MAYA INDAH .S 2014-12-072 IKHWANUL MUSLIMIN
PENDAHULUAN Dalam prinsipnya, Ikhwan Al-Muslimin beranggapan bahawa Islam adalah sistem yang menyeluruh yang menyentuh seluruh bidang dan sendi kehidupan. Ia adalah Negara dan tanah air, pemerintah dan umat, akhlak dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan sumber daya alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran, sebagaimana ia adalah akidah yang lurus dan ibadah yang benar, tidak kurang dan tidak lebih. Dalam pernyataannya Imam Hasan Al-Banna menyebut istilah syamil (universal), kamil (sempurna) danmutakamil (integral), untuk Islam dan nilai yang diperjuangkan.
PEMBAHASAN Latar belakang berdirinya Ikhwanul Muslimin Biografi pendiri Ikhwanul Muslimin Latar belakang berdirinya Ikhwanul Muslimin Selepas Perang Dunia Pertama, golongan yang berkiblat ke barat bergerak sangat aktif mempromoikan pemahaman mereka di Mesir. Seiring dengan itu fahaman nasionalisme di dunia Islam mencapai puncaknya. Sementara Pergerakan Emanspasi Wanita semakin bertambah kuat, para wanita kelas atas Mesir memberontak; enggan memakai purdah. Mereka justru memakai fashion ala Eropa, menghadiri temasya sosial yang bercampur bebas antara lelaki dan perempuan, baik secara tertutup ataupun terbuka. Mereka juga mendesak supaya wanita diberi hak yang setaraf dengan lelaki. Hasan Al-Banna lahir tahun 1906 di desa Mahmudiyah kawasan Buhairah Mesir. Pada usia 12 tahun, Hasan al-Banna telah menghafal separuh isi Al-Qur’an. Setelah lulus beliau diangkat sebagai seorang guru di lingkungan pendidikan, kemudian ditempatkan di kota Ismailiyah. Di samping menunaikan tugas mengajar beliau aktif berdakwah. Aktibitasnya dimulai dari masjid ke masjid dan kedai-kedai kopi. Dengan kekarismatikan dan teknik dakwah yang dapat menyentuh para audiens, semakin banyak orang yang beragama Islam empati kepada beliau.
Periode perkembangan Ikhwanul Muslimin Pada tahun 1930, Anggaran Dasar Ikhwanul Muslimin dibuat dandisahkan pada Rapat Umum Ikhwanul Muslimin pada 24 September1930. Pada tahun 1932, struktur administrasi Ikhwanul Muslimin disusun dan pada tahun itu pula, Ikhwanul Muslimin membuka cabang di Suez, Abu Soweir dan al-Mahmoudiya. Pada tahun 1933, Ikhwanul Muslimin menerbitkan majalah mingguan yang dipimpin oleh Muhibuddin Khatib. 12 Februari 1949 pendiri Ikhwanul Muslimin, Hassan al-Banna meninggal dunia karena dibunuh. Kemudian, tahun1950, pemerintah Mesir merehabilitasi organisasi Ikhwanul Muslimin. Pada saat itu, parlemen Mesir dipimpin oleh Mustafa an-Nuhas Pasha. Parlemen Mesir menganggap bahwa pembekuan Ikhwanul Muslimin tidak sah dan inkonstitusional
Pemikiran-pemikiran Ikhwanul Muslimin 1.Al-Ikhwan Berbeda & Menolak Al-Qaeda Kekerasan atau radikalisme bukan jalan perjuangan Ikhwanul Muslimin, kecuali jika negara tempat Ikhwanul Muslimin berada, terancam penjajahan dari bangsa lain. Inipun, kekerasan di sini sebenarnya lebih tepat disebut sebagai perlawanan, bukan radikalisme atau kekerasan sebagaimana yang dilakukan oleh kelompok teroris 2.Mengutuk Terorisme Al-Ikwan Al-Muslimun mengutuk segala bentuk kriminalitas yang disebut dengan terorisme di seluruh belahan bumi di dunia Arab dan Islam, sebagaimana di belahan negara lainnya di dunia, seperti yang telah terjadi di New York dan Washington DC pada Serangan 11 September 2001 Ikhwanul Muslimin merupakan sebuah organisasi Islam berlandaskan ajaran Islam. Bisa dilihat dari pemikiran utama Ikhwanul Muslimin berikut. Ia merupakan salah satu jamaah dari beberapa jamaah yang ada pada umat Islam, yang memandang bahwa Islam adalah dienyang universal dan menyeluruh, bukan hanya sekedar agama yang mengurusi ibadah ritual (salat, puasa, haji, zakat, dll) saja.
Al-Ikhwan Bukan Wahabi Di berbagai media, Ikhwanul Muslimin juga sering dikait-kaitkan dengan gerakan Wahabi. Pada faktanya, antara Al-Ikhwan dengan Wahabi berbeda jauh. Pengkait-kaitan Al-Ikhwan dengan Wahabi pada dasarnya disebabkan adanya kesamaan nama. Di dalam sejarah Wahabi di Arab Saudi, mereka memang pernah memiliki pasukan tempur yang bernama Al-Ikhwan, nama yang sama persis dengan Al-Ikhwan yang di Mesir. Secara pemikiran pun antara Ikhwanul Muslimin dengan Wahabi saling bertolak belakang. Ikhwanul Muslimin masuk ke dalam wilayah politik dalam perjuangannya (bahkan membentuk partai politik), sedangkan Wahabi sebaliknya, yaitu antipati terhadap partai politik.
Tujuan Ikhwanul Muslimin adalah mewujudkan terbentuknya : 1. Sosok individu muslim dengan mengacu 10 muwashafat 2. Rumah Tangga islami 3. Masyarakat Islami 4. Pemerintahan yang Islamiyah 5. Menyatukan perpecahan kaum muslimin dan negara mereka yang terampas, dengan menyatukan negara-negara Islam 6. Membawa bendera jihad dan da’wah kepada Allah sehingga dunia mendapatkan ketentraman dengan ajaran-ajaran Islam
Ikhwanul Muslimin di Indonesia Ikhwanul Muslimin kemudian semakin berkembang di Indonesia setelah Muhammad Natsir mendirikan partai yang memakai ajaran Ikhwanul Muslimin, yaitu Partai Masyumi. Jadi secara umum, Ikhwanul Muslimin cukup banyak memberikan inspirasi pada organisasi-organisasi di Indonesia. Namun tidak jelas mana yang benar-benar berhubungan secara resmi dengan Ikhwanul Muslimin di Mesir. Ikhwanul Muslimin masuk ke Indonesia melalui jamaah haji dan kaum pendatang Arab sekitar tahun 1930. Ikhwanul Muslimin memiliki peran penting dalam proses kemerdekaan Republik Indonesia. Hal ini akhirnya diikuti oleh beberapa negara dengan status seperti Mesir dan akhirnyaVatican sebagai negara berdaulat penuh yang pertama mengakui Indonesia.Dengan demikian, lengkaplah syarat-syarat sebuah negara berdaulat bagi Republik Indonesia. Ikhwanul Muslimin kemudian semakin berkembang di Indonesia setelah Muhammad Natsir mendirikan partai yang memakai ajaran Ikhwanul Muslimin, yaitu Partai Masyumi.
KESIMPULAN secara umum, Ikhwanul Muslimin cukup banyak memberikan inspirasi pada organisasi-organisasi di Indonesia. Namun tidak jelas mana yang benar-benar berhubungan secara resmi dengan Ikhwanul Muslimin di Mesir.