ISOLASI SENYAWA TANIN DARI DAUN SIRIH
Kelompok 5 Hermi Triani Nesvi Nur Ayu Rifqi Rivaldi Siti Nurmayanti Tuti Setiawati Wina Wahyuni
Latar Belakang Masalah Penemuan berbagai senyawa obat baru dari bahan alam semakin memperjelas peran penting metabolit sekunder tanaman sebagai sumber bahan baku obat. Metabolit sekunder adalah senyawa hasil biogenesis dari metabolit primer sirih merupakan tanaman asli Indonesia yang tumbuh merambat atau bersandar pada batang pohon lain. Sebagai budaya daun dan buahnya biasa dimakan dengan cara mengunyah bersama gambir, pinang dan kapur. Namun mengunyah sirih telah dikaitkan dengan penyakit kanker mulut dan pembentukan squamous cell carcinoma yang bersifat malignan.
Tanin dapat diisolasi dari daun belimbing wuluh menggunakan metode maserasi, sedangkan salah satu cara untuk memisahkan senyawa tannin adalah dengan kromatografi lapis tipis preparatif
Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mengajukan beberapa rumusan masalah sebagai berikut: Apakah daun sirih mengandung senyawa tannin? Apakah pengertian tannin ? Apakah metode yang digunakan dalam isolasi tersebut?
Tujuan pembahasan Sejalan dengan rumusan di atas,makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan: Mengetahui kandungan senyawa tannin pada daun sirih Mengetahui pengertian tanin Mengetahui metode yang digunakan dalam isolasi tersebut
ALAT DAN BAHAN Alat : Blender Mortar Kertas saring Gelas kimia Tabung reaksi Penangas air Cawan porselin Oven Vakum rotary evaporator Plat silika G 60 F254 Pipa kapiler Lampu UV-Vis Corong pisah Gelas ukur Kromatografi kolom timbangan
Bahan : Daun sirih Aquadest FeCl3 1% Amonia encer Kloroform HCl 2N Pereaksi mayer Dragendorf Serbuk Zn Alkohol asam klorida NaOH Eter Liebermen burchard Anisaldehid asam sulfat Vanillin asam sulfat Aseton Asam aksorbat Etanol
TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE ISOLASI Morfologi Daun Sirih Nama botani : Piper betle, Linn. (Latin) Nama lokal : Sirih (Indonesia), Seureuh (Sunda) Familia atau suku tumbuhan : Piperaceae Daerah asal tumbuhan : Hindia Barat Pengenalan sfesifikasi tumbuhan
Kandungan Daun Sirih Kandungan yang terdapat dalam daun sirih hijau sangat banyak. Beberapa kandungan itu diantaranya adalah fenil propana, minyak atsiri, hidroksikavicol, estragol, kavicol, kavibetol, allylpyrokatekol, caryophyllene, cyneole, cadinene, diastase, tanin, pati, seskuiterpena, terpennena dan gula. Semua zat itulah yang membuat sirih menjadi tanaman yang kaya manfaat dan kegunaannya karena dapat menyehatkan manusia.
Pengertian Tanin Senyawa Tanin merupakan polifenol yang larut dala air dengan berat molekul biasanya berkisar (Waterman dan Mole tahun 1994, Kraus dll., 2003). Tanin merupakan campuran senyawa polifenol yang jika semakin banyak jumlah gugus fenolik maka semakin besar ukuran molekul tanin. Pada mikroskop, tanin biasanya tampak sebagai massa butiran bahan berwarna kuning, merah, atau cokelat. Tanin dapat ditemukan di daun, tunas, biji, akar, dan batang jaringan. Sebagai contoh dari lokasi tanin dalam jaringan batang adalah tanin sering ditemukan di daerah pertumbuhan pohon,
Sifat Fisikokimia Tanin Sifat Fisika. Sifat fisika dari tanin adalah sebagai berikut : Jika dilarutkan kedalam air akan membentuk koloid dan memiliki rasa asam dan sepat. Jika dicampur dengan alkaloid dan glatin akan terjadi endapan Tidak dapat mengkristal Mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawa denganprotein tersebut sehingga tidak dipengaruhi oleh enzim protiolitik. Sifat kimia Merupakan senyawa kompleks dalam bentuk campuran polifenol yangsukar dipisahkan sehingga sukar mengkristal. Tanin dapat diidentifikasikan dengan kromotografi. Senyawa fenol dari tanin mempunyai aksi adstrigensia, antiseptic
ekstraksi Pengertian Ekstraksi Proses ekstraksi (Pemisahan) itu sendiri dibagi menjadi bermacam-macam menurut asal dan bahan yang akan dipisah. Secara garis besar, ada dua macam pemisahan. Ekstraksi padat-cair (leaching) adalah proses pemisahan cairan dari padatan dengan menggunakan cairan sebagai bahan pelarutnya. Ekstraksi cair-cair adalah proses pemisahan cairan dari suatu larutan dengan menggunakan cairan sebagai bahan pelarutnya.
Pengertian Maserasi Maserasi istilah aslinya adalah macerare (bahasa Latin, artinya merendam) adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi bahan nabati yaitu direndam menggunakan pelarut bukan air (pelarut nonpolar) atau setengah air, misalnya etanol encer, selama periode waktu tertentu sesuai dengan aturan dalam buku resmi kefarmasian (Farmakope Indonesia, 1995).
Metode Isolasi Penyiapan simplisia Skrining fitokimia Simplisia yang digunakan yaitu daun sirih yang segar, dicuci bersih dan dikeringkan dibawah sinar matahari Skrining fitokimia Pemeriksaan golongan tannin pemeriksaan golongan senyawa alkaloid pemeriksaan golongan senyawa saponin pemeriksaan golongan senyawa flavonoid pemeriksaan golongan senyawa kuinon pemeriksaan golongan senyawa triterpenoid dan steroid pemeriksaan golongan senyawa monoterpenoid dan seskuiterpenoid
Ekstraksi Daun sirih dicuci bersih dengan air dan diiris kecil-kecil kemudian dikeringkan di dalam oven pada suhu 30-37 ºC selama 5 jam dan sampai diperoleh serbuk. Hasil yang diperoleh digunakan sebagai sampel penelitian. Serbuk daun sirih, ditimbang sebanyak 50 gram kemudian direndam dengan 400 mL pelarut aseton : air (7:3) dengan penambahan 3 mL asam askorbat 10 mM. Ekstrak tanin dipekatkan dengan menggunakan vakum rotary evaporator dan pemanasan di atas waterbath pada suhu 40-50°C.
. Pemantauan ektraksi Pada penentuan dengan KLT prinsipnya didasarkan pada perbedaan kepolaran sampel dengan pelarut yang digunakan. semakin dekat kepolaran sampel dengann eluen maka sampel akan semakin terbawa oleh fase gerak tersebut. Pada pemisahan dengan KLT analitik digunakan plat silika G 60 F254 yang sudah diatifkan dengan pemanasan dalam oven padas uhu 100 C selama 10menit.
Fraksinasi (ECC) Pelarut yang digunakan yaitu air, etanol, kloroform. Pemantauan fraksi(KLT) Digunakan plat silika G 60 F254 dengan ukuran 10cm x 20 cm. Ekstrak pekat hasil ekstraksi dilarutkan dengan aseton-air, kemudian ditotolkan sepanjang plat pada jarak 1cm dari garis bawah dan 1cm dari garis tepi. Selanjutnya dielusi dengan menggunakan eluen etanol : air : kloroform (7:3:5). Setelah gerakan larutan pengembang sampai pada garis batas, elusi dihentikan. Noda yang terbentuk masing-masing diukur nilai Rf, selanjutnya memperhatikan bentuk noda pada berbagai larutan pengembang ditentukan perbandingan larutan pengembang yang paling baik untuk keperluan prefaratif . noda yang terbentuk diperiksa dengan lampu uv-vis pada panjang gelombang 254nm dab 366nm.
Pemantauan subfraksi (KLT) Subfraksi (KK) Kromatografi kolom bertujuan untuk purifikasi dan isolasi komponen dari suatu campurannya. Prinsipnya : didasarkan pada afinitas kepolaran analit dengan fase diam, sedangkan fase gerak selalu memiliki kepolaran yang berbeda dengan fase diam (Yazid, 2005). Pelarut yang digunakan yaitu methanol:kloroform:air (5:3:1). Pemantauan subfraksi (KLT) Pemantauan disini bertujuan untuk melihat apakah senyawa yang kita akan tarik. eluen yang digunakan yaitu methanol:air:kloroform. kalau masih terbentuk banyak noda maka dilakukan KLT preparative lagi sampai terbentuk noda murni.
Pemurnian KLT Preparativ Pada pengujian ini digunakan plat silika G 60 F254 dengan ukuran 10cm x 20 cm. Ekstrak pekat hasil ekstraksi dilarutkan dengan aseton-air, kemudian ditotolkan sepanjang plat pada jarak 1cm dari garis bawah dan 1cm dari garis tepi. Selanjutnya dielusi dengan menggunakan eluen etanol/metanol : air : kloroform (7/5:3:5). Setelah gerakan larutan pengembang sampai pada garis batas, elusi dihentikan.
Uji Kemurnian (KLT 2 Dimensi) Ukuran plat yang digunakan sama, eluen yang digunakan sama halnya dengan pengujian KLT sebelumnya. Karakterisasi Pada karakterisasinya menggunakan spketrofotometri UV-Vis dengan panjang gelombang tannin menurut literaturnya 331 nm.
TERIMAKASIH…