CARE INTERNATIONAL INDONESIA meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
STRATEGI POKOK Kebijakan Fiskal Kebijakan Perbankan/Keuangan
Advertisements

ANTARA STRATEGI REDUKSI DAN ADAPTASI DI BIDANG PELAYANAN PUBLIK
Oleh: Emil Huriani, S.Kp, MN (Dikutip dari Yayasan IDEP)
“KEBIJAKAN PEMBENTUKAN
PENGORGANISASIAN DAN PEMBINAAN POKJANAL POSYANDU
PENGURANGAN RISIKO BENCANA - BERBASIS KOMUNITAS (PRB-BK)
HUBUNGAN ANTARA KERENTANAN, RISIKO DAN BAHAYA
PERAN PEMDA DALAM MEMBANGUN KEMITRAAN MULTI PIHAK
Oleh: Prof. Ir. Urip Santoso, S.IKom., M.Sc., Ph.D
LOCAL GOVERNMENT SELF ASSESSMENT TOOLS (LG-SAT)
Program Desa/Kelurahan Tangguh
“Bersama Membangun Kemandirian”
DINAS PERTANIAN PROVINSI BENGKULU 2012
Ketua TP PKK Prov Kaltengi Rapat Kerja Daerah KKB Kalimantan Tengah
Keperawatan Bencana.
PAPARAN SEKRETARIS JENDERAL DEPARTEMEN SOSIAL RI PADA KUNJUNGAN KERJA KOMISI “D” DPRD KABUPATEN PONOROGO “PELAYANAN MASYARAKAT MISKIN” TANGGAL ,
KEBIJAKAN STRATEGI PERKOTAAN NASIONAL
MITIGASI DAN MANAJEMEN BENCANA
Renstra Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak
DISASTER MANAGEMENT Di Negeri Rawan Bencana
Ir. Hary Kristijo, M.Sc PPK Satker Pengelola Hibah MCC BAPPENAS
SISTEM INFORMASI PENANGGULANGAN KRISIS AKIBAT BENCANA
Asisten Pemerintahan dan Kesra
SEMINAR INTERNASIONAL TEMU ILMIAH NASIONAL XV FOSSEI
LUMBUNG PANGAN MASYARAKAT DESA
Biro Administrasi Kesra dan Kemasyarakatan Setda DIY
SOSIALISASI DANA DESA dengan Materi: “PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2015”
AGENDA RISET DAERAH PROVINSI BENGKULU
UPDATE INISIATIF MENDORONG PENGELOLAAN DAS PEUSANGAN
PENGERTIAN HAZARD, DISASTER, RISK AND VULNERABILITY
PENGEMBANGAN ORGANISASI DAN PROGRAM KULIAH KERJA
ADAPTASI.
IX. ISU LINGKUNGAN HIDUP
BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA PROVINSI KEPULAUAN RIAU
Kabupaten/Kota yang telah Menginisiasi KLA sampai Tahun 2014
DATA KELULUSAN SERTIFIKASI GURU TAHUN 2007 S.D 2010
PEREKONOMIAN INDONESIA
Pembangunan Kesejahteraan dan Perlindungan Anak
MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA
Proses Manajemen Bencana
MASALAH REGIONAL dan KEBIJAKANNYA
UPAYA UNTUK MENURUNKAN TINGKAT KEMISKINAN DI JAWA TENGAH
Kekerasan seksual berbasis gender dalam situasi bencana
PENGURANGAN RISIKO BENCANA pengantar dalam membangun ketahanan komunitas Disampaikan pada materi kelas TRADAS XXVI KMPLHK RANITA, Ciputat 13 Januari 2015.
Pengalaman KAPAL Perempuan
AGENDA RISET DAERAH PROVINSI BENGKULU
KONSEP DESA/KELURAHAN TANGGUH BENCANA
MASALAH REGIONAL dan KEBIJAKANNYA
Oleh: Risyana Hermawan
Konsep Desa dan Kelurahan Tangguh
HUBUNGAN ANTARA KERENTANAN, RISIKO DAN BAHAYA
STIEPAR YAPARI AKTRIPA BANDUNG
PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA
PENDAHULUAN DAN PENGANTAR FISIOTERAPI DISASTER
Rancangan Awal RKPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2019
DESTANA desa tangguh bencana.
Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Masyarakat Peduli, Tanggap serta Mampu untuk Hidup Bersih dan Sehat Disampaikan pada: Orientasi Kader Pemberdayaan.
Materi Kuliah SEJARAH PERTUMBUHAN EKONOMI
Materi 1 Manajemen Penanggulangan Bencana
Direktur Perlindungan Hortikultura Direktorat Jenderal Hortikultura
DESA / KEL. TANGGUH BENCANA ( DESTANA )
MITIGASI DAN MANAJEMEN BENCANA. Mitigasi Bencana? adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran.
STRATEGI MENUJU KABUPATEN LAYAK ANAK
Penguatan Kapasitas Kecamatan untuk Meningkatkan Pelayanan Dasar
“PEMBANGUNAN DESA YANG BERBASIS PENGURANGAN RISIKO BENCANA ”
PROSES MANAJEMEN BENCANA
Jenis dan Penanggulangan Bencana
Keperawatan Bencana. 1. Apa yang dimaksud dengan Bencana, krisis dan situasi darurat ? 2. Sebutkan jenis-jenis bencana yang Anda ketahui (berdasarkan.
Bappeda DIY disampaikan dalam Seminar Nasional LP3M UMY
Pengantar Manajemen Bencana Sesi 1. Pengertian Bencana Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat.
Transcript presentasi:

CARE INTERNATIONAL INDONESIA meningkatkan kesejahteraan masyarakat

CARE di Indonesia CARE masuk Indonesia tahun 1967 saat Indonesia mulai melakukan pembangunan Awal CARE bergerak di wilayah pulau Jawa terutama di bidang kesehatan dan watsan Sejak pertengahan 70an CARE mulai masuk di wilayah lain, diantaranya Sulawesi dan NTB Program berkembang selain WATSAN (program inti), CARE juga bergerak di bidang Pengelolaan SDA, Usaha kecil/menengah dan perkotaan serta penangulangan bencana (Tsunami Flores) Pertengahan 90an, CII dipersiapkan untuk menjadi angotta CI melalui proses “organisational evaluation”

Perubahan Mendasar di CARE Fokus ke penanggulangan bencana alam maupun buatan manusia: Timor Barat (pengungsi Timor Timur) Sulawesi Tengah (konflik horisontal) Kalimantan Tengah (kebakaran gambut) Aceh (Tsunami) Yogya, Padang dan Bengkulu (Gempa) Tangerang, Aceh Tamiang (Banjir) Kesiapsiagaan untuk mengangulangi bencana baru seperti Kelud Fokus ke kesehatan terutama kesehatan gizi Ibu dan Anak Pengelolaan SDA, lebih diarahkan ke pengelolaan bersama pada konservasi murni Masyarakat madani: membantu Pemerintah untuk menyukseskan otonomi dearah melalui city forum Micro kredit melalui BISMA

Setelah Keluar dari Krisis: 2004 Konflik banyak yang diselesaikan dengan baik (Malino I dan II) Terjadinya bencana besar di Aceh namun MOU mengakhiri 130 tahun kekerasan (1873) Ekonomi bertumbuh antara 5-6% per tahun Indonesia, pada umumya dianggap akan mampu mencapai MDG pada tahun 2015

Peran CARE Berkomitmen: menangani bencana untuk mengurangi resiko dan penanggulangan bencana berjalan lebih baik seperti bantuan darurat berbasis pasar Membantu pemerintah dearah untuk melayani masyarakat lebih baik terutama di bidang kesehatan, pertanian dan air bersih terutama bagi masyarakat rentan Mengurangi sebab-sebab kerentanan & kemiskinan seperti pengelolaan SDA yang kurang baik, mendorong pelaksanaan otonomi daerah di tingkat desa Membawa inovasi: kemitraan dengan swasta untuk peningkatan investasi di dearah marginal, memfasilitasi akses masyarakat miskin untuk mendapat kepastian hak tanah dan mengembangkan pendekatan kesehatan inovatif.

Pencapaian CARE telah terlibat dalam upaya bantuan darurat di Aceh, Jogja, Tangerang, Padang dan Bengkulu CARE menjadi salah satu pendukung utama untuk merumuskan undang-undang 17/2007 mengenai pengangullan bencana Program tempat nuangan di Yogyakarta dinilai sangat berhasil. Di Aceh setelah ditemukan kekurangan yang sebabkan CARE harus melakukan perbaikan

Pencapaian (2) Terjalin kerja sama dengan baik di tingkat pemda kabupaten/provinsi: TFC (Belu/Simeulue) PIL (System peringatan dini di Kalteng) Pengembangan translok untuk korban bencana (Aceh Besar/Kupang) Revitalisasi posyandu (Tangerang) Sertifikasi lahan untuk keluarga miskin di NTT dan Sulawesi tengag Kerja sama dengan mitra di luar pemerintah meningkat: Ilmu: SEAMEO, ITB, IRI-Columbia Univ, Johns Hopkins, CDC LSM lokal: DIAN DESA, Ulayat, YCI, YTM, KOMPIP, Tafen Pah Swasta: EWSI, Garuda Food

Dampak Program Masalah gizi ditangani dengan baik di Tangerang dan Timor Pendapatan meningkat untuk petani di Timor dikarenakan usah tani baru di bidang rumput laut dan usaha benih hortikultura Pendistribusian SWS sebagai langkah awal dalam tanggap darurat dapat di daerah bencana seperti Aceh Tamiang, Tangerang, Padang dan Bengkulu Cross-border malaria control and prevention between East and West Timor

Perubahan 2007 - 2008 CARE akan selasai RENSTRA 2007-2010 Indonesia semakin maju, peran CARE harus berubah: Melayani di tingkat kabupatan atau di tingkat nasional Sebagai lembaga yang berkerja di akar rumput atau lebih ke peningkatan kemampuan pemda dan lembaga mandani lokal CARE mulai dengan program baru di bidang menfasilitasi akses ke pasar dan adaptasi terhadap dampak perubahan ilom Tetap memberi bantuan lokal tetapi lebih banyak melibatkan LSM setempat Peyumbang dana beranekeragam Menfasilitasi para pemangku kepentingan di bidang perubahan iklim.

Program CARE ke depan CARE lebih sebagai fasilitator supaya tetap relevan dan akan memperdayakan lembaga lokal Perubahan iklim akan mepengaruhi program serta pendanaannya Penanggulangan dan pengelolaan bencana alam harus mendapat perhatian utama CARE lebih berperan sebagai lembaga yang melakukan pembaharuan Harus berkerja di wilayah yang rentan terhadap bencana dan/atau miskin