“APLIKASI PEMANFAATAN TEKNIK PENGINDERAAN JAUH DALAM BIDANG PERIKANAN” Kelompok: Cyntia Shopi A (A0B013023) Esti Adiatusi (A0B012024) Rizki Putri A (A0B013026)
PENDAHULUAN Penginderaan jauh : penggunaan sensor radiasi elektromagnetik untuk merekam gambar lingkungan bumi yang dapat diinterpretasikan sehingga menghasilkan informasi yang berguna (Curran, 1985) Manfaat penginderaan jauh : - Hidrologi : pengukuran curahan, memonitor dalamnya salju dan es yang menutup permukaan, pengawasan banjir, manajemen transport ari, agrikultur, kehutanan. - Meteorologi : Memonitoring badai, curahan, awan dan gerakannya, angin serta turbulensi, insolasi. - Ekologi dan Polusi : memonitor biologi, polusi thermal, polusi udara dan air. - Geografi dan geologi : pemetaan tanah dan lapangan, peta geologi, mendeteksi endapan mineral. - Oceanografi : memonitor gelombang, arus, temperatur, salinitas, turbidit (kekeruhan air) -Perikanan dan Oseanografi - Militer
PENDAHULUAN Cakupan penginderaan jauh dalam bidang perikanan dan oseanografi yaitu studi dan explorasi laut an dan laut-laut serta semua aspek dan fenomenanya. Semua kekayaan laut termasuk ikan dengan mobilitas yang tinggi akan lebih mudah dilacak disuatu daerah area melalui teknologi karena ikan cenderung bekumpul pada kondisi lingkungan tertentu seperti adanya : Daerah front gradient Peristiwa upwelling (fenomena di mana air laut yang lebih dingin dan bermassa jenis lebih besar dari dasar laut bergerak ke permukaan akibat pergerakan angin di atasnya) Dinamika arus putaran
Contoh hasil analisis indikator oseanografi yang cocok untuk ikan : PENDAHULUAN Contoh hasil analisis indikator oseanografi yang cocok untuk ikan : Ikan albacore tuna di laut utara Pasifik cenderung terkonsentrasi pada kisaran suhu 18,5 – 21,5 ͦC dan berasosiasi dengan tingkat klorofil-a sekitar 0,3 mg/m³. Data tersebut perlu diintegrasikan dengan berbagai layer pada SIG karena ikan sangat mungkin merespon bukan hanya pada satu parameter lingkungan saja, tapi berbagai parameter yang slaing berkaitan. Lalu output yang didapatkan dari indikator oseanografi yang bersesuaina dengan distribusi dan kelimpahan ikan dipetakan dengan teknologi SIG. Dengan kombinasi SIG, inderaja dan data lapangan akan memberikan banyak informasi spasial misalnya dimana posisi ikan banyak tertangkap, berapa jaraknya antara fishing base dan fishing graound yang produktif serta kapan musim penangkapan ikan yang efektif.
PENDAHULUAN Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan harus memperhatikan daya dukung dan kemampuan asimilasi wilayah laut, pesisir. Sektor kelautan dan perikanan dapat menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi penting karena : Kapasitas suplai besar Output dapat diekspor, sedangkan input berasal dari sumberdaya Membangkitkan industri hulu dan hilir sehingga menyerap tenaga kerja Industri perikanan, bioteknologi dan pariwisata bahari bersifat dapat diperbaharui. Kemampuan sumberdaya manusia dalam mengolah dan menginterpretasi data dan citra merupakan salah satu faktor yang sangat berperan dalam menentukan keberhasilan
PENDAHULUAN Pengukuran kondisi atau faktor oseanograf perairan dilakukan dengan cara : Suhu Pengukuran suhu dilakukan setiap jam di lokasi penangkapan ikan. Pengukuran suhu permukaan laut (SPL) dapat dilakulan dengan 2 cara yaitu: a. Insitu : Conductivity Temperatur Depth (Sensor temperatur >> Data digital >> Terekam dalam CTD >> Komputer) dan termomether (dicelupkan ke badan air) b. Eksitu : Satelit NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) menggunakan radiasi elektromagnetik pada gelombang infrared dan mikro.
PENDAHULUAN Salinitas Salinitas diukur pada saat penangkapan di lokasi ZPPI (Zona Potensi Pengkapan Ikan) Arus permukaan Arus permukaan diukur di lokasi pengkapan ikan, baik arah maupun kecepatannya. Kedalaman perairan, kondisi laut, dan cuaca Ketiga parameter ini diukur di lokasi ZPPI. Kedalaman perairan diukur dengan menggunakan fish finder.
PERAMALAN UPAYA PERIKANAN TANGKAP Peramalan secara modern Penerapan penginderaan jauh untuk penankapan ikan 2 elemen utama yaitu : Suhu permukaan laut & Persebaran klorofil Menemukan perairan yang memiliki klorofil (plankton) Menganalisis hubungannya dengan data oseanografi (suhu, salinitas & arus) Hasil analisis tersebut dibuat peta estimasi fishing ground, lalu direlay ke armada penangkapan Kolaborasikan peta tersebut dengan data acoustic dari echosounder secara in situ Dilakukan penangkapan ikan
PERAMALAN UPAYA PERIKANAN TANGKAP Lokasi tempat berkumpulnya ikan ditentukan dengan kombinasi: a. Lokasi klorofil b. Suhu permukaan laut c. Pola arus laut d. Cuaca Cara mendeteksi klorofil: Sensor yang ada pada satelit diberi filter hijau (band hijau) secara digital, artinya detektor akan mendeteksi sinar hijau saja. Tentu perlu beberapa sample pengukuran di laut karena belum tentu sinar hijau yang dicatat oleh sensor satelit berasal dari klorofil. Setelah itu dapat dilakukan interpolasi atau ekstrapolasi terhadap data/citra. Terdapat perbedaan suhu di muka laut. Hal ini disebabkan oleh naiknya lapisan air laut di sebelah bawah ke atas (upwelling) karena perbedaan suhu. Kenaikkan lapisan ini juga membawa zat makanan bagi kehidupan di laut.
PERAMALAN UPAYA PERIKANAN TANGKAP 1. Pendeteksian secara langsung. a. Transportasi udara b. Teknologi akustik 2. Pendeteksian secara tidak langsung dengan mendeteksi habitat yang sesuai untuk tempat berkumpulnya ikan 3. Pendeteksian wilayah aquakultur
PENERAPAN TEKNOLOGI INDERAJA UNTUK PENANGKAPAN IKAN Dalam perikanan, bukanlah ikan yang tampak langsung, tetapi adalah fenomena alam yang memungkinkan adanya ikan di suatu tempat, karena pada tempat itu banyak terdapat makanan ikan dan mempunyai kondisi lingkungan yang sesuai dengan jenis ikan tertentu. Misalnya : Terdapat sejenis plankton yang mengandung klorofil (zat hijau daun). Dengan mendeteksi klorofil maka secara tidak langsung akan mendeteksi lokasi yang mungkin banyak ikannya.
PERANAN SPEKTRUM TAMPAK MATA Dalam bidang perikanan, peranan spektrum ini ditunjukkan oleh kurva reflectancenya pada tubuh air. Spektrum ini mempunyai panjang gelombang berkisar antara 0,4 – 0,7 um, yang terdiri spektrum tampak mata biru dengan panjang gelombang 0,4 – 0,5 um, spektrum tampak mata hijau dengan panjang gelombang 0,5 – 0,6 um dan spektrum tampak mata merah dengan panjang gelombang 0,6 – 0,7 um.
PERANAN SPEKTRUM TAMPAK MATA Contoh dari penerapan karakteristik spektrum tampak mata untuk memprediksi produktivitas laut melalui konsentrasi klorofil. Dimana warna hijau tampak sebagai reaksi dari spektrum tampak mata hijau yang berinteraksi dengan Klorofil dan warna biru merupakan reaksi dari laut yang berinteraksi dengan spektrum tampak mata biru, yang dalam penelitian ini kedua unsur tersebut diberi warna berbeda, yaitu hitam kecoklatan untuk laut dalam, biru untuk konsentrasi klorofil rendah dan hijau untuk konsentrasi klorofil tinggi. Akan tetapi, fitoplankton atau klorofil umumnya hanya menghuni suatu lapisan air permukaan yang tipis dimana terdapat cukup cahaya matahari, dan mempunyai suhu yang relatif homogen. Sedangkan zat hara anorganik yang dibutuhkan fitoplankton untuk tumbuh dan berkembang biak terletak pada zona fotik yang terdapat jauh dari permukaan dengan suhu yang berbeda jauh (lebih dingin) dengan suhu permukaan.
ANALISIS DAERAH POTENSI IKAN Masalah utama yang dihadapi dalam upaya optimalisasi hasil tangkapan kan khususnya ikan pelagis adalah sangat terbatasnya data dan informasi mengenai kondisi oseanografi yang berkaitan erat dengan daerah potensi penangkapan ikan. Armada penangkap ikan berangkat dari pangkalan bukan untuk menangkap tetapi untuk mencari lokasi penangkapan sehingga selalu berada dalam ketidakpastian tentang lokasi yang potensial untuk penangkapan ikan, sehingga hasil tangkapannya juga menjadi tidak pasti. Dari citra suhu permukaan laut (SPL) multitemporal dapat diperoleh informasi tentang pola distribusi SPL dan upwelling atau front yang merupakan daerah potensi ikan. Dari citra klorofil-a dapat diperoleh informasi konsentrasi fitoplankton (mg/m3) dengan nilai yang diwakili oleh degradasi warna yang berbeda
ANALISIS DAERAH POTENSI IKAN
SEKIAN DAN TERIMAKASIH