STROKE Ani P. Ws DCN, M.Kes.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Nutrisi pada Penyakit Kardiovaskuler
Advertisements

DASAR DIETETIK untuk pasieN
Mungkinkah tidak punya gejala DM tapi dinyatakan menderita DM ? Mungkinkah punya gejala DM tapi dinyatakan tidak menderita DM?
Hipertensi (Darah Tinggi)
STATUS GIZI LANJUT USIA
STROKE.
Oleh : Irmayanti Sirman Nim : p Kelas : B
Keperawatan Pada Klien Stroke Berbasis Psikoneuroimunologi
Sistem Kardiovaskular dan Gizi
KELOMPOK 9 KEPERAWATAN GERONTIK.
Diabetes mellitus By kelompok4 Peminatan Gizi Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat UNIVERSITAS JEMBER.
DIETETIK PADA PRE& POST OPERASI
DISUSUN OLEH : ARIANA DEWI ( ) YENI IMELDA ( )
Penatalaksanaan diet PENDERITA CHF fc II ec HHD dd/CAD, AKI dd ACUTE CKD, dan DM TIPE II di Rs. UMUM TANGERANG Oleh: Siti Fatimah
STROKE Ani P. Ws DCN, M.Kes.
DIABETES MELLITUS “The Best Prescription is Knowledge"
STATUS GIZI LANJUT USIA
Gizi untuk lansia Oleh: Yeti Herliza.
Oleh: Ani P.Wijaksono DCN M.Kes
Irma Nur Amalia, S.kep.,Ners., M.Kep
PENYAKIT JANTUNG KORONER
EPIDEMIOLOGI STROKE.
GAMBARAN UMUM STROKE Stroke adalah suatu penyakit deposit neurologis akut yang disabkan oleh gangguan pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak.
PELAYANAN GIZI PASIEN RAWAT INAP RAWAT JALAN.
GIZI PADA LANJUT USIA OLEH IKA PUTRI RAMADHANI, M. Biomed.
Present by : ANNISA RUSDI
ALUR ASUHAN GIZI PASIEN RAWAT INAP
GIZI IBU HAMIL DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN
TERAPI DIET dalam upaya PENYEMBUHAN & PEMULIHAN
STANDAR MAKANAN RUMAH SAKIT
PENATALAKSANAAN GIZI PADA PASIEN ANAK DENGAN GASTRO ENTERITIS di RUMAH SAKIT PERSAHABATAN ONLY IVONILA RIWU ( ) 
Congestive Heart Failure /CHF
KASUS SIROSIS HEPATIS Pertanyaan : Diagnosa penyakit & status gizi ?
DIETETIK PADA PRE& POST OPERASI
Makanan parenteral Infeksi & defisiensi 6.
DIABETES MELITUS (DM) SYAFRIANI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN INFARK MIOCARDIUM
DISUSUN OLEH : ARIANA DEWI ( ) YENI IMELDA ( )
Oleh: Ani P.Wijaksono DCN M.Kes
KASUS SIROSIS HEPATIS Pertanyaan : Diagnosa penyakit & status gizi ?
GIZI PADA LANSIA Oleh : SILVIA MELINI
ANALISIS SOAP ‘STROKE’
Gizi untuk lansia Oleh: Dzakirah.
Congestive Heart Failure /CHF
HYPERLIPIDEMIA.
GIZI PADA LANSIA Intan Julianingsih I A.
DIABETES MELLITUS “The Best Prescription is Knowledge"
PENYAKIT JANTUNG Chania Dwi Mentary
ASSALAMMU’ALAIKUM WR. WB
GIZI UNTUK LANSIA TRIWIDIARTI
DIABETES MILITUS RUMAH SAKIT TEBET
PENYAKIT JANTUNG KORONER
ALUR ASUHAN GIZI PASIEN RAWAT INAP
SEROSIS HEPATIS Ariana. D
NURUL HIDAYAH .A FARMASI A.
DIABETES MELITUS DAN HIPERTENSI PUSKESMAS KAMONJI
HIPERTENSI.
PROSES PENUAAN Saptawati Bardosono 9/17/2018.
STROKE (CVD).
PENCEGAHAN STROKE PADA LANJUT USIA
PKMRS MENGENAL STROKE.
TINJAUAN MEDIS PUASA TERHADAP BEBERAPA PENYAKIT
Terapi Gizi: Hitung kebutuhan kalori, protein, lemak
PENYAKIT DEGENERATIF. Apa itu PENYAKIT DEGENERATIF?  Merupakan suatu penyakit yang muncul akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh yaitu dari keadaan.
CEREVASKULER ATTACK (CVA)
Stroke Fira Azkiya ( ) Nur Rohmawati ( ) Qurrota Aini ( )
TEKANAN DARAH TINGGI OLEH : MAHASISWA PRAKTIK PROFESI NERS STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA TAHUN 2016.
Ns. Yanti Rostianti, S.Kep, M.SI
TATALAKSANA DIET PADA PASIEN PERIOPERATIF
Apakah Diabetes itu ? Diabetes merupakan keadaan yang timbul karena ketidakmampuan tubuh mengolah karbohidrat/glukosa akibat kurangnya jumlah insulin.
Transcript presentasi:

STROKE Ani P. Ws DCN, M.Kes

BUKU REFERENCE Food, Nutrition, & Diet Therapy, Krause’s,Kathleen Mahan, Sylvia Escoot Stump, edisi ke 11, Sauders, 2000 Penuntun Diet edisi baru,Dr. Sunita Almatsier, Instalasi Gizi RSCM & ASDI, Gramedia, 2006 Update nutrition Management for Stroke, RS Islam Jakarta, 2002

Pendahuluan STROKE - sindroma klinis berupa gangguan fungsi neurologik fokal atau global yang timbul secara mendadak akibat gangguan sirkulasi darah dan tidak pulih dalam waktu 24 jam Gejala  kelumpuhan anggota gerak, gangguan kesadaran, gangguan bicara, gangguan menelan, penglihatan, kejang dan bahkan depresi mental

Pendahuluan Gejala tambahan pada asa perawatan  konstipasi, muntah (akut), Bronchopneumonia, infeksi saluran kencing, anoreksia, Decubitus, Stress ulcer saluran cerna. Manifestasi klinis stroke dibagi 2 kategori : - stroke non hemoragik (infark/iskemik) Infark yang kejadi akibat penyempitan sementara / permanen dari arteri ekstrakranial, intrakranial atau trombosis vena dan menyebabkan kerusakan sel ireversible dan juga mengakibatkan suplai oksigen dan zat gizi kurang ( umumnya kesadaran tidak menurun, tidak disertai kesulitan menelan )

Pendahuluan - stroke hemoragik ( pendarahan ) Infark yang terjadi akibat pecahnya pembuluh darah yang abnormal ( aneuresma) atau arteriol di jaringan parenkim otak. ( Pada umumnya disertai gangguan kesadaran hingga koma, dan juga ditemui disfagia.)

PENYEBAB STROKE Trombosis serebral Terjadinya pembekuan darah (trombus) Penyumbatan darah otak oleh bekuan yang lepas dari sistem sirkulasi ( emboli serebral ) Pendarahan otak akibat pecahnya pembuluh darah di otak

FAKTOR RESIKO TERJADINYA PENYAKIT STROKE TIDAK DAPAT DIMODIFIKASI USIA JENIS KELAMIN RAS / ETNIK HEREDITER DAPAT DIMODIFIKASI HIPERTENSI PENYAKIT JANTUNG RESIKO STROKE/ TIA PENYEMPITAN A. CAROTIS HIPER KOLESTEROL OBESITAS MEROKOK ALKOHOL HIPERURISEMIA HIPERHOMOSISTEINEMIA STRESS

PENGARUH HIPERLIPIDEMI PADA PENYAKIT STROKE

DIAGNOSA PENYAKIT STROKE Pemeriksaan secara fisik ( kemampuan berbicara, kemampuan motorik, penglihatan, pendengarandsb ) Pemeriksaan penunjang ( CT Scan ) Pemeriksaan laboratorium ( profil lipid, gula darah, fungsi ginjal, fungsi lever dll) Pengukuran antropometri

PENATALAKSANAAN PENYAKIT STROKE PASIEN DOKTER : KETUA TIM PENANGANAN MEDIS PENENTU STATUS GIZI PERAWAT : ANGGOTA TIM Perawatan 24 jam Identifikasi masalah DLL AHLI GIZI : ANGGOTA TIM PENGKAJIAN INTERVESI GIZI EVALUASI DLL PASIEN ANGGOTA TIM LAIN: FARMASI FISIOTERAPIS LABORATORIS DLL Sumber : Pedoman teknis PGRS, 1990

PENATALAKSANAAN GIZI PENYAKIT STROKE Tujuan : Memberikan makanan yang adekuat guna memenuhi kebutuhan gizinya. Mencegah terjadinya komplikasi sekunder yang memperberat penyakitnya.

PENGKAJIAN Pemeriksaan klinis  mengetahui gejala yang dapat menurunkan asupan makan ( disfagia, hemiplegia, tekanan darah dll) Atropometri  TB,BB,Tnggi lutut (usila) dalam kaitannya untuk menentukan status gizi. 3. Pemeriksaan laboratorium  Albumin, kolesterol, trigliserida, HDL, ldl, asam urat,gula darah, ureum, creatinin, analisa darah, protein S, protein C, anbang nitrogen

PENGKAJIAN Riwayat gizi / Anamnesa gizi: Untuk mengetahui pola makan dan kebiasaan makan serta asupan makan sebelum dirawat. 5. Evaluasi makan selama perawatan  untuk meliht sisa makanan sebagai bahan perencanaan asuhan nutrisi

INTERVENSI Kebutuhan zat gizi: Energi  Perhitungan dengan Haris Benedict atau praktis ( 25 – 45 gr/kkal/kg BB/ hari. ( masa akut 1000 – 1500, Osmolaritas < 450 m Osm ) Protein  0,8 – 1 gr/kg BB/hari Bila pasien dengan status gizi buruk diberikan 1 – 1,5 gr/kgBB/hari atau sesuai penyakit penyerta (GGK  0,6 gr/kg BB/hari. Lemak diberikan 20 – 25 % dari toral kalori  prioritas penggunaan asam lemak tidak jenuh ganda kolesterol diberikan 30 % total lemak

INTERVENSI Karbohidrat  60 – 65 % dari total energi. Batasi penggunaan bahan makanan sumber karbohidrat sederhana ( gula pasir, gula jawa, dll Vitamin Vit C, B6, B12, asam folat, riboflavin, dan vit E. Mineral --> Kalium, Zn, Cal, magnesium Penggunaan garam dapur + 5 gr/hr ~ 2 gr natrium ( 1 – 1,5 sdt ). Hati-hati pada penggunaab obat diuresis dapat memicu hiponatremia. Serat  membantu penurunan kolesterol & konstipasi Cairan  Cukup ( 6 – 8 gelas/ hari ) dapat dikentalkan , yang diberikan setelah selesai makan. Hati-hati pada penderita disfagia  aspirasi/ tersedak Flavoloid  antioksidan poliphenolic yang didapatkan pada syuran, buah, dan teh

INTERVENSI B. Pemberian makanan Bentuk makanan disesuaikan dengan tingkat kesadaran dan kemampuan menelan pasien Pemberian porsi kecil tapi sering ( 5 – 6 x perhari ) Cara pemberian melalui intravena/ NPO ( nothing per oral ), NGT ( naso gastric tube ) dan gastrostomy/ jejenostomy

INTERVENSI C.Tahapan pemberian makanan Tahap Akut ( 24 – 48 jam ) Energi : BEE x 1 x 1,2 , Protein : 1,5 gr/kgBB/hr, Lemak: 2,5 gr/kgBB/hr, Dekstrose max : 7 gr/kg/hr Pemberian melalui parenteral, NPO, NGT Fase Pemulihan Bila sadar / tidak disfagia  diberika oral da bertahap dari saring s/d biasa Bila ada didfagia  diberikan bertahap a. NPO b. ¼ semi padat dan ¾ melalui NGT c. ½ semi padat dan ½ melalui NGT d. Diet peroral ( semi padat & semi cair ) dan air melalui NGT e. Diet lengkap per oral NGT > 6 minggu - gastrostomy atau jejenostomy Bila sekresi asam lambung >, ada pendarahan/melena  Enteral & parenteral

MASALAH DALAM PEMBERIAN MAKANAN Kesulitan menelan/disfagia: Latihan menelan dengan bantuan quarcol Pemberian makanan personde ( terjadi hambatan bila terdapat stress ulcer lambung Pada pemberian nutrisi parenteral terus menerus: Plebitis Hospital malnutrisi

TERIMA KASIH

KASUS Pasien umur 57 tahun datang RS dengan keluhan pusing dan tidak dapat bicara lancar. Sebelumnya pasien selesai rapat di DPR tuba-tiba jatuh dan pinsan, 10 mnt kemudian sadar dan pusingserta bicaranya sulit. Pasien mempunyai riwayat NIDDM, Hipertensi.3 hari sebelumnya pasien menyeluh sering pusing, lemas dan muntah-muntah. Pemeriksaan fisik diperoleh tekanan darah 180/130, Gula darah puasa 117 mg/dl, GD pp : 224 mg/dl, protein urin +++. TB : 160 cm, BB : 55 kg. Pengobatan yang diberikan Amaryl,Glukobay, Capoten, Nefidipin libroset, Xantag dan Baralgin? Pertanyaan: Apa diagnosa utama pasien diatas ? Apa diagnosa tambahan pasien diatas ? Pmeriksaan diagnosa apa yang mendukung diagnosa diatas ? Bagaimana status gizi pasien tersebut?