SISTEM SARAF SISTEM INDERA SISTEM HORMON

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
SELAMAT DATANG DI DUNIA BIOLOGI
Advertisements

Regensi Melati Mas Blok B 14 Serpong Utara - Tangsel
Sistem Indera SiswaNF.com.
Struktur telinga bagian dalam. Pembagian daerah telinga.
Persentasi Sistem Indra Manusia bagian [Mata]
Unit 4 Sistem Indra Learning More Biology 3.
ALAT INDRA MANUSIA BAB 2 IPA.
BAB IX SISTEM KOORDINASI SISTEM SYARAF SISTEM ENDOKRIN.
Sistem Koordinasi dan Indra pada Manusia
SISTEM SARAF PADA MANUSIA Omega Tahun, SKM, M.Kes
Unit 3 Sistem Koordinasi Learning More Biology 3.
Kelompok 3 Sistem Hormon Sistem Hormon Afif Naufal Husaini Daulay
SISTEM SARAF IX / I Standart Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
Kompentesi Dasar Materi Simulasi Next.
DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
SISTEM SARAF.
SANTI KARTIKASARI,dr SISTEM SARAF.
Sistem Koordinasi dan Indra pada Manusia
IPA BIOLOGI.
BAB 9 SISTEM KOORDINASI.
PANCA INDRA PADA MANUSIA
SISTEM KOORDINASI DAN ALAT INDRA PADA MANUSIA
6. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
Kelompok 8 Idham Ilhami Gumilar Rani Sri Yulianti Regina Bilqis
SISTEM KOORDINASI Standar Kompetensi:
SISTEM INDERA MANUSIA Kelompok 7: Tutut Widiyanti
Ayo Belajar Sistem Regulasi
SISTEM SARAF PADA MANUSIA
Mata Pelajaran Biologi
ENDOKRIN.
Sistem Saraf Pusat.
Oleh : Mathilda Claudia Dwi Subakti P
SISTEM SARAF PADA MANUSIA
SISTEM SARAF.
Ns. Muhammad Ardi, M.Kep., Sp.Kep.M.B.
SISTEM KOORDINASI BAB IX SISTEM ENDOKRIN SISTEM SYARAF
Rangka manusia terbagi menjadi 3 kelompok yaitu : a
STKIP BINA BANGSA MEULABOH Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Sistem Indera Fungsi Indera : menanggapi rangsang dari luar tubuh (cahaya, suhu, tekanan, suara, sentuhan)
BAB 9 Sistem Koordinasi.
Sistem Saraf Pusat Sistem Saraf Tepi
Sistem Saraf Alat Indera Sistem Hormon
Meta Nurbaiti,S.Kep.,Ns.,M.Kes
TIM HISTOLOGI FKP 2016 JARINGAN SARAF.
BIOLOGI - XI IPA SISTEM INDERA MANUSIA.
SISTEM KOORDINASI DAN INDRA
KELENJAR HIPOFISIS (kelenjar pituitaria)
By Sonianto Kuddi S.Pd, B.Sc
Sistem Koordinasi Sistem saraf pusat
ASKEB 1 Dwi Ayu & Sutini Sistem endokrin Oleh : Sutini 2. Dwi Ayu.
Pengendalian Gerakan Manusia oleh Sistem Saraf
Rijalul Fikri Fisiologi Endokrin.
NAMA :ELVINA NIM: TINGKAT: l A BIOLOGI DASAR MANUSIA
Sistem Indera Vertebrata
Fungsi sistem saraf pada manusia
SISTEM KOORDINASI DAN INDERA
BIOLOGI 3 “ SISTEM KOORDINASI “.
SISTEM KOORDINASI MANUSIA
Yustisio arya nugroho dan naufal fawaz zahran
SISTEM KOORDINASI SISTEM KOORDINASI.
SARAF & HORMON.
Nama Kelompok : Albert B M Alberthus Andre K Anthony David V G Edwin.
Hormon Hormon adalah senyawa kimia yang membantu mengatur proses-proses metabolisme tubuh. Hormon beredar di dalam darah sepanjang pembuluh darah untuk.
Mata.
BIOLOGI B 2013 R.ADITIAS HERMAWAN ( )
BIMBINGAN BELAJAR HARAPAN BANGSA
Adaptasi Fisiologi Hormon Sistem Endokrin Pada Masa Pubertas Oleh: Mahasiswa NIM Ganjil DIII Keperawatan STIKES NANI HASANUDDIN MAKASSAR.
1 JARINGAN SARAF Kelompok 4 Ines Gusti Pebri Gressha Vionalle Ademi Hidayati Hariska Andriani Fitria Sasmita Yezi Gita Rahayu Lisa Sya’baniar Rahma Erlis.
Sistem dan Fungsi Hormon
SISTEM SARAF DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL SMK AR-RAIHAN CIKAMPEK OLEH: DINA TRISNAWATI,Skep.
Transcript presentasi:

SISTEM SARAF SISTEM INDERA SISTEM HORMON Sistem Koordinasi SISTEM SARAF SISTEM INDERA SISTEM HORMON

3 komponen untuk menanggapi rangsang: RESEPTOR Indera SISTEM SARAF menerima, mengolah, meneruskan rangsang dan hasil olahan rangsang EFEKTOR Otot dan Kelenjar

NEURON Macam-macam neuron berdasarkan jumlah uluran Unipolar Bipolar Multipolar Macam-macam neuron berdasarkan fungsi: Sensorik Motorik Konektor / Interneuron

Sinapsis (sinaps): sambungan antar neuron Neuron prasinaps Neuron pascasinaps Melibatkan neurotransmiter Asetilkolin (di seluruh tubuh) Noradrenalin (di sis.saraf simpatetik) Serotonin, Dopamin (di otak) 3 macam sinaps berdasarkan tempat: Aksosomatik (akson – badan sel) Aksodendritik (akson – dendrit) Aksoaksonik (akson – akson) impuls

Jalannya impuls saraf

GERAK Gerak sadar/biasa Reseptor  Sensorik  Otak  Motorik  Efektor Gerak refleks (lengkung refleks) Reseptor  Sensorik  Konektor  Motorik  Efektor Refleks otak (jika konektornya terdapat di otak) Refleks sumsum tulang belakang (jika konektornya terdapat di sumsum tulang belakang) (diolah)

PENGGOLONGAN SISTEM SARAF SISTEM SARAF PUSAT Otak Sumsum tulang belakang SISTEM SARAF TEPI Saraf somatik Saraf otonom Saraf simpatik Saraf parasimpatik

Otak / Encephalon Otak besar (cerebrum) Lobus: Lobus oksipitalis (bagian belakang) Lobus temporalis (bagian pelipis) Lobus frontalis (bagian dahi) Lobus parietalis (bagian ubun-ubun) Otak tengah (mesensefalon)  gerakan mata Otak depan Talamus  menerima semua rangsangan dari reseptor (kecuali bau) Hipotalamus  pengaturan suhu, emosi Infundibulum  pangkal hipofisis Otak kecil (cerebelum)  keseimbangan, koordinasi gerak otot sadar Jembatan Varol  menghubungkan otak kecil kiri dan kanan Sumsum lanjutan (medula oblongata)  pernafasan, detak jantung, batuk, bersin (refleks)

Bagian-bagian otak Otak besar (serebrum) Lapisan: Belahan: Lobus: Korteks Medula Belahan: Kiri kanan Lobus: Lobus oksipitalis (bagian belakang) Lobus temporalis (bagian pelipis) Lobus frontalis (bagian dahi) Lobus parietalis (bagian ubun-ubun)  ingatan, fungsi sensorik Area: Area sensorik Area motorik Area asosiasi

SELAPUT OTAK DAN SUMSUM TULANG BELAKANG Otak dan sumsum tulang belakang dilindungi oleh selaput yang bernama meninges. Meninges dibagi menjadi 3: Piameter  lapisan dalam, banyak pembuluh darah Araknoid  lapisan tengah Ruang Subaraknoid Berisi cairan serebrospinal fungsi: meredam benturan (pelindung) Durameter  lapisan luar

Sumsum Tulang Belakang / Medula Spinalis

Sumsum Tulang Belakang / Medula Spinalis Bagian luar  berwarna putih, berisi serabut saraf Bagian dalam  berwarna kelabu, berisi badan sel (bentuk huruf H) Sayap ventral  neuron motorik Sayap dorsal  neuron sensorik

SISTEM SARAF TEPI / PERIFER Fungsi: menghubungkan sistem saraf pusat dengan organ-organ tubuh. Dua macam sistem saraf tepi berdasarkan arah impuls: Sistem saraf aferen  dari reseptor ke saraf pusat Sistem saraf eferen  dari saraf pusat ke efektor Dua macam sistem saraf tepi berdasarkan cara kerjanya: Sistem saraf somatik Sistem saraf otonom

Sistem saraf somatik Sistem saraf otonom Mengatur gerakan yang disadari, cth: gerakan kepala, badan, dan anggota gerak. Terdiri dari: 12 pasang saraf otak / saraf kranial 31 pasang saraf sumsum tulang belakang / saraf spinal Sistem saraf otonom Disebut juga sistem saraf tak sadar Sistem saraf simpatik  memacu kerja organ, kecuali pada alat pencernaan. Sistem saraf parasimpatik  menghambat kerja organ, kecuali pada alat pencernaan. Sistem saraf simpatik dan parasimpatik bekerja secara antagonis / berlawanan

12 PASANG SISTEM SARAF KRANIAL

31 PASANG SARAF SPINAL 8 pasang saraf leher 12 pasang saraf punggung 5 pasang saraf pinggang 5 pasang saraf pinggul 1 pasang saraf ekor

Pleksus (gabungan) urat saraf: Plexus cervicalis  gabungan urat saraf leher Plexus branchialis  gabungan urat saraf lengan atas Plexus lumbo sakralis  gabungan urat saraf punggung dan pinggang

Golongan obat dan pengaruhnya terhadap sistem saraf Sedatif  menurunkan aktivitas otak cth: valium, barbiturat, obat tidur Stimulan  mempercepat kerja otak cth: kokain Halusinogen cth: ganja/mariyuana, ekstasi, sabu-sabu Painkiller cth: morfin, heroin, opium (candu)

Gangguan pada sistem saraf manusia Epilepsi  kerusakan otak dalam proses kelahiran, luka kepala, stroke, tumor otak Neuritis Alzheimer  kurang kemampuan mengingat, hilangnya memori, membaca, menulis, berjalan. Amnesia Parkinson  sejumlah neuron rusak, produksi dopamin tdk cukup, asetilkolin tidak terhambat, shg kontraksi otot tdk terkendali (tremor) di leher, bahu, bibir, kepala, tangan, kaki. Meningitis  radang/infeksi selaput otak karena bakteri Neisseria meningitidis, Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, infeksi virus, jamur, tumor.

Indera Mata Telinga Kulit Hidung Lidah

HIDUNG

Hidung Merupakan kemoreseptor. Saraf pembau : olfaktori Letak: rongga hidung bagian atas Di rongga hidung terdapat: rambut-rambut halus selaput lendir  melarutkan zat kimia dalam udara yang masuk ke rongga hidung

GANGGUAN PADA INDERA PENCIUMAN Anosmia Kehilangan kemampuan untuk membau karena beberapa hal: - cedera otak - tumor - keracunan Pb - faktor genetik - dsb.

LIDAH Memiliki kemoreseptor. Permukaannya kasar karena mempunyai tonjolan-tonjolan yang disebut papila. Daerah yang peka terhadap rasa terdapat di celah-celah papila. Daerah tersebut dinamakan tunas/kuncup pengecap. Tunas/kuncup pengecap merupakan kumpulan reseptor yang berhubungan dengan neuron sensori.

Figure 29.6

Pangkal (belakang): pahit Tepi kiri dan kanan: asam Pembagian daerah kuncup pengecap pada lidah berdasarkan kepekaan terhadap jenis rasa: Pangkal (belakang): pahit Tepi kiri dan kanan: asam Tepi (kiri, kanan, depan): asin Ujung (depan): manis

MATA Di bagian dalam kelopak mata atas terdapat kelenjar air mata (kelenjar lakrimalis) yang berfungsi membasahi bola mata dan membersihkan benda asing.

Bagian-bagian mata:

Dinding Bola Mata: Sklera (berwarna putih) Kornea  lapisan transparan di bagian depan Koroid  banyak mengandung pembuluh darah Pupil (celah di depan) Iris (lapisan berwarna di sekitar pupil) Retina / selaput jala Terdapat sel-sel yang peka terhadap cahaya (fotoreseptor) Sel batang/basilus  berfungsi pada keadaan gelap,  mendeteksi bentuk benda Sel kerucut/konus  berfungsi pada keadaan terang,  membedakan warna. Bintik kuning / fovea  bagian yang paling peka (paling banyak mengandung fotoreseptor) Bintik buta  bagian yang tidak memiliki fotoreseptor

CAIRAN PADA MATA Aqueus humor Vitreus humor (di antara lensa dan kornea) Vitreus humor (di dalam bola mata)

Lensa mata Otot pada mata (muskulus siliaris) Berfungsi memfokuskan bayangan pada retina Kemampuan lensa mata untuk mencembung dan memipih disebut daya akomodasi mata. Otot pada mata (muskulus siliaris) Melekat pada dinding koroidea Mengatur daya akomodasi mata

GANGGUAN PADA MATA Miopi  rabun jauh. Bola mata terlalu panjang / lensa terlalu cembung. Bayangan jatuh di depan retina. Diatasi dengan kacamata berlensa cekung (-). Hipermetropi  rabun dekat. Bola mata terlalu pendek / lensa terlalu pipih. Bayangan jatuh di belakang retina. Diatasi dengan kacamata berlensa cembung (+). Presbiopi  mata tua / rabun dekat dan jauh. Karena daya akomodasi mata berkurang. Diatasi dengan kacamata berlensa ganda.

Astigmatis  silindris Lengkungan permukaan kornea/lensa tidak rata. Diatasi dengan kacamata berlensa silindris / silinder.

Katarak  bular mata Lensa mata menjadi kabur dan keruh  tidak dapat tembus cahaya. Mata berair, gatal. Penyebab: penambahan usia, sinar UV. Diatasi dengan tindakan operasi. Rabun senja / rabun ayam Tidak dapat melihat dengan baik jika cahaya kurang (senja/malam). Penyebab: kekurangan vitamin A.

Buta Warna Penyebab: tidak memiliki satu jenis sel kerucut atau lebih. Beberapa jenis buta warna: - Buta warna sebagian (merah/hijau/biru) - Buta warna total Merupakan penyakit keturunan yang berkait dengan kromosom X. Laki-laki memiliki kemungkinan mengalami buta warna lebih besar daripada perempuan. Glaukoma Adanya tekanan yang berlebih dalam bola mata (intraokuler). Penyebab: sumbatan pada saluran bola mata, cairan bola mata yang berlebihan.

MATA NORMAL GLAUKOMA AWAL GLAUKOMA AKHIR

TELINGA

TIGA BAGIAN TELINGA Bagian luar Bagian tengah Daun telinga (pinna) Saluran telinga Membran timpani (gendang telinga) Bagian tengah Tulang martil / malleus Tulang landasan / incus Tulang sanggurdi / stapes Terdapat tuba Eustachius yang berhubungan dengan tenggorokan untuk menyeimbangkan tekanan udara

Bagian dalam Labirin osea Labirin membranasea  Dilapisi sel epitel, berisi cairan endolimfe Tiga saluran setengah lingkaran (kanalis semisirkularis) Vestibula Koklea (rumah siput) Skala vestibuli Skala media  terdapat organon korti Skala timpani

Telinga juga berperan sebagai alat keseimbangan dengan adanya tiga saluran setengah lingkaran dan vestibula

GANGGUAN PADA TELINGA Radang telinga Karena infeksi bakteri, virus, fungi, dsb. Otosklerosis Adanya pertumbuhan berlebihan pada tulang osikel yang memengaruhi penghantaran bunyi. Otosklerosis yang terjadi pada tulang martil dan landasan seringkali tidak terdeteksi, tetapi jika terjadi pada tulang sanggurdi dapat menyebabkan kekakuan sehingga tidak dapat menghantar getaran ke koklea. Gejala: mengalami tinitus (bising/berdengung dalam telinga) Diatasi dengan operasi

KULIT Reseptor banyak terdapat di bagian dermis JENIS-JENIS RESEPTOR PADA KULIT Reseptor tekanan / paccini Reseptor sentuhan / meisner Reseptor sakit  DI EPIDERMIS Reseptor panas / ruffini Reseptor dingin / krause

SISTEM HORMON DIHASILKAN OLEH KELENJAR ENDOKRIN DIALIRKAN MELALUI PEMBULUH DARAH PADA UMUMNYA MENGHANTAR RANGSANG SECARA LAMBAT

SISTEM HORMON (KELENJAR ENDOKRIN) HIPOFISIS/ PITUITARI/ MASTER OF GLANDS TIROID / GONDOK PARATIROID / ANAK GONDOK TIMUS SUPRARENALIS / ADRENAL / ANAK GINJAL PANKREAS (PULAU-PULAU LANGERHANS) OVARIUM, TESTIS PLASENTA

Sintesis protein, metabolisme lemak, pertumbuhan tulang HIPOFISIS LOBUS ANTERIOR STH, GH Sintesis protein, metabolisme lemak, pertumbuhan tulang TSH Pertumbuhan kelenjar tiroid utk sekresi tiroksin ACTH Aktivitas kulit ginjal utk sekresi glukokortikoid PRL / LTH Pelihara korpus luteum utk produksi progesteron dan ASI FSH Pematangan folikel ovarium utk menghasilkan estrogen ; merangsang spermatogenesis LH Pematangan folikel ovarium utk menghasilkan progesteron ICSH Merangsang sel interstitial testis utk produksi testosteron PARS INTERMEDIA MSH Menyebarkan melanin LOBUS POSTERIOR OKSITOSIN Merangsang otot polos dinding uterus dan sel kelenjar susu VASOPRESIN / ADH Reabsorbsi air di ginjal

Meningkatkan metabolisme tubuh TIROID / GONDOK TIROKSIN Meningkatkan metabolisme tubuh TRIYODOTIRONIN KALSITONIN Pengendapan kalsium di tulang PARATIROID / ANAK GONDOK PARATHORMON Mengatur konsentrasi ion Ca dan Fosfor Absorpsi Ca dari usus Ekskresi Ca dari ginjal Pelepasan Ca dari tulang

Pematangan sel limfosit T (pertahanan tubuh) TIMUS SOMATOTROPIN Pematangan sel limfosit T (pertahanan tubuh) Pertumbuhan di masa kanak-kanak

MINERALOKORTIKOID: metabolisme Na & K, keseimbangan hormon seks ADRENAL KORTEKS KORTISON MINERALOKORTIKOID: metabolisme Na & K, keseimbangan hormon seks GLUKOKORTIKOID: metabolisme karbohidrat MEDULA ADRENALIN Meningkatkan denyut jantung, pernapasan, tek.darah; mengubah glikogen jadi glukosa NORADRENALIN Menurunkan denyut jantung, pernapasan, tek.darah

Merangsang hati untuk mengubah glukosa menjadi glikogen PANKREAS INSULIN Merangsang hati untuk mengubah glukosa menjadi glikogen GLUKAGON Mengubah glikogen menjadi glukosa

(oleh folikel de Graaf) Tanda kelamin sekunder wanita OVARIUM ESTROGEN (oleh folikel de Graaf) Tanda kelamin sekunder wanita PROGESTERON (oleh korpus luteum) Mempersiapkan dinding uterus utk menerima ovum yg sudah dibuahi TESTIS TESTOSTERON Spermatogenesis Tanda kelamin sekunder pria

Pertumbuhan organ kelamin ibu dan jaringan janin PLASENTA GONADOTROPIN KORION Meningkatkan pertumbuhan korpus luteum dan sekresi estrogen, progesteron ESTROGEN Pertumbuhan organ kelamin ibu dan jaringan janin PROGESTERON Perkembangan jaringan dan organ janin SOMATOTROPIN Pertumbuhan jaringan janin dan perkembangan payudara ibu utk menghasilkan ASI

Kelainan sistem hormon Kretinisme  kekurangan GH/STH Gigantisme  kelebihan GH/STH saat anak-anak Akromegali  kelebihan GH/STH saat dewasa Gondok  pembengkakan kelenjar tiroid (kurang yodium) Tetani  kekuragan parathormon Von Recklinghousen  kerapuhan tulang krn kelebihan parathormon Adison  kerusakan di korteks kelenjar adrenal Diabetes melitus  kekurangan hormon insulin