BY : MESI SEPTIA YUDA 130112 IIIB POLIP DAN ERO POLIP BY : MESI SEPTIA YUDA 130112 IIIB
Pengertian polip endoetrium di sebut juga polip rahim. ini adalah pertumbuhan kecil yang tumbuh sangat lambat dalam dinding rahim. mereka memiliki basis datar besar dan mereka melekat pada rahim melalui gagang bunga memanjang.
etiologi produksi hormon yang abnormal yaitu hormon estrogen yang tidak diimbangi oleh hormon progesteron placenta yang tertinggal setelah partus dan abortus. polip bisa berasal dari adenoma-adenofibrinoma dan juga mioma submukosum yang diakibatkan oleh meningkatnya hormon.
Tanda Dan Gejala - sebuah kesenjangan antara perdarahan haid - tidak teratur atau perdarahan menstruasi yang berkepanjangan - perdarahan haid yang terlalu berat - rasa sakit atau dismenore (nyeri pada saat menstruasi) - Perdarahan yang banyak dan lebih lama - ibu mengalami dispareuni saat berhubungan seksual
Penanganan 1.pada polip endometrium umumnya diangkat dengan cara kuretage. 2.histeroskopi dengan cara kateterisasi dan bedah laser. 3.identifikasi histologi dari endometrium yang berdarah membantu dalam pemilihan hormonal yang rasional.
Pengertian Ero Portio Erosi portio adalah suatu proses peradangan atau suatu luka yang terjadi pada daerah porsio serviks uteri (mulut rahim). Penyebabnya bisa karena infeksi dengan kuman-kuman atau virus, bisa juga karena rangsangan zat kimia /alat tertentu; umumnya disebabkan oleh infeksi. Erosi porsio atau disebut juga dengan erosi porsio adalah hilangnya sebagian / seluruh permukaan epitel squamous dari serviks.
Patofisiologi Proses terjadinya erosi portio dapat disebabkan adanya rangsangan dari luar misalnya AKDR. AKDR yang mengandung polyethilien yang sudah berkarat membentuk ion Ca, kemudian bereaksi dengan ion sel sehat PO4 sehingga terjadi denaturasi / koalugasi membaran sel dan terjadilah erosi portio. Bisa juga dari gesekan benang AKDR yang menyebabkan iritasi lokal sehingga menyebabkan sel superfisialis terkelupas dan terjadilah erosi portio.
Klasifikasi Erosi porsio dapat dibagi menjadi 3: 1. Erosi ringan : meliputi ≤ 1/3 total area serviks 2. Erosi sedang : meliputi 1/3-2/3 total area serviks 3. Erosi berat : meliputi ≥ 2/3 total area serviks.
Gejala Erosi Porsio 1. Mayoritas tanpa gejala 2. Perdarahan vagina abnormal (yang tidak berhubungan dengan siklus menstruasi) yang terjadi : a. Setelah berhubungan seksual (postcoital) b.Diantara siklus menstruasi c.Disertai keluarnya cairan mucus yang jernih / kekuningan, dapat berbau jika disertai infeksi vagina 3. Erosi porsio disebabkan oleh inflamasi, sehingga sekresi serviks meningkat secara signifikan, membentuk mukus, mengandung banyak sel darah putih, sehingga ketika sperma melewati serviks akan mengurangi vitalitas sperma dan menyulitkan perjalanan sperma.
Penatalaksanaan 1.Memberikan sediaan Polycresulent dengan sediaan 36%, yang biasanya dipakai merk “Albothyl” di daerah erosio pada porsio 2.Melakukan rujukan untuk terapi lanjutan guna penatalaksanaan pemberian obat berupa: 1)Linkomisin, diberikan tiap 8 jam untuk infeksi berat yang disebabkan oleh bakteri Streptokokus sp., Pneomokokus sp., Stafilokokus sp. dan infeksi kulit dan jaringan lunak 2)Analgesik diberikan tiap 8 jam yang berfungsi untuk menghilangkan rasa nyeri
TERIMA KASIH