SIPAT DATAR PERTEMUAN 4th, Maret 08-12 1.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
IV. PENGUKURAN BEDA TINGGI (TACIMETRI )
Advertisements

DASAR- DASAR PENGUKURAN (waterpassing)
GAMBAR POTONGAN PERTEMUAN V OKT 2007.
“ Ilmu Ukur Tanah ” Januari 2007 Ir. H. Iwan Sri Wiwoho M., MT
PENGOPERASIAN ALAT SIPAT DATAR
PERPETAAN - 3.
GALIAN DAN TIMBUNAN Pengertian :
PEKERJAAN DASAR – DASAR SURVEY PEMETAAN
ILMU UKUR TANAH & PEMETAAN (Pertemuan 2)
Pengatar Survey dan Pemetaan
Teknologi Dan Rekayasa TECHNOLOGY AND ENGINERRING
Mapping And Surveying Department
PENENTUAN POSISI SUATU TITIK
ILMU UKUR TANAH & PEMETAAN (Pertemuan 3)
SELAMAT PAGI.
PEMETAAN.
Pertemuan <<#>> <<Judul>>
SIPAT DATAR PERTEMUAN 8TH, JUNI
ILMU UKUR TANAH & PEMETAAN (Pertemuan 4)
5.5. PENGUKURAN POLIGON 5.1. Persiapan Pengukuran
PENGUKURAN TEGAK DAN ALAT PENYIPAT DATAR DI LAPANGAN
ILMU UKUR TANAH (Pengukuran sudut vertikal dan horizontal)
ILMU UKUR TANAH KELOMPOK II RATIH BULANDARI AJI SURYO WIBOWO MUZAKI WAHYU S PUJI RAHMADI DEGABRIEL.
Teknologi Dan Rekayasa
Teknologi Dan Rekayasa
PENENTUAN POSISI SUATU TITIK
Teknologi Dan Rekayasa
Teknologi Dan Rekayasa
SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN
PERTEMUAN I ILMU UKUR TANAH II Survei dan Pemetaan
GEODESI GEOMETRI I Bidang Referensi Bola Bumi.
Teknologi Dan Rekayasa
THEODOLIT DAN WATERPASS
GAMBAR STANDARD PERTEMUAN KETIGA 21 SEPT 2007.
THEODOLIT DAN WATERPASS
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Teknologi Dan Rekayasa
PENGUKURAN WATERPASS.
MELAKSANAKAN PENGUKURAN KONSTRUKSI
Teknologi Dan Rekayasa TECHNOLOGY AND ENGINERRING
MENERAPKAN DASAR-DASAR GAMBAR TEKNIK
PENGUKURAN POLIGOON by Salmani, ST.,MS.,MT.
PERTEMUA N I MARET 2010 JURUSAN TEKNIK SIPIL UNSOED
1.4 SISTEM KOORDINAT EMPAT BIDANG
Teknologi Dan Rekayasa
PRAKTEK TACHIMETRI.
Menerapkan dasar-dasar gambar teknik
NAVIGASI Susunan Koordinat Bumi Ully Wulandari, Skel MSi.
Reduksi Gaya Berat.
UKUR TANAH Ilmu ukur tanah adalah sebagian kecil dari ilmu yang lebih besar dinamakan ilmu geodesi.
PENGUKURAN WATERPASS.
GEODESI GEOMETRI I Pendahuluan.
Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat V. PENGUKURAN WILAYAH
Pertemuan <<#>> <<Judul>>
A. Posisi, Kecepatan, dan Percepatan
Kelompok 11 Pengukuran kerangka dasar vertikal
Bentuk muka bumi Daratan: Bentuk muka bumi daratan dapat kita
Pertemuan 7 Kerangka dasar VERTIKAL
Teknologi Dan Rekayasa TECHNOLOGY AND ENGINERRING PROGRAM STUDI KEAHLIAN (SKILL DEPARTEMEN PROGRAM) : TEKNIK BANGUNAN (BUILDING TECHNOLOGY) KOMPETENSI.
LAMPIRAN 2 MEDIA PEMBELAJARAN. PENGENALAN ALAT LEVELING.
Globe.
Teknik Pengukuran dan Perhitungan Pada Pemetaan
Perhitungan Pada Pekerjaan Survey Teknik Sipil
TEKNIK GEOMATIKA DAN GEOSPASIAL
Pengukuran dan Perhitungan Topografi
PENGUKURAN POLIGOON by Salmani, ST.,MS.,MT.
PENUNJUKKAN UKURAN.
PENDAHULUAN Surveying PENDAHULUAN Surveying : suatu ilmu untuk menentukan posisi suatu titik di permukaan bumi. Geodetic Surveying Geodetic Surveying.
PONDASI BATU KALI. Kompetensi Dasar (KD)  3.5 Menerapkan tahapan-tahapan pelaksanaan pekerjaan pondasi  4.5 Melaksanakan pekerjaan pondasi.
Cara Menggunakan Alat Sipat Datar (Waterpass) Tenti setio ningrum Yudi pratamaSandy komeryansah Sidix adji pratama Wicahya alexsandro k Nama kelompok.
Transcript presentasi:

SIPAT DATAR PERTEMUAN 4th, Maret 08-12 1

2

THEODOLIT

APA YG DIHASILKAN DARI SIPAT DATAR

PENDAHULUAN SIPAT DATAR BERARTI KONSEP PENENTUAN BEDA TINGGI ANTARA DUA TITIK DENGAN GARIS BIDIK MENDATAR/HORIZONTAl YANG DIARAHKAN PADA RAMBU-RAMBU YANG BERDIRI TEGAK/VERTIKAL. ALAT UKURNYA DINAMAKAN PENYIPAT DATAR/WATERPAS. SIPAT DATAR BERTUJUAN MENETUKAN BEDA TINGGI ANTARA TITIK-TITIK DI ATAS PERMUKAAN BUMI SECARA TELITI.

TINGGI OBYEK DI ATAS PERMUKAAN BUMI DITENTUKAN DARI SUATU BIDANG PREFERENSI, YAITU BIDANG YANG KETINGGIANNYA DIANGGAP NOL. DALAM GEODESI DISEBUT BIDANG GEOID, YAITU BIDANG EQUIPOTENSIAL YANG BERIMPIT DENGAN PERMUKAAN AIR LAUT RATA- RATA (MEAN SEA LEVEL), JUGA DISEBUT BIDANG NIVO. BIDANG-BIDANG INI SELALU TEGAK LURUS DENGAN ARAH GAYA DIMANA SAJA DI PERMUKAAN BUMI.

BIDANG REFENSI KETINGGIAN

PENENTUAN BEDA TINGGI PENENTUAN BEDA TINGGI DI ATAS PERMUKAAN BUMI (DARI TINGKAT TELITI KE KURANG TELITI) : SIPAT DATAR (SPIRIT LEVELING) TAKHI METRIK (TACHY METRIC LEVELING) TRIGONOMETRIK (TRIGONOMETRIC LEVELING) BAROMETRIK (BAROMETRIK LEVELING)

MENGGUNAKAN WATERPASS

CARA TRIGONOMETRIK

MENGGUNAKAN SELANG

SYARAT PEMAKAIAN ALAT UKUR PENYIPAT DATAR : SYARAT DINAMIS : SUMBU I VERTIKAL SYARAT STATIS : GARIS MENDATAR DIAFRAGMA TEGAK LURUS SUMBU I GARIS ARAH NIKO NTEGAK LURUS SUMBU I (SUMBU VERTIKAL) GARIS BIDIK TEROPONG SEJAJAR DENGAN GARIS ARAH NIKO

PENGUKURAN BEDA TINGGI ANTARA DUA BUAH TITIK

JARAK BIDIK OPTIMUM ALAT PENYIPAT DATAR ANTARA 40 – 60 M APABILA ALAT DIDIRIKAN DIANTARA DUA BUAH RAMBU, MAKA ANTARA DUA BUAH RAMBU DINAMAKAN SLAG YANG BERDIRI DARI BIDIKAN KE RAMBU MUKA DAN RAMBU BELAKANG.

SELAIN GARIS BIDIK ATAU BENANG TENGAH (BT), JUGA DIBACA BENANG ATAS DAN BENANG BAWAH (BENANG STADIA) YANG BERTUJUAN PENGUKURAN JARAK OPTIS. SELAIN ITU SEBAGAI KONTROL PEMBACAAN BT = ½ (BA + BB) BILA JARAK ANTARA DUA BUAH TITIK YANG DIUKUR BEDA TINGGINYA RELATIF JAUH (TINGGI) MAKA DILAKUKAN PENGUKURAN BERANTAI ATAU SIPAT DATAR MEMANJANG (DIFFERNTIAL LEVELING)

PENGUKURAN SIPAT DATAR BERANTAI JIKA JARAK ANTAR TITIK KONTROL PEMETAAN RELATIF JAUH (TINGGI), PENGUKURAN BEDA TINGGI DENGAN PENYIPAT DATAR TIDAK DAPAT DILAKUKAN DENGAN SATU KALI BERDIRI ALAT. OLEH KARENA ITU ANTARA DUA BUAH TITIK KONTROL YANG BERURUTAN DIBUAT BEBERAPA SLAG DENGAN TITIK – TITIK BANTU DAN PENGUKURANNYA DIBUAT SECARA BERANTAI. SEPERTI HALNYA PENGUKURAN JARAK DAN SUDUT, PENGUKURAN BEDA TINGGI DILAKUKAN SECARA PERGI – PULANG YANG DIMULAI DAN DIAKHIRI PADA TITIK TETAP. GABUNGAN BEBERAPA SEKSI DINAMAKAN TRAYEK.

BEDA TINGGI SETIAP SLAG h A1 = a1 – b1 h 12 = a2 – b2 h 23 = a3 – b3 . Σh AB = Σ h = Σ a - Σ b DALAM HAL INI Σ a : JUMLAH PEMBACAAN RAMBU BELAKANG Σ b : JUMLAH PEMBACAAN RAMBU MUKA  h : BEDA TINGGI SETIAP SLAG

PENGUKURAN SIPAT DATAR PROFIL PADA PEKERJAAN – PEKERJAAN REKAYASA SEPERTI PERENCANAAN JALAN RAYA, JALAN KERETA API, SALURAN IRIGASI, LAPANGAN UDARA, DLL, SANGAT DIBUTUHKAN BENTUK PROFIL ATAU TAMPANG PADA ARAH TERTENTU UNTUK PERENCANAAN KEMIRINGAN SUMBU PROYEK, MAUPUN HITUNGAN VOLUME GALIAN ATAU TIMBUNAN TANAH. PROFIL DIBEDAKAN MENJADI DUA : PROFIL MEMANJANG SEARAH DENGAN SUMBU PROYEK PROFIL MELINTANG DENGAN ARAH MEMOTONG TEGAK LURUS SUMBU PROYEK PADA INTERVAL JARAK TERTENTU

DALAM PENGGAMBARAN PROFIL MEMANJANG SKALA JARAK LEBIH KECIL DARI SKALA TINGGI UMUMNYA SEPERSEPULUHNYA (1/10). SKALA HORIZONTAL  1 : 1000 SKALA VERTIKAL  1 : 100 PROFIL MELINTANG SKALA JARAK=SKALA TINGGI.

PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

PERATAAN BEDA TINGGI UKURAN SIPAT DATAR APABILA PENGUKURAN BEDA TINGGI PADA SATU SLAG DIUKUR PULANG-PERGI ATAU 2 KALI, AKAN DIDAPAT BEDA TINGGI PERGI (h pg) DAN BEDA TINGGI PULANG (h pl) YANG BESARNYA TIDAK SELALU SAMA. BEDA TINGGI DEFINITNYA ADALAH RATA- RATA DARI (h pg) DAN (h pl) ATAU SECARA MATEMATIS :

Dimana : €hi = koreksi beda tinggi slag ke I Di = jarah slag ke I Sigma d = jumlah jarak dalam seksi fh = kesalahan atau penyimpangan pengukuran

TERIMA KASIH