Keamanan Regional Dafri Agussalim.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
US Bilateral Security Alliances in the Asia-Pacific Latar belakang: -Kepentingan AS untuk memelihara stabilitas regional Asia Pasific agar sesuai dengan.
Advertisements

Politik dan Pemerintahan Amerika Serikat (2012)
Southeast Asia as the “Second Front” in the War Against Terrorism : Evaluating the Threat and Responses 3 rd GROUP.
Bpk. Saleh Umar 1 Oktober 2009 Perspektif Keamanan Eropa (I)
PERSPEKTIF KEAMANAN EROPA II Bpk. Saleh Umar 6 Oktober 2009.
Peran Amerika Serikat Dalam Demokratisasi Di Timur Tengah
Memahami Prinsip Kebijakan Luar Negeri India dan Pakistan
TAIWAN Kelompok 11. SEJARAH  akuisisi oleh kerajaan Belanda 1662  Belanda diusir dari Taiwan 1895  perang Cina-Jepang  Treaty of Shimonoseki.
PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) KELAS IX SEMESTER I
Dunia pada masa Perang Dingin
Geopolitik dan Geostrategi Negara Bangsa di Abad ke-21
KONFLIK AMERIKA VS IRAK:
Politik dan Pemerintahan Amerika Serikat (2012)
N ATHANIA S ETYA P UTRI Politik dan Pemerintahan Amerika Serikat (2012) KEBIJAKAN POLITIK LUAR NEGERI A MERIKA S ERIKAT T ENTANG TERORISME.
PEMASARAN INTERNASIONAL Vs PEMASARAN GLOBAL
SEJARAH & PENDEKATAN ILMU POLITIK LENI ANGGRAENI, S.PD., M.PD.
KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA TERKAIT LAUT CHINA SELATAN
Dan Geostrategis Kawasan
Asean & Hubungan internasional masa & pasca perang dingin
Obama akan datang ke Bali pada tanggal 17-19/11/11 untuk menghadiri pertemuan: (1) ASEAN dengan Amerika; (2) ASEAN-ASIA Timur. Agenda: Deklarasi Kode.
KOPERASI DI ERA GLOBAL.
SMP Kelas 3 Semester 1 BAB I
Kebijakan LuaR Negeri Amerika Serikat terhadap Israel Pada Era Obama
EROPA II.
Arti Strategis Konferensi Asia Afrika (1955) bagi Politik Luar Negeri RI Pengaruh Konferensi Asia Afrika terhadap Situasi Internasional Situasi internasional.
KEPENTINGAN NEGARA BESAR DI TIMUR TENGAH
PERSPEKTIF DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL
SEJARAH NASIONALISME PAPUA
BAB 1 Pembelaan Negara A. Negara B. Pentingnya Usaha Pembelaan Negara
Strategi Pembangunan Asia
Integrasi Politik dan Integrasi Nasional
Perang Dingin.
Wawasan Nusantara [Wasantara]
HUKUM INTERNASIONAL.
KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL
Deconstructing the ASEAN Security Community
Tugas Realism Bahas salah satu isu yang Anda dapatkan melalui perspektif realisme.
Politik dan Strategi Nasional
Kerjasama Bilateral Indonesia-Arab Saudi
Potensi dan Upaya Indonesia Menjadi Negara Maju
KOMPLEKSITAS PENGELOLAAN PERBATASAN
PERANG DUNIA II Disusun oleh : Rudi Irawan, S.Pd SMPN 1 Sungai Keruh
KONFIGURASI SISTEM GLOBAL
Pertemuan 3 KEKUASAAN Matakuliah : O0032 – Pengantar Ilmu Politik
MINYAK DAN PENGUASAAN EKONOMI ANTARNEGARA
Perang Dingin Perang Dingin  perang urat syaraf antara USA dan Uni Soviet.
Perkembangan Kajian Geopolitik
NEOREALISME.
HUBUNGAN HUKUM INTERNASIONAL & HUBUNGAN INTERNASIONAL
PERANG DUNIA II Tujuan pembelajaran 1.Menggambarkan secara kronologis Perang Dunia II 2.Mengidentifikasi Perang Dunia II di Asia Pasifik 3.Menjelaskan.
INDONESIA’S RESPONSE TOWARDS EAST ASIAN FINANCIAL REGIONALISM
ENLIGHTMEN Drs. Djoko S, M.Si.
POLITIK INTERNASIONAL.
IMPLIKASI PERUBAHAN LINGKUNGAN BAGI DINAMIKA POLITIK LOKAL
Hartanto, S.IP.,MA Kelas PLNRI-2015
COLD WAR.
Kerjasama Pertahanan/Militer Indonesia-Vietnam
Landasan Kontinen O L E H Tim Pengajar Kelompok 9.
KAWASAN ASIA SELATAN DARI PERSPEKTIF DIPLOMASI OLEH: EDY WARDOYO KASUBDIT IV – DIREKTORAT ASIA SELATAN DAN TENGAH KEMENTTRIAN LUA NEGERI Disampaikan pada.
Manajemen Konflik Rangkuman: Definisi dan Teori-teori Konflik
Politik dan Strategi Nasional
PERANG DUNIA II.
Geopolitik Negara Bangsa pada Abad 21 dan
Assalamualaykum.
EAST CHINA SEA DISPUTE By Group 5. HISTORYHISTORY.
Studi Hubungan Internasional
Politik dan Strategi Nasional
KERJASAMA INTERNASIONAL
Mewaspadaai Ancaman Terhadap Kedudukan NKRI
ASEAN & HUBUNGAN INTERNASIONAL MASA & PASCA PERANG DINGIN.
Transcript presentasi:

Keamanan Regional Dafri Agussalim

Konsep regional security dimaksudkan untuk memahami keamanan internasional pada level analisis di tingkat subsistem regional. Konsep ini penting merujuk kekenyataan adanya tingkat otonomi yang relatif tinggi dari hubungan keamanan regional. Walaupun demikian analisis pada leval subsistem regional ini tetap diletakkan pada konteks analisis tingkat negara dan tingkat sistemik.

Untuk memahami isu keamanan suatu kawasan regional kita dapat menggunakan pendekatan yang dikembangkan oleh Barry Buzan. Dalam bukunya yang berjudul People, State and Fear: an Agenda for International Security Studies in the Post Cold War Era Buzan berpendapat bahwa keamanan pada dasarnya adalah suatu phenomena relational (relational phenomenon).

Oleh karena itu, keamanan suatu negara dan suatu kawasan tidak dapat difahami tanpa memahami pola hubungan saling ketergantungan keamanan diantara negara- negara kawasan tersebut. Dalam memahami keamanan regional ini maka Buzan menawarkan suatu konsep yang disebutnya sebagai phenomena security complex.

Yang dimaksud dengan security complex oleh Buzan didefinisikan sebagai “a group of states whose primary security concern link together sufficiently closely that their national security cannot realistically be considered apart from one another”. Dengan demikian, konsep security complex ini mencakup aspek persaingan dan juga kerjasama diantara negara-negara yang terkait.

Karakter security complex yang mencakup “interdependence of rivalry as well as that of shared interest” ini ini selanjutnya oleh Buzan diistilahkan dengan “pattern of amity and enmity among states”.

Yang dimaksud dengan amity adalah hubungan antar negara yang terjalin berdasarkan mulai dari rasa persahabatan sampai pada ekspektasi (expectation) akan mendapatkan dukungan (support) atau perlindungan satu sama lain. Sedangkan yang dimaksud dengan enmity oleh Buzan digambarkan sebagai suatu hubungan antar negara yang terjalin atas dasar kecurigaan (suspicion) dan rasa takut (fear) satu sama lain.

Pattern of amity /enmity ini dapat muncul dan berkembang akibat dari berbagai isu yang tidak dapat difahami hanya dengan melihat distribution of power yang ada di antara negara-negara terkait. Hal ini dikarenakan pattern of amity/enmity dapat muncul dan berkembang akibat dari berbagai hal yang bersifat spesifik seperti sengketa perbatasan, kepentingan yang berkaitan dengan etnik tertentu, pengelompokan ideologi dan warisan sejarah lama, baik yang bersifat negatif maupun yang bersifat positif.

Cara Memahami Pergeseran Security Complex. Pertama, dengan melihat pattern of amity and enmitynya. Kedua, dengan melihat distribusi kekuasaan (distribution of power) diantara negara-negara utama atau penting di kawasan.

Dalam menganalisis suatu security complex dari sudut distribusi kekuasaan maka logikanya sama dengan menganalisis polaritas dalam suatu sistem secara keseluruhan. Bedanya pergeseran distribusi kekuasaan dalam subsistem regional dapat terjadi karena faktor internal maupun faktor eksternal.

Pergeseran kekuasaan karena faktor internal dapat menyebabkan banyak hal seperti aktor tersebut mengalami disintegerasi (Pakistan 1971) atau mereka malah bisa bersatu (Jerman Pasca Perang Dingin). Pergeseran kekuasaan dapat juga terjadi karena tingkat pembangunan suatu negara. Misalnya Jepang di bandingkan dengan negara-negara lain di kawasan.

Pergeeseran keuasaan karena faktor eksternal dapat mengubah struktur kekuatan local complex dalam 3 hal: 1. Dengan bergabung dalam local complex tersebut. Misalnya dengan ikut membantu militer negara-negara tertentu di kawasan atau menempatkan kekuatan militer di sana. 2. Dengan membentuk aliansi di dalam security complex tersebut. Misal apa yang dilakukan oleh AS di Eropa Barat.

3. Atau dengan cara menarik diri dari keterlibatan di suatu security complex. Seperti yang dilakukan AS ketika keluar dari Parng Vietnam tahun 1973. Namun bisa juga kekuatan eksternal justru berpretensi untuk mempertahankan statusquo. Caranya bisa dengan cara melaukan sesuatu atau juga dengan tidak melakukan perubahan- perubahan yang penting thp posisinya di kawasan.

The patterns of distribution of power dalam suatu security complex membuka peluang terjadinya alignment dan atau realignment dari negara-negara di kawasan tersebut. Sedangkan the pattern of amity and enmity akan mempengaruhi keseluruhan karakter hubungan dalam suatu kawasan. Pergeeseran dalam pattern oh hostility dapat terjadi karena perselisihan yang ada berhasil diselesaikan atau karena munculnya perselisihan baru.

Jika security complex berlangsung dalam sistem bipolar maka penyelesaiannya akan amat tergantung pada dua negara negara utama pemegang peran terpenting dalam complex tsb. Misal kasus Asia Selatan. Tetapi dalam suatu security complex yang lebih kompleks, melibatkan lebih dari dua atau tiga kekuatan besar, maka penyelesaian masalah tersebut jauh lebih kompleks dan melibatkan lebih banayk aktor. Misal kasus Timur Tengah dan Asia Timur.

Contoh Kasus: Asia Timur Asia Timur dapat dijadikan contoh kasus par excellence dari validitas pendekatan yang dikembangkan oleh Buzan di atas. Asia Timur, dapat dikatakan merupakan satu- satunya kawasan di dunia dimana kepentingan- kepentingan antar negara di kawasan saling berbeda aspek dan dimensinya (terutama jika dilihat dari hubungan bilateral) tetapi saling berkaitan dan saling tumpang tindih secara kompleks.

China dan Jepang China dan Jepang, misalnya, terlibat dalam konflik yang berkepanjangan akibat dendam dan sakit hati yang berakar dari warisan sejarah China terhadap Jepang yang pernah melakukan penyerangan dan pendudukan negara Tirai Bambu tersebut secara berulang kali. Kedua negara ini juga memiliki masalah akibat sengketa territorial yang tak kunjung terselesaikan, khususnya menyangkut isu pulau Ryukyu di Laut China Selatan.

Lebih jauh, di samping kebutuhan akan kerjasama di bidang ekonomi dan keamanan seperti dalam penanganan isu Korea Utara, kedua negara ini juga terlibat dalam rivalitas perebutan pengaruh dan kekuasaan ekonomi dan militer di kawasan,

China dan Taiwan China juga mempunyai konflik yang keras dan berkepanjangan dengan Taiwan. Konflik tersebut muncul sebagai akibat dari klaim China bahwa Taiwan sebagai bagian territorial yang tidak terpisahkan dari China daratan. Bahwa Taiwan dipandang oleh China sebagai propinsi pemeberontak atau separatis dari China daratan (sisi enmity).

Tetapi adanya faktor dukungan keamanan AS atas Taiwan dan aspek pertimbangan kepentingan ekonomi membuat China sampai saat ini lebih dapat menahan diri untuk tidak melakukan tindakan militer terhadap negara pulau tersebut (sisi amity).

Jepang Korea Selatan Sementara itu, hubungan Jepang dan Korea Selatan lebih kompleks lagi. Di satu sisi kedua negara ini memiliki hubungan keamanan yang cukup kuat (sisi amity) terutama dalam konteks menghadapi ancaman dari Korea Utara serta upaya mengimbangi atau membendung pengaruh China dan Rusia di kawasan.

Tetapi di sisi lain, Jepang dan Korea Selatan juga mempunyai masalah dalam hubungan keamanan mereka (sisi enmity) yang berpangkal pada dendam sejarah Korea Selatan terhadap Jepang yang pernah menduduki negara itu secara butal dan berulang-ulang di masa lampau.

Keterlibatan Negara Besar Sementara itu keterlibatan negara-negara Super Power yang lainnya, seperti Amerika Serikat, Rusia dan Uni Eropa telah membuat jalinan security complex di kawasan semakin kompleks dan rumit. Sebagaimana diketahui, AS bergabung dengan Jepang dan Korea Selatan menentang Korea Utara dan sekaligus berusaha membendung pengaruh China.

Sementara itu AS juga berada di belakang Taiwan dalam mencegah China menyerang negara tersebut sekaligus membendung meluasnya pengaruh China di kawasan itu yang dalam dasawarsa terakhir memperlihatkan “agresifitas” yang terus meningkat.

Rusia dan China Di sisi lain, Rusia dan China (secara diam- diam) berada di belakang Korea Utara dan juga aktif berusaha mengimbangi perluasan pengaruh ekonomi, politik dan militer AS, Jepang dan Korea Selatan dengan cara bukan saja mendukung Korea Utara dalam sengketanya dengan AS, Jepang dan Korsel tetapi juga pada saat yang sama, didukung oleh kemampuan ekonomi yang terus tumbuh, sangat aktif meningkatkan kemampuan dan pembangunan militernya.

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Asia Timur termasuk kategori kawasan yang memiliki security complex yang tinggi dan kuat. Dari sekian banyak isu keamanan yang saling berkait tersebut, sampai saat ini tampaknya isu Pembangunan Senjata Nuklir oleh Korea Utara dan isu keamanan Taiwan dari kemungkinan serangan militer China merupakan isu yang paling serius.

Kedua isu tersebut melibatkan kepentingan nasional dan keamanan banyak negara sehingga menjadi concern semua pihak, tidak saja negara- negara di kawasan tetapi juga negara-negara lain di luar kawasan, terutama Amerika Serikat, Uni Eropa dan Rusia.

Tetapi sebagaimana diketahui, sampai saat ini kedua isu tersebut belum dapat diselesaikan secara tuntas, bahkan ada kecenderungan masalah tersebut berkembang semakin rumit dan menegangkan. Perkembangan tersebut tentu saja sangat mengkhawatirkan masyarakat internasional, utamanya masyarakat kawasan Asia. Untuk itu diperlukan usaha guna menyelesaikan atau mencegah agar masalah tersebut tidak mengalami eskalasi ketingkat peperangan terbuka diantara negara-negara di kawasan?