Penerimaan Penugasan dan Perencanaan Audit Oleh : Rini Dwi Astuti ( 2014017118 )
Penerimaan Penugasan Setiap pelaku suatu bisnis / usaha selalu berkompetisi dengan pelaku bisnis lainnya. Hal ini dihadapi juga dalam bisnis jasa akuntan publik. Setiap kantor akuntan public selalu bersaing dengan kantor akuntan public lainnya. Persaingan itu harus dihadapi tanpa melanggar kode etik profesi. Oleh karena itu, auditor harus mempertimbangkan secara matang setiap permintaan auditing / penugasan audit dari klien. Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, yaitu: Tanggung jawabnya terhadap public Tanggung jawabnya terhadap klien Tanggung jawabnya terhadap rekan lain seprofesi
Ada 4 langkah yang harus dilakukan dalam mempertimbangkan setiap permintaan audit. Adapun langkah tersebut : klien baru yang pernah diaudit Mengevaluasi integritas manajemen klien baru yang belum pernah diaudit klien lama mengidentifikasi pemakai laporan keuangan auditan Mengidentifikasi kondisi khusus dan risiko yang tidak biasa menentukan prospek stabilitas hukum dan keuangan klien mengevaluasi auditabilitas satuan usaha
Menilai kemampuan untuk Penentuan kompetensi memenuhi standar umum untuk melaksanakan audit auditing Pengevaluasian independensi Penentuan kemampuan melaksanakan audit secara cermat dan seksama. Menyiapkan surat penugasan tujuan dan lingkup audit audit penerimaan auditor atas penunjukkan oleh klien kesepakatan mengenai reproduksi laporan keuangan auditan dll
Cara Penentuan Fee Audit Apa itu fee? Fee hal yang tidak kalah pentingnya di dalam penerimaan penugasan. Adapun cara untuk menentukannya , sbb : Per diem basis ditentukan dengan dasar waktu. Flat atau kontrak basis dihitung dengan sistem borongan. Maksimum fee basis gabungan dari kedua cara diatas. Faktor – Faktor Penentu Besarnya Fee Ada beberapa faktor penentu, antara lain : Karakteristik keuangan Lingkungan Karakteristik operasi Kegiatan eksternal auditor
Perencanaan Audit Ada beberapa langkah yang dilakukan dalam perencanaan audit, antara lain : Menghimpun pemahaman bisnis klien dan industri klien. Melakukan prosedur analitis. Melakukan penilaian awal terhadap materialitas. Menilai risiko audit Mengembangkan strategi audit pendahuluan untuk asersi – asersi yang signifikan. Menghimpun pemahaman struktur pengendalian intern klien.
Menghimpun pemahaman bisnis klien dan industri klien Penghimpunan pemahaman bisnis dilakukan dengan tujuan untuk mendukung perencanaan audit yang dilakukan auditor. Pemahaman auditor tentang bisnis klien dan industri klien diperoleh dari : Penelaahan kertas kerja tahun lalu Penelaahan data industri dan data bisnis Peninjauan terhadap operasi klien Pengajuan pertanyaan pada dewan komisaris maupun komite audit Pengajuan pertanyaan pada manajemen Penentuan keberadaan hubungan ekonomis dgn perusahaan lain dalam 1 kelompok usaha
Melakukan prosedur analitis Prosedur analitis pengevaluasian informasi keuangan yang dibuat dengan mempelakari hubungan yang masuk akal antara data keuangan dan data non keuangan. - 6 langkah yang dilakukan auditor dalam melakukan prosedur analitis, yaitu : mengidentifikasi perhitungan dan perbandingan yang akan dibuat Mengembangkan ekspektasi Melakukan perhitungan dan perbandingan Menganalisis data Menyelidiki perbedaan / penyimpangan yang tidak diharapkan yang signifikan Menentukan pengaruh perbedaan / penyimpangan atas perencanaan audit.
Melakukan penilaian awal terhadap materialitas Materialitas suatu konsep yang sangat penting dalam audit laporan keuangan. Menilai risiko audit Risiko audit risiko tidak diketahuinya kesalahan yang dapat mengubah pendapat auditor atas suatu laporan keuangan yang diaudit. Risiko audit terdiri dari : Risiko bawaan Risiko pengendalian Risiko deteksi
Mengembangkan strategi audit pendahuluan untuk asersi yang signifikan Ada 2 alternatif strategi audit, yaitu : Primarily substantive approach lebih mengutamakan pengujian substantif daripada pengujian pengendalian. Lower assessed level of control risk approach lebih mengutamakan pengujian pengendalian daripada pengujian substantif. Menghimpun pemahaman struktur pengendalian intern klien Struktur pengendalian intern, dirancang untuk: Menjaga kekayaan dan catatan organisasi Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi Mendorong efisiensi Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
Tujuan, Bukti, Prosedur dan Kertas Kerja Audit
Tujuan Audit Tujuan audit menyatakan pendapat atas kewajaran,dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan keuangan meliputi asersi – asersi yang bersifat eksplisit/implisit. Asersi – asersi diklasifikasikan sbb : Keberadaan / keterjadiaan ( Existence and Occurrence ) Kelengkapan (Completeness ) Hak dan kewajiban (Rights and Obligations ) Penilaian / pengalokasian (Valuation or Allocation ) Penyajian dan Pengungkapan (Presentation and Disclosure )
Bukti Audit Hal – hal yang berkaitan dengan bukti audit, antara lain : Materialitas Kecukupan bukti audit Risiko audit Faktor – faktor ekonomi Ukuran dan karakteristik populasi Relevansi Kompetensi bukti audit Sumber bukti Ketepatan waktu Obyektivitas
Pertimbangan profesional auditor Integritas manajemen Dasar yang Memadai Transaksi yang terjadi di perusahaan Jenis kepemilikan perusahaan Kondisi keuangan perusahaan
Sifat bukti Berdasarkan bukti audit yang mendukung laporan keuangan : Data akuntansi yang mendasari Semua bukti / informasi pendukung / penguat Berdasarkan bukti audit yang bersumber dari akuntansi klien: Jurnal Buku besar atau buku pembantu Buku pedoman akuntansi Memorandum dan catatan informal (daftar lembar kerja/neraca lajur),perhitungan dan rekonsiliasi
Inspeksi Pengamatan Prosedur untuk menghimpun Pengajuan pertanyaan bukti Konfirmasi
Prosedur Audit 10 jenis prosedur auditing, antara lain : Pelaksanaan analisis Inspeksi Konfirmasi Wawancara Perhitungan Pengusutan Penelusuran Observasi Penghitungan Kembali Teknik Audit Komputer
Hubungan antara prosedur, asersi dan bukti CONTOH PENERAPAN ( ASERSI ) JENIS BUKTI Pelaksanaan analisis Melakukan prosedur analisis Bukti analisis Inspeksi Penerapan fisik secara rinci terhadap dokumen / kondisi aktiva Bukti dokumenter / bukti fisik Konfirmasi Mengirimkan surat konfirmasi pada pihak ketiga Bukti konfirmasi Wawancara Mengajukan pertanyaan baik lisan/tertulis Bukti representasi tertulis/bukti lisan
Mengusut dari dokuemn sumber sampai ke buku besar Bukti dokumenter Perhitungan Menghitung fisik kas Bukti fisik / bukti dokumenter Pengusutan Mengusut dari dokuemn sumber sampai ke buku besar Bukti dokumenter Penelusuran Melihat catatan akuntansi kemudian menelusuri sampai ke dokumen sumber Observasi Mengamati pelaksanaan suatu kegiatan Bukti fisik / visual Penghitungan Kembali Mengulang kembali perhitungan klien Bukti matematis Teknik Audit Komputer Melakukan perhitungan dan perbandingan yang digunakan dalam prosedur analitis .
KERTAS KERJA Kertas kerja sebagai catatan yang disimpan oleh auditor dari : Prosedur yang diterapkan Tes dilakukan Informasi yang diperoleh Kesimpulan bersangkutan yang dicapai dalam audit
Pembuatan Kertas Kerja Teknik yang digunakan : Setiap kertas kerja harus berisi nama klien , judul deskriptif mengidentifikasi isi dari kertas kerja , dan tanggal neraca atau periode yang dicakup oleh audit. Nomor indeks Setiap kertas kerja adalah memberikan indeks atau nomor referensi , untuk keperluan identifikasi dan pengajuan . Referensi silang data pada kertas kerja yang diambil dari kertas kerja lain atau yang dilakukan ke depan untuk kertas kerja lain harus -silang dengan nomor indeks dari kertas-kertas kerja
Tick marks simbol yang digunakan pada kertas kerja untuk menunjukkan bahwa auditor telah melakukan beberapa prosedur pada item yang tanda centang ditempelkan , atau bahwa informasi tambahan tentang item yang tersedia di tempat lain di kertas kerja . Tanda tangan dan tanggal setelah menyelesaikan tugas masing-masing pada saat itu.
Susunan Kertas Kerja Adapun susunan kertas kerja umumnya, adalah : Draft laporan audit Laporan keuangan Ringkasan informasi bagi penelaah Program audit Laporan keuangan atas neraca lajur yang dibuat klien Ringkasan jurnal penyesuaian Neraca Saldo Daftar utama Daftar pendukung
Pengarsipan Seorang auditor saat membuat kertas kerja tidak lupa untuk melakukan pengarsipan. Metode pengarsipannya, sebagai berikut : Arsip Permanen kertas kerja yang relatif tidak pernah mengalami perubahaan. Arsip kini kertas kerja yang hanya dipakai untuk suatu audit yang telah diselesaikan.
TERIMA KASIH ……. SEMOGA BERMANFAAT …!!!!