TEORI KEPEMIMPINAN
STUDI IOWA Mulanya dilakukan pada tahun 1930 oleh Ronald Lippit dan Ralph K. White di bawah pengarahan Kurt Lewin di Universitas Iowa. Dalam penelitian ini klub hobi dan anak-anak unmur 10 tahun dibentuk. Setiap klub diminta memainkan tiga style kepemimpinan ,yakni:otokratis, demokratis dan semaunya sendiri (laissez faire)
Pemimpin yang otoriter bertindak sangat direktif ,selalu memberikan pengarahan ,dan tidak memberikan kesempatan timbulnya pertisipasi .Pemimpin yang demokratis mendorong kelompok diskusi dan pembuat keputusan .Pemimpin ni mencoba untuk bersikap “obyektif” didalam pemberian pujian atau kritik ,dan menjadi satu dengan kelompok dalam hal memberikan spirit pemimpin semaunya sendiri (laissez-faire) memberikan kebebasan yang mutlak pada kelompok .Pemimpin semcam ini pada hakikatnya tindak memberikan contoh-contoh kepemimpinan .
kesimpulan dari penelitian ini bahwa kesukaan dari anak-anak terhadap gaya kepemimpinan yang Demokratis
Studi penelitian Universitas Negeri Ohio pada tahun 1940-an, para peneliti berusaha mengidentifikasikan dimensi-dimensi independen dari perilaku pemimpin yang menjelaskan sebagian besar perilaku kepemimpinan yang digambarkan oleh bawahan. Mereka menyebut dua dimensi ini sebagai struktur Prakarsa dan Pertimbangan
Pertimbangan Digambarkan sebagai sejauhmana seseorang berkemungkinan memiliki hubungan pekerjaan yang dicirikan dengan rasa saling percaya, menghargai gagasan para bawahan, dan memperhatikan perasaan mereka Struktur prakarsa merujuk ke sejauhmana pemimpin berkemungkinan menetapkan dan menyusun perannya dan peran bawahannya dalam mengupayakan pencapaiana sasaran
Kesimpulan penelitian Ohio mengemukakan bahwa gaya “tinggi-tinggi” umumnya membawa hasil yang positif, tetapi cukup banyak pengecualian yang dijumpai menunjukkan bahwa faktor-faktor situasi perlu dipadukan kedama teori itu.
Studi Penelitian Universitas Michigan Studi Penelitian Universitas Michigan, pada tahun 1947 mencari karateristik perilaku pemimpin yang tampak terkait dengan ukuran efektifitas kinerja Kelompok Michigan juga menghasilkan dimensi perilaku kepemimpinan yang mereka sebut berorientasi-karyawan dan berorientasi-produksi.
Pemimpin yang berorientasi-karyawan dikaitkan dengan peningkatan produktivitas kelompok dan kepuasan kerja. Pemimpin yang berorientasi-produksi cencerung dikaitkan dengan penurunan produktivitas kelompok dan kepuasan kerja.
Kesimpulan para peneliti Micigan sangat menitik-beratkan kepada pemimpin dengan perilaku berorientasi-karyawan. Pemimpin yang berorientasi-karyawan dikaitkan dengan peningkatan produktivitas kelompok dan kepuasan kerja. Pemimpin yang berorientasi-produksi cencerung dikaitkan dengan penurunan produktivitas kelompok dan kepuasan kerja.
TEORI SIFAT/ KLASIK Teori awal tentang sifat ini dapat ditelusuri kembali pada zaman Yunani kuno dan zaman Roma. Pada waktu itu orang percaya bahwa pemimpin itu dilahirkan bukan dibuat. Pada waktu itu orang percaya bahwa pemimpin itu dilahirkan bukan dibuat. Teori the “Great Man” menyatakan bahwa seorang yang dilahirkan sebagai pemimpin ia akan menjadi pemimpin apakah ia mempunyai sifat sebagai pemimpin atau tidak mempunyai sifat sebagai pemimpin .
SOSIAL LEARNING/ MODERN Keith Davis (dalam penelitiannya) merumuskan empat sifat umum yang tampaknya mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi : Kecerdasan, Hasil penelitian pada umumnya membuktikan bahwa pemimpin mempunyai tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang dipimpin. Kedewasaan dan keluasan hubungan social. Pemimpin cenderung menjadi matang dan mempunyai emosi yang stabil, serta mempunyai perhatian yang luas terhadap aktivitas-aktivitas social. Dia mempunyai keinginan menghargai dan dihargai .
3. Motivasi diri dan dorongan berprestasi 3. Motivasi diri dan dorongan berprestasi. Para pemimpin secara relatif mempunyai dorongan motivasi yang kuat unutk berprestasi. Mereka bekerja berusaha mendapatkan penghargaan yang intrintik dibandingkan dari yang ekstrintik . 4. Sikap-sikap hubungan kemanusiaan. Pemimpin-pemimpin yang berhasil mau mengakui harga diri dan kehormatan para pengikutnya dan mampu berpihak kepadanya. Dalam istilah penelitian Universitas Ohio pemimpin itu mempunyai perhatian, dan kalau mengikuti istilah penemuan Michigan, pemimpin itu berorientasi pada karyawan bukannya berorientasi pada produksi.
TEORI KELOMPOK Teori kelompok ini beranggapan bahwa, supaya kelompok bisa mencapai tujuan-tujuanya, maka harus terdapat suatu pertukaran yang positif diantara pemimpin dan pengikut-pengikutnya. Kepemimpinan yang ditekankan pada adanya suatu proses pertukaran antar pemimpin dan pengikutnya ini melibatkan pula konsep-konsep sosiologi tentang keinginan-keinginan mengembangkan peranan. Penelitian psikologi social dapat dipergunakan untuk mendukung konsep-konsep peranan dan pertukaran yang diterapkan dalam kepemimpinan
TEORI CIRI KEPRIBADIAN Teori ciri Kepribadian, teori yang mengkaji ciri-ciri dan karakteristik pribadi yang membedakan pemimpin dari yang bukan pemimpin Perbandingan antara pemimpin dengan non pemimpin, G.R.TERRY PEMIMPIN NON PEMIMPIN Memberikan inspirasi kepada pekerja. melaksanakan pekerjaan dan mengembangkan pekerjaan; menunjukkan kepada pekerja, bagaimana ia harus melaksanakan pekerjaan; menerima tanggung jawab; menyelesaikan persoalan kerugian yagn timbul dalam bidang produksi atau penjualan. Menekan pekerja; melaksanakan pekerjaan dengan mengorbankan pekerja; menimbulkan perasaan takut pada pekerja dengan ancaraman-ancaman dan paksaan-paksaan. mengelak tanggung jawab. mengalihkan kesalahan kepada pihak lain, apabila terjadi kerugian dalam bidang produksi atau penjualan.
KESIMPULAN Seorang pemimpin memimpin dan bukanlah ”memaksa”. la ”menarik pengikutnya hingga mencapai puncak prestasi yang menurut anggapan mereka semula tidak mungkin dicapai. Seorang pemimpin mengenal sifat‑sifat individual pengikutpengikutnya dan ia mengetahui kualitas‑kualitas apa akan merangsang mereka untuk bekerja sebaik mungkin.
TEORI-TEORI PERILAKU Teori - teori perilaku, merupakan teori yang mengemukakan bahwa perilaku khusus membedakan pemimpin dengan yang bukan pemimpin
Penelitian Skandinavia para peneliti di Finlandia dan Swedia telah menilai-ulang apakah hanya terdapat dua dimensi yang menyangkut hakikat perilaku kepemimpinan. Premis dasar mereka adalah bahwa dalam dunia yang berubah, pemimpin yang efektif akan menampakkan perilaku yang berorientasi-pengembangan. Mereka adalah para pemimpin yang menghargai eksperimentasi, mencari gagasan baru, serta membuat dan mengimplementasikan perubahan.
TEORI KONTINJENSI Model Fiedler Model kemungkinan Fiedler mengemukakan bahwa kinerja kelompok yang efektif bergantung pada penyesuaian yang tepat antara gaya kepemimpinan dalam berinteraksi dengan bawahan dan tingkat dimana situasi tertentu memberikan kendali dan pengaruh ke pemimpin itu.
KESIMPULAN Fiedler menyatakan bahwa semakin baik hubungan pemimpin-anggota, semakin terstruktur pekerjaan itu, dan semakin kuat dan kekuasaan posisi, semakin banyak kendali atau pengaruh yang dimiliki pemimpin itu.
FIELDER berpendapat bahwa kita dapat menggunakan tiga dimensi untuk mengukur efektivitas pemimpin yang mencakup : 1. tingkat kepercayaan para pengikut terhadap pemimpin.; 2. tingkat hingga di mana pekerjaan para pengikut hanya bersifat rutin atau terstrukturisasi kurang baik; 3. tingkat kekuasaan yang inheren dengan posisi kepemimpinan
Teori Sumber Daya Kognitif/situasi stres. Friedler dan rekan peneliti mudanya, Joe Garcia, mengkonsep-ulang teori Friedler sebelumnya. Khususnya, mereka berfokus pada peran stres sebagai bentuk ketidak-senangan situasional dan bagaimana inteligensia dan pengalaman pemimpin mempengaruhi reaksinya terhadap stres. Mereka menyebut pengkonsepan-ulang ini sebagai teori sumber daya kognitif.
Teori Situasional Hersey dan Blanchard Paul Hersey dan Ken Blanchard telah mengembangkan model kepemimpinan yang memperoleh pengikut yang kuat di kalangan spesialis pengembangan manajemen. Model ini yang disebutteori kepemimpinan situasional (situasional leadhership theory-SLT) –telah digunakan sebagai perangkat utama pelatihan di lebih 400 perusahaan dan lebih dari satu juta menajer setahun dari berbagai organisasi diajari unsur-unsur dasarnya.Kepemimpinan situasional merupakan teori kontinjensi yang memusatkan perhatian pada para pengikut. Kepemimpinan yang berhasil dicapai dengan memilih gaya kepemimpinan yang tepat, yang menurut Argumen Hersey dan Blanchard tergantung pada tingkat kesiapan atau kedewasaan para pengikutnya.
Teori Pertukaran Pemimpin-Anggota Teori pertukaran pemimpin-anggota (leader member exchange-LMX) berpendapat bahwa karena tekanan waktu, para pemimpin membangun hubungan yang istimewa dengan kelompok kecil bawahan mereka. Individu-individu ini terbentuk menjadi kelompok-dalam – mereka dipercaya, mendapat perhatian lebih dari pemimpin, dan berkemungkinan lebih besar mendapat hak istimewa. Bawahan yang lain berada dalam kelompok-luar. Mereka memperoleh lebih sedikit waktu pemimpin, lebih sedikit imbalan yang diinginkan yang dikendalikan oleh pemimpin, dan mendapat hubungan atasan-bawahan yang didasarkan pada interaksi otoritas formal.
Teori Jalur-Sasaran Dewasa ini, salah satu pendekatan pemimpin yang paling disegani adalah teori jalur-sasaran (part-goal theory). Dikembangkan oleh Robert House, Hakikat teori jalur-sasaran adalah bahwa merupakan tugas pemimpin untuk membantu pengikutnya mencapai sasaran mereka dan untuk memberikan pengarahan dan / atau dukungan yang perlu guna memastikan sasaran mereka sesuai dengan sasaran keseluruhan kelompok atau organisasi. Istilah jalur-sasaran diturunkan dari keyakinan bahwa pemimpin yang efektif membersihkan jalur untuk membantu pengikut mereka berangkat dari tempat awal mereka berada menuju ke pencapaian sasaran kerja mereka dan membantu melakukan perjalanan sepanjang jalur itu secara lebih mudah denga mengurangi hambatan dan perangkap.
G.R. TERRY dalam bukunya "Principles of Management" mengemukakan delapan (8) buah teori kepemimpinan sebagai berikut
1.Teori Otokratis Kepemimpinan menurut teori ini didasarkan atas perintah-perintah, pemaksaan dan tindakan yang agak arbitrer dalam hubungan antara pemimpin 2. Teori Psikologis Pendekatan ini terhadap kepermimpinan menyatakan bahwa fungsi seorang pemimpin adalah mengembangkan sistem motivasi terbaik.
3. Teori Sosiologis Pihak lain menganggap bahwa kepemimpinan terdiri dari usaha-usaha yang melancarkan aktivitas para pernimpin dan yang berusaha untuk menyelesaikan setiap konflik organisatoris antara para pengikut. 4. Teori Suportif pihak pemimpin beranggapan bahwa para pengikutnya ingin berusaha sebaik‑baiknya dan bahwa ia dapat memimpin dengan sebaiknya melalui tindakan membantu usaha‑usaha mereka
6. Teori Perilaku Pribadi 5. Teori ”Laissez Faire” Berdasarkan teori ini, seorang pemimpin memberikan kebebasan seluas‑luasnya kepada para pengikutnya dalam hal menentukan aktivitas mereka 6. Teori Perilaku Pribadi Kepemimpinan dapat pula dipelajari berdasarkan kualitas-kualitas pribadi ataupun pola‑pola kelakuan para pemimpin.
7. Teori Sosial/Sifat Sudah banyak usaha dilakukan orang untuk mengidentifikasi sifat‑sifat pemimpin yang dipergunakan untuk menerangkan dan meramalkan kesuksesan dalam bidang pemimpin. Di antara sifat‑sifat yang dianggap harus dimiliki oleh seorang pemimpin dapat disebut :
Intelegensi. Inisiatif Energi atau Rangsangan Kedewasaan Emosional Persuasif
Skill Komunikatif Kepercayaan Pada Diri Sendiri Perseptif Kreativitas Partisipasi Sosial.
8. Teori Situasi. Pendekatan ini untuk menegerakan kepemimpinan bahwa harus terdapat cukup banyak fleksibilitas dalam kepemimpinan untuk menyesuaikan diri dengan berbagai macara situasi.