Nanda Thyareza Imaniar (4301415038) ENZIM KELOMPOK 9 Khafid Ibnu Qoyyim (4301415004) Mirawati Efendi (4301415032) Nanda Thyareza Imaniar (4301415038) Layla Nur Rahmawati (4301415042)
A. TUJUAN : Memahami fungsi enzim di dalam tubuh manusia Mengidentifikasi aktivitas enzim melalui gejala dan fenomena yang dapat diamati Terampil melaksanakan eksperimen pengujian aktivitas enzim
B. Dasar Teori Pengertian Enzim Sifat – sifat Enzim Enzim adalah golongan protein yang paling banyak terdapat dalam sel hidup, dan mempunyai fungsi penting sebagai katalisator reaksi biokimia. Enzim dapat juga didefiniskan sebagai biokatalisator yang dihasilkan oleh jaringan yang berfungsi meningkatkan laju reaksi dalam jaringan. Berfungsi sebagai biokatalisator Merupakan suatu protein Bersifat khusus atau spesifik Merupakan suatu koloid Jumlah yang dibutuhkan tidak terlalu banyak Tidak tahan panas
Faktor – Faktor Reaksi Enzim Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi enzim diantaranya : Pengaruh Suhu Suhu rendah mendekati titik beku tidak merusak enzim, namun enzim tidak dapat bekerja. Enzim mencapai suhu maksimum pada suhu tertentu. Jika ditingkatkan terus, jumlah enzim yang aktif menjadi berkurang karena mengalami denaturasi. Pengaruh pH Enzim bekerja pada pH kisaran tertentu. Sebagian besar enzim di dalam tubuh akan menunjukka aktivitas maksimum antara pH 5 sampai pH 9. Kecepatan reaksi enzimatik mencapai puncaknya pada pH optimum. Pengaruh Konsentrasi Enzim Peningkatan konsentrasi enzim akan meningkatkan kecepatan reaksi enzimatik. Kecepatan reaksi enzim berbanding lurus dengan konsentrasi enzim.
Hambatan oleh Inhibitor Inhibitor : molekul/ion yang dapat menghambat reaksi mekanisme pada enzim dengan cara menghambat diantara bagian aktif enzim dan substrat. Hambatan oleh inhibitor, berupa : Hambatan tidak reversible Pada umumnya disebabkan oleh terjadinya proses destruksi/modifikasi sebuah gugus fungsi atau lebih Hambatan reversible Hambatan bersaing Hambatan yang disebabkan karena adanya molekul yang yang mirip dengan substrat yang dapat pula membentuk kompleks yaitu kompleks enzim inhibitor (EI) Hambatan tidak bersaing (non competitive inhibition) Hambatan yang tidak dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi substrat dan inhibitor. Contoh logam Cu, Hg, Ag
C. Alat dan Bahan ALAT : Tabung reaksi Kertas saring Timbangan Mortar porselin Pipet tetes Pembakar spirtus Beaker glass
BAHAN 1. Sampel air ludah 2. Amilum 11. Toluena 3. Lugol 4. Indikator universal 5. Getah lambung 6. Akuades 7. Reagen benedict 8. Ragi roti 10. Pasir bersih 11. Toluena 12. Natrium Karbonat 13. Larutan Buffer pH 4 14. Sukrosa 15. Filtrat kedelai 16. Indikator pp 17. Larutan HgCl2 18. Larutan urea
D. Cara Kerja Uji aktifitas ptialin Uji Getah Lambung Uji Sukrase Uji aktifitas urease dalam kedelai
1. Uji Aktifitas Ptialin Air Ludah diencerkan dengan akuades dikocok Disaring Amilum + Air ludah dikocok Tabung I + 2 tetes lugol Disiapkan Amilum + Akuades dikocok + 2 tetes lugol Tabung II
2. Uji Getah Lambung Tabung I Cairan Lambung Periksa pH Tabung II Akuades Periksa pH
3. Uji Sukrase Tabung I Buffer asetat Natrium Karbonat Benedict Supernatan Benedict Akuades Natrium Karbonat Tabung II Buffer asetat Benedict Supernatan Sukrosa Natrium Karbonat Tabung III Supernatan Buffer asetat Amilum Natrium Karbonat Benedict
Supernatan dididihkan Buffer asetat Sukrosa Natrium Karbonat Benedict Tabung IV Supernatan dididihkan Buffer asetat Sukrosa Natrium Karbonat Benedict Tabung V Supernatan dididihkan Buffer asetat Amilum Natrium Karbonat Benedict Dipanaskan dalam penangas air Tabung I -V Diamati
4. Uji Aktivitas Urease dalam Kedelai Tabung I Filtrat kedelai Ureum Indikator pp Ureum Tabung II Filtrat kedelai HgCl2 Indikator pp Filtrat kedelai dididihkan Ureum Indikator pp Tabung III Dipanaskan dalam penangas air pada suhu 40 C selama 5 menit Tabung I -III Diamati
Data Pengamatan 1. Uji Aktivitas Ptialin 2. Uji Getah Lambung Tabung ke- Perlakuan Pengamatan Ket I Amilum encer + air ludah Tak berwarna II Amilum encer + akuades + 2 tetes lugol Larutan berwarna kuning + Larutan berwarna biru kehitaman - Tabung ke- Perlakuan Pengamatan Ket I 20 tetes getah lambung + indikator pH pH = 1 + II 20 tetes akuades + indikator pH pH = 7 -
3. Uji Sukrase Tabung ke- Perlakuan Pengamatan Ket I Supernatan + Buffer asetat + akuades + Na2CO3 + Benedict Larutan berwarna biru II Supernatan + Buffer asetat + sukrosa + Na2CO3 + Benedict III Supernatan + Buffer asetat + amilum + Na2CO3 + Benedict IV Supernatan dididihkan + Buffer asetat +sukrosa + Na2CO3 + Benedict V Supernatan dididihkan + Buffer asetat + amilum + Na2CO3 + Benedict Dipanaskan - Larutan berwarna hijau kebiruan +
4. Uji Aktivitas Urease dalam Kedelai Tabung ke- Perlakuan Pengamatan Ket I Filtrat kedelai+ureum+indikator pp Larutan berwarna merah muda II Filtrat kedelai+ureum+HgCl2 +indikator pp III Filtrat kedelai dididihkan+ureum+indikator pp Dipanaskan + Larutan tak berwarna, ada endapan putih - Larutan berwarna merah muda bening
F. Pembahasan Uji Aktivitas Ptialin Uji aktivitas ptialin dilakukan dengan mencampurkan air ludah yang sudah diencerkan dengan amilum pada tabung I, dan dicampurkan dengan akuades pada tabung II. Fungsi pencampuran dengan amilum : sebagai sampel karbohidrat polisakarida yang akan diuji dengan enzim ptialin. Fungsi air ludah : penyedia enzim ptialin. Fungsi pencampuran dengan akuades : sebagai sampel pembanding atau pengontrol. Setelah dicampurkan, campuran dikocok agar homogen lalu ditambahkan dengan lugol. Fungsi penambahan lugol : mengidentifikasi adanya amilum. Jika sampel mengandung amilum, maka sampel berubah warna menjadi biru kehitaman.
Reaksi yang terjadi pada tabung I Hasil tabung I : larutan berwarna kuning (-amilum, +enzim ptialin) karena amilum telah dipecah oleh enzim ptialin menjadi monosakarida glukosa dan maltosa, sehingga lugol tidak mendeteksi adanya amilum Reaksi yang terjadi pada tabung I
Hasil tabung II : larutan berwarna biru kehitaman (+amilum, -enzim ptialin) karena tidak adanya enzim ptialin sehingga amilum tidak terpecah menjadi monosakarida. Reaksi yang terjadi pada tabung II
2. Uji Getah Lambung Uji getah lambung dilakukan dengan memeriksa pH sampel dengan indikator pH universal. Sampel berupa getah lambung pada tabung I dan akuades sebagai pengontrol pada tabung II. Pada tabung I, pH getah lambung = 1 karena getah lambung mengandung asam klorida yang bersifat asam. Getah lambung merupakan cairan yang terdapat dalam lambung yang terdiri dari air, asam lambung (HCl), enzim pencernaan, dan garam mineral. Pada tabung II, pH air = 7 karena jumlah ion H+ dan OH- dalam air sama sehingga air memiliki pH yang netral.
3. Uji Sukrase Enzim sukrase adalah salah satu enzim pencernaan yang terdapat dalam kelenjar usus. Fungsi enzim sukrase adalah untuk mengubah sukrosa menjadi menjadi glukosa dan maltose. Enzim sukrase dapat diperoleh dari pemanfaatan mikroba penghasil enzim seperti Saccharomyces cerevisiae yang terdapat dalam ragi roti. Uji enzim sukrase dilakukan dengan memberi perlakuan yang berbeda pada supernatan. Supernatan merupakan penyedia enzim sukrase yang dibuat dari ragi roti yang mengandung mikroba penghasil enzim sukrase. Secara umum, supernatan ditambahkan dengan buffer asetat, natrium karbonat, dan pereaksi benedict. Fungsi buffer asetat : mempertahankan pH agar kerja enzim tidak terganggu Fungsi natrium karbonat : menetralkan kembali dari penambahan buffer asetat Fungsi pereaksi benedict : mengidentifikasi adanya glukosa sebagai hasil dari aktivitas enzim sukrase. Identifikasi ini positif jika menghasilkan larutan berwarna hijau atau terdapat endapan merah bata. Setelah ditambahkan benedict, kemudian dipanaskan untuk menurunkan energi aktivasi sehingga reaksi dapat berlangsung lebih cepat.
Hasil tabung I (akuades) : larutan berwarna biru (-glukosa) Hasil menunjukkan bahwa sampel akuades tidak mengandung glukosa karena enzim sukrase tidak menghidrolisis akuades. Pada tabung II (sukrosa) : larutan hijau kebiruan (+glukosa) Sukrosa berperan sebagai sampel yang akan dihidrolisis oleh enzim sukrase. Hasil tersebut disebabkan oleh adanya aktivitas enzim sukrase yang meghidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Reaksi yang terjadi
Reaksi Fruktosa dengan Benedict Reaksi Glukosa dengan Benedict
Hasil tabung III(amilum): larutan berwarna biru (-glukosa) Amilum berperan sebagai sampel yang akan dihidrolisis oleh enzim sukrase. Hasil tersebut karena amilum merupakan polisakarida yang sulit terpecah dan tidak terhidrolisis oleh enzim sukrase membentuk glukosa. Pada tabung IV-V, digunakan supernatan yang telah dipanaskan terlebih dahulu. Fungsi dari pemanasan adalah untuk mengetahui pengaruh suhu pada aktivitas enzim sukrase. Hasil tabung IV (sukrosa) : larutan berwarna biru (-glukosa) Hasil tabung V (amilum): larutan berwarna biru (-glukosa) Penyebabnya yaitu karena enzim sukrase mengalami denaturasi akibat kenaikan suhu ketika dipanaskan sehingga semakin sedikit enzim yang aktif. Oleh karena itu, sukrosa pada tabung IV dan amilum pada tabung V tidak terhidrolisis menjadi glukosa. Selain itu, amilum merupakan polisakarida yang tidak terhidrolisis oleh enzim sukrase.
Hasil reaksi Tabung I-V
Secara umum, filtrat kedelai ditambahkan dengan ureum dan ndikator pp. 4. Uji Aktivitas Urease dalam Kedelai Enzim urease merupakan enzim yang menguraikan urea menjadi ammonia dan karbon dioksida. Enzim urease banyak ditemukan pada kacang kedelai dan pada biji tanaman yang lainnya. Enzim urease merupakan protein murni yang bisa hidup hingga suhu 60 C. Uji enzim urease dilakukan dengan memberi perlakuan yang berbeda pada filtrate kedelai. Filtrat kedelai merupakan penyedia enzim urease. Secara umum, filtrat kedelai ditambahkan dengan ureum dan ndikator pp. Fungsi penambahan ureum : sebagai sampel yang akan diuraikan oleh enzim urease Fungsi penambahan indikator pp : indikator adanya ammonia sebagai hasil penguraian urea. Sampel positif mengandung ammonia jika berwarna merah muda. Setelah ditambahkan indikator pp, larutan dipanaskan agar dapat menurunkan energi aktivasi sehingga reaksi dapat berlangsung lebih cepat.
Hasil tabung II : larutan berwarna putih (-ammonia) Hasil tabung I : larutan berwarna merah muda (+ammonia) Penyebabnya yaitu karena adanya aktivitas enzim urease yang menguraikan ureum menjadi ammonia dan karbon dioksida. Reaksi yang terjadi NH4+ + indikator pp larutan merah muda Pada tabung II, filtrat kedelai ditambahkan larutan ureum, HgCl2, dan indikator pp. Fungsi HgCl2 : mengetahui pengaruh logam berat terhadap aktivitas enzim urease Hasil tabung II : larutan berwarna putih (-ammonia) Penyebabnya yaitu karena logam berat bertindak sebagai inhibitor yang dapat menghambat kerja enzim urease. Oleh karena itu, ureum tidak terurai menjadi ammonia dan karbon dioksida.
Mekanisme enzim dengan adanya suatu inhibitor Hasil Reaksi
Pada tabung III, filtrat kedelai dipanaskan terlebih dahulu untuk mengetahui adanya pengaruh suhu pada enzim urease Hasil tabung III : larutan yang berwarna merah muda pudar (+ammonia) Hasil menunjukkan bahwa ammonia yang terdapat dalam sampel lebih sedikit. Penyebabnya yaitu karena enzim urease mengalami denaturasi sehingga hanya sedikit enzim yang aktif. Oleh karena itu, urea menjadi lebih sulit terurai dan ammonia yang dihasilkan pun menjadi lebih sedikit. Hasil reaksi
G. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Fungsi enzim di dalam tubuh manusia yaitu untuk mempercepat reaksi di dalam tubuh dengan cara mengubah suatu senyawa menjadi senyawa yang lebih sederhana. Seperti halnya enzim ptiialin yang mengubah amilum menjadi glukosa dan maltose, enzim sukrase yang mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa, dan enzim urease yang menguraikan urea menjadi ammonia dan karbon dioksida Mengidentifikasi aktivitas enzim melalui gejala dan fenomena yang dapat diamati dilakukan dengan mengamati warna hasil reaksi pengujian aktivitas enzim. Aktivitas enzim ptialin positif jika menghasilkan warna kuning, aktivitas enzim sukrase positif jika menghasilkan warna hijau, dan aktivitas enzim urease positif jika menghasilkan warna merah muda
3. Uji aktivitas enzim dilakukan dengan penambahan reagen yang berbeda-beda pada masing-masing enzim. Uji aktivitas enzim ptialin dilakukan dengan penambahan lugol untuk mengidentifikasi amilum. Uji getah lambung dilakukan dengan pemeriksaan pH. Uji aktivitas enzim sukrase dilakukan dengan penambahan benedict untuk mengidentifikasi glukosa. Uji aktivitas enzim urease dilakukan dengan penambahan indikator pp untuk mengidentifikasi ammonia sebagai hasil pemecahan urea. Saran 1. Sebelum melakukan praktikum, sebaiknya mempelajari terlebih dahulu materi praktikum 2. Teliti dan hati-hati dalam melakukan praktikum 3.Perlu adanya kerja sama antar anggota kelompok