Potensi Dampak Kontaminasi Mikroplastik Pada Karang Scleractinian dan Biota Lainnya Yang Terakumulasi di Perairan Great Barrier Reef Australia Oleh : TENI NOVIANTI PROGRAM MAGISTER ILMU KELAUTAN UNDIP 2015
Definisi Mikroplastik Mikroplastik adalah plastik yang memiliki ukuran partikel kecil 1 - 5 mm, bisa dilihat melalui mikroskop dan banyak digunakan dalam bahan-bahan perawatan atau kosmetik seperti pasta gigi dan sabun pencuci muka (facial scrub) yang mengandung plastik dalam bentuk polyethylene glycol disingkat PEG (NOAA’s Marine Debri Program dalam Tahir, 2014). Beberapa dari microplastic ada yang terbentuk dari serpihan plastik besar di lingkungan dan jenis lain berasal dari serat sintetis yang dipecah dari pakaian,
Jenis Mikroplastik Dilihat dari sumbernya, dikenal dua jenis mikroplastik. Pertama, mikroplastik primer. Jenis ini banyak ditambahkan dalam industri kosmetik dan pembersih. Kedua, mikroplastik sekunder, merupakan degradasi dari sampah plastik besar Karena sulit terurai, mikroplastik akan tetap ada di alam dalam jangka waktu yang lama. Dalam sistem pembuangan air, mikroplastik akan terbawa ke sungai, danau, hingga ke laut lepas.
Dampak Mikroplastik Di lautan sampah ini terakumulasi dan meracuni organisme laut. Organisme kecil semacam zooplankton dan crustacea akan menyerap mikroplastik (Risnandar, 2015) Bahan kimia plastik mengandung zat karsinogenik dan bisa menimbulkan kanker jangka panjang Microplastics dapat menyebabkan gangguan dalam jaring makanan akuatik . Selain itu, microplastics dapat berperan dalam transfer kontaminan kimia biota perairan yang mempengaruhi kondisi lautan dan daerah aliran sungai.
Mikroplastik dilihat dari mikroskop (source: wikipedia.org) Menurut identifikasi Browne (2008), sumber utama dari mikroplastik ini adalah air limbah dari mesin cuci rumah tangga. lebih dari 1.900 serat yang mengandung mikroplastik, terlepas dari satu potong pakaian, saat satu kali dicuci. Serat itu kemudian terlihat seperti serpihan plastik kecil di pantai. Serat yang mengandung mikroplastik tersebut paling tidak memiliki senyawa Polivinil Klorida (Polyvinyl Chlorida/PVC) didalamnya. Seperti diketahui PVC telah digunakan secara luas pada bahan pakaian, yaitu membuat bahan serupa kulit. PVC lebih murah dari karet, kulit, atau lateks sehingga digunakan secara luas. PVC juga memiliki sifat anti air, sehingga dijadikan bahan pembuatan jaket, mantel, dan tas. Mikroplastik dilihat dari mikroskop (source: wikipedia.org)
Potensi Dampak Kontaminasi Mikroplastik di Perairan Great Barrier Reef Australia Mikroplastik dapat bertahan di lingkungan selama bertahun-tahun. Ketika terperangkap dalam sedimen mereka akan bertahan selama beberapa dekade Penelitian terbaru di Australia mengatakan hewan karang ikut mengkonsumsi mikroplastik tsb (Hall et al, 2015) Mikroplastik memiliki dampak negatif pada organisme diantaranya yaitu dapat mengganggu sistem pencernaan biota, merusak sel dan jaringan organisme serta mengganggu sistem reproduksi
RESULT Hasil penelitian Hall N.M et al (2015), sekitar 21 % dari polip yang dianalisis (n = 114 polip dari enam koloni) telah tertelan setidaknya satu microplastic partikel, dengan satu polip menelan tiga polypropylene fragmen. Tertelan pecahan plastik yang bervariasi dalam bentuk dan ukuran, mulai dari sekitar 100 µm- 2 mm. Jelas, hasil ini mengungkapkan bahwa karang karang-bangunan menangkap dan menelan microplastik dari kolom air (Gambar 2).
RESULT Gambar 2.(a dan b) Mikroplastik hadir dalam mulut dan diantara mesenteries polip karang
Kehadiran microplastics di perairan Australia disebabkan karena peningkatan kegiatan pembangunan dan pariwisata pantai sehingga meningkatkan risiko transportasi sampah ke lingkungan laut. Dalam studi ini, microplastics yang ada di perairan karang, ditemukan serpihan plastik dengan ukuran (ukuran 100μm 2 mm) (Gambar 2 c) Yang sumbernya berasal dari bahan poliuretan, polystyrene dan polyester (Hall N.M et al 2015). Hasil tersebut menemukan bukti yang kuat bahwa karang mampu menelan mikroplastik dan mempertahankan mikroplastik tersebut dalam usus rongga. Gambar 2 (c) Pecahan plastic yang ditemukan di perairan karang Australia
Microplastik di Lautan Terserap Rantai Makanan Hasil Penelitian Prof. Duarte (Australia Plus, Australian Broadcasting Corporation) Beberapa proses telah menghilangkan fragmen plastik kecil dari permukaan laut. Ada sejumlah proses yang bisa bertanggung jawab untuk ini, seperti degradasi cepat oleh bakteri, tenggelamnya plastik ke dasar laut, atau pengendapan pecahan-pecahan kecil plastik ke pantai. Tetapi Prof.Duarte berkeyakinan penjelasan yang paling masuk akal adalah ditelannya partikel-partikel kecil oleh ikan mesopelagic.
Ikan-ikan ini hidup di kedalaman antara 200 sampai 100 meter dan bermigrasi ke permukaan air setiap malam untuk makan. Menurut Prof. Duarte, Ikan Mesopelagic memangsa zooplankton kecil dalam berbagai ukuran milimeter, persis berbagai ukuran yang sama dengan plastik yang hilang Selain itu ditemukan memiliki partikel mikroplastik ukuran ini dalam ususnya. Begitu plastik tercerna, maka hal itu berpotensi memiliki dampak buruk pada ikan. Plastik juga dapat ditransfer melalui rantai makanan, jika ikan tersebut dimakan oleh predator.
Mikroba Pemakan Microplastik Mahluk dan tanaman mikroskopik ternyata dapat membantu mengurangi sampah plastik di permukaan laut, tidak hanya dengan cara memakan plastik tersebut tapi juga dengan cara menenggelamkan potongan-potongan kecil sampah plastik itu ke dasar laut. Kesimpulan ini terungkap dalam riset yang dilakukan oleh Julia Reisser (Jurnal ilmiah Plos One, 2014), pakar Kelautan dari Universitas Australia Barat Diatom atau tanaman kecil seperti Licmophora ini ditemukan tumbuh di puing-puing sampah plastik di laut.
Mikroba Pemakan Plastik Dari studi ini diketahui ternyata ada semacam komunitas biologis yang hidup di partikel kecil dari puing-puing sampah plastik tersebut yang dikenal sebagai mikroplastik. Hewan mikroplastik ini sebenarnya ada juga ditemukan di tempat lain, tapi ini merupakan upaya pendokumentasian mikroplastik pertama yang dilakukan di perairan Australia Namun peneliti juga menemukan bukti adanya mahluk yang lebih komplek daripada mikroplastik. Dan itu meningkatkan kekhawatiran kalau organisme kecil lain bisa ikut mengkonsumsi mikroba pemakan mikroplastik ini dan mengalami gangguan fisiologis pada biota. Diatom atau tanaman kecil seperti Licmophora ini ditemukan tumbuh di puing-puing sampah plastik di laut.
Kesimpulan 1) Hasil penelitian di Perairan Australia, kontaminasi mikroplastik memasuki lingkungan laut melalui limbah rumah tangga, limbah pabrik, kunjungan wisatawan yang membawa komponen dari berbagai macam jenis plastik. Kegiatan memancing dan rekreasi lainnya juga dapat berpotensi menghasilkan partikel plastik ke dalam lingkungan laut. 2) Hasil Penelitian Hall et al (2015), Sekitar 21 % dari polip yang dianalisis (n = 114 polip dari enam koloni) telah memakan partikel microplastik yang berukuran mulai dari sekitar 100 µm – 2 mm. Mikroplastik ada didalam polip karang yang menempel pada saluran pencernaannya, Hal ini dapat mengganggu hewan karang dalam mencerna makanan normalnya.
Kesimpulan 3) Hasil Penelitian Prof. Duarte, Microplastik di Lautan Terserap Rantai Makanan Ikan. Zooplankton kecil dalam berbagai ukuran milimeter yang sudah tercemar mikroplastik dimakan oleh Ikan Mesopelagic. Selain itu ikan tersebut ditemukan memiliki partikel mikroplastik dalam ususnya. 4)Hasil Penelitian Julia Reisser (2014), tanaman mikroskopik sejenis Licmophora ternyata dapat membantu mengurangi sampah plastik di permukaan laut, tidak hanya dengan cara 'memakan” plastik tersebut tapi juga dengan cara menenggelamkan potongan-potongan kecil sampah plastik itu ke dasar laut. Tapi Hal tersebut meningkatkan kekhawatiran jika organisme kecil lain bisa ikut mengkonsumsi mikroba pemakan plastik ini dan mengalami keracunan
Saran 1. Saat ini sumber informasi tentang limbah plastik masih sangat kurang, karena studi tentang limbah mikroplastik belum begitu banyak dilakukan, disebabkan oleh karena masih merupakan bidang yang relatif baru mendapatkan perhatian dari komunitas ilmiah. Selain itu perlu adanya penelitian lanjutan mengenai bagaimana kontaminasi mikroplastik mempengaruhi fisiologi, pertumbuhan dan kelangsungan hidup organisme laut. 2. Mikroplastik yang berukuran kecil ini dapat membahayakan keanekaragaman hayati laut secara global. Oleh karena itu perlu adanya peran dari pemerintah dan kesadaran masyarakat dan swasta (industri) untuk mengurangi penggunaan yang mengandung serat plastik dan tidak membuang limbah sembarangan yang berakhir di perairan.
Merci De Votre Attention email : teninovianti@alumni.undip.ac.id