Siklus Penyakit Vektor : organisme yg tidak menyebabkan penyakit, tapi menyebarkannya dg membawa patogen dari satu inang ke yg lain. Sbg contoh; nyamuk berperan sbg vektor penyakit malaria atau Demam Berdarah.
Landscape Epidemiology (Epidemiologi Bentang Alam Istilah Epidemiology Bentang lahan dicetuskan pertama kali oleh seorang geograf asal Rusia bernama E.N.Pavlovsky (1966). Epidemiology Bentang Lahan: suatu wilayah (region) meciptakan pola-pola terhadap persebaran penyakit melalui faktor-faktor seperti vegetasi, geologi, dan iklim. Beberapa kasus lingkungan yg dapat merusak kesehatan manusia. Contohnya, gas Radon yang dikeluarkan lewat beberapa jenis batuan tertentu dapat mengakibatkan kanker paru-paru. Kasus ini dapat ditemui di Inggris Barat daya dan area Rocky Mountain di Amerika Serikat.
Kasus lainnya adalah paparan terhadap radiasi sinar matahari tinggi yang dapat mengakibatkan kanker kulit. Contohnya seperti di Australia, dimana mayoritas penduduk nya berkulit putih, tetapi secara genetik tidak dapat beradaptasi terhadap paparan sinar matahari yang tinggi. Suhu udara memengaruhi persebaran banyak penyakit. Terdapat gradient latitudinal pada spesies patogen manusia, dimana pathogen yang berada di dekat ekuator, jumlah nya lebih banyak. Hal ini dikarenakan pada area lintang rendah ini,suhu udara dan curah hujan tinggi .
Sementara itu, pada area lintang menengah, vektor-vektor penyakit yang tidak bisa bertahan dari musim dingin, sehingga membatasi jangkauan “penyakit tropic”. Tick biasanya berperan sebagai vector penyakit pada area lintang dingin dikarenakan beberapa species tick mampu bertahan musim dingin seagai telur atau lava, sehingga memperbesar jangkauan penyebarannya menuju wilayah beriklim dingin.
Air dan Penyakit Keberadaan air sangat penting bagi siklus penyakit. Aktivitas yang melibatkan air seperti mandi atau mencuci menciptakan peluang bagi patogen untuk mengadakan kontak dengan manusia, dimana pathogen dapat menginfeksi. Patogen dan vektor penyakit terkadang punya keperluan spesifik menyangkut air. Bakteri yang menyebabklan kolera (Vibrio cholera), contohnya dapat bertahan dalam air tetapi hal ini hanya mungkin apabila faktor-faktor lingkungan mikro seperti salinitas dan flora- fauna akuatik .
Contoh kasus: program untuk mengontrol penyakit Malaria di Argentina Baratlaut pada tahun 1907 gagal dikarenakan program tersebut dilaksanakan dengan mengacu pada penyakit Malaria di Italia. Hal ini karena peristiwa malaria di Italia disebarkan oleh vektor nyamuk dari spesies berbeda dengan pola berkembang biak yang berbeda. Vektor-vektor penyakit bergantung pada air untuk berkembang biak dikarenakan dapat memengaruhi pola vegetasi, hingga habitat dari vektor tersebut. Sehingga, kekurangan air dapat berfungsi sebagai barrier terhadap penyakit yang penularannya oleh vektor.
Epidemiology bentang lahan penyakit skistosomasis Penyakit Skistosomasis memperlihatkan bagaimana perubahan yang dilakukan oleh manusia dapat memengaruhi penularan dari suatu penyakit. Skistosomasis memengaruhi sekitar 200 juta penduduk dunia dan lebih dari 700 juta penduduk yang tinggal di area endemik. Adapun siklus penyakitnya melibatkan beberapa spesies cacing parasite (skistosomes). Penyakit ini mewabahi beberapa negara di Afrika, Asia, dan Amerika Latin.
Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi penyakit ini adalah seperti penggunaan obat-obatan (drug) untuk Skistosomasis, tetapi masalahnya parasite skistosoms menjadi resisten. Sehingga, upaya yang dianggap lebih aman adalah membenahi lingkungan dan prilaku manusia.
Lingkungan perkotaan Pada area perkotaan, pengaruh lahan terbangun (built environment) terhadap penyakit dapat dikatakan besar. Hal ini dikarenakan pembagunan di perkotaan mengakibatkan melonjaknya jumlah penduduk, sehingga tercipta area kumuh (slum area). Menurut Mayer (2000), kepadatan penduduk yang tinggi dapat memfasilitasi persebaran pathogen-pathogen penyakit, terutama penyakit dengan medium udara seperti tuberculosis (TBC) dan cacar.
Selain itu, dampak dari kepadatan penduduk yang tinggi di perkotaan membuat penyakit demam berdarah lebih mudah tertularkan dikarenakan jangkauan terbang vector Aedes agepty lebih singkat di tempat berpenduduk padat.
Perubahan Lingkungan Lingkungan yang mengalami perubahan memiliki dampak (+) dan dampak (-). perubahan lingkungan banyak yang menjadi pendukung untuk penyebaran penyakit yang dialami manusia, terutama penyakit yang berasal dari organimse lain.
Perubahan Lingkungan dan Perkembangbiakan Penyakit Manusia akan selalu beradaptasi dengan lingkungannya, saat lingkungan mengalami perubahan, maka manusia juga berubah. Namun adaptasi yang dilakukan oleh patogen dan vektor lebih cepat dibandingkan yang dilakukan oleh manusia. Oleh karena itulah, saat terjadi perubahan lingkungan, saat manusia masih belum bisa menyesuaikan diri, namun patogen dan vektor sudah berkembangbiak dengan cepat.
Global Climate Change Perubahan iklim secara global juga ternyata memiliki pengaruh yang kuat namun tidak mempengaruhi secara langsung dalam hal penyakit yang dialami manusia. Contoh dampak dari adanya perubahan iklim terhadap penyakit pada manusia : Temperatur yang lebih hangat menjadikan adanya peningkatan fenomena keracunan makanan. Adanya kelangkaan air bersih menyebabkan banyaknya patogen yang muncul, dikarenakan limbah memiliki proporsi yang lebih banyak dalam air sungai.