Indera Penciuman Kelompok Disusun oleh Dwi Riska Putri

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Bab 7 SISTEM PERNAPASAN XI IPA 1 Oleh kelompok 2: Anggari Kirana Dewi
Advertisements

Standar kompetensi & kompetensi dasar
Animal Tissue: epithelium
ALAT INDRA MANUSIA BAB 2 IPA.
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
1. FRANKY MARTION(17) 2. MIM JAZULI(25) 3. OKI RISKI KARLISNA(31) 4. RONALD GUNTORO(35) 5. UMMUL AMANIA SARI(38) 6. YOGA ARFYAN(41) INDERA PENCIUMAN.
Susunan respirasi. Gambaran anatomi sistem pernafasan
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
SISTIM PERNAFASAN. SISTIM PERNAFASAN Tujuan pembelajaran: Menjelaskan struktur dan fungsi kavitas nasalis dan faring Menjelaskan struktur laring dan.
PENGERTIAN Sistem Pernafasan merupakan sistem yang mengatur pertukaran gas antara organisme dan lingkungannya.
SISTEM PENGELUARAN (SISTEM EKSKRESI )
Reaksi Alergi Hipersensitivitas Aldo Candra ( )
KELOMPOK 33 : SYANTO REZKY DUWILA
SISTEM SARAF IX / I Standart Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
SISTEM PERNAPASAN (RESPIRASI MANUSIA)
DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
SISTEM SARAF.
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERNAFASAN
SISTEM RESPIRASI drh. Handayu Untari.
PANCA INDRA PADA MANUSIA
System Respiratory Dosen Pengampu : Prof.Dr.Ir. Woro Busono, MS
Sistem Pernafasan Manusia
SISTEM INDERA MANUSIA Kelompok 7: Tutut Widiyanti
SISTEM PERNAPASAN MANUSIA
Hidung dan Sinus paranasal
SISTEM RESPIRASI Bernafas ???? Tujuan ???.
SISTEM PERNAPASAN MANUSIA
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA KOMPETENSI DASAR STANDAR KOMPETENSI
Sistem Pertahanan Tubuh
PENGENALAN KANKER Dr. I Nyoman Susila, M.Kes.
ANATOMI SISTEM PERNAFASAN
Oleh : Mathilda Claudia Dwi Subakti P
Sistem Pertahanan Tubuh
Toksikologi inhalasi dan dampaknya
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
SIFAT SIFAT DAGING.
SISTEM REPRODUKSI BETINA DAN JANTAN
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
Sistem Indera Fungsi Indera : menanggapi rangsang dari luar tubuh (cahaya, suhu, tekanan, suara, sentuhan)
“(SISTEM PERTAHANAN TUBUH)”
HISTOLOGI PADA ORGAN PENYUSUN SISTEM RESPIRASI
BIOLOGI - XI IPA SISTEM INDERA MANUSIA.
Kelainan pada sistem saraf
Polip Polip hidung adalah pertumbuhan jaringan pada saluran pernapasan hidung atau pada sinus. Polip adalah jaringan yang lembut, tidak terasa sakit.
Akper Pemkab Cianjur tahun 2015
Terapi Jus & Diet (7.10): Jenis-jenis Penyakit dan Resep Terapinya
POLA HIDUP SEHAT DENGAN MEMPERHATIKAN VITAMIN YANG ADA DALAM TUBUH
FAAL PENGHIDU.
SISTEM PENGELUARAN (SISTEM EKSKRESI )
Polip Hidung Adalah : massa lunak bertangkai. putih atau keabuan, bening licin dlm rongga hidung. Asal : Pembengkakan mukosa hidung atau sinus yg berisi.
Sindrom Guillain–Barré
ANATOMI SISTEM RESPIRASI Oleh : dr. Neni Destriana.
SISTEM PERNAPASAN MANUSIA
RINITIS MEDIKAMENTOSA = RINITIS HIPEREMIKA
HISTOLOGI HIDUNG.
BRONKITIS OLEH : NINIS INDRIANI.
Nama Kelompok : Albert B M Alberthus Andre K Anthony David V G Edwin.
Naufal Muntaaza Waliy H CI-BI 2 SMAN 1 SUMEDANG
Polip Hidung Adalah : massa lunak bertangkai. putih atau keabuan, bening licin dlm rongga hidung. Adalah : massa lunak bertangkai. putih atau keabuan,
LEBIH BAIK MENCEGAH DARIPADA MENGOBATI dr. Puspa Rosfadilla, M.Ked (Paru), Sp.P.
Eka Maharani Neilis Sa’adah Muhammad keprianto Okkie fernando Khairul Nasri Devitasari Fitri Yani INDERA PENCIUMAN.
Kuliah Rinologi Tadulako
TUJUAN PEMBELAJARAN Jenis-jenis Pernapasan Penyakit atau Gangguan pada Sistem Pernapasan Mekanisme Pernapasan Struktur Organ Pernapasan Fase Pernapasan.
Anemia pada Remaja Puteri Puskesmas Cipedes dr Rinny Oktafiani 2017.
Gangguan pada sistem pernapasan Ika Rian Sari, S.Pd.
Anemia pada Remaja Puteri dr. Aris Rahmanda UPTD Puskesmas Bojong Rawalumbu – Peserta Dokter Intership Indonesia 2016.
Human Respiratory System
SISTEM PERNAPASAN BY : LELY ENDAH RINI, S.Si. PENDAHULUAN Pernapasan: proses pertukaran gas dari MH dengan gas di lingkungan Respirasi: perombakan bahan.
SISTEM SARAF DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL SMK AR-RAIHAN CIKAMPEK OLEH: DINA TRISNAWATI,Skep.
Transcript presentasi:

Indera Penciuman Kelompok 5 9.2 Disusun oleh Dwi Riska Putri Meutia Savitri Muhammad Rizki Rahmita Bimasari 9.2

Morfologi Hidung manusia Kelainan Pada Indera penciuman Mekanisme penciuman

Bulbus Olfaktorius Nostril Nasal Cavity (Rongga Hidung) Membran Mukosa

Bulbus Olfaktorius Bulbus olfaktorius adalah sistem saraf kranial yang terdapat pada otak yang berfungsi sebagai pengatur sistem penciuman manusia.

Nasal Cavity (Rongga Hidung) Rongga hidung (nasal cavity) adalah bagian dari hidung yang berfungsi untuk mengalirkan udara dari luar ke tenggorokan menuju paru paru. Rongga hidung ini di hubungkan dengan bagian belakang tenggorokan. Rongga hidung di pisahkan oleh langit-langit mulut kita yang di sebut dengan Palate.

Struktur konka yang berfungsi sebagai proteksi terhadap udara luar karena strukturnyayang berlapis Sel silia yang berperan untuk mlemparkan benda asing ke luar dalam usaha untuk membersihkan jalan napas.Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum.

Nostril Hidung manusia di bagi menjadi dua bagian rongga yang sama besar yang di sebut dengan Nostril. Dinding pemisah di sebut dengan septum, septum terbuat dari tulang yang sangat tipis. Rongga hidung di lapisi dengan rambut dan membran yang mensekresi lendir lengket.

Membran Mukosa Mucous membrane atau dikenal juga dengan sebutan membran mukosa adalah Selaput yang berfungsi mengahangatkan udara dan melembabkannya. berfungsi untuk membuat mucus (lendir atau ingus) yang berguna untuk menangkap debu, bakteri, dan partikel- partikel kecil lainnya yang dapat merusak paru-paru.

Lendir di sekresi secara terus-menerus oleh sel-sel goblet yang melapisi permukaan mukosa hidung dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia. Rongga hidung dimulai dari Vestibulum, yakni pada bagian anterior ke bagian posterior yang berbatasan dengan nasofaring. Rongga hidung terbagi atas 2 bagian, yakni secara longitudinal oleh septum hidung dan secara transversal oleh konka superior, medialis, daninferior.

Mekanisme penciuman • Bau yg masuk ke rongga hidung akan merangsang olfaktorius di bulbus olfaktorius • Indera bau bergerak lewat traktus olfaktorius dg perantaraan stasiun penghubung hingga mencapai daerah penerima akhir dlm pusat olfaktorius pd lobus temporalis di otak besar tempat penafsiran bau tsb. • Rasa penciuman dirangsang oleh gas yg masuk dan akan mudah hilang pd bau yg sama dlm waktu lama • Rangsangan reseptor hanya berespon thd senyawa2 yg kontak dg epitel olfaktorius dan dilarutkan dlm lapisan tipis mukus yg menutupinya

• Ambang olfaktorius yg menggambarkan sensitivitas hebat reseptor olfaktorius thd sejumlah senyawa yg dpt dicium pd konsentrasi >500pg/L diubah 30% dr sebelum dpt dideteksi. Molekul penghasil bau mengandung 3-20 atom karbon yg memiliki bau yg berbeda • Manusia dpt membedakan 2000-4000 bau yg berbeda & menghasilkan pola ruang yg berbeda dr peningkatan aktivitas metabolik di dlm olfaktoria • Bau khusus bergantung pd pola ruang perangsangan reseptor dlm membran mukosa olfaktorius • Bila seseorang scr kontinyu terpapar pd bau yg paling tdk disukai, mk perserpsi bau menurun lalu berhenti. Ini disebabkan oleh adaptasi yg cukup cepat yg timbul dlm sistem olfaktorius

Manusia mendeteksi bau menggunakan sel reseptor yang ada di hidung Manusia mendeteksi bau menggunakan sel reseptor yang ada di hidung. Dia atap rongga hidung terdapat Lapisan epithelium yang sangat sensitif terhadap molekul-molekul bau, karena pada bagian ini ada bagian pendeteksi bau (smell receptors). Receptor ini jumlahnya sangat banyak ada sekitar 10 juta. Ketika partikel bau tertangkap oleh receptor, zat tersebut Akan larut dalam lendir pada mukosa membran sehingga terjadi pengikatan zat dengan protein membran pada dendrit. Kemudian timbul impuls yang dikirim oleh saraf olfaktori ke traktus olfaktori lalu masuk ke bulbus olfaktori. Bagian inilah yang mengirim sinyal ke otak dan kemudian di proses oleh otak.

Impuls yang dijalarkan dari bulbus Olfaktorius menuju otak akan diolah untuk : Diinterpretasikan pada daerah bau primer Dihubungkan dengan pusat lainnya. Ex: dihubungan ke pusat muntah, dihubungkan dengan hipothalamus, dll Disimpan di korteks otak sebagai memori (ingatan) akan bau.

Adalah reaksi berlebihan (hipersensitif) pada rongga RINITIS ALERGI Adalah reaksi berlebihan (hipersensitif) pada rongga hidung karena kontak dengan bahan alergen yang ditandai dengan pilek, bersin-bersin (kadang bersin berkepanjangan) dan hidung buntu. Dengan faktor penyebab antara lain: Bahan makanan-minuman. (ex: buah tertentu, telur, ikan laut, susu, kacang-kacangan, dll.) Bahan hirupan. (ex: jamur, debu, dll.) Suhu dingin. (ex: hujan, ruang ber AC, dll.)

POLIP HIDUNG Polip hidung terjadi karena munculnya jaringan lunak pada rongga hidung yang berwarna putih atau keabuan. Jaringan ini bisa diamati langsung dengan mata telanjang setelah lubang hidung diperbesar dengan alat spekulum hidung. Polip hidung biasanya menyerang orang dewasa yang kemungkinan disebabkan oleh karena reaksi hipersensitif atau reaksi alergi pada mukosa hidung yang berlangsung lama. Beberapa faktor lain yang meningkatkan kemungkinan terkena polip hidung antara lain sinusitis (radang sinus) yang menahun, iritasi, sumbatan hidung oleh karena kelainan anatomi.

Angiofibroma Juvenil adalah tumor jinak pada hidung bagian belakang yang mengandung pembuluh darah. Tumor ini paling sering ditemukan pada anak-anak laki yang sedang mengalami masa puber. Tumor ini tidak ganas, tetapi dapat merusak jaringan pada lapisan hidung dan sering menyebabkan pendarahan hidung (epistaksis, mimisan). Jika tumbuh membesar, tumor bisa meluas ke jaringan di sekitarnya, kantung mata atau rongga kranial (rongga yang berisi otak).

Kelainan pada Indera Penciuman RINITIS ATROFI Rinitis atrofi yang disebut juga rinitis sika, rinitis kering, sindrom hidung-terbuka, atau ozaena adalah penyakit hidung kronik yang ditandai atrofi progresif mukosa hidung dan tulang penunjangnya disertai pembentukan sekret yang kental dan tebal yang cepat mengering membentuk krusta, menyebabkan obstruksi hidung, anosmia, dan mengeluarkan bau busuk.

Anosmia Merupakan ketidakmampuan untuk mengenali bau. Sama seperti tuli tidak bisa mendengar dan buta tidak bisa melihat. Anosmia artinya tidak bisa merasakan bau sehingga hampir tidak dapat mengenali rasa .Menurut penelitian, penyakit sinus, pertumbuhan dalam rongga hidung, infeksi virus dan trauma kepala semua itu bisa menyebabkan gangguan tersebut.  

Sekian presentasi kelompok kami.. Maaf apabila ada salah-salah kata.. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.. Wassalamualaikum..