KONSELING MULTIKULTURAL DAN MULTIAGAMA

HAKIKAT KONSELING “MK dan MA” Menekankan pada pentingnya keunikan individu, Mengakui nilai-nilai pribadi konselor yang berasal dari lingkungan budaya dan agamanya ke dalam setting konseling, Mengakui klien yang berasal dari kelompok ras, suku dan agama minoritas membawa nilai-nilai dan sikap yang mencerminkan latar belakang mereka.

PRINSIP KONSELING “MK” 1. Pribadi konselor - Kesadaran terhadap pengalaman dan sejarah dalam kelompok budayanya. - Kesadaran tentang pengalaman diri dalam lingkup dasar kulturnya. - Kepekaan persepsi (pandangan) terhadap kepercayaan diri dan nilai-nilai yang dimilikinya.

Lanjutan........... 2. Pemahaman klien - Kesadaran tentang sejarah dan pengalaman budaya klien yang sedang dihadapi. - Kesadaran tentang pengalaman dalam lingkungan kultur klien yang dihadapi. - Kepekaan terhadap kepercayaan diri klien dan nilai-nilai yang diyakininya.

Lanjutan.... 3. Dalam proses konseling - konselor harus dapat menunjukkan sikap, baik secara verbal maupun non verbal bahwa ia memahami yang dibicarakan klien, dan dapat mengkomunikasikan tanggapannya dengan baik sehingga dapat dipahami oleh klien. - Memperhatikan klien dan situasinya seperti konselor memperhatikan dirinya dalam situasi tersebut, serta memberikan dorongan optimisme dalam menemukan solusi yang realistis. - Mempersiapkan mental dan kewaspadaan jika tidak memahami pembicaraan klien dan tidak ragu-ragu memintak penjelasan. Dengan tetap memelihara sikap sabar dan optimis.

KONSEP DASAR 1. Teknik konseling harus dimodifikasi jika terjadi proses yang melibatkan latar belakang agama dan budaya yang berbeda. 2. Konselor harus mempersiapkan diri dalam memahami kesenjangan yang makin meningkat antara budayanya dengan budaya klien pada saat proses konseling berlangsung.

Lanjutan.... 3. Prinsip menolong atau membantu harus berdasarkan pada perspektif budaya klien, dan konselor dituntut memiliki kemampuan mengkomunikasikan bantuannya serta memahami distrees dan kesusahan klien. 4. Konselor dituntut memahami perbedaan gejala dan cara menyampaikan keluhan masing-masing kelompok budaya dan agama berbeda. 5. Konselor harus memahami harapan dan norma yang mungkin berbeda antara dirinya dengan klien.