara hasil tangkapan tersebut adalah jenis kakap merah (Lutjanus spp.). Pengolahan ikan kakap merah menghasilkan limbah berupa kulit Salah satu alternatif pengolahan limbah kulit ikan kakap merah yaitu dengan diolah menjadi kulit tersamak
Pokok Permasalahan Limbah dalam pengolahan ikan kakap merah dapat dijadikan kulit tersamak Penggunaan krom sebagai bahan penyamak dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan Penggunaan bahan penyamak nabati dapat mengurangi penggunaan krom sebagai bahan penyamak kulit
Lanjutan Kelemahan bahan penyamak nabati : kulit kaku, warna coklat, kekuatan tarik rendah Penyamakan ulang dapat memperbaiki kualitas kulit setelah penyamakan pertama
Pembahasan Proses penyamakan kulit bertujuan untuk membuat kulit yang labil menjadi kulit yang stabil yabf tidak mudah mengalami kerusakan Penyamakan terdiri dari 3 tahap : pra penyamakan, penyamakan dan finishing
Struktur kulit Epidermis Korium Jaringan adiposa epitel terstrata/kutikula Korium Dermis,kutis,kulit jangat Jaringan adiposa Jaringan dibawah kulit Tidak termasuk kulit
Tahapan proses penyamakan Kulit kakap merah ↓ Penimbangan Perendaman (Soaking) Pencucian Pengapuran (Liming) Buang daging (Fleshing)/Pembelahan/Split/Buang bulu halus
Pengapuran ulang (Liming) ↓ Pencucian ↓ Penghilangan kapur (Deliming) ↓ Pengikisan protein (Bating) ↓ Pencucian ↓ Pengasaman (Pickling) ↓ Penyamakan nabati (mimosa) ↓ Penyamakan syntan
Peminyakan (Fat Liquoring) Fiksasi ↓ Pemeraman Pemucatan Pencucian Peminyakan (Fat Liquoring) Perataan (Setting out) Pementangan (Stacking) Pengepresan (Ironning) Perapihan Kulit kakap merah tersamak
Bahan penyamak nabati Bahan penyamak nabati banyak terdapat didalam tumbuh-tumbuhan. Bahan aktif yang terdapat dalam bahan penyamak nabati adalah tannin Tanin muncul dalam tumbuh-tumbuahan sebagai produk samping dari metabolisme tumbuhan dan merupakan bahan organik kompleks yang larut dalam air
Sifat-sifat bahan penyamak nabati Dalam larutan encer mudah tumbuh mikroorganisme dan terurai menjadi asam-asam lemah. Dalam pH yang rendah mempunyai molekul yang besar dan warna muda; dalam pH yang tinggi sebaliknya. Bila bersinggungan dengan besi akan membentuk Ferrotanat yang berwarna hitam Dalam larutan yang encer molekul mengecil, dan dalam larutan yang pekat sebaliknya
Mekanisme penyamakan nabati Penyamakan nabati terjadi karena ikatan silang melalui jembatan hidrogen antara gugus OH-fenol bahan penyamak dengan gugus CONH kolagen Proses penyamakan berlangsung diawali dengan reaksi antara gugus-gugus karboksil yang terdapat dalam zat penyamak nabati (mimosa) dengan struktur kolagen Reaksi ikatan dari molekul zat penyamak dengan molekul zat penyamak sampai seluruh ruang kosong yang terdapat diantara rantai kolagen terisi seluruhnya
Faktor-faktor penting pada penyamakan nabati Keseimbangan elektrolit Diffusi Fiksasi zat penyamak
Bahan penyamakan sintetis Bahan penyamak sintetis atau syntan adalah bahan organik sintetis bermolekul tinggi Bahan penyamak syntan dalam penyamakan ini digunakan dalam tahap penyamakan ulang (retanning) memperbaiki sifat-sifat fisik seperti kelunakan, kemuluiran, kepadatan, selain itu kulit juga mempunyaii efek warna yang lebih muda
Penggolongan syntan berdasarkan susunan kimia serta penggunaannya Auxiliary syntans Mengandung sulphonis acid grup yang mampu mnemberi sifat-sifat yang baik sebagai bahan penyamak. Berat molekulnya kecil dan bersifat asam sehingga mempunyai penetrasi yang cepat kedalam kulit. Mampu memperbaiki warna kulit samak nabati dan biasanya digunakan untuk retanning agent dan pengecatan dasar dari kulit samak krom Syntan ini dibuat dari Napthalena
2. Combination synthan Mempunyai berat molekul yang besar Terbuat dari phenol dan cresol atau cresylic acid Dapat digunakan sebagai pemutih dan pada penyamakan ulang kulit samak krom digunakan sebagai bahan pengisi Lebih kuat dan tahan lama terhadap sinar matahari (cahaya) daripada auxiliary syntan
2. Exchange synthan Mempunyai berat molekul yang besar Dapat menambah berat pada kulit jadi dan dapat menambah kesupelann kulit jadi Mempunyai kemampuan untuk menyamak sehingga dapat digunakan secara sendirian Bila dikombinasikan dengan bahan penyamak nabati akan menhasilkan kulit jadi yang berwarna terang dan berat Syntan ini harganya mahal, sehingga biasanya hanya digunakan untuk bahan pemutih saja
Mekanisme penyamakan syntan : Kekuatan menyamak pada jenis syntan disebabkan adanya grup asam sulphonic (SO3H) yang berikatan dengan kolagen Mekanisme dari bahan penyamak syntan ini tergantung dari jenis syntan yang digunakan
Kesimpulan Limbah kulit ikan kakap merah dapat dijadikan sebagai bahan baku kerajinan kulit tersamak. Mimosa dan syntan dapat digunakan sebagai bahan penyamak pada penyamakan ikan kulit kakap merah. Penggunaan mimosa dan syntan dapat mengurangi penggunaan krom sebagai bahan penyamak.
Saran Perlunya pengetahuan tentang prosentase bahan penyamak yang tepat yang disesuaikan dengan tujuan produk akhir. Adanya pengolahan limbah yang efektif dan efisien pada industri penyamakan kulit .