Fakta dan Sumber Berita Jurnalistik-1 Topik 5: Fakta dan Sumber Berita abdurrahman /jurnalistik-1/eu-2012
abdurrahman /jurnalistik-1/eu-2012 Fakta Berita Fakta adalah realita/kenyataan atau sesuatu sebagaimana adanya. Fakta berdasarkan sumbernya terdiri dari: Fakta Peristiwa, yaitu sebagaimana terjadinya suatu peristiwa, dan atau Fakta Pendapat, yaitu sebagaimana pendapat yang diucapkan orang (termasuk di sini, dalam konteks apa pendapat itu diucapkan) . abdurrahman /jurnalistik-1/eu-2012
abdurrahman /jurnalistik-1/eu-2012 Berita Bukan Fakta Berita merupakan laporan tentang fakta yang disampaikan melalui media massa. Jadi, berita itu bukanlah fakta, namun hanyalah laporan tentang fakta. Laporan tentang fakta, belum tentu sesuai fakta, bahkan bisa jadi tidak berdasarkan fakta atau berdasakan rekayasa fakta. abdurrahman /jurnalistik-1/eu-2012
abdurrahman /jurnalistik-1/eu-2012 Penggolongan Fakta Terduga Sidang kabinet Sidang pengadilan Kompetisi Acara serimonial Pameran/seminar Kontes Seni dsb Peristiwa Fakta Pendapat Tak terduga Ttg peristiwa yg dialami Ttg peristiwa yang disaksikan Ttg suatu yang dikerjakan Ttg suatu hal Ttg dirinya Bencana Musibah Kejahatan Huru-hara abdurrahman /jurnalistik-1/eu-2012
Peristiwa layak Berita Setiap detik terjadi banyak sekali peristiwa di muka bumi di dasar laut,dan di luar angkasa, sehingga tidak mungkin cukup ruang/waktu bagi media untuk menyiarkan semua peristiwa tersebut. Juga tidak semua detail peristiwa layak dilaporkan sebagai berita, karena tidak semua fakta dalam peristiwa itu berguna bagi khalayak. Maka setiap media hanya meliput peristiwa yang banyak mengandung faktor nilai berita. Juga mereka hanya melaporkan bagian peristiwa tersebut yang dianggap penting dan menarik bagi khalayak mereka. Oleh karena itu setiap wartawan harus mampu menilai apakah suatu peristiwa layak diliput serta mampu memilih bagian peristiwa yang layak untuk ditulis menjadi berita. abdurrahman /jurnalistik-1/eu-2012
abdurrahman /jurnalistik-1/eu-2012 Pendapat layak Berita Setiap detik di seluruh dunia banyak sekali manusia mengemukakan pendapat, mulai dari pembicaraan di warung kopi hingga pertemuan antar kepala negara. Tidak semua pendapat tersebut layak diberitakan, karena tidak semuanya menarik dan penting untuk diketahui khalayak. Maka wartawan harus pandai menentukan mana pendapat yang layak diliput dan mana yang layak diabaikan. abdurrahman /jurnalistik-1/eu-2012
Pendapat yang djadikan berita Pendapat tentang peristiwa (layak berita) yang dialami atau dilakukannya, misalnya pendapat mereka yang terkena musibah banjir.. Pendapat tentang peristiwa yang disaksikannya, misalnya pendapat orang yang menyaksikan peristiwa kecelakaan. Pendapat tentang peristiwa yang dia tangani, misalnya pendapat dokter forensik yang manangani peristiwa mutilasi. Pendapat (ahli) tentang suatu peristiwa atau suatu hal, misalnya pendapat ahli ekonomi tentang prospeks perekonomian pasca banjir. Pendapat (tokoh atau mereka yang termasuk name make news) tentang dirinya, misalnya pendapat tokoh tentang bagaimana cara mereka memperjuangkan karier.. abdurrahman /jurnalistik-1/eu-2012
abdurrahman /jurnalistik-1/eu-2012 Kelengkapan Fakta Fakta layak berita tidak hanya penting dan menarik, tapi hendaknya memenuhi unsur kelengkapan berita. Berita yang tidak lengkap akan mengakibatkan, hal-hal sebagai berikut: Berita itu kurang dapat dipahami oleh khalayak Berita itu tidak bisa digunakan secara optimal Berita itu tidak bisa berfungsi sebagai informasi, sesuatu yang dapat mengurangi ketidakpastian. Bila berita itu digunakan sebagai informasi, kemungkinan akan menyesatkan bagi khalayak. abdurrahman /jurnalistik-1/eu-2012
Unsur Kelengkapan Berita Kelengkapan Berita ditentukan oleh pemenuhan jawaban terhadap pertanyaan 5 W + 1 H, yaitu: What, Who, Where, When, Why, dan How What (apa), menuntut jawaban tentang: Apa yang terjadi? Apa yang diucapkan oleh sumber berita? Who (siapa), menghendaki jawaban tentang: Siapa yang melakukan sesuatu? Siapa saja yang terlibat dalam peristiwa itu? Siapa dia sebenarnya? Siapa yang mengucapkan pendapat itu? Where (dimana), menuntut jawaban tentang: Dimana terjadinya peristiwa? Dimana seseorang mengucapkan pendapatnya? abdurrahman /jurnalistik-1/eu-2012
abdurrahman /jurnalistik-1/eu-2012 When (kapan), meminta jawaban tentang: Kapan peristiwa itu terjadi? Kapan pendapat itu diucapkan? Why (mengapa), mengharapkan jawaban tentang: Mengapa peristiwa itu bisa terjadi? Mengapa seseorang mengucapkan pendapatnya? How (bagaimana), menghendaki jawaban tentang: Bagaimana proses terjadinya peristiwa? Bagaimana kelanjutan peristiwa itu? Bagaimana seseorang mengucapkan pendapatnya? Catatan: Semua fakta peristiwa dan atau pendapat yang dijadikan berita hendaknya memenuhi semua unsur kelengkapan berita. Terutama empat unsur pertama, yaitu what, who, where, dan when harus ada dalam suatu berita. abdurrahman /jurnalistik-1/eu-2012
abdurrahman /jurnalistik-1/eu-2012 Sumber Berita Sumber Berita adalah tempat/asal dari mana Wartawan memperoleh bahan berita. Sumber berita adalah tempat atau dari mana Reporter/koresponden mengumpulan fakta peristiwa dan atau fakta pendapat untuk dijadikan berita. Sumber Berita bagi Reporter tersebut bisa merupakan Sumber Pertama, Sumber Kedua, dan seterusnya. Wartawan memperoleh berita dari Sumber Pertama, jika dia melihat peristiwa dan atau mendengar pendapat dari sumber berita secara langsung. abdurrahman /jurnalistik-1/eu-2012
abdurrahman /jurnalistik-1/eu-2012 Jika wartawan mengutip dari orang/media lain, maka wartawan tersebut memperoleh bahan beritanya dari Sumber Kedua. Jika wartawan mengutip dari seseorang/media yang yang mengutip dari media lain, maka wartawan tersebut memperoleh bahan berita dari Sumber Ketiga Jadi, meskipun Reporterter/Koresponden datang ke tempat peristiwa, tapi keterangan tentang peristiwa itu ia peroleh dari orang lain (misalnya dari temannya sesama wartawan), maka Reporter/Koresponden tersebut memperoleh bahan berita dari sumber kedua. abdurrahman /jurnalistik-1/eu-2012
abdurrahman /jurnalistik-1/eu-2012 Bagan Sumber Berita Sumber Berita Peristiwa Manusia Terlibat Peristiwa Menyaksikan Peristiwa Menangani Peristiwa Ahli tentang suatu hal Name makes news Terduga Tak Terduga abdurrahman /jurnalistik-1/eu-2012
abdurrahman /jurnalistik-1/eu-2012 Sumber Berita Manusia Siapapun bisa kita jadikan sumber berita manusia, asalkan memenuhi kriteria: terlibat peristiwa dan atau menyaksikan peristiwa yang mengandung nilai berita. Jadi sumber berita tersebut bisa saja berprofesi sebagai pemulung, pesulap, olahragawan, pebisnis, birokrat, dan sebagainya. Namun untuk sumber yang dipilih karena: menangani peristiwa, ahli tentang suatu hal, dan atau name makes news haruslah orang yang benar-benar memenuhi kriteria tersebut dan pendapatnya layak dikutip menajdi berita. abdurrahman /jurnalistik-1/eu-2012
abdurrahman /jurnalistik-1/eu-2012 Sumber Berita yang dipilih karena menangani peristiwa adalah mereka yang profesinya berhubungan dengan peristiwa yang akan diberitakan,misalnya polisi, dokter, dan sebagainya. Sumber berita yang dipilih karena keahliannya haruslah mereka yang telah memiliki reputasi di bidang keahlian tertentu, misalnya ahli teknologi informasi, ahli strategi militer, ahli dalam bidang olahraga tertentu, dan sebagainya. Sumber Berita yang dipilih kerana names makes news adalah mereka yang figurnya bisa mempengaruhi publik, sehingga ucapan maupun tindakannya menarik untuk diketahui publik. abdurrahman /jurnalistik-1/eu-2012
Sumber Berita Konvensional dan Non Konvensional Sumber Berita Manusia bisa juga digolongkan menjadi: Sumber Berita Konvensional dan Non Konvensional Sumber Konvensional (biasa juga disebut sebagai tokoh formal) adalah sumber resmi yang berbicara atas nama jabatannya di pemerintahan atau organisasi. Biasanya sumber konvensional dipilih karena berkaitan dengan kebijakan yang telah dan akan dikeluarkannya. Sumber non konvensional (biasa disebut sebagai tokoh informal) dipilih karena pengetahuannya yang mendalam tentang suatu hal dan atau karena kedekatan serta kepopulerannya di mata khalayak. abdurrahman /jurnalistik-1/eu-2012
Syarat Sumber Berita Manusia Manusia yang layak dijadikan sumber berita harus memenuhi dua syarat: Kompeten, yaitu sangat mengetahui tentang hal yang ditanyakan. Kredibel, yaitu dapat dipercaya. Dua syarat tersebut tidak boleh ada yang diabaikan, karena: Orang yang tidak kompeten tidak akan bisa menyampaikan fakta sebenarnya secara lengkap dan akurat. Orang yang tidak kredibel tidak akan memberikan fakta sebagaimana adanya. abdurrahman /jurnalistik-1/eu-2012
Kompetensitas Sumber Berita Seorang dianggap kompeten untuk dijadikan sumber berita karena: Mengalami peristiwa layak berita, misalnya mengalami kecelakaan/musibah, melakukan perbuatan layak berita. Menyaksikan peristiwa layak berita, misalnya; kecelakaa /musibah, tindak kejahatan, kompetisi, konser, dsb. Menangani peritiwa atau sesuatu hal yang layak berita, misalnya: Ketua BPOM yang menangani izin produksi makanan dan obat-obatan, Dirjen Imigrasi yang menangani persoaln keimigrasian, dokter forensik yang menangani kasus mutilasi, dsb. Ahli mengenai suatu hal yang layak berita, misalnya ahli ekonomi ahli strategi militer, ahli perbankan, dsb. Public Figure yang namanya masih jadi perhatian masyarakat (name makes news), misalnya tokoh politik, artis, tokoh agama, tokoh LSM, dsb.. abdurrahman /jurnalistik-1/eu-2012
Kredibelitas Sumber Berita Tidak semua manusia dapat dipercaya (kredibel) sepenuhnya dalam menyampaikan pendapatnya karena: Ada manusia yang cenderung ingin menonjolkan diri, sehingga meski dia sebenarnya tidak tahu tapi berlagak seperti orang yang paling tahu. Ada manusia yang cenderung menghindari resiko, sehingga cenderung tidak menyampaikan fakta apa adanya. Ada manusia yang cenderung untuk mengambil keuntungan dari peristiwa dan atau situasi di sekitarnya, sehingga hanya menyampaikan fakta yang menguntungkannya. abdurrahman /jurnalistik-1/eu-2012
Nasehat dalam memilih Sumber Berita Manusia Usahakan selalu memperoleh bahan berita dari Sumber Pertama, yaitu sumber menyaksikan langsung peristiwa dan mendengar langsung dari sumber berita. Usahakan memprioritaskan sumber yang menguasai data (terutama hasil penelitian) dari pada sumber yang hanya bisa mengemukakan hasil perkiraan atau pernyataan tanpa data. Usahakan memperoleh informasi dari sumber paling kompeten di bidangnya. Contoh, kalau mau informasi tentang kasus hukum menyangkut perseteruan antara Mensesneg (Yusri Ihza Mahendra) dengan Ketua KPK (Taufiqurrahman Ruki), maka harus menemui ahli hukum tata negara dan bukan ahli hukum pidana. abdurrahman /jurnalistik-1/eu-2012
abdurrahman /jurnalistik-1/eu-2012 Pilihlah sumber yang memenuhi ranking kompetensitas paling utama. Misalnya kalau mau mendapatkan informasi tentang penggusuran kali lima, harus menemui Gubernur atau Wali Kota, minimal Kepala Dinas Trantib, bukan pergi ke Dinas Pendiidikan atau Dinas Kebersihan. Usahakan selalu mengimbangi informasi yang diberikan oleh sumber konvensional dengan mengutip juga pendapat sumber non konvensional. Dalam beberapa kasus, pendapat tokoh non konvensional lebih dapat dipercaya dibandingkan ucapan tokoh konvensional. Catatan: Sumber konvensional adalah sumber resmi karena jabatannya di instansi atau organisasi – Sumber non konvensional adalah tokoh informal di masyarakat. Biasanya sumber yang kompeten karena keahliannya akan selalu menjaga kredibilitas. abdurrahman /jurnalistik-1/eu-2012