Oleh : Kelompok 2 (Dkv/C3) Era Beaux arts
Kelompok 2 DKV/C3 Rezara Eko Johar Mutiara Nisa Gardiana Izhar Dimas Rezara Eko Johar Mutiara Nisa Gardiana Izhar Yosi Tiara Rino Adi
Era di Prancis, pada abad 19, yang menciptakan arsitek-arsitek dan seniman-seniman baru yang menggunakan sketsa-sketsa dan gambar cantik tampak harus menghiraukan konsep yang kontekstual. Era Beaux Arts
SEJARAH Dalam sejarah perubahan Paris oleh Napoleon III, Academie des Beaux Arts mendominasi seni di abad 19. Akademi ini adalah penguasa standarisasi tradisional lukisan-lukisan Prancis, termasuk dalam hal tema dan gaya. Akademi ini sering mengadakan pameran tahunan Salon de Paris, dan pelukis akan memenangkan sejumlah hadiah dan penugasan yang kemudian akan menjamin keberlangsungan karya-karya pelukis tersebut. Dalam akademi ini, kelompok asli Barbizon maupun calon-calon pelukis neoklasik yang kemudian bergabung ke dalamnya atau terinspirasi olehnya setiap tahun dengan gigih, mengirimkan karyanya ke pameran Salon de Paris, dan terus-menerus di tolak oleh juri. Seperti pada kasus tahun 1863, para juri menolak The Luncheon on The Grass karya Manet yang menampilkan wanita telanjag yang dikelilingi dua orang pria dalam sebuah piknik. Juri beranggapan jika menampilkannya pada kehidupan sehari-hari adalah hal yang melanggar norma.
The Luncheon on The Grass karya : Manet The Luncheon on The Grass
Setelah memperhatikan karya-karya yang di tolak pada tahun 1863, Kaisar Napoleon III memutuskan bahwa masyarakat umum bebas menilai sendiri karya-karya tersebut, dan mengadakan Salon des Refuses ( penolakkan). Kegiatan ini berlangsung bertahun- tahun, hingga pada April 1874, seniman-seniman impresionisme mendapatkan kesempatan menggelar pamerannya sendiri. Namun kaum neoklasikme tetap tidak mendapatkan kepuasan dengan fasilitas ini. Mereka kemudian merencanakan pameran yang terpisah dengan Salon. Namun ide ini ditolak Manet, karena menurutnya perjuangan kaum neoklasikme justru seharusnya dimulai dengan mendobrak tembok penjurian di Salon
Ciri-Ciri Beaux Arts Bertemakan historis, religius dan potret yang dihargai pada saat itu, sementara tema pemandangan dan still life hanya dipandang sebelah mata. Detail dan finishing yang sempurna, dan jika bisa mendekati kemiripan fotografis sangat diperhatikan dalam lukisan. Semua goresan kuas sangat diperhatkan dengan mempertimbangkan bahwa hal tersebut adalah cerminan kepribadian, emosi dan teknik yang dimiliki seorang pelukis. Warna gelap dan suram lebih dihargai.
Claude monet (sunrise) solel levant
Georges Feydeau by Carolus-Duran (Musée des Beaux-Arts de Lille)
Musées Royaux des Beaux-Arts, Brussels Robert Doisneau