Menganalisis Organisasi Pergerakan Masa Pendudukan Jepang Dwi Swastri Mahesharani (07) Navizha Sekar Maharani (24)
1. Organisasi yang Bersifat Sosial Kemasyarakatan
a. Gerakan Tiga A Perkumpulan ini dibentuk pada 29 Maret 1942 dengan Mr. Syamsuddin sebagai ketua dan dibantu oleh beberapa tokoh seperti K. Sutan Pamuncak dan Moh. Saleh. Sesuai namanya, perkumpulan ini memiliki 3 semboyan yaitu Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia, dan Nippon Pemimpin Asia. Tujuan perkumpulan ini adalah menjadi wadah propaganda yang efektif. Namun karena kurang mendapat simpati dari rakyat, maka pada bulan Desember 1942 Gerakan Tiga A dinyatakan gagal.
b. Pusat Tenaga Rakyat Soekarno, Moh. Hatta, K.H. Mas Mansur dan Ki Hajar Dewantara dipercaya Jepang untuk membentuk sebuah gerakan baru setelah peristiwa Perang Asia Timur Raya. Gerakan baru tersebut dibentuk pada 16 April 1943 dan diberi nama Pusat Tenaga Rakyat (Putera) dan diketuai oleh Soekarno. Tujuannya adalah untuk membangun dan menghidupkan kembali segala sesuatu yang telah dihancurkan oleh Belanda.
c. MIAI dan Masyumi Organisasi Islam MIAI yang sempat dibekukan oleh Belanda, maka pada 4 September 1942 diizinkan aktif kembali dengan harapan umat Islam di Indonesia dapat dimobilisasi untuk keperluan perang. Tugas & tujuan MIAI : Menempatkan umat Islam pada kedudukan yang layak dalam masyarakat Indonesia. Mengharmoniskan Islam dengan tuntutan perkembangan zaman. Ikut membantu Jepang dalam Perang Asia Timur Raya.
Karena memiliki maksud tersembunyi dalam perkembangannya yang mulai diketahui Jepang, akhirnya pada November 1943 MIAI dibubarkan. Sebagai gantinya Jepang membentuk Masyumi (Majelis Surya Muslimin Indonesia) yang bertujuan untuk membantu Jepang dalam perang Asia Timur Raya. Masyumi cepat berkembang dan berhasil meningkatkan hasil bumi dan pengumpulan dana serta membawa Masyumi semakin maju dan warna politikny semakin jelas.
d. Jawa Hokokai Pada tahun 1944, situasi Perang Asia Timur Raya mulai berbalik. Oleh sebab itu Jendreral Kumaikici Harada membentuk organisasi Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa). Kebangtian yang dimaksud memuat tiga hal, yaitu : Mengorbankan diri Mempertebal persaudaraan Melaksanakan suatu tindakan dengan bukti
2. Organisasi-organisasi Militer dan Semimiliter
A. Pengerahan Tenaga Pemuda Menurut penilaian Jepang, pemuda indonesia memegang peranan penting di Indonesia apalagi pemuda pedesaan yang belum terpengaruh budaya Barat, sehingga Jepang menjadikan pemuda Indonesia sebagai sasaran utama bagi propaganda. Sebelum membentuk organisasi semimiliter, Jepang melatih para pemuda untuk menjadi pemuda disiplin. Latihan-latihan yang diadakan Jepang antara lain BPAR (Barisan Pemuda Asia Raya).
Selain BPAR, Jepang juga membentuk wadah latihan yang disebut San A Seinen Kutensho yang ditujukan kepada para pemuda yang sudah pernah aktif dalam organisasi. Perkumpulan Kepanduan juda diadakan, misalnya “Perkemahan Kepanduan Indonesia” (Perkindo) yang merupakan wadah yang cukup baik untuk membina kader yang penuh semangat dan disiplin.
B. Organisasi Semimiliter Seinendan Seinendan (Korps Pemuda) adalah organisasi para pemuda yang berusia 14-22 tahun yang bertujuan untuk mendidik dan melatih para pemuda agar dapat menjaga dan mempertahankan tanah airnya dengan kekuatan sendiri
2. Keibodan Keibodan (Korps Kewaspadaan) adalah organisasi semimiliter yang anggotanya para pemuda yang berusia antara 25-35 tahun. Disamping itu, pada bulan Agustus 1943 dibentuk Fujinkai (Perkumpulan Wanita) yang anggotanya berusia minimal 15 tahun. Fujinkai bertugas digaris belakang untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat melalui pendidikan.
3. Barisan Pelopor Sebagai wujud konkret dari kesimpulan hasil rapat Chuo-Sangi-In maka pada 1 November 19944, Jepang membentuk organisasi “Barisan Pelopor” yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Melalui organisasi ini diharapkan adanya kesadaran rakyat untuk berkembang dan siap membantu Jepang mempertahankan Indonesia. Barisan Pelopor ini berada dibawah naungan Jawa Hokokai yang anggotanya mencapai 60.000 orang dan di dalam Barisan Pelopor dibentuk Barisan Pelopor Istimewa yang diketuai oleh Sudiro.
4. Hizbullah Rencana Jepang untuk membentuk pasukan khusus Islam, mendapat sambutan positif dari tokoh-tokoh Masyumi. Maka dari itu, dibentuklah pasukan sukarela pemuda Islam pada 15 Desember 1944 yang bernama Hizbullah (Tentara Allah) Jika Barisan Pelopor disebut sebagai organisasi semimiliter dibawah naungan Jawa Hokokai, maka Hizbullah merupakan organisasi semimiliter yang berada di bawah naungan Masyumi.
3. Organisasi Militer
Heiho Heiho adalah prajurit Indonesia yang langsung ditempatkan di dalam organisasi militer Jepang. Tujuan Heiho adalah membantu tentara Jepang. Kesatuan Heiho merupakan bagian integral dari pasukan Jepang. Anggota Heiho sebagian besar berasal dari Jawa. Namun, dari sekian banyak anggota Heiho tidak seorangpun berpangkat perwira.
b. Peta Demi mempertahankan Indonesia, Jepang membentuk pasukan tanah air Indonesia yang disebut Pasukan Pembela Tanah Air (PETA). Berbeda dengan Heiho, PETA telah mengenal adanya pangkat dan harus mengikuti pendidikan khusus. Menurut struktur organisasi kemiliteran, PETA tidak secara resmi ditempatkan pada struktur organisasi tentara Jepang. PETA dimaksudkan sebagai pasukan gerilya yang membantu membela dan mempertahankan Indonesia,
SEKIAN TERIMA KASIH