Kelengkapan Dalam Laboratorium X MIA 3 Humaira Rahmi Dewi Kem Achmad Ichsani Rahadian Maulana Nurhendronoto Virginia Miracle Jilena
DAFTAR ISI Peralatan Dalam Lab Simbol Bahaya Dalam Lab Aturan Dasar di Lab Pertolongan Pertama pada Kecelakaan Dalam Lab
PERALATAN DALAM LAB
PERALATAN DALAM LAB No Gambar Nama Kegunaan 1. Labu ukur Menampung dan mencampur larutan kimia. 2. Tabung reaksi Menampung larutan dalam jumlah yang sedikit 3. Beker gelas Menampung bahan kimia atau larutan dalam jumlah yang banyak
Mengukur volume larutan 4. Gelas ukur Mengukur volume larutan 5. Pipet ukur 6. Penjepit tabung reaksi Menjepit tabung reaksi selama melakukan proses pemanasan 7. Pipet tetes Memindahkan beberapa tetes zat cair 8. Mortar dan alu Menggerus dan menghaluskan suatu zat
Wadah untuk mereaksikan atau mengubah suatu zat pada suhu tinggi 9. Botol semprot Menyimpan aquadest dan digunakan untuk mencuci atau membilas alat-alat dan bahan 10. Cawan porselin Wadah untuk mereaksikan atau mengubah suatu zat pada suhu tinggi 11. Kawat nikrom Mengidentifikasi suatu zat dengan cara uji nyala 12. Erlenmeyer Menyimpan dan memanaskan larutan dan menampung filtrate hasil penyaringan. 13. Pembakar spirtus Membakar zat atau memanaskan larutan 14. Batang pengaduk Mengaduk larutan
Penutup gelas kimia , tempat menimbang bahan 15. Kaca arloji Penutup gelas kimia , tempat menimbang bahan 16. Klem buret Memegang buret yang digunakan untuk titrasi 17. Statif Menegakkkan corong, buret 18. Kertas saring Menyaring larutan 19. Rak tabung reaksi Tempat tabung reaksi
Menghisap larutan yang akan diukur 20. Bola hisap Menghisap larutan yang akan diukur 21. Corong Menyaring cairan kimia 22. Kawat kasa Sebagai alas penyebaran panas 23. Buret Mengeluarkan larutan dengan volume tertentu 24. Pipet gondok Dipakai untuk mengambil larutan dengan volume tertentu
Tempat untuk mereaksikan zat dalam jumlah kecil 25. Plat tetes Tempat untuk mereaksikan zat dalam jumlah kecil 26. Lemari Asam Menyimpan larutan yang bersifat asam 27. Oven Mengeringkan peralatan yang akan digunakan 28. Neraca Mengukur jumlah zat yang diperlukan 29. Bunsen Mensterilkan alat atau sebagai sumber panas untuk memanaskan alat atau bahan yang akan digunakan dalam praktikum
Memisahkan dan mengendapkan padatan dari larutan 30. Kertas indikator Menentukan pH larutan 31. Centrifuge Memisahkan dan mengendapkan padatan dari larutan 32. Eksikator Mendinginkan zat 33. Corong pisah Memisahkan larutan dan gas 34. Mikropipet Memindahkan cairan dengan volume yang sangat kecil
Simbol - Simbol Berbahaya Dalam Laboratorium
Simbol – Simbol Dalam Laboratorium Bahan-bahan kimia yang ada di laboratorium memiliki sifat yang beraneka ragam. Di antara sifat-sifatnya tersebut, ada beberapa di antaranya yang ternyata dapat membahayakan bagi kesehatan dan keselamatan para pekerja dan lingkungannya. Untuk membedakan antara bahan kimia berbahaya dengan bahan kimia yang tidak berbahaya diperlukan suatu simbol khusus yang bersifat universal. Inilah yang mendasari dibuatnya suatu peraturan tentang simbol bahan kimia berbahaya. Melalui peraturan tersebut, dibuatlah suatu simbol-simbol yang menandakan sifat berbahaya dari suatu bahan kimia. Simbol-simbol bahan kimia tersebutlah yang akan dijelaskan pada presentasi ini.
Nama : Irritant Lambang : Xi Nama : Toxic Lambang : T Nama : Harmful Lambang : Xn Nama : Very Toxic Lambang : T+
Nama : Corosive Lambang : C Nama : Highly Flammable Lambang : F Nama : Flammable Nama : Extremely Flammable Lambang : F+
Nama : Explosive Lambang : E Nama : Dangerous for the Environment Lambang : N Nama : Oxidizing Lambang : O Nama : Flammable Solid
Nama : Flammable Liquid Nama : Spontaneously Combistible Subtances Nama : Flammable Gas Nama : Dangerous when Wet
Nama : Oxidizer Nama : Non Flammable Gas Nama : Organic Peroxide Nama : Poison
Nama : Poison Gas Nama : Inhalation Hazard Nama : Harmful Nama : Infection Subtance
Nama : Radioactive Nama : Marine Pollutant
Aturan Dasar di Laboratorium
Tambahkan Judul Slide - 4 Guna menghindari kecelakaan kerja dan terjaga keselamatan dan kesehatan saat anda bekerja di laboratorium, perlu ditaati peraturan dasarnya. Berikut ini uraian aturan dasar bekerja di laboratorium khususnya laboratorium kimia. Bersihkan tumpahan cairan kimia secepatnya. Sebagai contoh, merkuri (Hg) merupakan cairan kimia dengan titik didih rendah dan sangat beracun. Jika terjadi tumpahan merkuri (Hg), taburi belerang atau Chemizorb® Hg yang merupakan produk MERCK. Chemizorb® Hg berfungsi untuk menyerap merkuri atau bisa digunakan Chemizorb® serbuk atau butiran jika yang tumpahannya adalah cairan kimia. Dilarang makan maupun minum saat berada di ruang laboratorium. Dilarang merokok di dalam ruang laboratorium. Jangan berlarian di dalam ruang laboratorium. Tambahkan Judul Slide - 4
- 5 Jangan meletakkan tas dan barang lainnya di lantai laboratorium dan di tempat berjalan. Pakai peralatan pelindung diri selama di laboratorium antara lain : Kacamata/goggles keselamatan yang estetis dipakai dan bertangkai. Pilih dan pastikan optik gelas pada kacamata dalam kondisi baik. Jas laboratorium. Gunakan pelindung muka pada waktu bekerja untuk bahan yang mudah meledak dan sangat berbahaya. Pakai celana panjang. Pakai sepatu tertutup sampai mata kaki Masker atau dengan Respirators yang bisa digunakan saat bekerja dengan gas yang korosif dan beracun. Sarung tangan/Gloves Cek bahan dan ketebalannya. Semakin tebal bahan, semakin aman bagi sarung tangan.
Sering mengganti sarung tangan, makin baik. Jangan memegang/menyentuh gagang pintu, pena telepon saat masih menggunakan sarung tangan Selalu menggunakan pipette filler dan hindari kontak langsung dengan mulut. Tidak menggunakan bekas tempat pengemasan makanan/minuman untuk menyimpan bahan kimia. Selalu memberi label/keterangan pada tempat penyimpanan bahan kimia. Jangan bereksperimen diluar Standard Operating Procedure (SOP). Selalu menggunakan indikator aliran ketika menggunakan air pendingin. Jika listrik padam, air pendingin dan aliran listrik cadangan harus dipastikan tersedia. Selalu isi buret di bawah level mata Selalu perhatikan kategori bahaya bahan kimia yang dipakai.
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Laboratorium
Tujuan pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan adalah: mempertahankan korban agar tetap hidup; membuat korban agar tetap stabil dan tidak lebih parah; mengurangi rasa nyeri, tidak nyaman atau rasa cemas pada korban.
Kecelakaan Umum Jika terjadi kecelakaan hendaklah seseorang: segera memberitahu bagian keamanan untuk segera mencari pertolongan;. menyiapkan beberapa informasi yang meliputi: kondisi penderita perincian penyebab kecelakaan lokasi kecelakaan (nomor ruang dan nama gedung) melakukan pertolongan pertama prosedur emergency: menjauhkan korban dari penyebab kecelakaan;
mencari penyebab utama kecelakaan; memberikan pertolongan pertama; dan membawa korban ke rumah sakit. Setiap laboratorium hendaklah mempunyai nama, nomor telepon dan alamat dokter/rumah sakit yang dapat dipanggil setiap saat jika terdapat keadaan darurat. Untuk membantu pekerjaan dokter/petugas medis, pada korban yang dibawa ke rumah sakit berilah petunjuk tentang: nama, alamat rumah dan kantor, jenis/bahan penyebab kecelakaan, serta penanganan yang telah diberikan.
Beberapa hal yang harus dilakukan pada keadaan gawat adalah sebagai berikut. Periksalah Airway, Breathing, dan Circulation (ABC) pada korban. Airway (jalan nafas), pastikan bahwa jalan nafas koban tidak terhalang oleh lidah atau benda lain. Breathing (pernafasan), periksa pernafasaanya, kalau perlu berikan pernafasan buatan (teknik mulut ke mulut atau CPR = Cardio Pulmonary Resusciation). Circulation (sirkulasi), periksalah nadi korban, bila denyut nadi tidak terasa, lakukan teknik CPR. Bertindak dengan cepat, karena waktu walaupun satu detik sangat berarti dan berharga bagi korban.
Jangan mengangkat atau memindahkan korban yang luka pada leher atau tulang belakang, kecuali dalam keadaan terpaksa. Mintalah seseorang untuk memanggil ambulan atau dokter, sementara itu lakukan pertolongan pertama. Jangan menarik pakaian korban yang terkena luka bakar. Bersikap tenang dan tenangkanlah korban. Jangan memaksa memberi minuman atau obat pada korban yang kesadarannya menurun atau tidak sadar. Jangan membangunkan korban yang pingsan dengan menggoncang-goncang badannya. Buatlah laporan kejadian.
Luka karena bahan kimia Luka pada kulit Sebelum melakukan pertolongan, yakinlah bahwa lokasi aman untuk anda. Gunakan pakaian pelindung sebelum melakukan pertolongan. Periksalah ABC korban, dan beri tindakan jika diperlukan. Alirkan air hangat (suam-suam kuku) pada luka selama 15 menit. Lepaskan hati-hati pakaian yang terkena bahan kimia, sepatu atau perhiasan. Tutup luka dengan bahan yang steril. Jangan menetralkan luka dengan menambahkan bahan kimia lain. Jangan jangan mengoleskan cairan atau lemak pada luka. Bersikap tenang dan tenangkan korban selama menunggu pertolongan dokter.
Luka pada mata Percikan bahan kimia pada mata dapat menimbulkan luka yang serius. Sebelum melakukan pertolongan, yakin bahwa situasi aman untuk anda. Jangan pindahkan korban, dan periksalah ABC-nya. Cuci mata yang terkena bahan kimia dengan air suam-suam kuku selama 15 menit, lebih baik lagi jika menggunakan pencuci mata. Bantu korban agar menggerak-gerakkan bola matanya, sehingga mata dapat dicuci dengan baik. Jaga agar air cucian tidak mengkontaminasi mata yang tidak terluka. Jika korban menggunakan contact lenses lepaskan segera. Jangan menetralkan luka dengan menambahkan bahan kimia lain. Jangan pula menambahkan salep pada mata yang terluka.
Membawa korban ke dokter. Keracunan karena bahan kimia tertelan Jangan membujuk korban agar muntah. Jika korban sadar, beri 2 gelas air. Jika bahan kimianya korosif, beri 1 gelas air setiap 10 menit. Jangan menetralisir dengan cara menambahkan bahan kimia lain. Jika korban tidak sadar, jangan berikan sesuatu melalui mulut. Lakukan CPR jika perlu. Tenangkan korban sampai mendapatkan pertolongan medis.
Menghirup bahan kimia Yakinlah bahwa anda sendiri aman sebelum melakukan pertolongan. Gunakan pelindung pernafasan sebelum melakukan pertolongan jika tempat kejadian di ruang tertutup, sempit dan bahan beracun dalam konsentrasi tinggi. Pindahkan korban ke tempat yang berudara segar. Jika korban tidak bernafas, lakukan CPR sampai pertolongan medis datang. Jika korban bernafas, longgarkan pakaian dan perhatikan jalan nafasnya. Berikan dukungan agar korban tenang sampai mendapatkan pertolongan.
Luka karena bahan biologis berbahaya Cuci bagian luar dengan air sabun. Tutup luka dengan pembalut luka (perban). Jika korban mengalami perdarahan pada kaki/tangan, tekan dengan tangan anda di atas perban. Jangan lakukan hal ini jika luka terdapat di kepala, leher atau bagian tubuh yang lain. Jika perdarahan berhenti dan perban berdarah, tambahkan perban dan jangan menganti dengan yang baru. Jangan terlalu kencang dalam mengikat dengan perban. Jika lukanya kecil, keluarkan bahan yang menancap (jika ada) dengan pinset steril, lalu tutup luka dengan perban steril. Jagalah agar korban tidak sock atau pingsan. Jaga korban hingga mendapat pertolongan.
Luka Karena Sengatan listrik Jangan sentuh korban yang sedang terkena sengatan listrik. Putuskan segera kontak antara korban dengan sumber listrik degan cara paling cepat, tepat dan aman. Jika tidak dapat, gunakan bahan yang tidak menghantar listrik untuk memisahkan korban dari sumber listrik. Jika korban mengalami luka, rawatlah seperti pada korban yang terluka. Periksalah ABC-nya. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke mulut. Jika jantung berhenti, lakukan CPR.
TERIMA KASIH