Fathia Rahma Santoso Adam Haris Sandi ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PRINSIP-PRINSIP ETIKA DAN KRITERIA PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG ETIS Fathia Rahma Santoso Adam Haris Sandi
Kriteria Keputusan yang Beretika
Kreativitas Moral Kreativitas moral berkaitan erat dengan imajinasi moral, tetapi berpusat pada kemampuan untuk membingkai situasi dengan cara yang berbeda. Imajinasi Moral: Kemampuan untuk melihat situasi melalui mata orang lain. Imajinasi moral yang mencapai keseimbangan antara menjadi hilang dalam perspektif orang lain dan gagal untuk meninggalkan perspektif sendiri.
Kriteria Keputusan untuk Pertimbangan Etika Langkah-langkah membuat keputusan: Menentukan fakta-fakta Mengidentifikasi isu-isu etis yang terlibat. Mengidentifikasi para pemegang kepentingan dan mempertimbangkan situasi dari sudut pandang mereka. Mempertimbangkan alternatif-alternatif yang tersedia (imajinasi moral) Mempertimbangkan bagaimana sebuah keputusan dapat mempengaruhi para pemegang kepentingan, dibandingkan dan dipertimbangkan alternatif berdasarkan: Konsekuensi-konsekuensi Kewajiban-kewajiban, hak-hak, prinsip-prinsip Dampak bagi integritas dan karakter pribadi Membuat sebuah keputusan Memantau hasil
Tanggung Jawab Moral Seseorang secara moral bertanggung jawab atas tindakannya dan efek-efek merugikan yang telah diketahui ; Yang dilakukan atau dilaksanakan seseorang dengan sengaja dan secara bebas Yang gagal dilakukan atau dicegah dan yang secara moral keliru karena orang itu dengan sengaja atau secara bebas gagal melaksanakan atau mencegahnya.
Prinsip-Prinsip Etika
Prinsip-Prinsip Etika Prinsip-Prinsip Etika diantaranya: Prinsip Utilitarianism Prinsip Universalism Prinsip Rights Prinsip Justice Prinsip Virtue Ethics
Prinsip-Prinsip Etika 1. Prinsip Utilitarianism Utilitarianisme atau utilitarisme yang berasal dari kata Latin utilis yang berarti “bermanfaat”, berpandangan bahwa suatu perbuatan atau tindakan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan.
Prinsip-Prinsip Etika 2. Prinsip Universalism Universalisme memfokuskan diri pada tujuan suatu keputusan atau tindakan. Prinsip kunci yang mendasari universalisme adalah prinsip mengenai imperative kategoris.
Prinsip-Prinsip Etika 3. Prinsip Rights Pendekatan hak terhadap etika menekankan sebuah nilai tunggal, yaitu kebebasan. Agar disebut etis, keputusan-keputusan dan tindakan harus didasarkan pada hak-hak individu yang menjamin kebebasan memilih.
Prinsip-Prinsip Etika 4. Prinsip Justice Prinsip keadilan juga sangat diperlukan dalam etika bisnis. Ini artinya dalam prakteknya, setiap orang yang melakukan bisnis meiliki hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama yang artinya tidak akan ada pihak yang dirugikan.
Prinsip-Prinsip Etika 5. Prinsip Virtue Ethics Virtue ethics atau etika moralitas adalah tradisi yang tergolong pada etika philosofi yang menitikberatkan kepada detail dari kebaikan yang merupakan bagian dari kehidupan manusia. Virtue ethics melakukan pendekatan terhadap etika yang menekankan karakter agen (individu) daripada aturan atau konsekuensi, sebagai elemen kunci dari pemikiran etis.
Prinsip-Prinsip Etika Relativitas Etika / Ralativisme Etika Relativisme etika merupakan paham atau aliran pemikiran filsafat yang secara tegas menolak pendapat yang mengatakan bahwa norma etika berlaku untuk semua orang di mana saja. Pengertian dari Shomali yaitu “Relativisme etika adalah pandangan bahwa tidak ada prinsip etika yang benar secara universal; kebenaran semua prinsip etika bersifat relatif terhadap budaya atau individu tertentu”.
Manajemen Immoral, Amoral, dan Moral.
Manajemen Immoral, Amoral, dan Moral. A. Immoral Manajemen Immoral manajemen merupakan tingkatan terendah dari model manajemen dalam menerapkan prinsip-prinsip etika bisnis. Manajer yang memiliki manajemen tipe ini pada umumnya sama sekali tidak mengindahkan apa yang dimaksud dengan moralitas, baik dalam internal organisasinya maupun bagaimana dia menjalankan aktivitas bisnisnya.
Manajemen Immoral, Amoral, dan Moral. B. Amoral Manajemen Ada dua jenis lain manajemen tipe amoral ini, yaitu Pertama, manajer yang tidak sengaja berbuat amoral (unintentional amoral manager). Tipe ini adalah para manajer yang dianggap kurang peka, bahwa dalam segala keputusan bisnis yang diperbuat sebenarnya langsung atau tidak langsung akan memberikan efek pada pihak lain. Kedua, tipe manajer yang sengaja berbuat amoral. Manajemen dengan pola ini sebenarnya memahami ada aturan dan etika yang harus dijalankan, namun terkadang secara sengaja melanggar etika tersebut berdasarkan pertimbangan-pertimbangan bisnis mereka.
Manajemen Immoral, Amoral, dan Moral. C. Moral Manajemen Dalam moral manajemen, nilai-nilai etika dan moralitas diletakkan pada level standar tertinggi dari segala bentuk prilaku dan aktivitas bisnisnya. Manajer yang termasuk dalam tipe ini hanya menerima dan mematuhi aturan-aturan yang berlaku namun juga terbiasa meletakkan prinsip-prinsip etika dalam kepemimpinannya.
Peranan Tanggung Jawab Sosial
Peranan Tanggung Jawab Sosial Tanggung Jawa Sosial dari Perusahaan diantaranya: Tanggung jawab terhadap Pelanggan Tanggung Jawab terhadap Karyawan Tanggung Jawab kepada Pemagang Saham (Investor) Tanggung Jawab terhadap Kreditor Tanggung Jawab terhadap lingkungan Tanggung Jawab terhadap Komunitas
Peranan Tanggung Jawab Sosial A. Tanggung jawab terhadap Pelanggan Tanggung jawab perusahaan kepada pelanggan jauh lebih luas daripada hanya menyediakan barang atau jasa. Perusahaan mempunyai tanggung jawab ketika memproduksi dan menjual produknya, yang akan didiskusikan kemudian. Praktik tanggung jawab produksi Praktik Tanggung Jawab Penjualan Cara Perusahaan Menjamin Tanggung Jawab Sosial kepada Pelanggan Perusahaan dapat menjamin tanggung jawab social kepada pelanggannya dengan beberapa tahap yaitu: Ciptakan kode etik. Pantaulah semua keluhan. Umpan balik pelanggan. Cara Konsumerisme Menjamin Tanggung Jawab terhadap Pelanggan. Cara Pemerintah Menjamin Tanggung Jawab terhadap Pelanggan
Peranan Tanggung Jawab Sosial B. Tanggung Jawab terhadap Karyawan Perusahaan juga memiliki tanggung jawab terhadap karyawannya guna memastikan keselamatan mereka, perlakuan yang semestinya oleh karyawan lain, dan peluang yang setara.
Peranan Tanggung Jawab Sosial C. Tanggung Jawab kepada Pemagang Saham (Investor) Perusahaan bertanggung jawab untuk memuaskan pemiliknya (para pemegang saham). Karena investor yang dapat bekerja sama dengan baik akan menumbuhkan financial yang baik juga untuk perusahaan.
Peranan Tanggung Jawab Sosial D. Tanggung Jawab terhadap Kreditor Perusahaan bertanggung jawab untuk memenuhi kewajiban keuangannya kepada kreditor. Suatu perusahaan memiliki insentif yang kuat untuk memenuhi tanggung jawabnya terhadap kreditor. Jika perusahaan tidak membayar utangnya kepada kreditor, perusahaan tesebut dapat dipaksa pailit.
Peranan Tanggung Jawab Sosial E. Tanggung Jawab terhadap lingkungan Kualitas lingkungan adalah kebaikan publik, dimana setiap orang menikmatinya. Jika suatu produk yang dihasilkan suatu perusahaan tentunya membawa dampak negatif tehadap lingkungan (pencemaran lingkunga) seperti, polusi udara, tanah dan air, maka akan berpengaruh pada kelangsungan produksi perusahaan tersebut.
Peranan Tanggung Jawab Sosial F. Tanggung Jawab terhadap Komunitas Suatu perusahaan ketika mendirikan basisnya di suatu komunitas, maka perusahaan tersebut menjadi bagian dari komunitas itu dan mengandalkan komunitas tersebut sebagai pelanggan dan karyawannya. Untuk perusahaan multinasional, komunitas perusahaan adalah lingkungan internasionalnya. Ada banyak perusahaan yang terlibat dengan bisnis internasionalnya misalnya sumbangan-sumbangan untuk bencana alam, seperti tsunami, gempa.
Gaya Pengambilan Keputusan Etis Individu
Gaya Pengambilan Keputusan Etis Individu Teori Pengambilan Keputusan Dalam Hadapi Etik/Moral Teori Utilitariansme (tindakan dimaksudkan untuk memberikan kebahagiaan atau kepuasan yang maksimal) Teori Deontologi (tindakan berlaku umum & wajib dilakukan dalam situasi normal karena mengharga) Teori Hedonisme (berdasarkan alasan kepuasan Yang ditimbulkannya) Teori Eudemonisme (tujuan akhir untuk kebahagiaan)
Tes Etika Cepat
Tes Etika Cepat Mainan Magnetis Dapat Melukai Sumber: “Magnetic toys attract suits,” Gretchen Morgenson, Financial Post, 17 Juli 2007 FP3.
Tes Etika Cepat Soal Pertanyaan: Jika Anda seorang eksekutif Mega Brands, apa yang akan Anda ungkapkan kepada CEO tentang isu-isu mainan Magnetix yang terjadi di atas? Jika CEO tidak memperhatikan, apa yang akan Anda lakukan? Haruskan CPSC memiliki kekuasaan lebih untuk menghadapi bahaya dan perusahaan semacam itu? Jika demikian, kebijakan seperti apa yang akan mereka keluarkan? Jika tidak memiliki kekuasaan lebih, mengapa tidak?
Tes Etika Cepat B. Wujud Nyata Program CSR dari PT. SUB pada Masyarakat Tim Liputan LPPL Radio Suara Jombang AM
Terima Kasih