TELAAH JURNAL SAFE MOTHERHOOD (BREASTFEEDING)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PENGANTAR KARYA TULIS ILMIAH (KTI) DALAM RANGKA PERSIAPAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH D3 KEBIDANAN RIKSA WIBAWA RESNA.
Advertisements

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) SURVEILANS GIZI DI WILAYAH PUSKESMAS JEKAN RAYA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2012   DISUSUN OLEH : MAZKUR.
Dr. Ina Hernawati, MPH Direktur Bina Gizi Masyarakat
PELATIHAN PONED & APN PUSDIKLAT APARATUR.
Penggunaan informasi Capacity Building Penanggulangan Kurang Vitamin A (17 Provinsi, 63 Kabupaten ) Direktorat Bina Gizi Masyarakat Rita Kemalawati,MCN.
MLA merupakan metode kontrasepsi alamiah yang mengandalkan pemberian ASI pada bayinya Akan tetap mempunyai efek kontrasepstif apabila Menyusukan secara.
KESEHATAN TENTANG DIARE.
DIARE (MENCRET).
OLEH : MARIA MUTIARA CO`O 07085
KONSEP KOMUNIKASI PERUBAHAN PERILAKU (KPP)
Hasil Susenas 2014 (Rapat Kerja BKKBN, Jakarta, 29 Maret 2015)
KEBIJAKAN PROGRAM KB PASCA SALIN
ASKEP PADA KLIEN POST PARTUM.
Materi Inti. 5 Makanan bagi Bayi yang Lahir dari Ibu HIV
Telaah kritis artikel Breast feeding and obesity : cross sectional study Rüdiger von Kries, Berthold Koletzko, Thorsten Sauerwald, dkk. Tri Widyastuti.
Laporan Pendahuluan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 BADAN PUSAT STATISTIK.
3rd ICTOH Mustakim Kesehatan Masyarakat, FKK UMJ
Pemberian Obat Pencegahan Massal Dinas Kesehatan Provinsi Bali
KEBIJAKAN DAN IMPLEMENTASI PROGRAM GIZI DI KABUPATEN SLEMAN
DHA Dalam Makanan Formula Khusus Bayi
TIPS SUKSES MENYUSUI SAAT KEMBALI BERKEGIATAN
Pola Stunting dan Wasting: Faktor Potensi Penjelasan ¹−³
RUMUSAN MASALAH PENELITIAN KEBIDANAN
PMTCT DALAM PERSPEKTIF HAK ANAK
Eka Nurcahyani European Journal of Clinical Nutrition (2004)
KEBUTUHAN DASAR BAYI OLEH:RENA DWI WAHYUNI (151380)
KESEHATAN REPRODUKSI Analisis & Hasil RISKESDAS 2010.
NUTRISIONAL PADA NEONATUS
Bagaimana menanggulangi masalah gizi:
Sumber Jurnal: Agung Eddy Suryo Saputro PPT oleh: Siska Anggraeni
ILMU KESMAS X (PROGRAM2 KESEHATAN)
INEL MASRAYANTI IB PRINSIP POKOK ASUHAN KEHAMILAN Prinsip-prinsip pokok asuhan antenatal konsisten dengan dan didukung oleh prinsip-prinsip.
Fitri Rofiqoh Nurul Fauziah
Cutberto Garza. , Elaine Borghi†, AdelheidW
HUBUNGAN KONSULTASI GIZI DENGAN PERUBAHAN PERILAKU POLA MAKAN PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI POLI GIZI RSUD KOTA PADANG PANJANG Oleh :Defrijon.
Pencegahan Penularan HIV pada Perempuan, Bayi dan Anak
Pertemuan Nasional Akselerasi Pencapaian MDG’s
Afriyuni Yelsa Putri
ASKEP PADA KLIEN POST PARTUM.
MORTALITAS.
Kebutuhan dasar pada bayi baru lahir
BUKU KIA Kesehatan Ibu dan Anak.
PERENCANAAN PROGRAM GIZI
SEMINAR GIZI KESEHATAN
MENCRET dr. Ni Made Nova Andari K.
KETERKAITAN PERTUMBUHAN PENDUDUK DENGAN KESEHATAN
RUMUSAN MASALAH PENELITIAN KESEHATAN
INISIASI MENYUSUI DINI & ASI EKSKLUSIF
Faktor risiko gizi buruk pada balita di Kabupaten Donggala
Penatalaksanaan Diare Berdasarkan MTBS
Mencegah Kejadian Stunting pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)
PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL SAAT BAYI LAHIR Oleh dr Retno Purwati Rahayu.
Review Jurnal Oleh : Aisyah ( ). Judul Argumentation in Whole-Class Teaching and Science Learning Nama JurnalPSYKHE Volume, Nomor & Halaman Vol.
IMUNISASI DAN ASIEKSKLUSIF    . IMUNISASI  Upaya untuk menimbulkan /meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga.
Epidemiologi KVA (Besaran Masalah, Penyebab dan Dampak KVA) FITRI NIA
1. Analisa Univariat Deskripsi karakteristik subjek penelitian.
Ruang lingkup Judul Latar Belakang Identifikasi Masalah
TEAM PROMKES RSUD DR. ADJIDARMO
PERMASALAHAN ASI EKSKLUSIF DI INDONESIA Oleh : Emilda AS, SST, MPH.
DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PETERNAKAN PROVINSI SUMATERA UTARA DALAM
Perencanaan menu gizi dan makanan anak
DIARE AKIBAT SANITASI YANG BURUK MERY PURWANTINI Puskesmas Samigaluh I.
Devi Latifah Pembimbing I : Frecillia Regina, dr.,SpA.IBCLC.
GAMBARAN ASUPAN PROTEIN BERDASARKAN KELOMPOK USIA DAN ANALISIS HUBUNGAN KELOMPOK UMUR DENGAN RATA RATA ASUPAN PROTEIN Nurul Hidayati ( )
NAMA KELOMPOK 1:  ANDRI SETIAWAN SANJAYA  EVISIA HARCELLANI  RIZKY PURNAMA  SRI KADARTI  STEFANIE NOVITASARI.
Upaya akselerasi pencapaiaN SDGs. SDGs ( Sustainable Development Goals ) sebuah dokumen yang akan menjadi sebuah acuan dalam kerangka pembangunan dan.
DISAMPAIKAN DI KEGIATAN SOSIALISASI PMBA PADA KADER OLEH : PUSKESMAS GABUS II PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK.
STUNTING KAB. LABUHANBATU UTARA. Pengertian Stunting Keadaan dimana tinggi badan berdasarkan umur rendah (dibawah persentil ke 3 atau
Standar Pelayanan Minimum Bayi Baru Lahir
Transcript presentasi:

TELAAH JURNAL SAFE MOTHERHOOD (BREASTFEEDING) Factors Associated With Breastfeeding Cessation In Nursing Mothers In A Peer Support Programme In Eastern Lancashire Kelompok 1: Arifah Septiane Mukti Asyifa Robiatul Adawiyah Dhea Ayunanda Fitri Handayani Heny Fitriany Izattul Azijah

ABSTRAK JURNAL Inggris merupakan salah satu Negara dengan tingkat menyusui terendah di seluruh dunia dan dalam beberapa tahun terakhir dan Pemerintah telah membuat promosi pemberian ASI sebagai salah satu prioritasnya. UNICEF UK Baby Friendly Initiative sebagai nama program inisiasi menyusui cenderung meningkat tetapi tidak bertahan lama. Jurnal ini meneliti efek dari faktor sosio-demografis ibu, faktor obstetri ibu, dan praktik pemberian makan bayi di rumah sakit atas penghentian menyusui dalam lingkup dukungan sebaya.

DESKRIPSI JURNAL Judul Penulis Publikasi Factors Associated with Breastfeeding Cessation in Nursing Mother in a Peer Support Programme in Eastern Lancashire Judul Gabriel Agboado, Elaine Michel, Elaine Jackson, Arpana Verma Penulis Dipublikasikan oleh BMC Pediatrics 2010, 10:3 http://www.biomedcentral.com/1471-2431/10/3 Publikasi

DESKRIPSI KONTEN Latar Belakang Jurnal Inggris merupakan salah satu negara dengan tingkat menyusui terendah di seluruh dunia dan peringkat terendah kedua di antara 32 negara di Wilayah WHO Eropa, ibu yang menyusui sampai dengan 6 bulan sebanyak 21% pada tahun 2000. Tahun 2005 Bayi Feeding Survey mencatat tingkat ibu menyusui pada 6 bulan naik menjadi 25%. Dalam beberapa tahun terakhir Pemerintah Inggris telah membuat program promosi ASI sebagai salah satu prioritasnya dan merekomendasikan bahwa bayi harus diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan mengikuti revisi pedoman WHO.

Latar Belakang Jurnal Pemerintah mengusulkan RUU Single Equality Bill dimana perempuan akan mendapatkan hak hukum untuk menyusui di masyarakat dengan tujuan meningkatkan prevalensi pemberian ASI. UNICEF UK Baby Friendly Initiative sebagai program inisiasi menyusui cenderung meningkat tetapi tidak bertahan lama. Maka dari itu, dibutuhkan strategi lain yang melibatkan pemberian dukungan untuk ibu menyusui di minggu-minggu awal setelah lahir dan mendorong ibu di Inggris untuk menyusui dengan durasi yang lebih lama.

Latar Belakang Jurnal Pada tahun 2004 sebuah perusahaan sosial bernama Little Angels berbasis di Darwen (di East Lancashire), memulai sebuah proyek kolaboratif berdasarkan WHO yaitu Sepuluh Langkah-Langkah untuk Sukses Menyusui dengan menunjuk Rumah Sakit Royal Blackburn sebagai Rumah Sakit “Baby Friendly” di Lancashire, untuk mendukung keperawatan ibu dalam menyusui. Dari tahun 2004 sampai 2006 rumah sakit tersebut membantu meningkatkan angka menyusui pada 6-8 minggu dari 20% menjadi 56% dan 7-9 bulan dari 4% sampai 13%.

Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor maternal seperti sosio-demografi dan obstetri, dan praktik pemberian makan bayi di rumah sakit yang terkait dengan penghentian menyusui pada ibu dengan didukung oleh Little Angels.

Tingkat signifikansi 5% Metode Penelitian (1) Analisis bivariat Chi-square dan Fisher Exact Tingkat signifikansi 5%

Metode Penelitian (2) Kaplan-Meier (KM) Cox Proportional Hazard Model Menggambarkan durasi menyusui dengan “variabel of interest” Cox Proportional Hazard Model Mengukur hubungan antara variabel tersebut dengan penghentian menyusui Analisis regresi multivariat Mengidentifikasi variabel independen terkait dengan penghentian menyusui

Teknik Pengumpulan Data Database Little Angels Ibu yg tinggal di BWD dan Hynburn di East Lancashire Melahirkan di RS Royal Blackburn Dicatat dengan “anonymous” sebanyak 2.081 Diidentifikasi ulang menjadi 2.107 sampel Data diambil dari Januari 2005  Desember 2006

Alat Pengumpulan Data dan Lokasi Kegiatan Penelitian Little Angels database Alat Pengumpulan Data RS Royal Blackburn Lokasi Penelitian Pendekatan kuantitatif Analisis data

HASIL PENELITIAN

73,3% persalinan pervaginam Tidak ada perbedaan yang signifikan 73,3% persalinan pervaginam 42,7% multipara 96,7% ibu memiliki partner Karakteristik sosio-demografis dan obstetrik ibu dan praktik pemberian makan bayi di RS 501 (23,8%) dari Hyndburn 1.606 (76,2%) ibu berasal dari BWD

Ada perbedaan yang tidak signifikan 77,7% mulai menyusui 1 jam stlh melahirkan 76,5% tidak memberikan susu formula 84,3% tidak memberikan dot saat dirumah sakit Nb: Berdasarkan tabel ada data yang missing

Metode Pemberian Makan Bayi Berdasarkan tabel distribusi metode pemberian makan bayi sampai dengan 6 bulan diperoleh Jumlah ASI eksklusif turun ketika bayi bertambah usia ASI 6 minggu P= 0,0594 (tidak signifikan ASI selama 17 minggu P= 0,0011 (signifikan) ASI selama 6 bulan P= 0,0002 (signifikan) ASI eksklusif lebih tinggi di BWD daripada di Hyndburn

KM analisis menunjukkan bahwa: Pengaruh sosio-demografi ibu dan karakteristik obstetric terhadap penghentian menyusui KM analisis menunjukkan bahwa: Durasi menyusui rata-rata  21,6 minggu Median  27 minggu Ibu menyusui di BWD secara signifikan lebih lama dari ibu di Hyndburn Durasi menyusui ibu berkulit putih secara signifikan lebih pendek dari ibu berkulit non-putih

Hasil analisis regresi multivariat primipara 25% lebih mungkin untuk berhenti menyusui dibandingkan dengan multipara Contoh perbandingan: ibu dengan 3 kali melahirkan  8% lebih kecil kemungkinannya berhenti menyusui dibandingkan dengan ibu yang 2 kali melahirkan ibu dengan operasi caesar 16% lebih mungkin untuk berhenti menyusui daripada ibu yang melahirkan pervaginam

PEMBAHASAN (1) Dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa: etnisitas dan paritas merupakan independen prediktor penghentian menyusui. pemberian susu formula bayi lewat dot untuk bayi di rumah sakit secara signifikan terkait dengan penghentian menyusui. prediktor penghentian menyusui seperti status perkawinan, sosial- ekonomi, waktu inisiasi menyusui, tidak terkait dengan penghentian ASI. Dari prediktor yang tidak terkait dengan penghentian ASI maka dukungan sebaya bermanfaat dalam pelemahan efek dari faktor- faktor tersebut. Ibu yang bersosialisasi lebih mungkin untuk menyusui lebih lama.

PEMBAHASAN (2) Operasi Caesar merupakan faktor risiko diakui untuk kegagalan inisiasi menyusui Bukti terbaru telah menyarankan bahwa melahirkan dengan operasi mungkin memiliki efek merugikan pada menyusui. Karena inisiasi menyusui tertunda sebagai konsekuensi yang mungkin dari anestesi dan analgesia. Tetapi: Penelitian ini telah menemukan bahwa cara melahirkan tidak berhubungan dengan penghentian menyusui. Melahirkan dengan operasi memiliki dampak negatif sedikit pada inisiasi menyusui.

SITUASI DI INDONESIA SAAT INI

Masyarakat telah menargetkan cakupan ASI eksklusif 6 bulan sebesar 80% Masyarakat telah menargetkan cakupan ASI eksklusif 6 bulan sebesar 80%. Namun demikian angka ini sangat sulit untuk dicapai bahkan tren prevalensi ASI eksklusif dari tahun ke tahun terus menurun. Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1997- 2007 memperlihatkan terjadinya penurunan prevalensi ASI eksklusif dari 40,2% pada tahun 1997 menjadi 39,5% dan 32% pada tahun 2003 dan 2007.

Penyebab kegagalan praktek ASI Eksklusif Budaya memberikan makanan pralaktal Memberi tambahan susu formula karena ASI tdk keluar bayi/ibu sakit Pengalaman ibu kurang Tidak difasilitasi melakukan IMD

Bayi yang lahir normal dan diletakkan di perut ibu segera setelah lahir dengan kulit ibu melekat pada kulit bayi selama setidaknya 1 jam dalam 50 menit akan berhasil menyusu, sedangkan bayi lahir normal yang dipisahkan dari ibunya 50% tidak bisa menyusu sendiri. Berbagai studi juga telah melaporkan bahwa IMD terbukti meningkatkan keberhasilan ASI eksklusif.

POLA MENYUSUI BAYI 0-5 BULAN: tidak memberi bayi makanan atau minuman lain, termasuk air putih, selain menyusui Menyusui Eksklusif menyusui bayi tetapi pernah memberikan sedikit air atau minuman berbasis air, misalnya air teh, sebagai minuman prelateal sebelum ASI keluar Menyusui Predominan menyusui bayi serta diberikan makanan buatan selain ASI, baik susu formula, bubur atau makanan lainnya sebelum bayi berumur enam bulan Menyusui Parsial

Menyusui Eksklusif Menyusui Predominan Menyusui Parsial

Inisiasi Menyusui Dini (IMD) Inisiasi Menyusui Dini adalah memberikan ASI segera setelah bayi dilahirkan, biasanya dalam waktu 30 menit-1 jam pasca bayi dilahirkan, tujuan IMD adalah: Kontak kulit dengan kulit membuat ibu dan bayi lebih tenang Saat IMD bayi menelan bakteri baik dari kulit ibu yang akan membentuk koloni di kulit dan usus bayi sebagai perlindungan diri Kontak kulit dengan kulit antara ibu dan bayi meningkatkan kasih saying ibu dan bayi Mengurangi perdarahan setelah melahirkan Mengurangi terjadinya anemia

Riskesdas, 2013

Presentase IMD tertinggi di provinsi NTB  52,9% sedangkan terendah di provinsi Papua Barat 21,7%. Cakupan IMD nasional sebesar 34,5% dan terdapat 18 provinsi yang cakupannya dibawah angka nasional

Cakupan ASI Eksklusif Telah terbit Permenkes Nomor 15 Tahun 2013 tanggal 18 Februari 2013 tentang Tata Cara Penyediaan Fasilitas Khusus Menyusui/memerah ASI dan Permenkes nomor 39 tahun 2013 tanggal 17 Mei 2013 tentang Susu Formula Bayi dan produk lainnya.

Riskesdas, 2013

Berdasarkan data Susenas dari tahun ke tahun cakupan pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan selalu lebih tinggi dibandingkan dengan cakupan ASI eksklusif 6 bulan

19 provinsi yang mempunyai persentasi ASI eksklusif diatas angka nasional (54,3%), dimana persentase tertinggi terdapat pada provinsi NTB (79,7%) dan terendah pada provinsi Maluku (25,2%)

Cakupan Pemberian Makanan Prelakteal Makanan prelakteal adalah makanan atau minuman yang diberikan kepada neonates sebelum ASI keluar. Makanan prelakteal biasanya diberikan kepada neonatus dengan proses menyusui > 1 jam setelah lahir dengan alas an ASI belum keluar atau alas an tradisi. Makanan prelakteal contohnya susu, madu, air kelapa, air tajin, dan air nasi. Makanan prelakteal ini berbahaya karena makanan ini dapat menggantikan colostrum sebagai makanan bayi yang paling awal. Bayi bisa terkena intoleransi terhadap protein dalam susu formula tsb. Pemberian makanan prelakteal sangat merugikan karena akan menghilangkan rasa haus bayi hingga malas menyusui

Sumatera Utara merupakan provinsi dengan cakupan prelakteal tertinggi pada bayi dan terendah adalah NTT 22,2%

Jenis prelakteal yang paling banyak diberikan ke bayi adalah susu formula sebesar 79,8%. Gambar 8 menunjukkan cakupan tertinggi susu formula adalah provinsi Kepulauan Riau (95,5%) dan Bali (93,7%). Sedangkan yang terendah provinsi Sulawesi Barat (40,2%)

Terima Kasih 