PENATALAKSANAAN DISLIPIDEMIA
Anti hiperlipidemik Adalah obat yang digunakan untuk menurunkan kadar lipid-plasma. Tindakan menurunkan kadar lipid plasma merupakan salah satu tindakan yang ditujukan untuk menurunkan risiko penyulit aterosklerosis. Komplikasi terpenting dari arterosklerosis adalah penyakit jantung koroner, gangguan darah serebral dan gangguan darah perifer.
Target Terapi Sebagian besar penelitian klinis menggunakan kolesterol LDL sebagai target terapi sehingga kolesterol LDL menjadi target primer terapi dislipidemia.
Pengaturan Diet Prinsip utama pengaturan hiperlipoproteinemia ialah mengatur diet yang mempertahankan berat badan normal dan mengurangi kadar lipid plasma. Individu dengan berat badan berlebih sebaiknya segera mulai diet untuk menurunkan berat badan. Mereka dianjurkan makan makanan rendah kolesterol (<300 mg/hari), rendah lemak total (<30% dari kalori) dan rendah lemak jenuh (<10% dari kalori).
Pedoman Terapi
Menghilangkan Faktor resiko Hiperlipoproteinemia dapat dipacu oleh beberapa penyakit lain seperti diabetes melitus, pecandu alkohol atau hipoteroidisme maka penyakit tersebut perlu diobati. Invidu tersebut dianjurkan menghindari faktor-faktor yang dapat meningkatkan pembentukan aterosklerosis, yaitu menghentikan rokok, mengobati hipertensi, olahraga cukup dan pengawasan kadar gula darah pada pasien diabetes.
Terapi Farmakologi
Golongan HMG-CoA Reduktase Inhibitor/Statin Statin bekerja dengan cara menghambat sintesis kolesterol dalam hati, dengan menghambat enzim HMC-CoA reduktase. Dimana enzim ini mengubah asam mevalonat menjadi kolesterol Efek samping: utamanya miopati/miositis (radang otot). Meningkatkan enzim transmiase (SGOT, SGPT), gangguan pencernaan.
Contoh obat: dimatebolisme oleh CYP 3A4 (Simvastain (1x1); Atorvastatin (1x1); Serivastatin (1x1); Lovastatin (1x1)), dimetabolisme oleh CYP 2C9 (Rosuvastatin (1x1); Fluvastatin (1x1)), hanya sebagian yang termetabolisme (Pravastatin (1x1)).
Asam fibrat Bekerja dengan cara berikatan dengan reseptor PPAR- α (Peroxisome Proliferator-Activated Receptos Alfa), maka terjadilah peningkatan oksidasi asam lemak, sintesis LPL dan penurunan ekspresi Apo C-III. Peninggian kadar LPL meningkatkan klirens lipoprotein yang kaya trigliserida penurunan produksi Apo C-III hati akan menurunkan VLDL. HDL meningkat secara moderat karena peningkatan ekspresi Apo A-I dan Apo A-II.
Efek samping: utamanya miopati (radang otot) dengan gejala nyeri pada otot/seperti gejala flu; meningkatkan enzim transminase; hati-hati dikombinasikan dengan golongan statin karena juga memiliki efek samping miopati. Contoh obat: Gemfibrozil (2x1); Fenofibrat (1x1); Klofibrat (2-4x1); Benzafibrat (1-3x1)
Golongan resin Resin menurunkan kadar kolesterol dengan cara mengikat asam empedu dalam saluan cerna, mengganggu sirkulasi enterohepatik sehingga ekskresi steroid yang bersifat asam dalam tinja meningkat. Penurunan kadar asam empedu ini oleh pemberian resin akan menyebabkan meningkatnya produksi asam empedu yang berasal dari kolesterol. Karena sirkulasi enterohepatik dihambat oleh resin maka kolesterol yang diabsorbsi lewat saluran cerna akan terhambat dan akan keluar bersama tinja.
Efek samping: yang paling sering adalah mual, muntah konstipasi yang berkurang setelah beberap waktu. Akibat gangguan absorbsi lemak atau steatore dapat terjadi gangguan absorbsi vitamin A, D, E, dan K serta hipoprotombinemia. Contoh obat: kolestiramin (3x1); kolestipol (3x1)
Asam nikotinat/Niasin Pada jaringan lemak, asam nikotinat menghambat hidrolisis trigliseida oleh hormone-sensitive lipase, sehingga mengurangi transport asam lemak bebas ke hati dan mengurangi sintesis trigliserida di hati. Penuruna sintesis trigliserida ini akan menyebabkan berkurangnya produksi VLDL sehingga kadar LDL menurun.
Efek samping: yang paling mengganggu adalah gatal dan kemerahan kulit (flushing) terutama pada wajah dan tengkuk, yang timbul hingga beberapa jam setelah makan obat. Efek samping yang paling berbahaya adalah gangguan fungsi hati. Efek samping lain adalah gangguan saluran cerna (muntah, diare, ulkus lambung/usus karena sekresi asam empedu meningkat); meningkatkan glukosa darah; meingkatkan asam urat. Contoh obat: Niasin (3x1)
Golongan probukol Menghambat oksidasi LDL sehinggat tidak terbentuk LDL-OX. Karena jika terbentuk LDL-OX maka makrofag akan memfagositosis LDL-OX dan menghasilkan sel busa yang akan mengakibatkan aterosklerosis.
Efek samping: reaksi yang sering terjadi berupa gangguan gastrointestinal ringan (diare, flatus, nyeri perut dan mual). Kadang-kadang terjadi eosinofilia, parestesia dan edema angioneurotik, perpanjangan pada interval QT sehingga menimbulkan gangguan irama jantung (aritmia). Obat ini dapata menurunkan HDL sehingga tidak boleh diberikan pada pasien yang memiliki kadar HDL rendah. Contoh obat: Probukol (2x1)
Penghambat absorbsi kolesterol intestinal Menghambat absorbsi kolesterol sitosterol dan kolesterol dalam usus. Obat ini efektif menurunkan LDL dan kolesterol total walaupun asupan makanan tidak mengandung kolesterol karena menghambat reabsorbsi kolesterol yang diekskresi dalam empedu. Contoh obat ezetimeb (1x1)