UPAYA PENURUNAN AKB DI KOTA MAGELANG DINAS KESEHATAN KOTA MAGELANG
GAMBARAN UMUM KEADAAN GEOGRAFI Batas sebelah Barat : Kec. Bandongan Batas sebelah Timur : Kec. Tegalrejo Batas sebelah Utara : Kec. Secang Batas sebelah Selatan : Kec. Mertoyudan Terletak pada posisi : 7ᴼ26ʼ18” - 7ᴼ30ʼ9” Lintang Selatan dan 110ᴼ12ʼ30” - 110ᴼ12ʼ52” Bujur Timur (tepat di tengah-tengah P. Jawa)
LUAS WILAYAH 18,12 Km² (1.812 Ha) atau ± 0,06% luas wilayah Propinsi Jawa Tengah. TERBAGI MENJADI 3 KECAMATAN dan 17 KELURAHAN KEC. MAGELANG UTARA : 5 Kelurahan KEC. MAGELANG TENGAH : 6 Kelurahan KEC. MAGELANG SELATAN : 6 Kelurahan
KOTA MAGELANG MAGELANG UTARA Luas wilayah 6,128 km2 Terdiri dari 5 Kelurahan yaitu Potrobangsan, Wates, Kedungsari, Kramat Selatan dan Kramat Utara MAGELANG TENGAH Luas wilayah 5,104 km2 Terdiri dari 6 Kelurahan yaitu Kemirirejo, Cacaban, Magelang, Panjang, Gelangan dan Rejowinangun Utara MAGELANG SELATAN Luas wilayah 6,888 km2 Terdiri dari 6 Kelurahan yaitu Jurangombo Selatan, Jurangombo Utara, Magersari, Rejowinangun Selatan, Tidar Utara dan Tidar Selatan
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2007 - 2014
SARANA PELAYANAN KESEHATAN BERDASARKAN KECAMATAN RSU RSJ RSIA RB KLINIK BKPM LAB KLINIK APOTIK PUSKESMAS PUSTU Magelang Utara 2 1 8 5 Magelang Tengah 16 Magelang Selatan 12 Jumlah 3 36
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN (DOKTER SPESIALIS)
BIDAN DAN PERAWAT KESEHATAN
SASARAN PROGRAM KIA DINAS KESEHATAN KOTA MAGELANG TAHUN 2014 Total Populasi : 123.061 jiwa Sasaran Ibu Hamil : 1.966 bumil Sasaran Ibu Bersalin : 1.877 bulin Sasaran bayi : 1.786 bayi Sasaran balita : 7.072 balita
SITUASI DERAJAT KESEHATAN INDIKATOR DERAJAT KESEHATAN Angka Kematian (Mortalitas) Angka Kematian Ibu (AKI) Angka Kematian Bayi (AKB) Angka Kematian Balita (AKABA) Angka Kesakitan (Morbiditas) Angka Kesakitan Penyakit Manular Angka Kesakitan Penyakit Tidak Menular Status Gizi Masyarakat Diwakili oleh kondisi kesehatan bayi dan balita
ANGKA KEMATIAN IBU Atau Maternal Mortality Rate (MMR) yaitu jumlah kematian ibu maternal/wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 Kelahiran Hidup (KH)
KEMATIAN IBU DARI TAHUN 2007 S/D NOPEMBER 2014
KEMATIAN MATERNAL 2010 - 2014 2010 3 EKLAMPSIA (3) 2011 1 TAHUN AKI PENYEBAB KEMATIAN 2010 3 EKLAMPSIA (3) 2011 1 STATUS ASMATIKUS 2012 EKLAMPSIA (2), PERDARAHAN (1) 2013 KISTA PANKREAS 2014 2 PEB, OEDEMA PARU (1) EKLAMPSIA (1)
ANGKA KEMATIAN BAYI Angka Kematian Bayi (AKB) / Infant Mortality Rate (IMR) adalah kematian bayi (anak usia 0 - < 1 tahun) dalam 1 tahun per 1.000 Kelahiran Hidup (KH)
JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI DAN BALITA DARI TAHUN 2007 S/D NOPEMBER 2014
KEMATIAN NEONATAL, BAYI & BALITA TAHUN 2013 & PER NOPEMBER 2014 PUSKESMAS KEMATIAN NEONATAL BAYI & BALITA TAHUN 2013 BALITA TAHUN PER JUNI 2014 PENYEBAB KEMATIAN Mgl Utara 15 5 BBLR, ASFIKSIA, KELAINAN JANTUNG BAWAAN, PREMATUR, KPD, DIARE Mgl Tengah 7 6 ASFIKSIA, PREMATUR, BBLR,KELAINAN SAL CERNA, OBSERVASI HIDROCEPALUS Kerkopan 1 2 SESAK NAFAS Jurangombo PREMATUR, BBLR, KELAINAN JANTUNG BAWAAN, KEJANG, USUS BUNTU, KELAINAN KONGENITAL Mgl Selatan 3 PREMATUR, BBLR Total 33 21
ANALISA KEMATIAN NEONATAL, BAYI DAN BALITA Faktor resiko kematian di Kota Magelang adalah prematuritas dan BBLR, sebenarnya hal ini masih bisa dicegah dengan peningkatan kualitas ANC ibu hamil dan perbaikan gizi ibu hamil. Dari hasil AMP disimpulkan faktor komunikasi antara tenaga kesehatan dan ibu hamil masih kurang efektif, disamping masih diperlukan kepedulian keluarga dan lingkungan terdekat untuk ikut mendukung keselamatan ibu melahirkan dan bayi yang dilahirkan. Faktor resiko kematian yang tidak bisa dicegah adalah adanya kelainan kongenital, penyakit jantung bawaan.
Apa yang sudah kita lakukan Apa yang sudah kita lakukan.......? Meski sesulit apapun kita harus tetap sabar, berusaha dan FOKUS !
SULIT, SABAR BERUSAHA DAN FOKUS INPUT SDM KIA GIZI DANA SARANA SABAR BERUSAHA PROSES PROGRAM KIA & GIZI DUKUNGAN PROGRAM PEMDA FOKUS......... OUTPUT AKI AKB MIMPI 2015
INPUT SDM KIA & GIZI = Kuantitas & Kualitas DANA = APBD II - tahun 2014 = Rp. 236.468.000,- - tahun 2015 = Rp. 438.697.000,- SARANA = Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang ada
PROSES Program KIA & Gizi di Kota Magelang Perda No. 14 Tahun 2013 tentang Peningkatan Pemberian ASI Eksklusif Pembentukan kelompok pendukung ASI Menggiatkan kembali desa siaga dan forum kesehatan di kelurahan Merangsang penyelenggaraan maternal perinatal mortality meeting di kelurahan dengan dana BOK
Situasi yang mendukung - IPKM tertinggi nasional pd th 2010 Lanjutan............ Situasi yang mendukung - IPKM tertinggi nasional pd th 2010 - Adipura Kencana 2014 - Women Crisis Centre - Kota Layak Anak - Puskesmas menjadi BLUD
OUTPUT AKI = absolut - tahun 2012 = 3 kasus - tahun 2013 = 1 kasus - tahun 2014 = 2 kasus - tahun 2015 = 0 kasus (mimpi) AKB = absolut - tahun 2012 = 31 kasus - tahun 2013 = 28 kasus - tahun 2014 = 19 kasus - tahun 2015 = < 15 kasus (mimpi)
CAKUPAN PELAYANAN PROGRAM KIA GIZI
% CAKUPAN PELAYANAN K1 DAN K4 DARI TAHUN 2007 S/D NOPEMBER 2014
CAKUPAN PELAYANAN Fe 3 DAN VIT A NIFAS DARI TAHUN 2007 S/D NOPEMBER 2014
CAKUPAN PELAYANAN KOMPLIKASI OBSTETRI, PERSALINAN NAKES, PERSALINAN OLEH DUKUN DARI TAHUN 2007 S/D NOPEMBER 2014
LAHIR HIDUP DAN LAHIR MATI DARI TAHUN 2007 S/D NOPEMBER 2014
KUNJUNGAN NIFAS DAN KUNJUNGAN NEONATUS DARI TAHUN 2007 S/D NOPEMBER 2014
CAPAIAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BULAN AGUSTUS TIAP TAHUN
Ibu Hamil Dengan Resiko Tinggi Di Kota Magelang Tahun 2012 dan Nopember 2014
DATA KONDISI IBU HAMIL 1 Mgl Utara 561 246 19 11 2 Mgl Tengah 484 231 No Puskesmas TAHUN PER 2014 Jumlah Ibu Hamil (sasaran) Ibu Hamil berstiker Bumil KEK Bumil Anemia 1 Mgl Utara 561 246 19 11 2 Mgl Tengah 484 231 36 3 Kerkopan 236 109 13 4 Jurangombo 324 120 7 10 5 Mgl Selatan 361 185 20 Total 1966 891 95 28
KEADAAN PERSALINAN DAN BALITA GIZI BURUK No Kelurahan Per Nopember 2014 Persalinan Bayi lahir hidup Balita GiBur 1 Mgl Utara 386 389 2 Mgl Tengah 373 3 Kerkopan 177 4 Jurangombo 197 5 Mgl Selatan 308 311 Total 1.441 1.447
KELAS IBU Latar belakang pembentukan kelas ibu adalah masih tingginya : Kematian Ibu Kematian Bayi Kematian Balita Terdiri dari Kelas ibu hamil Kelas ibu bayi dan balita
KELAS IBU Usaha untuk meningkatkan pendayagunaan buku KIA di masyarakat Ibu hamil beserta suami dan keluarganya memiliki kesempatan untuk Belajar bersama Mempersiapkan ibu hamil menghadapi persalinan yang aman Mempersiapkan ibu bayi dan balita untuk merawat kesehatan anaknya secara tepat
Manfaat Pelaksanaan Kelas Ibu Pendataan kesehatan ibu hamil, bayi, dan balita lebih baik dengan pemanfaatan Buku KIA Ibu hamil melaksanakan ANC lebih dini Ibu hamil lebih aktif partisipasinya di dalam kelas Informasi kesehatan disampaikan secara lebih sistematis dan berkesinambungan Berbagi ilmu dan pengalaman Kader kesehatan turut berpartisipasi dalam melakukan deteksi dini ibu hamil/bayi/balita resiko tinggi Suami maupun keluarga lebih peduli terhadap kesehatan ibu hamil (mendukung kesetaraan gender)
Pertengahan Tahun 2009 Peningkatan usaha untuk menurunkan Angka Kematian Ibu, Bayi,dan Balita Buku KIA belum dipelajari dan dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat Dilakukan penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil oleh bidan dengan menggunakan buku KIA di seluruh wilayah kerja Puskesmas (penyuluhan tentang kehamilan, persalinan, perawatan kesehatan post partum , dll)
Pertengahan Tahun 2010 DKK mengadakan pelatihan Fasilitator Kelas Ibu ( dokter, bidan, ahli gizi, PKK) Pembentukan kelas ibu percontohan di 2 Puskesmas (Puskesmas Magelang Utara dan Puskesmas Jurangombo) Sosialisasi kepada tokoh masyarakat
TAHUN 2011 S/D SEKARANG Di awal tahun 2011 Puskesmas memulai pelaksanaan kelas Ibu di semua kelurahan wilayah kerjanya. Bulan Agustus 2011 : dimulai pembentukan kelompok donor darah dan ambulans desa Sampai sekarang kelas ibu hamil sudah ada di semua kelurahan di kota Magelang
HAMBATAN KELAS IBU Tingkat pendidikan peserta yang bervariasi Banyak ibu bekerja/wanita karier Keterbatasan jumlah fasilitator Dukungan dana dari pemerintah daerah belum maksimal Ibu hamil belum merasa membutuhkan kelas ibu Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC di fasilitas kesehatan swasta banyak yang belum ikut kelas ibu hamil. Sebagian ibu hamil menganggap materi yang disampaikan kurang variatif/kurang menarik.
Solusi Pelaksanaan kelas ibu hamil diserahkan pengelolaannya kepada PKK dengan petugas Puskesmas sebagai fasilitator Pelaksanaan kelas ibu hamil dilaksanakan di puskesmas bersamaan dengan jadwal ANC. Peserta kelas ibu hamil diikutsertakan dalam kegiatan seminar (dana BOK) Penambahan sarana diagnostik (USG) dan peningkatan kompetensi petugas sehingga kualitas ANC meningkat dengan harapan ibu hamil melakukan ANC di puskesmas dan dapat mengikuti kelas ibu hamil.
Menghadirkan narasumber ahli untuk memberikan materi dalam kelas ibu hamil. Lebih meningkatkan keterlibatan suami, keluarga, serta dukungan dr toma setempat Sosialisasi Gerakan Sayang Ibu (GSI) di tingkat RW secara berulang-ulang. Pemanfaatan potensi yg ada di masyarakat dalam pelaksanaan kelas ibu hamil
Sosialisasi Program KIA Kepada Tokoh Masyarakat
Pelatihan Kader Kelas Ibu
Pelatihan Manajemen Laktasi Oleh AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia)
Proses Pemasangan Stiker P4K
Kelas Ibu Hamil Dg Peran Serta Suami
Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
Kunjungan TCTP
TERIMA KASIH