PENDAHULUAN Latar Belakang Para ahli botani menyetujui bahwa pohon coklat atau kakao (Theobroma cacao) sudah tumbuh di daerah Amazon dan lembah Orinoko di Amerika Selatan sejak ribuan tahun yang lalu. Bangsa Maya yang pertama kali mengolah pohon coklat. Kebiasaan ini juga dibawa ketika mereka pindah ke dataran Yukatan. Bangsa Aztek kemudian memperkenalkan coklat yang pahit sebagai minuman. Biji coklat dicampur dengan jagung ataupun anggur yang telah difermentasi lalu disajikan pada cangkir yang terbuat dari emas. Kaisar Aztek yang bernama Montezuma memiliki kebiasaan minum coklat lebih dari 50 cangkir coklat per hari.
Rumusan Masalah Bagaimana Sejarah Tanaman Kakao (Coklat) ? Bagaimana Potensi Pasar Tanaman Kakao (Coklat) ? Apa Manfaat Tanaman Kakao (Coklat) ? Bagaimana Peningkatan Mutu Kakao (Coklat) Dengan Teknologi Fermentasi ?
PEMBAHASAN Teknik Pembudidayaan Tanaman Kakao (Coklat) 1 PEMBAHASAN Teknik Pembudidayaan Tanaman Kakao (Coklat) 1. Persiapan Lahan • Bersihkan alang-alang dan gulma lainnya. • Gunakan tanaman penutup tanah (cover crop) terutama jenis polong-polongan seperti Peuraria javanica, Centrosema pubescens, Calopogonium mucunoides & C. caeraleum untuk mencegah pertumbuhan gulma terutama jenis rumputan. • Gunakan juga tanaman pelindung seperti Lamtoro, Gleresidae dan Albazia, tanaman ini ditanam setahun sebelum penanaman kakao dan pada tahun ketiga jumlah dikurangi hingga tinggal 1 pohon pelindung untuk 3 pohon kakao.
Manfaat Tanaman Kakao (Coklat) Manfaat coklat ternyata sudah diketahui sejak lama. Bahkan, sejak zaman suku Aztec dan Maya di Mexico telah mempercayai bahwa coklat merupakan makanan para dewa yang dikirimkan oleh Dewa Pertanian dari surga. Pada masa itu coklat kebanyakan diolah menjadi minuman dengan rasa yang pahit, baru sekitar tahun 1502-1528 bangsa Spanyol memberi campuran gula kedalam coklat. Kemudian tahun 1765 pabrik coklat didirikan di Massachusetts, AS.
Potensi Pasar Tanaman Kakao (Coklat) Akhir-akhir ini banyak pengusaha industri kakao Eropa dan Amerika mulai melirik kakao Indonesia. Untuk itu, pemerintah perlu mengupayakan produksi kakao petani agar dapat memenuhi harapan pembeli dan memenuhi standar kualitas. Hal ini diungkapkan Kepala Bidang Usaha Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia Suryo Wardani kepada Kompas di Jember, Jawa Timur, Kamis (28/7/2011). “Sebagai penghasil kakao terbesar kedua dunia, setelah Pantai Gading, Indonesia harus bisa merebut peluang pasar ini,” kata Suryo Wardhani. Produksi kakao Indonesia telah mengalami lompatan sangat besar sehingga mampu menyalip Ghana. Produksi kakao kering Indonesia sebanyak 800.000 ton setahun. Kualitas kakao ditentukan oleh perilaku petani. Jika petani bersedia menambah waktu untuk mefermentasi kakao, maka akan dapat nilai tambah Rp 5.000 per kilogram. Harga kakao kering tanpa fermentasi Rp 20.000 per kilogram dan perusahaan perkebunan besar menjual kakao fermentasi Rp 25.000 per kilogram.
Komposisi Coklat yang Menjadikannya Bermanfaat Biji coklat memiliki kandungan alkanoid yang menyebabkan rasanya menjadi pahit. Selain itu biji coklat juga mengandung protein 9%, karbohidrat 14%, dan lemak 31%. 9% Protein yang terkandung dalam biji coklat itu memiliki kandungan fenilalanin, tyrosin, asam amino triptofan dalam jumlah besar. Sehingga dengan kandungan yang demikian beragam, manfaat coklat bagi kesehatan tentu juga sangat beragam. Manfaat Coklat Untuk Kesehatan Berikut ini adalah beberapa manfaat coklat untuk kesehatan: Coklat untuk menangkap radikal bebas dari dalam tubuh. Manfaat coklat ini diperoleh karena kandungan antioksidan yang tinggi dalam coklat (3 x lebih banyak dari teh hijau). Coklat dapat mengurangi kolesterol dalam darah. Coklat dapat mencegah penyakit jantung dan kanker. Coklat dapat mencegah darah tinggi dan stroke. Coklat sebagai sumber nutrisi dan vitamin yang penting untuk kesehatan tubuh.
Peningkatan Mutu Kakao (Coklat) Dengan Teknologi Fermentasi Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan penting yang banyak mempunyai kegunaan antara lain bubuk kakao sebagai bahan baku pembuatan kue, permen, wheat, pengoles roti, makanan kecil lainnya: nata de cacao sebagai minuman/makanan penyegar serta lemak kakao yang dipakai sebagai bahan pembuatan kosmetik. Peningkatan mutu kakao dilakukan dengan teknologi pengolahan kakao seperi proses fermentasi dan pe-ngeringan. Tetapi teknologi pengolahan kakao belum dilakukan sesuai anjuran, akibatnya mutu kakao yang dihasilkan masih rendah. Rendahnya mutu tersebut mengakibatkan kakao Indonesia hanya dipakai sebagai bahan campuran makanan cokelat maksimal 10 % ( Ducan and Veldsman, 1993 ). Fermentasi adalah proses yang mutlak dilakukan agar terbentuk perisa ( flavour ) dan aroma biji kakao yang baik. Sedangkan pengeringan adalah merupakan proses penunjang agar hasil fermentasi yang baik tetap baik hingga sudah pengeringan berakhir.
KESIMPULAN Para ahli botani menyetujui bahwa pohon coklat atau kakao (Theobroma cacao) sudah tumbuh di daerah Amazon dan lembah Orinoko di Amerika Selatan sejak ribuan tahun yang lalu. Dan juga Bangsa yang pertama kali mengel;olah pohon coklat yaitu Bangsa Maya. Kebiasaan ini juga dibawa ketika mereka pindah ke dataran Yukatan. Bangsa Aztek kemudian memperkenalkan coklat yang pahit sebagai minuman. Biji coklat dicampur dengan jagung ataupun anggur yang telah difermentasi lalu disajikan pada cangkir yang terbuat dari emas. Begitupulah dengan Kakao fermentasi bisa meningkatkan cita rasa dan aroma kakao. Adapun beberapa manfaat coklat untuk kesehatan: Coklat untuk menangkap radikal bebas dari dalam tubuh. Manfaat coklat ini diperoleh karena kandungan antioksidan yang tinggi dalam coklat (3 x lebih banyak dari teh hijau). Coklat dapat mengurangi kolesterol dalam darah. Coklat dapat mencegah penyakit jantung dan kanker. Coklat dapat mencegah darah tinggi dan stroke. Coklat sebagai sumber nutrisi dan vitamin yang penting untuk kesehatan tubuh
DAFTAR PUSTAKA Kakao Indonesia Suryo Wardani kepada Kompas di Jember, Jawa Timur, Kamis (28/7/2011)