pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini Sadia Mewar, S.Pd, M.Si
Teori perkembangan anak Teori kematangan Teori psikoanalisis Teori psikososial Teori kognitif Teori pembelajaran modern
Teori kematangan Memusatkan pada pendekatan biologis dan alamiah terhadap perkembangan manusia Perkembangan diatur oleh dorongan internal dari faktor biologis dan gen Tokoh: Arnold Gessel
Teori psikoanalisis Perilaku manusia diatur oleh proses di bawah sadar, sebagian dibawa sejak lahir, sebagian yang lain berkembang sejalan dengan waktu Tokoh: Sigmun Freud
Teori psikososial Setiap perkembangan ditandai dengan konflik tertentu yang harus diselesaikan. Perkembangan dibagi menjadi rentang waktu, dengan memperkenalkan delapan tahap universal. Empat tahap pertama mencakup usia dini dan empat tahap lainnya mencakup remaja sampai tahun-tahun berikutnya. Tahapan: (1) kepercayaan vs ketidakpercayaan, (2) otonomi vs rasa malu dan keragu-raguan, (3) prakarsa vs rasa bersalah, (4) tekun vs rendah diri, (5) identitas vs kekaburan peran, (6) keintiman vs isolasi, (7) produktivitas vs stagnasi, (8) integritas vs kekecewaan Tokoh: Erik Erikson
Teori kognitif Anak-anak membangun pengetahuan mereka sendiri melalui eksplorasi aktif terhadp lingkungannya. Tahap perkembangan anak meliputi sensori motorik, praoperasional, operasional kongkrit dan operasional formal Tokoh: Jean Piaget
Teori pembelajaran modern Perkembangan anak pada umumnya adalah serangkaian perilaku yang dipelajari berdasarkan interaksi positif dan negatif individu terhadap lingkungannya. Tokoh: B.F. Skinner
pertumbuhan dan perkembangan perubahan bentuk fisik tertentu dan peningkatan ukuran tubuh anak proses pertumbuhan terus berkelanjutan hampir sepanjang fase kehidupan manusia, namun kecepatannya bervariasi sesuai dengan tahapan usia mengacu pada bertambahnya kompleksitas—perubahan dari sesuatu yang sangat sederhana menjadi sesuatu yang lebih rumit dan rinci.
faktor yang mempengaruhi perkembangan anak kematangan fisiologis keturunan lingkungan budaya nilai dalam keluarga
pertumbuhan dan perkembangan fisik anak usia dini pertumbuhan dan perkembangan fisik bersifat individual proses ini bertanggung jawab dalam perubahan bentuk badan, proporsi dan ukuran tubuh secara keseluruhan dipengaruhi oleh faktor keturunan dan lingkungan
perkembangan motorik kemampuan anak untuk bergerak dan mengendalikan bagian-bagian tubuh anak. dipengaruhi oleh kematangan otak, input dari sistem sensorik, meningkatnya ukuran dan jumlah urat otot, sistem syaraf yang sehat dan kesempatan berlatih serta pengalaman.
perkembangan perseptual terfokus pada cara yang semakin kompleks yang dilakukan anak untuk menggunakan informasi yang diterima melalui indera penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, pengecapan dan posisi tubuh. aspek perkembangan perseptual: multi indera pembiasaan integrasi indera
perkembangan kognitif merupakan perluasan kemampuan mental/intelektual anak proses kognisi meliputi kegiatan mental seperti menemukan, menginterpretasi, memilah, mengelompokkan dan mengingat, dan pada usia yang lebih tua seperti mengevaluasi gagasan, menyatakan pendapat, memecahkan masalah, memahami aturan dan konsep, berpikir ke depan, dan memvisualisasikan kemungkinan dan konsekwensi Piaget: tahap sensorimotor, praoperasional, operasional kongkrit dan operasional formal
perkembangan berbahasa bahasa merupakan sistem simbol, secara lisan, tertulis dan dengan menggunakan gerak tubuh yang memungkinkan kita untuk berkomunikasi satu sama lainnya perkembangan bahasa yang normal bersifat teratur, bertahap dan bergantung pada kematangan dan kesempatan belajar. tahapan perkembangan berbahasa: pralinguistik (prabahasa) linguistik (bahasa) kemampuan berbahasa: bahasa reseptif bahasa ekspresif
perkembangan personal dan sosial mencakup perasaan anak terhadap diri sendiri dan hubungan mereka dengan orang lain aspek dasar : peranan gender, kemandirian moralitas, kepercayaan penerimaan terhadap peraturan faktor yang mempengaruhi terutama keluarga dan nilai-nilai budaya
tugas-tugas perkembangan anak usia dini (Gunarsa, 1982) berjalan belajar memakan makanan keras belajar berbicara belajar untuk mengatur gerak-gerik tubuh belajar mengenal perbedaan jenis kelamin dengan ciri-cirinya mencapai stabilitas fisiologi membentuk konsep sederhana dengan realitas sosial dan fisik belajar melibatkan diri secara emosional dengan orang tua, saudara maupun orang lain belajar membentuk konsep tentang benar-salah sebagai landasan membentuk nurani.