2 Fisiologi pernafasan Spons melakukan respirasi secara aerobik biasa, yaitu melalui difusi oleh sel-sel individu dalam tubuh spons tersebut. Hyman (1990)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BIOLOGI TERUMBU KARANG
Advertisements

CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP
Tita Agrippina X-5 / 31 Tita Agrippina X-5 / 31 Azka Auliarahman X-5 / 10 Mirza Amalia X-5 / 23.
Pertumbuhan dan Perkembangan Mahkluk Hidup
CIRI-CIRI MAHLUK HIDUP
Reproduksi Hewan By : Yusliadi, S.Pd.
Ciri – ciri Makhluk hidup
PERTUMBUHAN & PENENTUAN UMUR IKAN Oleh: DR. Windarti, MSc.
Ruang Lingkup Fisiologi Hewan Air
Fertilisasi dan Embriogenesis
PERKEMBANG BIAKAN HEWAN
Menjelaskan tentang bentuk tubuh, anatomi, dan reproduksi Porifera
MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN BIOLOGI SMA/MA KABUPATEN BRLITUNG SEKRETARIAT: SMAN1 ANJUNGPANDAN JL. GATOT SUBROTO TLP (0719) MUSYAWARAH GURU MATA.
Sistem Osmoregulasi Ikan
Porifera Biologi Kelas X Sri Mutarsih, SPd. SMA Negeri 1 Boja.
Positive feedback Disturbance Controlled system Controlled system +
Mengenal phylum PORIFERA
HOLOTHUROIDEA & CRONIDAE
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Platyhelminthes Nama : anisa khusnul khotimah (06) fidianti (14)
Macam- macam Reproduksi
Turbellaria.
PORIFERA MENU UTAMA KELUAR
SISTEM ENDOKRIN Team Teaching: Dra. Hj. Aseptianova, M.Pd.
FERTILISASI.
PORIFERA ( KELAS CALCAREA)
Di alam terdapat penggolongan benda ke dalam kelompok makhluk hidup dan benda mati. Perbedaan keduanya didasarkan pada ciri-ciri hidup. Benda mati tidak.
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA
Reproduksi Pada Tumbuhan Dan Hewan
“Proses Reproduksi pada Karang”
FISIOLOGI ULAT SUTERA.
CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP
BIOLOGI PERIKANAN ORGAN REPRODUKSI IKAN.
Pembentukan Spora Aseksual
Kelas X Semester 2 Disusun Oleh YANTI FITRIANA, S.Pd
UROCHORDATA.
P l a t y h e l m i n t h e s P l a t y h e l m i n t h e s.
Pembelajaran Berbasis Multimedia by Widyasepta Nurpratitis
Perkembangbiakan Hewan
Nama : Fardianti Yulizar Nim : Tingkat : 1 B
PHYLUM PLATYHELMINTES
SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
PORIFERA & IDENTIFIKASI SPONGE
Kelompok 1 Ismie Zainati .A. Izzati Ghufrani Hasan Yessy Cintya Utami
KELOMPOK 6 Anisa Riska Andi Saputri Dony Cheristian Venesia Indah Susilowati Gusti Sayu Putu Widya Sasti.
HORMON Hormon adalah zat kimia yang terbentuk dalam satu organ atau bagian tubuh dan dibawa dalam darah ke organ atau bagian di mana mereka menghasilkan.
FISIOLOGI TUMBUHAN M. IQBAL M BAHRUL ILMI M. BAGUS SATRIO DEWI CAHYANI RISKA APRILIANA EGIE GIANTANTHREE.
KINGDOM ANIMALIA.
THE KINGDOM OF ANIMALIA
MENGERTI SIKLUS HAID.
Hewan Berongga, Salah Satu Filum dari Avertebrata
-Auliani putri -hatriyah -winarti -rabiatul jannah
ASSALAMUALAIKUM WR.WB.
Lumut(bryophyta) Tubuh lumut ada yang berbentuk lembaran, ada pula yang berbentuk seperti tumbuhan kecil dan tegak. Lumut yang berukuran kecil umumnya.
Scaphopoda.
KELOMPOK : 31 KELAS CRINOIDEA FILUM ECHINODERMATA
CRINOIDEA.
CIRI CIRI MAKHLUK HIDUP
Perkembangan Makhluk Hidup
KELAS ECHINOIDEA.
Kredit : 3 (2+1) SKS By: KASIONO, SP
Komparasi Berang-Berang Cakar Kecil dan Ular Boa
OSMOREGULASI By Lintal Muna, S.Pd, M.Si.
BY: LAILATUL TARWIYATI
D I S U N OLEH KELOMPOK IX FERIYANI SIARIFA ERNI JUNITA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA
COELENTERATA Coelenterata sering juga disebut dengan Cnidaria
HORMON PADA HEWAN Pada hewan, hormon yang paling dikenal adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar endokrin vertebrata. Walaupun demikian, hormon dihasilkan.
Kingdom Animalia Wildebeest merupakan contoh kingdom animalia yang berasal dari kelompok mamalia.
Transcript presentasi:

2 Fisiologi pernafasan Spons melakukan respirasi secara aerobik biasa, yaitu melalui difusi oleh sel-sel individu dalam tubuh spons tersebut. Hyman (1990) menemukan bahwa spons tidak dapat bertahan jika kekurangan oksigen dalam air atau hidup pada air yang busuk. Oksigen yang dikonsumsi dalam waktu tertentu tergantung pada tingkat arus air. Bagian yang terhubung dengan ostium ( tempat masuknya air ) mengandung oksigen 10 sampai 50% dari seluruh oksigen, lebih banyak jika dibandingkan dengan bagian-bagian spons lainnya.

3 Fisiologi saraf Spons tidak memiliki sel-sel saraf untuk mengkoordinasikan fungsi tubuh. Kebanyakan reaksi yang terjadi berasal dari hasil reaksi dari sel individu dalam menanggapi stimulus. Sebagai contoh, sirkulasi air melalui beberapa spons adalah minimal saat matahari terbit dan maksimum sesaat sebelum matahari terbenam karena munculnya cahaya mengakibatkan penyempitan sel porocyte, ostia, dan sekitarnya. Untuk mengatasi hal tersebut spons menjaga kanal incurrentnya agar tetap terbuka. Reaksi lain menunjukkan beberapa komunikasi antar sel. Sebagai contoh, laju sirkulasi air melalui spons bisa berhenti tiba-tiba tanpa penyebab eksternal yang jelas. Reaksi tersebut dapat disebabkan hanya karena aktivitas choanocyte berhenti kurang lebih secara bersamaan menyiratkan beberapa bentuk komunikasi internal adalah unknow. Pesan kimia yang disampaikan oleh sel amoeboid dan gerakan ion di atas permukaan sel munkin merupakan mekanisme kontrol. Tubuh spons menunjukkan sedikit kemampuan dalam menanggapi rangsangan ( conduktivitas ). Kemampuan yang paling kuat dalam menanggapi rangsang yang paling  adalah di daerah osculum ( Miller, Stephen dan John Harley, 1996 )

4 Fisiologi Osmoregulasi Spons laut yang tampaknya isoosmotik ( Hopkins, 1996; Wells,1961 ). Regulasi isotonik atau Isoosmotik, yaitu bila konsentrasi cairan tubuh sama dengan konsentrasi media,sehingga dapat dikatakan mereka tidak melakukan osmosis, hanya regulasi ion ( Sulmartiwi, Laksmi dan Hari suprapto.,2012 ).

5 Reproduksi Reproduksi hewan ini dilakukan secara aseksual maupun seksual. Umumnya, spons menghasilkan ovum dan juga sperma pada individu yang sama sehingga porifera bersifat Hemafrodit. Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan tunas dan gemmule. Dilakukan dengan membentuk tunas pada tubuh induk., lama-kelamaan akan terbentuk koloni porifera. Fragmen-fragmen kecil melepaskan diri dari spons induk, menempel pada substrat, dan tumbuh menjadi spons baru. Reproduksi secara seksual dilakukan dengan pembuahan sel telur suatu porifera oleh sel sprema porifera yang lain secara internal. Masing-masing individu menghasilkan sperma dan ovum. Kedua sel kelamin terbentuk dari perkembangan sel-sel amebosit atau koanosit. Sel-sel sperma dilepaskan ke dalam air, kemudian masuk ke tubuh spons lain bersama aliran air melalui ostium untuk melakukan fertilisasi. Hasil pembuahan berupa zigot yang akan berkembang menjadi larva bersilia. Larva tersebut akan keluar dari tubuh porifera induk melalui oskulum, kemudian melekat di dasar perairan untuk tumbuh menjadi dewasa.