Proses Berfikir dan Pemecahan Masalah Secara Kreatif Dan Konsep Belajar Kelompok 6 : Amelia Agustina Derra Farhan F Dicky Moch Zaelani
Proses Berpikir dan Pemecahan Masalah Secara Kreatif Pengertian Berpikir Kegiatan Berpikir Strategi Pemecahan Masalah Secara Kreatif Konsep Belajar
Pengertian Berpikir Berpikir adalah berkembangnya ide dan konsep di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan di dalam diri seseorang yang berupa pengertian-perngertian. BACK
Kegiatan Berpikir 1.Proses Berpikir Proses atau jalannya berpikir itu pada pokoknya ada tiga langkah, yaitu: Pembentukan Pengertian Pembentukan Pendapat Pembentukan Keputusan
BACK 2. Macam-macam Berpikir Ada berbagai macam-macam berpikir. Berpikir langsung yaitu berpikir untuk memecahkan masalah. Menurut Kartono (1996, dalam Khodijah, 2006: 118) ada enam pola macam-macam berpikir, yaitu : Berpikir konkrit, yaitu berpikir dalam dimensi ruang, waktu dan tempat tertentu. Berpikir abstrak, yaitu berpikir dalam ketidakberhinggaan, sebab dapat dibesarkan atau disempurnakan keluasannya. Berpikir klasifikatoris, yaitu berpikir mengenai klasifikasi atau pengaturan menurut kelas-kelas tingkat tertentu. Berpikir analogis, yaitu berpikir untuk mencari hubungan antar peristiwa atas dasar kemiripannya. Berpikir ilmiah, yaitu berpikir dalam hubungan yang luas dengan pengertian yang lebih kompleks disertai pembuktian-pembuktian. Berpikir pendek, yaitu lawan berpikir yang terjadi secara lebih cepat, lebih dangkal, dan seringkali tidak logis.
Strategi Pemecahan Masalah Secara Kreatif Dalam proses berpikir kreatif untuk memecahkan suatu masalah, ada beberapa tahapan yang dilalui, yaitu : a. Tahap persiapan Dalam masa persiapan, seorang pemikir atau kreator memformulasikan masalahnya dan fakta dan data yang dibutuhkan untuk memecahan masalah. b. Tahap inkubasi Jika pemikir kemudian mengalihkan perhatian dari persoalan yang sedang dihadapinya tersebut berarti ia telah memasuki tahap i nkubasi. Pada tahap ini, ide-ide yang mencampuri dan mengganggu cenderung menghilang
c. Tahap iluminasi Pada periode ini, pemikir mengalami insight atau misalnya “Aha!”. Seketika cara pemecahan masalah muncul dengan sendirinya. d. Tahap evaluasi Evaluasi terjadi setelah muncul pemecahan masalah, tujuannya adalah untuk menilai apakah pemecahan masalah tersebut sudah tepat. Seringkali pemecahan masalah yang muncul tidak tepat, sehingga pemikir harus mulai lagi dari awal pentahapan. e. Tahap revisi Tahap ini ditempuh bila cara pemecahan masalah tersebut belum tepat atau mungkin masih memerlukan penyesuaian dan perbaikan-perbaikan pada beberapa aspek agar pemecahan masalah menjadi lebih tepat dan efektif. BACK
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar BACK Pengertian Belajar Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Cara Belajar Efektif Lupa dan Kiat Mengurangi Lupa Konsep Belajar
Pengertian Belajar Belajar adalah kunci yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya kependidikan, misalnya psikologi pendidikan dan psikologi belajar. Karena demikian pentingnya arti belajar, maka bagian terbesar upaya riset dan eksperimen psikologi belajarpun diarahkan pada tercapainya pemahaman yang lebih luas dan mendalam mengenai proses perubahan manusia itu. Back
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Faktor-Faktor Intern ( Faktor dari Dalam) Faktor Jasmani Faktor kesehatan Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, ngantuk jika badannya lemah, dan lain sebagainya. Cacat tubuh Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan.Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu, jika hal ini terjadi hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat Bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.
. Faktor Psikologis Intelegensi Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat Perhatian Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar.
Minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, akan diperhatikan terus menerus di sertai dengan rasa senang. Apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Motivasi Motivasi sebagai faktor inner (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan, sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesannya.
Bakat Bakat adalah potensi/kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir. Setiap individu mempunyai bakat yang berbeda-beda. Seseorang yang mempunyai bakat musik mungkin di bidang lain ketinggalan, dan lain sebagainya. Maka seorang murid akan mudah mempelajari yang sesuai dengan bakatnya. Apabila seorang anak harus mempelajari bahan lain dari bakatnya, akan cepat bosan. Kematangan Kematangan adalah suatu tingkat dalam pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Belajar akan lebih berhasil jika anak sudah siap atau matang. Kesiapan Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.
Faktor Eksternal (Faktor dari Luar Siswa) Keluarga Keluarga adalah ayah, ibu, dan anak-anak yaitu penghuni rumah, factor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurang perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya situasi rumah, semua itu sangat mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak. Disamping itu, factor keadaan rumah juga turut mempengaruhi keberhasilan belajar, besar kecilnya rumah, ada atau tidaknya kamar dan meja belajar, semua itu juga turut menentukan keberhasilan belajar seseorang. Sekolah Keadaan sekolah tempat belajar mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuain kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas perlengkapan disekolah, keadaan ruangan, jumlah murid perkelas, pelaksaan tata tertib sekolah, semua ini turut mempengaruhi keberhasilan belajar. Demikian pula jika jumlah murid perkelas terlalu banyak (50-60 orang), dapat mengakibatkan kelas kurang tenang, hubungan guru dengan murid kurang akrab, control guru menjadi lemah, sehingga motivasi belajar menjadi lemah. Back
. Masyarakat Keadaan masyarakat juga menentukan keberhasilan belajar, bila disekitar tempat tinggal keadaan masyarakat terdiri dari orang-orang yang berpendidikan terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar, tetapi sebaliknya, apabila tinggal dilingkungan banyak anak-anak yang nakal, dan tidak bersekolah dan pengangguran, hal ini akan mengurangi semangat belajar atau dapat tidak menunjang sehingga motivasi belajar menjadi berkurang.
CARA BELAJAR EFEKTIF Susunlah jadwal keseharianmu (pilihlah waktu yang tepat) Ciptakan suasana yang nyaman Pahami materi dan jangan menghafal Merangkum Materi Pelajaran Belajar rutin (disiplin) dan jangan terlalu lama, selingi dengan istirahat Belajar sambil diskusi (misal dengan teman) Tidak Menggunakan SKS (sistem kebut semalam) Lebih banyak membaca Back
Lupa dan Kiat Mengurangi Lupa Kiat terbaik untuk mengurangi lupa adalah dengan cara meningkatkan daya ingat siswa, diantaranya : Overlearning (belajar lebih) yaitu belajar dengan melebihi batas atas penguasaan materi pelajaran tertentu. Upaya ini dapat dilakukan dengan belajar lebih dari pada kebiasaan- kebiasaan yang dilakukan sehingga dapat memperkuat penyimpanan terhadap materi pelajaran yang dipelajari. Extra studi time (tambahan jam pelajaran) yaitu upaya penambahan alokasi waktu penambahan frekuensi (kekrapan) aktifitas belajar sehingga dapat memperkuat terhadap materi yang dipelajari. Back