KONSTRUCTED REALITIES CHAPTER 3 KONSTRUCTED REALITIES ARWAN
Title here INTRODUCTION REALITAS : Dipahami sebagai segala sesuatu yang bisa di tangkap dan disadari keberadaannya oleh manusia Title here REALITAS : Dibagi berdasarkan unsur materi dan non materi REALITAS : Dibangun melalui pengamatan terhadap objek REALITAS : Dibangun melalui kajian teori dan kajian empirik REALITAS : Realitas sosial merupakan suatu peristiwa yang memang benar-benar terjadi di tengah masyarakat
Landasan Filosofis Tentang Realitas …1 LANDASAN ONTOLOGI : Merupakan asumsi yang penting tentang inti dari fenomena Menekankan pada apakah “REALITAS” yang diamati atau diteliti objektif ataukah “REALITAS” adalah produk pemahaman individu. Untuk itu dibedakan antara : Realisme menganggap bahwa REALITAS ada secara independen dari apresiasi individu) Sedangkan Nominalisme menganggap bahwa REALITAS yang berada di luar kognitif individu berasal dari sekedar nama, konsep dan label yang digunakan untuk menyusun REALITAS
Landasan Filosofis Tentang Realitas…2 LANDASAN EPISTEMIOLOGI : Epistemologi adalah asumsi tentang landasan ilmu pengetahuan (grounds of knowledge) tentang bagaimana seseorang memulai memahami REALITAS dan mengkomunikasikannya sebagai pengetahuan kepada orang lain. Pertanyaan dasar tentang epistemologi menekankan pada apakah mungkin untuk mengidentifikasikan dan mengkomunikasikan REALITAS sebagai sesuatu yang nyata dan berwujud (sehingga pengetahuan dapat diperoleh) Bentuk pengetahuan apa yang diperoleh dari pengamatan terhadap REALITAS? Bagaimana seseorang dapat membedakan apa yang disebut “benar” dan apa yang disebut “salah” tentang REALITAS? Apakah sifat ilmu pengetahuan yang di peroleh dari pengamatan terhadap REALITAS?
Landasan Filosofis Tentang Realitas …3 LANDASAN AKSIOLOGI : Asumsi-asumsi tentang bagaimana seseorang berusaha untuk menyelidiki dan mendapat “pengetahuan” tentang REALITAS. Pertanyaan dasar tentang Aksiologi menekankan kepada apakah REALITAS itu sulit, nyata, kenyataan objektif ‐ berada di luar individu ataukah lebih mudah, kenyataan personal ‐ berada di dalam individu. Selanjutnya manusia mencoba berkonsentrasi pada pencarian penjelasan dan pemahaman tentang apa yang unik/khusus dari seseorang dibandingkan dengan yang umum atau universal yaitu cara dimana seseorang menciptakan, memodifikasi, dan menginterpretasikan dunia nyata dengan cara yang mereka temukan sendiri
PANDANGAN REALITAS DALAM ILMU SOSIAL
Elemen-Elemen Paradigma Konstruksi Realitas (Guba, 1990) Ontologi: Asumsi tentang sifat “realitas”. What is the nature of ‘ reality’ ? Epistemologi: Asumsi tentang hubungan antara peneliti dan yang diteliti. What is the nature of the relationship between the inquirer and the knowable? Metodologi: Asumsi tentang bagaimana peneliti memperoleh pengetahuan. How should the inquirer go about finding out knowledge?
Perbedaan Ontologis (Hakekat ttg Realitas Sosial) KlasikRealitas yang ada itu diatur oleh kaidah-kaidah tertentu yang berlaku universal, meskipun sesungguhnya kebenaran tentang realita tersebut hanya bisa diperoleh secara probabilistic KonstruktivisKebenaran suatu realitas bersifat relatif. Ia berlaku sesuai dengan konteks khusus yang dinilai relevan oleh pelaku sosial. Realitas sosial merupakan hasil konstruksi sosial yang dilakukan oleh pelaku. Kritis Realitas sosial merupakan sesuatu yang semu (virtual reality) yang sudah terbentuk oleh proses sejarah, kekuatan sosial, budaya dan ekonomi politik.
Perbedaan Epistemologis (Hub. Peneliti & yg diteliti) Klasik Ada realitas obyektif. Sebagai suatu realitas yang bersifat eksternal (berada di luar diri peneliti), maka peneliti sejauh mungkin harus membuat jarak dengan obyek penelitian (Dualist/objectivist). Konstruktivis Pemahaman thd suatu realitas, atau temuan penelitian merupakan produk interaksi antara peneliti dan yg diteliti (transactionalist/subjectivist). Kritis Hubungan peneliti dengan yang diteliti selalu dijembatani oleh nilai-nilai tertentu. Pemahaman terhadap suatu realitas merupakan value meditiated findings (transactionalis/subjectivist).
Klasik: Perbedaan Aksiologis (posisi value judgement) Peneliti sbg observer. Nilai, etika dan pilihan moral harus berada di luar proses penelitian. Peneliti berperan sbg disinterested scientist. Tujuan penelitian = eksplanasi, prediksi dan kontrol realitas sosial
Perbedaan Aksiologis (posisi value judgement) Konstruktivis: Peneliti sbg fasilitator. Nilai, etika, dan pilihan moral merupakan bagian tak terpisahkan dari penelitian. Peneliti sbg passionate participant, fasilitator yg menjembatani keragaman subyektivitas pelaku sosial. Tujuan penelitian = rekonstruksi realitas sosial secara dialektis antara peneliti dan yg diteliti.
Kritis: Perbedaan Aksiologis (posisi value judgement) Peneliti sbg aktivis. Nilai, etika dan pilihan moral merupakan bagian tak terpisahkan dari penelitian. Peneliti menempatkan diri sbg transformative intellectual, advokat, dan aktivis. Tujuan penelitian = kritik sosial, transformasi, emansipasi, dan social empowerment.
ASUMSI/DIMENSI DASAR PARADIGMA
Thank You published by www.S3 UMHAS.com Alby Fayyadh Arwan