K E P R I B A D I A N Nama Kelompok : Anggi Nova Delian 201371010 Gusti Ayu Nitya Gayatri 201371016 Janice 201371018 Prasetya Putra P 201371050
Pengertian Kepribadian Kepribadian adalah “sesuatu” yang terdapat dalam diri individu yang membimbing dan memberi arah kepada seluruh tingkah laku individu yang bersangkutan (Gordon Allport).
Pendekatan atau Teori Kepribadian Learning and behavioral approaches, yang menekankan pada cara diperolehnya kepribadian melalui pembiasaan dan proses belajar. Humanistic approaches, yang menekankan pada diri dan pentingnya pandangan subjectif individu mengenai dunia. Type and trait approaches, yang berfokus pada karakteristik seseorang – keras kepala, pemalu dan sebagainya – dan bagaimana karakteristik ini disusun dalam sebuah sistem. Psychodynamic approaches, yang terus menekankan pada interaksi antara motif, impuls, dan proses psikologis.
Teori Type C. G. Jung, mengembangkan suatu teori yang menjelaskan kesamaan dan perbedaan kepribadian dengan cara mengidentifikasi cara yang lebih disukai seseorang untuk memahami dan memanfaatkan data dari dunia di sekitar mereka. Jung menggunakan kata “jenis” untuk mengidentifikasi gaya setiap kepribadian tersebut.
Pilihan atau dimensi dari Myers – Briggs adalah sebagai berikut: Teori Type Pilihan atau dimensi dari Myers – Briggs adalah sebagai berikut: Extraversion – Introversion (EI) Jung mengatakan bahwa ekstrovert dapat bekerja dengan nyaman dan sukses jika berinteraksi dengan hal-hal di luar diri mereka. Sebaliknya, introvert lebih tertarik dengan dunia di dalam pikiran, hati, dan jiwa mereka. Sensing – Intuition (SN) Orang yang masuk dalam katagori penginderaan ini memandang dunia melalui indera mereka. Mereka mengobservasi apa yang nyata, apa yang faktual, dan apa yang sebenarnya terjadi. Sebaliknya, mereka yang dikaitkan dengan katagori intuisi cenderung membaca secara tersirat dari yang tertulis, berfokus pada makna, dan memperhatikan apa yang ada dan apa yang akan terjadi.
Lanjutan . . . Thinking – Feeling (TF) Para pemikir menganalisis informasi, data, situasi, dan manusia serta membuat keputusan berdasarkan logika. Mereka berhati-hati dan lambat dalam menganalisis data karena keakuratan dan kesuksesan penting bagi mereka. Di dalam dimensi perasaan, sebaliknya, pendekatan terhadap pembuatan keputusan adalah melalui perspektif yang subjektif, perseptif, empatik, dan emosional. Orang yang perasa mencari-cari pengaruh suatu keputusan atas diri mereka dan orang lain. Judging – Perceiving (JP) Judging di sini diartikan sebagai tipe orang yang selalu bertumpu pada rencana yang sistematis, serta senantiasa berpikir dan bertindak secara sekuensial (tidak melompat-lompat). Sementara tipe perceiving adalah mereka yang bersikap fleksibel, adaptif, dan bertindak secara random untuk melihat beragam peluang yang muncul.
Teori Trait Kepribadian terdiri atas sifat-sifat (trait) yang luas dan menetap yang cenderung mengarah pada berbagai respons karakteristik, dan para pakar teori sepakat menyatakan bahwa trait-trait merupakan bangunan dasar kepribadian ( Friedman & Schustack, 2006).
Model kepribadian lima factor Agreeableness, kedermawanan, ramah, dan menghindari konflik Conscientiousness, kualitas persahabatan yang lebih baik dan telah menunjukkan berkaitan dengan perilaku – perilaku sehat dan panjang umur Model kepribadian lima factor Neuroticism, perasaan emosi negatif dari pada emosi positif dalam kehidupan sehari – hari seseorang Extraversion, lebih mungkin terlibat dalam kegiatan – kegiatan sosial Openness, IQ yang lebih tinggi, nilai – nilai liberal, keterbukaan pikiran, toleransi,kreativitas dan pencapaian kreatif
Sudut Pandang Psikodinamika Sudut pandang psikodinamika (psychodynamic persprectives) memandang kepribadian pada dasarnya ketidaksadaran (yaitu, diluar kesadaran) dan berkembang dalam berbagai tahapan. Teori Psikonalisis Freud Struktur kepribadian Id, dorongan ketidaksadaran dan tempat penyimpanan energi psikis seseorang, Ego, menangani tuntutan kenyataan Superego, hakim internal yang ketat dari perilaku kita
Mekanis mepertahanan Mengurangi kecemasan dengan secara tidak sadar mendistorsi kenyataan Tahapan-tahapan Psikoseksual Perkembangan Kepribadian Tahap Oral Tahap anal Tahap phallic Tahap laten Tahap genital
Teori Sosio-kultural dari Honey Honey juga meyakini bahwa kebutuhan untuk keamanan, bukan seks, merupakan motif utama eksistensi manusia. Jika individu yang kebutuhan akan keamanannya terpenuhi seharusnya mampu mengembangkan kapasitasnya secara penuh.
Teori Analitis dari Jung ia menyakini bahwa Freud meremehkan peran pikiran ketidaksadaran dalam kepribadian. Menurutnya, Ketidak sadaran kolektif merupakan lapisan terdalam - tidak bersifat pribadi - dari pikiran ketidaksadaran, dibagi dengan seluruh manusia karena nenek moyang mereka terdahulu yang sama.
Psikologi Individual dari Adler Manusia didorong oleh berbagai tujuan dan sasaran kesempurnaan, bukan kenikmatan, merupakan motivator utama dalam kehidupan manusia, ia menggangap factor sosial lebih penting daripada motivasi seksual dalam membentuk kepribadian
Learning – Bandura Bandura memiliki asumsi dalam kaitannya dengan hakikat manusia dan kepribadian. Asumsinya itu adalah sebagai berikut: Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang sadar, berpikir, merasa dan mengatur tingkah lakunya sendiri. Kepribadian berkembang dalam konteks sosial, interaksi antara satu sama lainnya.
Behaviorisme – Skinner Skinner telah menguraikan sejumlah teknik yang digunakan untuk mengontrol perilaku. Tekhnik tersebut antara lain adalah sebagai berikut : Pengekangan fisik (physical restraints) Bantuan fisik (physical aids) Mengubah kondisi stimulus (changing the stimulus conditions) Memanipulasi kondisi emosional (manipulating emotional conditions) Melakukan respons-respons lain (performing alternativeresponses) Menguatkan diri secara positif (positif self-reinforcement) Menghukum diri sendiri (self punishment)
Teori Maslow Teori Rogers Puncak hierarki Maslow ( 1954, 1971) adalah kebutuhan untuk aktualisasi diri. Aktualisasi diri adalah motivasi untuk mengembangkan potensi penuh seseorang sebagai manusia Teori Rogers Menurut pandangannya, kita dilahirkan dengan banyak benih kualitas baik dalam diri kita. Namun seiring kita tumbuh dewasa, orang-orang yang signifikan disekitar kehidupan kita membuat kita menjauh dari perasaan yang tulus.
Lanjutan . . . Diri (self), melalui pengalaman individu dengan dunia, diri muncul sebagai eksistensi kita Kosep diri (self-concept), merupakan keseluruhan perepsi dan penilaian individu mengenai kemampuan, perilaku, dan kepribadian. Penghargaan positif tanpa syarat , istilah dari Rogers untuk penerimaan, penghargaan, dan menjadi positif terhadap orang lain tanpa memedulikan perilaku seseorang.
Isu – isu dan Kontroversi dalam Teori Kepribadian
Kehendak / Kemauan Bebas (free will) dan Keniscayaaan (determinism) Semua keinginan tanpa memikirkan batasan-batasan yang ada. Bersifat egois dan tidak memikirkan akibat dari keinginannya. Keinginan-keinginan belum disaring. Belum mau dilakukan hanya dipikirkan saja. Terikat kepada batasan-batasan yang ada. Tidak bersikap egois dan memikirkan akibat dari keinginannya. Keinginan-keinginan sudah disaring. Akan diterapkan ke dalam tindakan.
Nature vs Nuture Nurture merupakan perilaku yang dikembangkan berdasarkan pengaruh lingkungan sekitar seperti cara pengasuhan atau pendidikan dalam berpikir, berbicara, dan bekerja. Faktor-faktor nurture bisa berasal dari lingkungan keluarga, masyarakat, faktor ekonomi dan budaya. Nature merupakan perilaku manusia yang muncul dengan sendirinya dari dalam diri manusia dan berfungsi mengatur perkembangan. Perkembangan tersebut dihasilkan dan diprogram oleh kode genetik yang kita warisi, seperti perilaku tertawa, menangis, sedih.
Past vs Present Sebagai contoh “Present” seorang anak yang dimasa kecil agak pemalu, ketika dia beranjak dewasa bertemu dengan banyak teman dan lingkungan yang baru yang membuat nya menjadi pribadi yang gampang bergaul dan mudah tampil di depan orang banyak. Sebagai contoh “Past” seorang anak yang mengalami trauma akan kekerasan dimasa kecilnya besar kemungkinan akan tumbuh menjadi anak yang penakut dan tertutup.
Uniqueness vs Universality Universality adalah sifat yang dimiliki oleh semua individu atau setidak-tidaknya oleh sekelompok individu yang hidup dalam lingkungan sosial yang sama. Contohnya adalah sifat marah. Uniqueness vs Universality Uniqueness adalah sifat yang hanya dimiliki oleh satu individu dan tidak terdapat pada individu yang lainnya. Contohnya adalah kreatifitas.
Equilibrium vs Growth Kestabilan akan membuat kita berprilaku tetap dan cendrung tidak dapat menggeluarkan potensi diri yang kita miliki. Pertumbuhan memicu kita untuk tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik, sehingga kita dapat menggeluarkan potensi yang kita miliki dan mencapai aktualisasi diri yang lebih tinggi dalam hidup kita. Sebagai contoh, “A” adalah seorang yang introvert begitu juga dengan “B”. Mereka bekerja sebagai seorang pengajar. “A” tetap menggunakan sikap introvertnya saat mengajar, sedangkan “B” menyadari bahwa sikap introvert kurang tepat dipakai saat mengajar, dan “B” berusaha untuk bersikap lebih ekstrovert saat mengajar agar kualitas mengajarnya semakin baik dan libih dimengerti oleh murid-muridnya.
Optimisme vs Pesimisme Optimis adalah sikap dimana seseorang tidak mudah menyerah dalam suatu usaha, dan memiliki pandangan yang jelas di depannya. Pesimis adalah sikap individu yang tidak memiliki kepastian dalam menentukan tujuan. Contoh pada individu yang memiliki sikap pesimis yang lebih dominan terlihat pada saat seseorang berhadapan pada sebuah tugas baru. Individu yang memiliki sifat pesimis yang dominan akan beranggapan bahwa tugas yang akan dikerjakannya sangat berat dan mungkin saja dia tidak dapat menyelesaikannya dengan baik. Padahal ia belum menjalaninya.
T R I M A K A S I H