Gbr. Skema bentuk mobilitas penduduk MP Vertikal (perubahan status) Mobilitas penduduk MP permanen (Migrasi) MP horizontal (MP geografis) Ulang alik (commuting) MP non-permanen (MP sirkuler) Menginap (Mondok) Gbr. Skema bentuk mobilitas penduduk
Determinan Mobilitas Penduduk : Tabel : Batasan Ruang dan Waktu dalam Penelitian Mobilitas Penduduk Di Dukuh Piring dan Kadirojo dgn Batasan Wilayah Dukuh (Dusun) Bentuk Mobilitas Batas Waktu 1. Ulang alik (Comutting) Enam jam atau lebih dan kembali pada hari yang sama 2. Menginap/Mondok di daerah tujuan Lebih dari satu hari, tetapi kurang dari 6 bulan 3. Permanen/menetap di daerah tujuan Enam bulan atau lebih menetap di daerah tujuan Sumber : Ida Bagoes Mantra, 1975 Determinan Mobilitas Penduduk : Mengapa melakukan Mobilitas : Place utility Stress (ekonomi,sosial, politik, psikologi) Forced migration
a. Teori kebutuhan dan tekanan (need & stress theory) Kebutuhan (need) dan aspirasi terpenuhi Tidak terpenuhi (stress) Tidak pindah Dalam batas toleransi Diluar batas toleransi Tidak pindah pindah Mobilitas non-permanen Komuter/ ulang alik Menginap/ mondok Gbr. Hubungan antara kebutuhan dan Pola Mobilitas Penduduk
B. Theory of migration Rintangan antara ++---+oo ++---+oo Ooo---O+ Catatan : + : kebutuhan bisa dipenuhi - : kebutuhan tidak bisa dipenuhi 0 : faktor netral ----A Theory of migration : Volume migrasi berkembang sesuai dgn tingkat keanekaragaman wilayah------------------------------------------------------------------------------------------------- Gbr. Faktor Determinan Mobilitas Penduduk (Everett S. Lee, 1976)
C. Robert E. Norris Daerah Asal Daerah tujuan Migrasi kembali Kesempatan antara Daerah Asal Daerah tujuan Migrasi paksaan Migrasi kembali
-- : Kekuatan sentrifugal D. Mitchell (1961) ++++ ------- Gbr. Faktor penarik & pendorong di daerah asal + : Kekuatan sentripetal (mengikat orang untuk tinggal di daerah asal) : Tanah warisan, b. kegotongroyongan, c. menunggu orangtua lanjut usia, d. tempat kelahiran -- : Kekuatan sentrifugal (mendorong orang untuk meninggalkan daerah asal) : Terbatasnya pasaran kerja Terbatasnya fasilitas pendidikan
Hukum migrasi penduduk (Ravenstein) Tempat terdekat sbg daerah tujuan Daerah tujuan memiliki “place-utility” lebih tinggi Informasi dari famili yang telah berpindah ke daerah lain, merupakan info yang sangat penting Info negatif dari daerah tujuan mengurangi minat Semakin tinggi pengaruh kekotaan thd seseorang, tingkat mobilitas semakin tinggi Semakin tinggi pendapatan, frekuensi mobilitas semakin tinggi Arah dan arus mobilitas penduduk menuju ke arah asal datangnya informasi Pola migrasi bagi individu/kelompok sulit diprediksi Penduduk dengan tingkat pendidikan tinggi lebih tinggi mobilitas