Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Dosen : dr.Hj.Santi Kartikasari

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Dosen : dr.Hj.Santi Kartikasari"— Transcript presentasi:

1 Dosen : dr.Hj.Santi Kartikasari
PROSES PENCERNAAN DAN PENYERAPAN YANG TERJADI DI USUS HALUS DAN USUS BESAR Herlu Wigiyo Ghea Yasfi Salsabilah Mega Susastri Shofi Ikramina Andira Rossa Fauza Dosen : dr.Hj.Santi Kartikasari

2 Organ-Organ Pencernaan
Mulut Esofagus ke Lambung Usus Halus Usus Besar (Kolon) Rektum

3 Organ Pencernaan

4 Berdasarkan prosesnya, pencernaan makanan dapat dibedakan
1. Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta peremasan yang terjadi di lambung. 2. Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim pencernaan dengan mengubah makanan yang ber-molekul besar menjadi molekul yang berukuran kecil.

5 Usus Halus Saluran Berkelak-kelok Panjang 6-8 meter Diameter ± 2,5 cm
Luas Permukaan ±200 m²

6 Usus Halus Banyak lipatan yang disebut vili atau jonjot-jonjot usus.
Vili ini berfungsi memperluas permukaan usus halus yang berpengaruh terhadap proses penyerapan makanan. Vili terdiri atas ratusan sel yang masing- masing mempunyai bulu yang sangat halus, dinamakan mikrovili atau brush border.

7 Usus Halus Usus halus terbagi menjadi tiga bagian seperti berikut:
a. duodenum (usus 12 jari), panjangnya ± 25 cm b. jejunum (usus kosong), panjangnya ± 7 m, c. ileum (usus penyerapan), panjangnya ± 1 m.

8 Usus Halus

9 Usus Halus Di antara celah antar vili terdapat kripta- kripta berupa kelenjar-kelenjar yang mengeluarkan getah-getah usus ke dalam saluran usus halus. Umur sel-sel vili sangat pendek, yaitu dua sampai lima hari.

10 Pencernaan Pada Usus Halus
Pencernaan makanan yang terjadi di usus halus lebih banyak bersifat kimiawi. Berbagai macam enzim diperlukan untuk membantu proses pencernaan kimiawi. Hati, pankreas, dan kelenjar-kelenjar yang terdapat di dalam dinding usus halus mampu menghasilkan getah pencernaan. Getah ini bercampur dengan kimus di dalam usus halus. Getah pencernaan yang berperan di usus halus ini berupa cairan empedu, getah pankreas, dan getah usus.

11 Proses penyerapan di usus halus
Vili dilapisi oleh lapisan otot yang sangat tipis. Tiap molekul zat gizi yang ukurannya cukup kecil untuk diserap di dalam mikrovili dan diserap ke dalam sel. Zat gizi yang belum selesai dicerna diselesaikan di dalam mikrovili dengan bantuan enzim. Pada tiap vili terdapat pembuluh darah dan pembuluh limfe yang merupakan sistem transportasi zat gizi.

12 Lanjut… Molekul zat gizi menembus sel vilus memasuki darah atau limfe dibawa ke bagian-bagian tubuh. Bahan-bahan yang dibutuhkan oleh tubuh dipecah dalam bentuk yang dapat diserap dan diangkut ke seluruh tubuh. Bahan yang tidak digunakan dikeluarkan dari tubuh. Sel vili yang memilih dan mengatur penyerapan zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Di mikrovili terdapat macam-macam enzim dan pompa yang mencerna zat gizi yang sesuai.

13 Lanjut… Sel tertentu dari saluran cerna mempunyai fungsi tertentu dalam absrorbsi. Zat gizi yang lebih awal dalam keadaan siap diserap akan diabsorbsi pada bagian awal dari saluran cerna. Sedangkan zat gizi yang membutuhkan proses pencernaan lebih lama akan diabsorbsi bagian lebih bawah. Zat gizi yang larut dalam air diabsorbsi langsung ke dalam peredaran darah melalui pembuluh darah rambut atau kapiler.

14 Lanjut… Sel-sel saluran cerna menyatukan produk hasil pencernaan lemak dan membentuk molekul yang lebih besar. Pada permukaan molekul ditempatkan protein khusus sehingga membentuk kilomikron. Kilomikron masuk ke sistem limfe melalui limfe memasuki aliran darah di dekat jantung.

15 Cara Absorbsi di Usus Halus
Absorbsi Pasif Zat gizi diabsorbsi tanpa alat angkut atau energi. Terjadi bila konsentrasi zat gizi di saluran cerna lebih tinggi daripada sel yang mengabsorbsi. Proses absorbsi pasif sama dengan proses osmosis. Zat gizi yang diabsorbsi secara pasif: air dan beberapa mineral

16 Lanjut… Absorbsi Fasilitatif
Menggunakan alat angkut protein terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi. Absorbsi fasilitatif dilakukan untuk fruktosa Absorbsi Aktif Menggunakan alat angkut protein dan energi. Energi dapat memindahkan larutan berkonsentrasi rendah ke tinggi. Transportasi aktif membutuhkan pompa natrium. Absorbsi aktif mengabsorbsi glukosa, galaktosa, asam amino, kalium, magnesium, fosfat, iodida, kalsium, dan zat besi.

17 Lanjut… Fagositosis atau Pinositosis
Dimana membran sel epitel menelan zat yang akan diabsorbsi. Cara ini dapat diabsorbsi butiran besar (protein utuh). Masuknya protein asing melalui saluran cerna ke dalam peredaran darah menimbulkan reaksi alergi. Disebabkan oleh fagositosis.

18 Usus Besar (Kolon) ± 1 meter Panjang Terdiri dari
kolon ascendens (u.b. naik) kolon transversum (u.b. melintang) kolon descendens (u.B. turun)

19 Usus Besar (Kolon)

20 Usus Besar (Kolon) Di antara intestinum tenue (usus halus) dan intestinum crassum (usus besar) terdapat sekum (usus buntu). Pada ujung sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut appendiks (umbai cacing) yang berisi massa sel darah putih yang berperan dalam imunitas.

21 Pencernaan Pada Usus Besar (Kolon)
Usus besar, bagian akhir dari saluran cerna. Berperan sebagai tempat mengumpulkan sisa makanan padat, tempat mengabsorbsi air dan mineral tertentu serta tempat pertumbuhan bakteri.

22 Proses Pencernaan Pada Usus Besar (Kolon)
Zat Sisa didorong kebagian belakang dengan gerakan peristaltik Zat sisa masih mengandung banyak air dan garam mineral yang diperlukan oleh tubuh Air dan garam mineral kemudian diabsorpsi kembali oleh dinding kolon, yaitu kolon ascendens.

23 Dengan gerakan peristaltik
Lanjutan… Zat sisa berada dalam usus besar selama 1 sampai 4 hari Selama 1-4 hari terjadi proses pembusukan terhadap zat-zat sisa dengan dibantu bakteri Escherichia coli, yang mampu membentuk vitamin K dan B12 Dengan gerakan peristaltik Selanjutnya zat-zat sisa ini terdorong sedikit demi sedikit ke saluran akhir dari pencernaan yaitu rektum akhirnya keluar dengan proses defekasi melewati anus

24 Defekasi Defekasi diawali dengan terjadinya penggelembungan bagian rektum akibat suatu rangsang yang disebut refleks gastrokolik. Akibat adanya aktivitas kontraksi rektum dan otot sfinkter yang berhubungan mengakibatkan terjadinya defekasi. Di dalam usus besar semua proses pencernaan telah selesai dengan sempurna.

25 Usus Besar (kolon)

26 TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA 


Download ppt "Dosen : dr.Hj.Santi Kartikasari"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google