Laporan Laba Rugi Perusahaan Dagang Praktikum Akuntansi Laporan Laba Rugi Perusahaan Dagang
Pendahuluan Akuntansi Perusahaan Dagang Prosedur akhir periode Pengukuran Laba Rugi 1. Pendapatan penjualan 2. Harga Pokok Penjualan 3. Laba Kotor 4. Biaya Operasional 5. Laba Bersih Prosedur akhir periode 1. Jurnal Penyesuaian 2. Penyusunan Neraca Lajur 3. Penyusunan Laporan keuanagan 4. Pembuatan Jurnal penutup pada akhir Periode
Prosedur Laba Rugi Prosedur laba (rugi) untuk perusahaan dagang dapat kita lihat pada HPP Laba Bruto Pendapatan Penjualan Biaya Operasional Laba Bersih = =
Penjualan PENJUALAN Penjualan Tunai Penjualan Kredit Return penjualan Potongan penjualan Penjualan tunai biasanya dicatat pada Register Kas Penjualan kredit dibukukan debet pada rekening Piutang dagang dan kredit rekening penjualan Barang dagangan yang telah terjual mungkin saja dikembalikan oleh pelanggan (retur penjualan) Syarat perjanjian disebut juga dengan termin yang biasa ditulis 2/10, n/30, artinya adalah akan diberikan potongan 2% jika pembayaran dilakukan 10 hari sesudah tanggal faktur, tapi tidak melewati 30 hari sejak tanggal faktur.
Contoh rekening laba rugi Penjualan …………………………………………… Rp 10.000.000 Kurangi : Retur dan Potongan penjualan Rp 250.000 Potongan Penjualan Rp 160.000 Rp 410.000 Penjualan bersih …………………………………… Rp 9.590.000 PT XYZ Laporan Rugi-Laba (sebagian)
Harga Pokok Penjualan Harga pokok barang yang telah laku dijual biasa disebut juga Harga Pokok Penjualan (HPP). Untuk mendapat memahami cara menentukan harga pokok penjualan pada suatu periode, kita harus memahami dahulu pengertian persediaan dagangan dan harga pembelian bersih.
Persediaan barang dagang Persediaan barang dagangan adalah barang-barang yang disediakan untuk dijual kepada para konsumen selama periode normal kegiatan perusahaan Pencatatan inventory Metode Periodik Metode perpetual
Metode Periodik Dalam metode periodik, adanya transaksi peembelian tidak didebet pada rekening persediaan tapi didebet pada rekening pembelian begitu juga dengan transaksi penjualan tidak dikredit pada reeking persediaan tapi pada reeking penjualan. Informasi mengenai persediaan yang ada pada suatu saat tertentu, tidak didapat dari rekening persediaan tapi melalui perhitungan fisik atas persediaan yang ada digudang. Perhitungan fisik biasa dilakukan pada saat perusahaan akan menyusun laporan keuangan. Dalam metode ini perhitungan fisik mempunyai peranan penting, karena tanpa perhitungan fisik laporan keuangan tidak dapat disusun. Dalam pembahasan ini kita akan menggunakan metode pisik atau periodik.
Metode Perpetual Harga Pokok Penjualan : Persediaan barang, 1 Januari Rp 10.000 Pembelian Rp 530.000 Dikurangi : Retur dan Potongan pembelian Rp 20.000 Potongan pembelian Rp 10.600 Pembelian bersih Rp 499.400 Harga Pokok Barang Tersedia Untuk Dijual Rp 509.400 Dikurangi : Persediaan barang, 31 Desember Rp 60.000 Harga Pokok Penjualan Rp 449.400
Laba Kotor Laba kotor yang dimiliki oleh perusahaan berasal dari Penjualan neto dikurangi dengan Harga Pokok Penjualan. Contoh : Penjualan bersih Rp 9.590.000 Harga Pokok Penjualan Rp 449.400 Laba Kotor Rp 9.140.600
Biaya Operasional Biaya operasi perusahaan dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dan subjek. Pada perusaaah pengecar umumnya cukup membagi beban operasi menjadi dua kelompok, yaitu biaya penjualan dan biaya umum. Biaya yang timbul secara langsung dan seluruhnya berhubungan dengan penjualan barang dagangan, digolongkan sebagai biaya penjualan (selling expenses). Contoh biaya gaji pegawai bagian penjualan, perlengkapan gudang yang digunakan, penyusutan [eralatan gudang dan beban iklan.
Laba dari Operasional Selisih antara laba kotor dengan total biaya operasi disebut laba dari operasi. Jumlah laba operasi dan hubungannya dengan investassi modal serta penjumlahan bersih merupakan faktor penting untuk menilai efisiensi manajemen dan tingkat profitabilitas perusahaan. Bila biaya operasi lebih besar dari laba kotor, selisih ini disebut kerugian dari operasi.
Contoh laporan laba rugi PERUSAHAAN DAGANG MUTIARA LABA RUGI 31 DESEMBER 2002 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Penjualan Rp 480.000 Kurangi : Retur dan potongan penjualan Rp 12.000 Potongan tunai penjualan Rp 8.000 Rp 20.000 Penjualan bersih Rp 460.000 Harga Pokok Penjualan : Persediaan 1 Jan 2002 Rp 36.000 Pembelian Rp 325.000 Retur dan pot. Pembelian Rp 10.400 Potongan pembelian Rp 6.800 Rp 17.200 Pembelian bersih Rp 307.800 Biaya angkut pembelian Rp 12.200 Harga pokok Barang Tersedia untuk dijual Rp 356.000 Persediaan 31 Desember 2002 Rp 40.000 Harga Pokok Penjualan Rp 316.000 Laba Kotor Penjualan Rp 144.000 Biaya-biaya Operasi : Biaya Angkut penjualan Rp 7.000 Biaya Iklan Rp 16.000 Biaya sewa Rp 23.000 Biaya gaji Rp 45.000 Biaya Asuransi Rp 2.000 Biaya Depresiasi Gedung Rp 8.000 Biaya Rupa-rupa Rp 17.000 Jumlah biaya operasional Rp 118.000 Laba Bersih Rp 26.000
Terima kasih