PENGARUH KONSENTRASI MALTODEKSTRIN DAN GUM ARAB TERHADAP SIFAT FUNGSIONAL MIKROKAPSUL HIDROLISAT PROTEIN LAYUR (TRICHIURUS SP.) oleh Agustina (01//144897/09013/PN)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
FUNCTIONAL PROPERTIES TELUR
Advertisements

KARBOHIDRAT.
Pengolahan Konsentrat Protein Ikan di Indonesia
HIDROLISIS IKAN Proses pemecahan komponen gizi dalam tubuh ikan (protein dan lipid) menjadi senyawa yang lebih sederhana (dipeptida dan atau asam amino.
PROSES EKSTRUSI.
Kimia Bahan Pangan Ratih Yuniastri
PENGOLAHAN KIMIAWI.
Edible film.
AKADEMI FARMASI JEMBER
Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.
PENGHAMBATAN SECARA LANGSUNG
Teknologi Pati dan Gula
PENGOLAHAN DENGAN GARAM, ASAM, GULA DAN BAHAN KIMIA
SOAL LATIHAN. Soal No. 1 (UAS th 2005) Divisi Produksi dari suatu pabrik minuman jus buah membeli 100 keranjang buah mangga. Pihak penjual mangga mengklaim.
Sejarah Asam Sitrat
DEMULSIFIKASI, CREAMING DAN INVERSI
(Dr.Ir.Tantan Widiantara, MT)
Komposisi dan Potensi Bekatul Sebagai Pangan Fungsional
VISKOSITAS CAIRAN NEWTONIAN DAN NON NEWTONIAN
Presentasi pengetahuan bahan
KOMPONEN KIMIA BAHAN PANGAN dan PERUBAHANNYA AKIBAT PENGOLAHAN
Oleh: Dr. Ir. Fronthea Swastawati, MSc Teknologi Hasil Perikanan
ILMU DAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAGING
(Dr. Ir. Tantan Widiantara, MT)
“SUSU” KOMPOSISI MIKROBIOLOGI SUSU
PROTEIN.
INDUSTRI DAN PROSESSING WHEY
PENGERINGAN BEKU (FREEZE DRYING)
PENGERINGAN BEKU (FREEZE DRYING)
Sejarah kimia pangan di mulai pada tahun 1700an, ketika para ahli kimia terlibat dalam penemuan senyawa kimia penting dalam bahan pangan termasuk Carl.
PENGERINGAN BEKU (FREEZE DRYING)
Polimer Amilum.
SUSU BUBUK RATMAWATI MALAKA.
SIFAT PERMUKAAN Deterjen Buih.
Kimia mineral pangan.
LIPIDA.
Fisiologi Hewan Air Kelompok 2 Catur Ukas Diah Yessi Rolan.
Teknologi Pengolahan Konsentrat Secara Kimiawi
KESTABILAN KOLOID.
TEPUNG TELUR.
SIFAT PERMUKAAN SISTEM KOLOID PANGAN AKTIVITAS PERMUKAAN.
PENDINGINAN DAN PEMBEKUAN BAHAN PANGAN
PRINSIP KIMIA DASAR Oleh Prof.Dr.Ir. Chanif Mahdi ,MS FAKULTAS MIPA
TEKNOLOGI HASIL TERNAK KULIT DAN SISA GELATIN
SIFAT PERMUKAAN Wettability dan Solubility
“Edibel Film From Polysaccharides”
Nabila Qorina Firdaus XII IPA 3
DISPERSI KOLOID Apa koloid itu ?
Dosen : dr.Hj.Santi Kartikasari
MEKANISME KETAHANAN MIKROBA TERHADAP PROSES
SISTEM KOLOID INDIKATOR CONTOH PENGERTIAN POSTETS
SIFAT-SIFAT KOLOID SEL
Ayu Melia Sades Syaiful Khoiri Ali Siti Nur Rofiqoh Setyo Dwi Saputro
KARBOHIDRAT KARBOHIDRAT By : yessi cristyana By : yessi cristyana.
KOLOID PEMBUATAN “ES KRIM”
PENGELOMPOKKAN SISTEM KOLOID
Sejarah kimia pangan di mulai pada tahun 1700an, ketika para ahli kimia terlibat dalam penemuan senyawa kimia penting dalam bahan pangan termasuk Carl.
TUBUH HEWAN dan MAKANANNYA
Struktur kovalen dan fungsi biologi
PENCERNAAN DAN NUTRISI
PENCERNAAN DAN NUTRISI
KELOMPOK 4 KELENJAR PANKREAS.
Fenomena Antar Muka Agustoni Pujianto, M.Pd..
Koloid Ali.
KARBOHIDRAT.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ABSORBSI OBAT
KEMASAN Definisi kemasan
ANALISIS KARBOHIDRAT NUR HAIRANI SAMAL
METABOLISME KARBOHIDRAT DAN KELAINANNYA
4/26/2019Lemak dan Minyak, By Mursalin1 PENGARUH PENGOLAHAN TERHADAP KOMPOSISI MINYAK DAN LEMAK A. EKSTRAKSI Ekstraksi tidak berpengaruh thd komposisi.
Transcript presentasi:

PENGARUH KONSENTRASI MALTODEKSTRIN DAN GUM ARAB TERHADAP SIFAT FUNGSIONAL MIKROKAPSUL HIDROLISAT PROTEIN LAYUR (TRICHIURUS SP.) oleh Agustina (01//144897/09013/PN) Dwi Listyaningsih (01/147798/09102/PN)

Pendahuluan Latar Belakang Pentingnya hidrolisat dalam fortifikasi makanan dan minuman untuk memperkaya nilai gizi makanan/minuman Menghambat proses kemunduran mutu dan memudahkan dalam penanganan.

Tujuan Mengetahui pengaruh konsentrasi gum arab dan maltodekstrin sebagai bahan enkapsulan terhadap sifat fungsional mikrokapsul hidrolisat protein layur

Manfaat Memberikan informasi tentang pengaruh konsentrasi maltodekstrin dan gum arab terhadap sifat fungsional mikrokapsul hidrolisat protein layur sehingga dapat memperluas pemanfaatan hidrolisat protein layur

II. Tijauan Pustaka 1. Hidrolisat protein ikan Merupakan hasil pemendekan rantai peptida sehingga diperoleh suatu peptida dengan berat molekul yang rendah dan asam-asam amino bebas. digunakan sebagai bahan tambahan makanan mis: sup, sosis, biskuit es krim Diet khusus bagi penderita kelainan pencernaan

2. Sifat fungsional Sifat-sifat fisikokimia yang dipengaruhi oleh komposisi, komformasi dan interaksi protein dengan komponen pangan lainnya. sifat-sifat fungsional penting untuk menentukan kegunaan protein pada produk pangan meliputi kelarutan,kemampuan dan stabilitas emulsi serta kemampuan dan stabilitas buih

Kelarutan antara lain dipengaruhi oleh ukuran molekul,rantai polipeptida, pH Emulsi, merupakan sistem 2 fase yang terdiri dari 2 macam cairan yang tidak saling melarutkan. Dipengaruhi oleh konformasi molekul protein dan pH Buih, merupakan sistem 2 fase yang terdiri atas kumpulan gelembung gas yang terdispersi di dalam suatu cairan dan gelembung gas tersebut dipisahkan oleh lapisan-lapisan film tipis cairan. Sangat ditentukan oleh kandungan protein dalam suatu bahan.

3. Mikroenkapsulasi merupakan sarana untuk mengubah komponen cairan menjadi partikel padat melalui penyalutan bahan oleh kapsul dalam ukuran yang sangat kecil. Bertujuan untuk melindungi materi (bahan pangan) dari pengaruh lingkungan, serta memperluas kegunaan. Teknik mikroenkapsulasi yang sering digunakan dalam industri makanan adalah pengeringan semprot (spray drying)

4. Bahan enkapsulan Gum arab, adalah bubuk kering dan bergetah dari pohon akasia dengan berbagai varietas. Secara alami merupakan campuran dari garam kalsium, Mg, dan kalium dengan polisakarida Maltodekstrin, merupakan polisakarida yang terdiridari ikatan alfa 1,4D glukosa dengan berat molekul > 4000. sumber utama: pati, jagung dan kentang

rancangan penelitian Menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Faktor yang dicobakan adalah: konsentrasi gum arab 5%, 7,5%, 10% dan 12,5%. Konsentrasi maltodekstrin 5%, 10%, 15% dan 20%. Dibuat dalam 3 ulangan. Data diuji dengan ANOVA pada tingkat kepercayaan 95%. Jika ada beda nyata dilanjutkan dengan uji BNT

HASIL PENELITIAN Kelarutan kelarutan mikrokapsul hidrolisat menunjukan penurunan dengan semakin besar konsentrasi maltodekstrin, sedangkan mikrokapsul dengan gum arab menunjukan peningkatan kelarutan sampai konsentrasi 10% kemudian menurun pada konsentrasi 12,5%.

Grafik kelarutan dengan gum arab

Grafik kelarutan dengan maltodekstrin

Berdasarkan analisis sidik ragam, konsentrasi maltodekstrin dan peredaan pH menunjukan beda nyata pada kelarutan mikrokapsul dengan maltodekstrin Konsentrasi gum arab tidak memberikan beda nyata, sedangkan pH memberikan beda nyata pada kelarutan mikrokapsul

Kelarutan tertinggi pada mikrokapsul dengan maltodekstrin adalah pada pH 7 konsentrasi maltodekstrin 5%, dan terendah pada pH 10 dengan konsentrasi maltodekstrin 20% Kelarutan tertinggi pada mikrokapsul dengan gum arab pada konsentrasi 10% di pH 11,dan terendah pada pH 4, konsentrasi 12,5%

Aktivitas dan stabilitas emulsi Aktifitas emulsi menunjukan kemampuan mikrokapsul membentuk emulsi,sedangkan stabilitas emulsi menunjukan kemampuan untuk mempertahankan sistem emulsi dalam jangka waktu tertentu.

Grafik aktifitas emulsi mikrokapsul dengan gum arab

Berdasarkan analisis sidik ragam, konsentrasi gum arab menunjukan adanya beda nyata terhadap aktifitas emulsi mikrokapsul, perlakuan 12,5% tidak berbeda nyata dengan 10% dan 7,5%,tetapi berbeda nyata dengan 5%

Grafik stabilitas emulsi mikrokapsul dengan gum arab

Berdasarkan analisis sidik ragam, konsentrasi gum arab menunjukan adanya beda nyata terhadap stabilitas emulsi mikrokapsul hidrolisat protein layur

Grafik aktifitas emulsi mikrokapsul dengan maltodekstrin

Berdasarkan analisis sidik ragam, konsentrasi maltodekstrin tidak memberikan beda nyata terhadap aktifitas dan stabilitas emulsi mikrokapsul hidrolisat protein layur

Grafik aktifitas pembuihan dengan gum arab

Grafik stabilitas buih dengan gum arab

Berdasarkan analisis sidik ragam, perlakuan gum arab memberikan beda nyata pada kemampuan pembuihan dan stabilitas buih mikrokapsul hidrolisat protein layur. Perlakuan gum arab 5% tidak berbeda nyata dengan gum arab 7,5% dan berbeda nyata dengan gum arab 10% dan 12,5% terhadap aktifitas buih Perlakuan 7,5% tidak berbeda nyata dengan 10% dan 12,5%, namun berbeda nyata dengan 5% terhadap stabilitas buih

Grafik kemampuan pembuihan dengan maltodekstrin

Grafik stabilitas buih dengan maltodekstrin

Berdasarkan analisis sidik ragam, perlakuan maltodekstrin memberikan beda nyata pada kemampuan pembuihan dan stabilitas buih mikrokapsul hidrolisat protein layur Perlakuan maltodekstrin 5% tidak berbeda nyata dengan perlakuan 10%, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan 15% dan 20% terhadap sktifitas dan stabilitas buih

Perlakuan gum arab tidak memberikan beda nyata pada kelarutan mikrokapsul hidrolisat protein layur, sedangkan maltodekstrin menunjukan beda nyata. pH menunjukan beda nyata terhadap kelarutan mikrokapsul hidrolisat protein layur baik dengan gum arab maupun dengan maltodekstrin

Perlakuan gum arab memberikan beda nyata pada aktifitas dan stabilitas emulsi, sedangkan perlakuan maltodekstrin tidak menunjukan beda nyata Baik perlakuan gum arab maupun perlakuan maltodekstrin memberikan beda nyata pada aktifitas dan stabilitas pembuihan

Saran Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang daya tahan atau umur simpan dari mikrokapsul hidrolisat protein layur. Disarankan pula adanya penelitian lebih lanjut tentang aplikasi mikrokapsulhidrolisat protein layur pada berbagai produk pangan.